Anda di halaman 1dari 9

BAB III

DINAMIKA

Pendahuluan
Dalam dua Bab sebelumnya tentang kinematika, telah kita bahas tentang gerak partikel berdasarkan
definisi perpindahan, kecepatan, dan percepatan. Kini kita membahas tentang apa yang menyebabkan
gerakan suatu partikel, dan mengapa ada benda yang memiliki percepatan lebih besar daripada yang
lain? Pada Bab ini akan kita bahas perubahan gerak partikel dari konsep gaya dan massa, artinya
berhubungan dengan dinamika, yakni cabang mekanika yang mempelajari gerak benda dan
penyebabnya. Kemudian, kita membahas tentang tiga hukum fundamental tentang gerak yang
diformulasikan berdasarkan hasil eksperimen kira-kira tiga abad yang lalu oleh Sir Isaac Newton
(1642 – 1727).

Dalam Bab ini juga kita belajar tentang bagaimana mendeskripsikan percepatan gerak suatu benda
dari aspek resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut dan massa-nya. Gaya ini
merepresentasikan interaksi benda dengan lingkungan (environment). Massa merupakan ukuran
kecenderungan benda untuk mempertahankan percepatannya ketika gaya bekerja pada benda tersebut.

3.1. Hukum I Newton dan Kerangka Inersial


Sebelum kurang lebih tahun 1600, para saintis percaya bahwa keadaan alamiah setiap materi
adalah keadaan diam. Galileo adalah orang pertama melihat ada perbedaan antara materi yang
bergerak dan materi yang dalam keadaan alamiah. Selanjutnya pendekatan baru yang
diformulasikan oleh Newton dalam suatu pernyataan yang dikenal sebagai: Hukum Pertama
Newton tentang Gerak, yakni: “Suatu obyek dalam keadaan diam, akan diam terus, tetapi bila
dalam keadaan bergerak, maka bergerak dengan kecepatan konstan, jika resultan gaya yang
bekerja pada obyek tersebut nol”. Konsekuensi pernyataan ini adalah, jika F = 0, maka a = 0.

Hukum pertama Newton dikenal pula sebagai Hukum Inersia atau Hukum Kelembaman,
yang menentukan kerangka acuan yang disebut kerangka inersial. Suatu kerangka acuan
merupakan salah satu yang membuat hukum I Newton valid. Setiap kerangka acuan yang
bergerak dengan kecepatan konstan terhadap suatu kerangka inersial, maka kerangka tersebut
merupakan kerangka inersial. Dalam banyak situasi, kita menganggap bahwa kerangka pada
permukaan Bumi atau dekat dengan permukaan Bumi merupakan kerangka inersial.

3.2. Massa Inersial


Ini menunjukan sifat mempertahankan diri pada setiap benda selalu ada. Dan inilah yang disebut
massa inersial, artinya massa digunakan untuk mengukur inersia, dan satuannya dalam SI adalah
kilogram (lihat Bab I). Semakin besar massa, percepatan geraknya makin kecil bila pada benda
tersebut diberi gaya. Pengukuran massa secara kuantitatif dapat dilakukan dengan
membandingkan percepatan benda yang berbeda yang dihasilkan oleh gaya terhadap benda-
benda tersebut. Misalnya pada benda m1 diberikan gaya sehingga percepatannya a1. Lalu dengan
gaya yang sama bekerja pada m2 dan menghasilkan percepatan a2, maka:

(3.1)

Persamaan 3.1, menunjukan bahwa massa berbanding terbalik dengan percepatan gerak benda,
artinya dengan gaya tertentu yang bekerja pada suatu benda, maka semakin besar massa semakin
kecil percepatannya. Massa merupakan sifat inherent setiap benda, dan merupakan besaran
skalar. Massa berbeda dengan berat (weight). Berat merupakan gaya tarik bumi pada benda
tersebut dan merupakan besaran vektor (besarnya, w = mg, dan arahnya selalu menuju ke pusat
Bumi), dan dapat berubah-ubah tergantung pada lokasi benda terhadap permukaan bumi, dan
untuk setiap planet berat pun berbeda. Sedangkan massa di mana pun benda berada tetap sama
(tidak berubah), massa hanya berubah ketika benda bergerak mendekati laju cahaya di udara
(akan dibahas pada bagian tentang Fisika Modern).

3.3. Hukum II Newton


Hukum I Newton menjelaskan tentang apa yang terjadi pada suatu obyek bila resultan gaya luar
yang bekerja pada obyek tersebut sama dengan nol: maka benda bisa dalam keadaan diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan. Hukum II Newton tampil untuk menjawab persoalan
tentang apa yang terjadi bila resultan gaya luar tidak sama dengan nol. Bayangkan, anda
mendorong suatu meja di atas lantai datar tanpa gesekan dengan gaya F, maka percepatannya a.
Tetapi bila anda mendorongnya dengan gaya 3F, maka percepatannya akan menjadi 3a, dan
seterusnya. Dapat disimpulkan bahwa percepatan gerak suatu obyek berbanding lurus dengan
total gaya yang bekerja pada obyek tersebut.
17

Kini bila dengan gaya yang sama, F, bekerja pada balok dengan massa m, maka percepatannya
a, tetapi bila massanya diduakalikan (2m), maka percepatannya akan menjadi setengah kali (½a).
Dapat disimpulkan bahwa percepatan gerak suatu obyek berbanding terbalik dengan massa
obyek tersebut. Dapat dirangkum hasil observasi di atas, yang dikenal sebagai Hukum II
Newton, yakni: “Percepatan gerak suatu benda berbanding lurus dengan total gaya yang
bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massanya”, dan secara
matematika: F = ma (3.2)
Karena gaya merupakan besaran vektor, maka mempunyai komponen-komponen sebagai
berikut: Fx = max Fy = may Fz = maz (3.3)
Satuan gaya dalam SI, adalah: Newton (N), dan 1 N = 1 kg.m.s -2. Sedangkan dalam sistem CGS
adalah dyne = gram.cm.s-2, dan dalam sistem British Engineering: lb = slug.ft.s -2. (1 N = 105 dyne
= 0,225 lb, tolong dibuktikan).
Contoh 4.1: Sebuah bola massanya 0,30 kg ditarik y F2 = 8,0 N
dengan dua gaya di atas permukaan lantai datar tanpa
gesekan seperti pada Gambar 3.1. Tentukanlah
percepatan gerak bola tersebut.
60o
Solusi: Gunakan diagram bend- bebas: x
20o
Fx = F1x + F2x = F1 cos 20º + F2 cos 60º = 8,7 N
F1 = 5,0 N
Fy = -F1y + F2y = -F1 sin 20º + F2 sin 60º = 5,2 N
Dari Persamaan 4.3, diperoleh:
Gambar 3.1. Bola bergerak di atas
ax = = 29 m/s2, dan ay = = 17 m/s2. bidang datar tanpa gesekan di bawah
pengaruh dua gaya.
Besarnya percepatan bola: a = = 34 m/s2. Arah percepatan gerak bola terhadap
sumbu x positip, adalah:  = tan (ay/ax) = 31 .
-1 o

3.4. Hukum III Newton


Hukum III Newton menyatakan bahwa: “jika dua benda saling berinteraksi, maka gaya yang
bekerja pada benda 1 oleh benda 2 sama besar tetapi berlawanan arah dengan gaya yang
bekerja pada benda 2 oleh benda 1”, dan secara matematika dapat ditulis sebagai:
F12 = - F21 (3.4)
Secara alamiah, pada setiap benda minimal bekerja
dua buah gaya, atau gaya-gaya selalu dalam •
pasangan. Ini diilustrasikan pada Gambar 3.2. 1
F12 F21
Gaya yang diberikan benda 1 pada benda 2, disebut
gaya aksi, dan yang diberikan benda 2 pada benda 2

1 disebut gaya reaksi. Sehingga, hukum ketiga
Newton disebut pula sebagai hukum aksi-reaksi. Gambar 3.2. Hukum III Newton. Gaya
Pada semua kasus, gaya aksi dan reaksi bekerja pada benda 1 oleh benda 2 sama dengan
pada benda yang berbeda, tetapi harus mempunyai gaya pada benda 2 oleh benda 1, tetapi
tipe sama. arahnya berlawanan.
Contoh lain hukum III Newton, ketika anda menendang bola, atau menumbuk tembok, maka
anda dapat mengidentifikasi pasangan gaya aksi-reaksi.

3.5. Beberapa Aplikasi Hukum-Hukum Newton


Contoh 3.2: Sebuah traffic light
beratnya 125 N digantung dengan 37o 53o T3 y
kabel seperti tampak pada Gambar T1 T2 T2
3.3. Tentukan gaya tegangan pada
ketiga kabel tersebut. T1
T3
x
Solusi: Gunakan diagram benda-
bebas, untuk traffic light,
diperoleh: T3 = w = 125 N. Untuk w
w
sistem dalam keadaan setimbang:
(a) (b) (c)
Fx = -T1 cos 37º + T2 cos 53º = 0
Fy = T1 sin 37º + T2 sin 53º - 125 Gambar 3.3. (a) Traffic light tergantung pada kabel.
= 0; Dari kombinasi persamaan: T3, (b) Diagram benda-bebas untuk traffic light. (c)
Fx, dan Fy di atas, maka Diagram benda-bebas untuk gaya tegangan pada
diperoleh: kabel yang bekerja pada satu titik.
T1 = 75,1 N, T2 = 99,9 N, dan T3 = 125 N.
Dari Contoh 3.2 di atas, pada kondisi apa, agar T1 = T2? (Sudut harus sama).
18

Contoh 3.3: Sebuah balok y


massanya m ditempatkan pada
bidang miring tanpa gesekan N
(frictionless) di atas bidang miring
d mg sin 
dengan sudut kemiringan, , seperti d
mg cos  
pada Gambar 3.4. Tentukan (a) x
percepatan luncur balok ketika 
dilepas, dan (b) berapa lama balok
mg
tiba di dasar, berapa kecepatan (a) (b)
balok sesaat sebelum tiba di dasar.
Solusi: Gambar 3.4. (a) Sebuah balok massa m berada
(a) Gambar 3.4a, menunjukan di atas bidang miring tanpa gesekan.
(b) Diagram benda-bebas untuk balok.
suatu balok bermassa m berada
di atas bidang miring, maka benda akan meluncur karena pengaruh gaya tarik Bumi.
Berdasarkan free-body diagram pada Gambar 3.4b, yakni dengan mengambil sumbu x sejajar
dengan bidang miring dan sumbu tegak lurus bidang miring, maka diperoleh komponen gaya
berat, w, sepanjang sumbu adalah w x = mg sin , dan sepanjang sumbu y adalah: w y = mg sin .
Berdasarkan hukum II Newton: Fx = mg sin  = max dan Fy = N - mg cos  = 0
Oleh karena benda meluncur sepanjang bidang miring, maka dari (1), diperoleh percepatan
geraknya adalah: ax = g sin , yang sama sekali tidak tergantung pada m, tetapi tergantung pada
sudut kemiringan (slope), , dan g. (ay = 0, dari (2)). Dari (2), komponen gaya berat terhadap
sumbu y diseimbangkan oleh gaya Normal, N = mg cos .

Contoh 3.4: Susunan benda seperti pada Gambar 3.5 disebut mesin Atwood, yakni terdiri dari
massa yang berbeda dihubungkan dengan tali ringan melalui katrol tanpa gesekan. Tentukan
besarnya percepatan masing-masing massa dan tegangan tali.
Solusi: Untuk masing-masing massa benda
bekerja dua gaya, yang ke atas gaya
tegangan T, dan ke bawah gaya berat (m 1g
T a T
dan m2g). Anggap m2 > m1, sehingga m1
dipercepat ke atas dan m2 dipercepat ke •
bawah, maka berdasarkan Hukum II a
Newton: m2
(1) Fx = T – m1g = m1a m1
(2) Fy = m2g – T = m2a
Note: a searah dengan arah gerak positip. m1
Dengan menggabungkan (1) dan (2), m 1g
diperoleh percepatan gerak sistem: m2 m 2g

a= Gambar 3.5. (a) Atwood’s machine.


(b) Diagram benda-bebas untuk
Subsitusikan a pada (1) atau (2), maka masing-masing benda.

diperoleh gaya tegangan dalam tali: T = .

Percepatan dan gaya tegangan di atas, hanya berlaku untuk katrol yang tanpa gesekan, sehingga
pengaruh torsi diabaikan (akan dibahas pada bagian momen gaya)

Contoh 3.5: Idem Contoh y


T
3.3, tetapi mirip Contoh 3.4, •• T N
seperti pada Gambar 3.6.
Tentukan percepatan luncur m2 m1 m2g sin 
kedua balok dan tegangan
m2g cos   d
tali. m1 x
Solusi: Dengan cara yang m 1g

serupa tapi tak sama seperti m2g
pada dua contoh terdahulu, (a) (b) (c)
akan diperoleh:
Gambar 3.6. (a) Benda pada bidang miring dihubungkan dengan
a= , dan benda lain melalui katrol yang massa dan gesekannya diabaikan.
(b) Diagram benda-bebas untuk masing-masing benda.
19

T=

Note: Jika m2 sin  > m1, maka benda akan bergerak sepanjang bidang miring ke bawah, dan
sebaliknya.
Silahkan coba: cari a dan T, bila m1 = 10,00 kg dan m2 = 5,00 kg, dan  = 45o.

Contoh 3.6: Dua buah balok saling kontak


N1
dan berada pada bidang datar tanpa
gesekan, seperti Gambar 3.7. Gaya konstan F P’
F dikerjakan pada m1. (a) Besarnya m1
• N2
percepatan sistem, (b) besarnya gaya F m1 m2
w1 P
kontak antara kedua balok. •
Solusi: (a) Karena kedua balok saling m2
kontak, maka percepatan sama, yakni: (a) (b)
w2
a= Gambar 3.7. (a) Dua balok saling kontak berada
pada bidang datar tanpa gesekan. (b) Diagram benda-
bebas untuk masing-masing benda.
(b) Hanya gaya kontak dari m1 terhadap m2, yakni P, dan menurut hukum II Newton,

Fx = P = m2a. Jadi P = . Hitunglah: a dan P, bila m 1 = 4,00 kg dan m 2 = 3,00

kg, dan F = 9,00 N, dan besarnya gaya normal untuk masing-masing balok.

Contoh 3.7: Seseorang menimbang ikan


yang massanya m dengan spring scale
(timbangan pegas), yang digantung pada
atap sebuah elevator, seperti Gambar 3.8.
Tunjukan bahwa jika elevator bergerak
naik atau turun, timbangan akan
menunjukan hasil yang berbeda dengan
berat ikan sesungguhnya (true weight).
Solusi: Pada ikan bekerja dua gaya, yakni
gaya berat (mg) dan gaya tegangan dalam (a) (b)
pegas timbangan. Gaya tegangan dalam
pegas ditentukan oleh penunjukan skala Gambar 3.8. Seseorang menimbang ikan dalam
elevator. (a) Elevator naik dengan a konstan, (b)
pada timbangan (ini juga berlaku ketika
Elevator turun dengan a konstan.
anda berdiri dalam sebuah elevator, coba
rasakan naik elevator, dan berceriteralah, artinya gaya tegangan identik dengan gaya normal,
sebagai reaksi dari dasar elevator terhadap berat anda, ya).
Ketika elevator bergerak naik: Dari hukum II Newton, diperoleh: T – w = ma
Ketika elevator bergerak turun: Dari hukum II Newton, diperoleh: w – T = ma
Dari kedua persamaan ini, tampak jelas bahwa ketika elevator bergerak naik pembacaan skala
lebih besar daripada ketika turun.

3.6. Gaya Gesekan


Ketika suatu benda bergerak di atas permukaan benda lain atau dalam air atau di udara sekali pun,
selalu ada hambatan (resistance), sebab benda berinteraksi dengan lingkungannya. Hambatan ini
lazimnya disebut force of friction (gaya gesekan). Gaya gesekan penting dalam kehidupan sehari-
hari kita, misalnya ketika kita berjalan di jalan yang ber-oli (licin sekali) atau berlari di atas pasir
pantai, gerakan kendaraan ber-roda, putaran mesin, dll.

Untuk memahami konsep gaya N N


gesekan, kita perhatikan Gambar fs F fk F
3.9a, gaya eksternal F dengan arah ke
kanan diberikan pada balok, dan (a) (b)
balok masih diam, berarti, gaya |f| w w
gesekan statik (fs) sama dengan F. fs,max
Lalu F diperbesar sampai fs mencapai = sN
nilai maksimum, maka balok pasti fs = F
akan bergerak. Bila F melebihi fs,max, fk = kN
balok sedang bergerak, dan gaya F
penghambatnya disebut gaya gesekan 0 Daerah statik Daerah kinetik
20

kinetik (fk). Jika F = fk, maka benda Gambar 3.9. Arah gaya gesekan, f, antara permukaan
akan bergerak dengan laju konstan, bidang dengan balok kasar berlawanan arah dengan F. (a)
dan ketika F tidak lagi bekerja pada benda hendak bergerak, ketika: f = F, dan (b) F diperbesar
balok, ya, fk bertugas memperlambat (> gesekan kinetik), balok akan dipercepat. Bawah: grafik
hubungan antara gaya gesekan dengan gaya yang diberikan.
balok sampai berhenti.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa:
1. Gaya gesekan statik antara dua permukaan benda, selalu berlawanan arah dengan gaya yang
bekerja pada benda, dan dinyatakan dengan: fs  sN (3.5)
s disebut koefisien gesekan statik, dan N = gaya normal.
2. Gaya gesekan kinetik antara dua permukaan benda, selalu berlawanan arah dengan gaya yang
bekerja pada benda, dan dinyatakan dengan: fk = kN (3.6)
k disebut koefisien gesekan kinetik, dan N = gaya normal.
3. Nilai s dan k tergantung pada sifat permukaan alamiah benda (halus atau kasar), dan
umumnya s lebih besar daripada k. Harga  antara 0,05 sampai 1,5.
4. Koefisien gesekan hampir tidak tergantung pada luas permukaan kontak gesekan, tetapi
umumnya hanya tergantung pada gaya normal, dan sifat halus atau kasar permukaan
yang saling kontak.

Contoh 3.8: Seperti pada Contoh 3.3, tetapi kini y


diperhitungkan faktor gesekan balok yang massanya, f N
m, dengan permukaan bidang miring, seperti Gambar  mg sin 
3.10. Kini kita tentukan berapa sudut miring kritis, c, mg cos 
yakni pada sudut ini balok mulai akan bergerak turun mg
sepanjang bidang miring. x
Solusi: Pada kondisi ini berarti balok masih diam

khan?, gunakan hukum I Newton: (1) Fx = mg sin c –
fs = 0, (2) Fy = N - mg sin c = 0. Dengan memainkan
dua persamaan ini dan Persamaan 3.5, maka diperoleh Gambar 3.10. Benda di atas bidang
miring yang permukaannya kasar, dan
koefisien gesekan statik:s = tan c. Misalnya, c = 20 ,
o
dapat ditentukan koefisien gesekan
maka s = 0,464. Pada sudut yang lebih besar dari 20o, antara kedua permukaan.
balok pasti meluncur, dan kebalikannya, balok tetap diam.
Selanjutnya dengan memainkan dua persamaan ini [(1) dan (2)] dan Persamaan 3.6, maka pasti
diperoleh: k = tan c’. Tentu: c’ < c.
Contoh 3.9: Seperti pada Gambar 3.11, m 1 F
di atas permukaan datar dengan koefiesien 
gesakan . Tentukan besarnya percepatan
sistem dan gaya tegangan dalam tali.
• m1

Solusi: Perhatikan free-body diagram, dan


hukum II Newton: m2
Untuk m1:
(1) Fx = F cos  – fk – T = m1a T N
Fy = N + F sin  - m1g = 0. F sin  F
Untuk m2: m1
(2) Fx = 0 T 
m2 F cos 
Fy = T – m2g = m2a fk
Dengan memainkan fk = N pada
persamaan 1, maka: m2g m 1g
(3) fk = ( m1g - F sin  Selanjutnya kita
Gambar 3.11. Benda m1 disambung dengan m2
peroleh: melalui katrol tanpa gesekan dan ditarik dengan
gaya luar F membentuk sudut terhadap horisontal
a= , dengan gesekan. Bawah: free-body diagram
untuk masing-masing benda.
Dengan memasukan, a, pada persamaan 2, untuk mendapatkan tegangan dalam tali.

3.7. Aplikasi Hukum-Hukum Newton Dalam Gerak Melingkar


Seperti Bab II, kita telah mendiskusikan tentang percepatan sentripetal, yang timbul karena ketika
benda bergerak melingkar beraturan arah kecepatannya selalu berubah-ubah menyinggung
lingkaran dan selalu tegak lurus terhadap percepatan. Percepatan sentripetal atau percepatan
radial mempunyai arah selalu menuju ke pusat lingkaran. Menurut Hukum II Newton, maka
percepatan radial tersebut, disebabkan oleh gaya yang juga arahnya menuju pusat, dan disebut
gaya sentripetal, yang dinyatakan sebagai:
21

Fs = Fr = mar = m (3.7)
Dalam hal ini, m merupakan massa benda yang
bergerak melingkar dengan laju v dan m
lintasannya berjejari r, seperti pada Gambar 3.12,
yakni sebuah bola bermassa m diputar pada titik
r Fr
O, dengan seutas tali di atas meja horisontal

(tanpa gesekan). Peran Fr agar laju bola tetap O
konstan, dan arahnya menuju pusat, sehingga m F r

bida juga disebut Gaya Pusat. Contoh 3.10:


Seperti pada Gambar 3.13, bola yang massanya
0,500 kg diikat pada ujung tali yang massanya
Gambar 3.12. Bola diputar pada O secara
diabaikan, lalu diputar secara horisontal, dengan
melingkar. Fr berperan menjaga agar laju tetap
jejari 1,50 m. Jika gaya konstan, dan menuju pasat.
tegangan dalam tali 50,0 N, berapa laju maksimum bola sebelum tali putus.
Solusi: Dalam hal ini, ingat, gaya pusat (central force) merupakan gaya tegangan dalam tali,
yakni: (Persamaan 3.7):
T=m , maka : v = = 12,2 m/s.

Hitung pula gaya tegangan dalam tali, jika laju bola 5 m/s, maka T = 8,33 N.
Contoh 3.11: Benda kecil bermassa m,
tergantung pada tali, panjangnya L. Benda T cos  T
tersebut melakukan gerak melingkar horisontal 
dengan jejari dan laju kosntan, v, seperti Gambar
3.13. (Sistem melalukan conical pendulum). T
Tentukan laju benda dan periodenya.
Solusi: T cos 
r
Gaya tegangan dalam tali, T, memiliki
komponen: mg
mg
(1) T cos  = mg, dan
(2) T sin  = mar = m , Gambar 3.13. Ayunan kerucut, dan diagram
benda bebas.

selanjutnya (2) bagi (1), dperoleh: tan  = . Dari geometri: r = L sin , maka:
v = = . Karena, benda menempuh lintasan berupa lingkaran,
maka untuk satu kali putar dibutuhkan waktu satu periode:
(3) Tp = = . Jika L = 1,00 m dan  = 20,0o, maka Tp = 1,95 s.

Apakah mungkin, terjadi ayunan kerucut, bila  = 90o?

Contoh 3.12: Sebuah mobil massanya


1500 kg bergerak pada jalan rata lengkung
dengan jejari 35,0 m seperti Gambar 3.15. v
Jika koefisien gesekan statik antara roda
dan tingkungan jalan 0,500, tentukan laju
maksimum mobil sehingga tidak terlempar
keluar.
Solusi: Dalam kasus ini gaya yang
mempengaruhi percepatan sentripetal fs
adalah gaya gesekan statik:
(1) fs = m Gambar 4.14. Gaya gesekan statik mengarah ke
pusat untuk menjaga agar mobil bergerak
melingkar.
Dari Persamaan 3.5: fs = sN = s(mg) = 7350 N, ini masukan ke (1), diperoleh: laju maksimum,
vmax = 13,1 m/s. (apa yang terjadi bila mobil dengan laju lebih besar dari laju ini?)
22

Contoh 3.13: Seorang pilot massanya


melakukan manuver gerak melingkar
vertikal di udara dengan pesawat jet,
jejarinya 2,70 km pada laju konstan 225
m/s. Tentukan gaya yang dikerjakan
tempat duduk terhadap pilot, ketika
melalui (a) titik paling bawah (NB) dan C
NA mg
(b) titik paling atas (NA), seperti Gambar NB
3.15.
Solusi: Diagram benda bebas untuk pilot
ketika berada pada titik lintasan paling
bawah, terdiri dari gaya berat pilot arah
tegak lurus ke bawah (mg), dan gaya ke
atas oleh kursi terhadap pilot (NB), maka
dari Hukum II Newton: mg

NB – mg = m , jadi: Gambar 3.15. Jet dengan pilotnya membuat gerak


melingkar vertikal di udara, Free-body diagram
pada pilot dan tempat duduk.

NB = mg = 2,91 mg. Tampak bahwa gaya yang diberikan oleh kursi (gaya Normal)

terhadap pilot lebih besar daripada berat pilot, yakni 2,91 kali, ini yang disebut apparent weight.
Sedangkan dengan analisis yang sama (diagram benda bebas) ketika pesawat jet melalui titik
paling tinggi, maka diperoleh: N A = 0,91 mg, artinya pilot merasa lebih ringan sebesar 0,91 kali
berat pilot sesungguhnya.
Latihan: Tentukan gaya pada pilot yang menyebabkan percepatan sentripetal, ketika posisi
terbangnya tepat melalui di C (tengah-tengah antara bawah dan atas). (1,911 mg).
Contoh 3.13, juga berlaku kita berkendaraan ketika daerah lembah dan bukit, atau juga ketika kita
bermain roda putar vertikal di udara (Ferris wheel).
Contoh 3.14: Mirip Contoh 3.10, Gambar 3.13,
bola kecil (m) diikat dengan tali pada salah satu vA •
ujungnya lalu diputar dengan laju konstan secara TA mg
vertikal terhadap O. Tentukan gaya tegangan
dalam tali ketika posisi benda paling bawah,
paling atas, dan di C, seperti pada Gambar 3.16. O R
Solusi: Untuk menghitung gaya tegangan dalam T •

ketika paling bawah dan paling atas, tinggal
ganti NB dan NA (pada Contoh 3.14) dengan TB C• TB
dan TA. Sedangkan, pada posisi C, ternyata laju 
tidak konstan, karena ada komponen tangensial, mg cos 
• vB
mg sin 
yakni: Ft = mg sin  = mat, jadi: at = g sin .
Pada arah radial, berlaku hukum II Newton, mg
mg
yakni:Fr = T - mg cos  = m , maka:
Gambar 3.16. Jet dengan pilotnya membuat
gerak melingkar vertikal di udara, Free-body
diagram pada pilot dan tempat duduk.

T = m . Gunakan Persamaan ini untuk menentukan gaya tegangan tali pada

posisi paling bawah (B) (Tmax) dan posisi paling atas (A) (Tmin), dan diperoleh, berturut-turut:

TB = m dan TA = m

SOAL-SOAL
1. Sebuah Gaya F bekerja pada sebuah benda m1, menghasilkan percepatan 3,00 m/s2. Gaya
yang sama bekerja pada massa m2, menghasilkan percepatan 1,00 m/s2. (a) Berapa ratio antara m1
dan m2. (b) Jika m1 dan m2 digabung, tentukanlah percepatan karena pengaruh F.
2. Tiga buah gaya, masing-masing: F1 = (-2,00i + 2,00j) N, F2 = (5,00i - 3,00j) N, dan F3 = (-
45,0i) N bekerja pada sebuah benda sehingga menghasilkan percepatan yang besarnya 3,75 m/s 2.
(a) Tentukan arah percepatan tersebut, (b) berapa massa benda, (c) Jika benda mula-mula dalam
keadaan diam, berapa lajunya setelah 10,0 s. Dan (d) berapa komponen kecepatan benda setelah
10,0 s.
23

3. Ketergantungan gaya F (dalam N) dan waktu (t dalam s): F = (8,00i - 4,00tj) bekerja pada
sebuah obyek 2,00 kg yang dalam keadaan rest (diam). (a) Berapa waktu yang dibutuhkan oleh
obyek sampai lajunya 15,0 m/s? (b) Berapa jauh obyek menempuh jarak dari keadaan diam
sampai lajunya 15,0 m/s? (c) Berapa jarak total selama waktu tersebut?
4. Sebuah partikel massanya 3,00 kg dari keadaan diam, menempuh jarak 4,00 m selama 2,00 s
karena pengaruh gaya tunggal konstan. Tentukan besarnya gaya tersebut.
5. Sebuah benda 3,0 kg mengalami percepatan, a = (2,0i + 5,0j) m/s2. Tentukan resultan gaya-
nya dan berapa besarnya.
6. Sebuah kereta api massanya 15 Mkg. Jika lokomotif memberikan gaya tarik 0,75 MN
terhadap kereta dari keadaan diam, berapa jauh jarak yang dicapai kereta sampai lajunya 80
km/h.
7. Seseorang ditimbang di Bumi, beratnya 875 N. Berapa beratnya ditimbang di planet Jupiter,
jika percepatan jatuh bebas di Jupiter 25,9 m/s2.
8. Dua buah gaya masing-masing F1 = F2 G3.1
F2
20,0 N dan F2 = 15,0 N seperti pada
Gambar G3.1 bekerja pada 5,00 kg benda.
90o 60o
Tentukanlah percepatan gerak benda untuk m m
keadaan (a) dan (b) F1 F1
(a) (b)
9. Di samping beratnya, massa suatu benda 2,80 kg dipengaruhi oleh gaya konstan. Benda tersebut dari
keadaan rest, dan dalam 1,20 s mengalami perpindahan (4,20i – 3,30j) m. Tentukanlah gaya tersebut, dan
besar serta arahnya.
10. Sebuah obyek mempunyai kecepatan konstan 3,0i m/s. Delapan detik kemudian, kecepatannya (8,0i +
10,0j) m/s. Anggap benda ini dipengaruhi oleh gaya total konstan, tentukanlah (a) komponen gaya, dan (b)
besarnya.
11. Sebuah elektron (9,1 x 10-31 kg) mempunyai laju awal 3,0 x 10 5 m/s. Elektron bergerak sepanjang garis
lurus, lajunya mengalami kenaikan sampai 7,0 x 10 5 m/s setelah menempuh jarak 5,0 cm. Anggap
percepatannya konstan, (a) tentukanlah gaya yang bekerja pada elektron, dan (b) bandingkan gaya ini
terhadap berat elektron.
12. Tentukanlah gaya G3.2
tegangan pada masing-masing 40o 50o 60o
tali pada Gambar G3.2a dan T1 T2 T1
G3.2b. Abaikan massa tali, dan T2
(a) (b)
g = 9,8 m/s2. T3 T3
5,0 kg 10,0 kg

13. Sebuah benda beratnya 225 N diikat


pada tengah-tengah sebuah tali, dan dua G3.3
F1 F2
orang menarik pada masing-masing ujung
10o
• 10o
dengan gaya-gaya seperti pada Gambar G3.3
untuk mengangkat benda tersebut.

(a) Tentukan besarnya masing-masing gaya tersebut. (b) Dapatkah mereka dapat mengangkat benda sampai
tali bisa mendatar? Jelaskan.
14. Jarak antara dua tiang telepon 50,0 m. Ketika seekor burung hinggap di tengah-tengah kabel antara dua
tiang tersebut, kabel melengkung 0,200 m. (a) Gambarkan free-body diagram burung tersebut. (b) Berapa
gaya tegangan dalam kabel akibat burung tersebut. (Abaikan berat kabel).
15. Sistem pada Gambar G3.4 dalam keadaan setimbang. Jika skala neraca pegas dikalibrasi dalam
Newton, berapa skala yang terbaca? (Abaikan massa katrol dan kawat, dan anggap bidang
miring tanpa gesekan).
24

G3.4
(a) (b) • (c)

• • •

5,0 kg

5,0 kg 5,0 kg

5,0 kg 5,0 kg

Anda mungkin juga menyukai