Hukum II Newton
Berarti jika resultan gaya pada benda tidak nol maka benda bergerak dengan kecepatan yang
tidak konstan/mengalami percepatan (gerak berupa gerak lurus berubah beraturan).
Berarti gaya yang bekerja pada benda terjadinya selalu berpasangan. Arah gaya reaksi
berlawanan dengan arah gaya aksi.
JENIS-JENIS GAYA
Gaya berat
Gaya berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada sebuah benda. Gaya berat merupakan
besaran vektor yang arahnya selalu menuju pusat bumi (ke bawah).
Gambar diatas adalah penggambaran arah gaya berat benda yang diletakkan pada bidang datar
dan bidang miring.
w=m.g
Keterangan:
w = gaya berat (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang timbul akibat adanya interaksi antar partikel-partikel. Gaya
normal umumnya terjadi pada dua benda yang bersentuhan dan memiliki arah yang tegak lurus
bidang sentuh.
Gambar di atas adalah penggambaran arah gaya normal benda yang diletakkan pada bidang datar
dan bidang miring.
Gaya gesekan
Gaya gesekan adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan gerak
benda.
Fs = µs . N
2. Gaya gesek kinetis yaitu gaya gesek yang terjadi pada dua benda yang bergerak relatif satu
sama lainnya.
Fk =µk . N
Fk = gaya gesek kinetis (N)
μs = koefisien gesek kinetis
N=gaya normal (N)
Maka berlaku:
F – fg = m . a
Keterangan:
F = gaya tarik (N)
fg = gaya gesekan (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan (m/s2)
Keterangan:
F = gaya tarik (N)
fg1 = gaya gesekan benda 1 (N)
fg2 = gaya gesekan benda 2 (N)
m1 = massa benda 1 (kg)
m2 = massa benda 2 (kg)
a = percepatan (m/s2)
Maka berlaku:
w2 – fg = (m1 + m2) . a
Keterangan:
w2 = berat benda 2 (N).
fg = gaya gesekan benda 1 (N).
m1 = massa benda 1 (kg).
m2 = massa benda 2 (kg).
a = percepatan (m/s2).
Berlaku:
w2 – w1 = (m1 + m2) . a
Keterangan:
w2 = berat benda 2 (N)
w1 = berat benda 1 (N)
m1 = massa benda 1 (kg)
m2 = massa benda 2 (kg)
a = percepatan (m/s2)
w sin θ – fg = m . a
Keterangan:
w = berat benda (N).
θ = sudut kemiringan bidang.
fg = gaya gesekan (N).
m = massa benda (kg).
a = percepatan benda (m/s2).
Jika lift diam atau bergerak dengan kecepatan konstan maka berlaku hukum I Newton:
N-w=0
Jika lift bergerak ke atas dengan percepatan a maka berlaku hukum II Newton:
N-w=m.a
N positif karena searah dengan gerak lift yaitu ke atas dan w negatif karena berlawanan dengan
gerak lift.
w-N=m.a
w positif karena searah dengan gerak lift dan N negatif karena berlawanan dengan gerak lift. Ini
kebalikan dari gerak lift yang ke atas.
A.44 N
B.42 N
C.30 N
D.16 N
E.14 N
Contoh soal penerapan hukum-hukum Newton dan
pembahasan
Nomor 1
Apabila sistem pada gambar dalam keadaan seimbang, maka besar T1 dan T2 adalah...
A. 2 √3 N dan 12 N
B. 2 N dan 12 √3 N
C. 12 √3 N dan 24 N
D. 24 N dan 12 √3 N
E. 28 N dan 12 √3 N
Pembahasan
Nomor 2
Sebuah sistem terdiri dari balok A dan B seperti gambar.
Jika gaya F = 10 N, massa balok A 2 kg dan massa balok B 3 kg serta permukaan lantai licin
maka percepatan sistem adalah...
A.6 m/s2
B.5 m/s2
C.4 m/s2
D.2 m/s2
E.1 m/s2
Nomor 3
Dua benda m1 = 2 kg dan m2 = 3 kg terletak pada bidang datar yang licin. Kedua benda
dihubungkan dengan tali kemudian ditarik dengan gaya F = 10 √3 N seperti gambar di bawah.
Jika gaya gesekan antara benda A dengan permukaan bidang 2,5 N dan gaya gesekan antara tali
dengan katrol diabaikan, maka percepatan kedua benda adalah...
A. 20,0 m/s2
B. 10,0 m/s2
C. 6,7 m/s2
D. 3,3 m/s2
E. 2,5 m/s2
Nomor 2
Dua benda A dan B masing-masing 2 kg dan 3 kg dihubungkan dengan tali melalui katrol seperti
gambar (g = 10 m/s2).
Jika lantai dan gesekan antara tali dengan lantai diabaikan dan B bergerak turun, maka besar
tegangan tali adalah...
A.10 N
B.12 N
C.15 N
D.20 N
E.28 N
Nomor 3
Dua benda A dan B masing-masing bermassa 2 kg dan 6 kg diikat dengan tali melalui sebuah
katrol yang licin seperti gambar.
Mula-mula benda B ditahan kemudian dilepaskan. Jika g = 10 m/s2 maka percepatan benda B
adalah...
A.8,0 m/s2
B.7,5 m/s2
C.6,0 m/s2
D.5,0 m/s2
E.4,0 m/s2
Sebuah balok mula-mula diam lalu ditarik dengan gaya F ke atas sejajar bidang miring. Massa
balok 8 kg, koefisien gesekan 0,5 dan θ = 45o. Agar balok tepat akan bergerak ke atas, gaya F
harus sama dengan...
A. 40 N
B. 60 N
C. 60 √2 N
D. 80 N
E. 80 √2 N
Pembahasan:
Diketahui:
m = 8 kg
µ = 0,5
θ = 45 derajat
a = 0 (tepat akan bergerak)
Ditanya: F = ...
Jawab:
Ingat!
N = w cos θ. Ini adalah besar gaya normal benda yang diletakkan pada bidang miring.
F = m .g sin θ + µ .m .g cos θ
F = 8 kg.10 m/s2.sin 45 + 0,5 . 8 kg.10 m/s2 cos 45
F = 80 N . ½ √2 + 40 N . ½ √2
F = 40 √2 N + 20 √2 N = 60 √2 N
Jawaban: c
Nomor 2
Perhatikan gambar!
Sebuah balok berada pada bidang kasar miring ditarik dengan gaya F = 200 N. Jika massa balok
18 kg dan percepatan 3 m/s2 maka gaya gesekan yang dialami balok terhadap bidang miring
adalah...
A. 180 N
B. 126 N
C. 90 N
D. 56 N
E. 54 N
Pembahasan:
Diketahui:
F = 200 N
m = 18 kg
a = 3 m/s2
Ditanya: fg = ...
Jawab:
F – w sin α – fg = m . a
fg = m . a + w sin α – F
fg = 18 kg . 3 m/s2 + 18 kg . 10 m/s2 sin 300 – 200 N
fg = 54 N + 180 N . ½ – 200 N
fg = – 56 N (negatif menunjukkan arah gaya gesekan berlawanan dengan arah gerak benda).
Jawaban: D
Pembahasan:
Diketahui:
m = 60 kg
a = 3 m/s2
g = 10 m/s2
Ditanya: N = ...(desakan kaki = gaya normal).
Jawab: (gunakan rumus lift bergerak ke bawah)
w–N=m.a
N = w – m . a = m . g – m . a = 60 kg . 10 m/s2 – 60 kg . 3 m/s2
N = 600 N – 180 N = 420 N
Jawaban: A
Nomor 2
Sebuah elevator massa 400 kg bergerak vertikal ke atas dari keadaan diam dengan percepatan
tetap sebesar 2 m/s2. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2 maka tegangan tali penarik elevator
adalah...
A. 400 N
B. 800 N
C. 3120 N
D. 3920 N
E. 4720 N
Pembahasan:
Diketahui:
m = 400 kg
a = 2 m/s2
g = 9,8 m/s2,
Ditanya: T = N = ...
Jawab: (gunakan rumus lift bergerak ke atas).
N–w=m.a
T–w=m.a
T=w+m.a=m.g+m.a
T = 400 kg . 9,8 m/s2 + 400 kg . 2 m/s2
T = 3920 N + 800 N = 4720 N
Jawaban: E