DINAMIKA
Benda di alam bergerak, diam dan sebagainya tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada penyebab
sehingga gerak tersebut terjadi dan proses gerakpun tidak terjadi secara bebas. Benda
selalu bergerak mengikuti aturan yang sudah pasti. Benda yang dilepas dari ketinggian
tertentu pasti bergerak jatuh kalau tidak ada dorongan lain yang membelokkan arah gerak.
Benda yang dilempar dalam arah horizontal selalu berberak melengkung ke bawah. Paku
yang didekatkan ke magnet akan ditarik ke arah magnet. Bumi selalu bergerak
mengelilingi matahari pada orbit yang sudah tertentu. Dengan kata lain gerak benda
umumnya bersifat determinsitik, artinya dapat diramalkan di mana lintasan yang akan
diambil, ke mana arah kecepatan pada tiap titik di lintasan tersebut, dan berapa percepatan
tiap saat.
Newton merumuskan hukum-hukum gerak yang sangat luar biasa. Newton menemukan
bahwa semua persoalah gerak di alam semesta dapat diterangkan dengan hanya tiga
hukum yang sederhana. Karya besar Newton termuat dalam bukunya yang sangat
termashyur, Philosophiae Naturalis Principia Mathematica (Gambar 5.1). Pada bab ini
fokus pembahasan kita adalah aplikasi tiga hukum Newton tersebut.
A. Gambar 5.1. Isaac Newton dan gambar sampul buku Philosophiae Naturalis Principia Mathematica
[CITATION Fis16 \p 235 \l 1033 ]
a=
∑f (5.1)
m
Keterangan:
∑ f = Gaya total yang bekerja pada benda (N),
m = Massa benda (kg)
a = Percepatan benda (m/s2)
Hukum II Newton merupakan Percepatan yang ditimbulkan oleh suatu gaya besarnya
berbanding lurus dan searah dengan gaya tersebut dan berbanding terbalik dengan massa
benda. Satuan gaya menurut sistem SI adalah newton (N), sedang kadang-kadang satuan
gaya menurut sistem cgs adalah dyne [CITATION Fis \p 95 \l 1033 ] . Kita susun kembali
persamaan ini untuk mendapatkan pernyataan yang lebih kita kenal untuk hukum Newton
kedua.
∑ f =ma (5.2)
Hukum Newton kedua menghubungkan antara deskripsi gerak dengan penyebabnya yaitu
gaya. Hukum ini merupakan hubungan yang paling dasar pada fisika. Hukum Newton
kedua kita bisa membuat definisi yang lebih tepat meneganai gaya sebagai sebuah aksi
yang bisa mempercepat sebuah benda. Setiap gaya F adalah vektor yang memiliki besar
dan arah. Persamaan 4.2 merupakan persamaan vektor yang berlaku pada semua kerangka
acuan inersia. Persamaan ini dapat dituliskan dalam bentuk komponen pada koordinat
persegi panjang sebagai berikut.
∑ m x =ma x (5.3)
∑ m y =ma y (5.4)
∑ m z=m a z (5.5)
Jika gerak tersebut sepanjang sepanjang satu garis (satu dimensi), kita bisa menghilangkan
indeks-indeks, dan hanya menuliskan ∑ f =ma. Hukum kedua Newton juga dapat
dinyatakan sebagai gaya yang bekerja pada benda sama dengan laju perubahan momentum
benda tersebut.
dP d (mv)
F= = (5.6)
dt dt
mdv+ vdm dv dm
F= =m + v (5.7)
dt dt dt
dm
Untuk benda yang tidak mengalami perubahan massa maka =0, sehingga persamaan
dt
di atas hanya suku : F=m aCITATION Fis \p 95 \l 1033 (Giancoli, 1998, p. 95) .
reaksi tidak pernah saling mengimbangi karena dua gaya ini bekerja pada benda yang
berbeda dan saling berinteraksi, kecuali jika kedua benda itu kita tinjau secara keseluruhan
sebagai satu kesatuan sistem. Gaya aksi dan gaya reaksi tidak pernah bekerja pada benda
yang sama. Gaya reaksi bekerja pada benda yang melakukan gaya aksi, tidak pada diri
sendiri[CITATION Ros \p 136-137 \l 1033 ].
Hukum Newton Ketiga menyatakan bahwa Ketika suatu benda memberikan gaya pada
benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan
arah terhadap benda yang pertama. Hukum ini kadang-kadang dinyatakan juga sebagai
“untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawana arah.” Pernyataan ini memang
benar, tetapi untuk menghindari kesalah pahaman, sangat penting untuk mengingat bahwa
gaya “aksi” dan gaya “reaksi” bekerja pada benda yang berbebeda [CITATION Fis \p 97 \l
1033 ]. Hubungan antara gaya aksi dan reaksi dirumuskan sebagai berikut.
F aksi =−⃗
⃗ Freaksi (5.8)
g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9; 8 m/s
[CITATION Sat12 \p 31 \l 1033 ]. Berat F g merupakan gaya gravitasi, gaya berat dipengaruhi
oleh besarnya kuat medan gravitasi. Misalkan terdapat dua gaya bekerja pada benda: gaya
gravitasi F g yang mengarahkan ke bawah dan gaya W yang menyimbangkan ke atas.
Apabila sebuah benda yang mempunyai percepatan a=0 relatif terhadap permukaan bumi,
kita anggap sebagai kerangka inersia. Kita dapat menulis hukum kedua Newton untuk
sumbu vertikal y, dengan arah positif adalah ke atas, sebagai.
Atau
Berat W suatu benda adalah sama dengan magnitudo gaya gravitasi F g pada benda,
dengan memasukan mg untuk F g dari persamaan F g=mg kita peroleh.
w=mg (5.12)
E. Gaya Normal
Ketika tumpukan buku diletakkan di atas meja kayu, maka ada sentuhan antara permukaan
meja dengan permukaan sampul buku paling bawah (Gambar 5.3). Buku-buku dan meja
kita pandang sebagai sebuah sistem mekanis. Keseluruhan buku itu akan ditarik oleh Bumi
dengan gaya berat 𝐖 (Gambar 5.3 sebelah kanan). Tarikan Bumi ini akan diteruskan oleh
buku-buku itu sehingga tumpukan buku-buku itu akan menekan permukaan meja dengan
gaya 𝐖 Sebagai reaksinya, meja akan melakukan gaya 𝐍 yang besarnya sama dengan
yang dialaminya (yakni sama besarnya dengan gaya 𝐖 tetapi dengan arah berlawanan.
Gaya 𝐍 ini disebut gaya normal. Gaya normal inilah yang menjaga buku tertahan di atas
meja.
Gambar 5.3. Tumpukan buku di atas meja.[CITATION Ros \p 139 \l 1033 ]
Gambar 5.3. (a) Sebuah balok yang diam di atas meja mengalami gaya normal F N tegak lurus
terhadap permukaan meja . (b) diagram benda bebas untuk balok .[CITATION htt2 \p 107 \l 1033 ]
Ketika benda menekan suatu permukaan, permukaan (bahkan yang terlihat keras sekali
F N yang
pun) berubah bentuknya dan mendorong benda tersebut dengan gaya normal ⃗
arahnya tegak lurus terhadap permukaan. Gambar 5.4 a memperlihatkan sebuah balok
bermassa m menekan meja ke bawah pada bidang datar, mengubah bentuk meja karena
F gpada balok. Meja mendorong balok ke atas dengan gaya normal
adanya gaya gravitasi ⃗
F N . Diagram benda bebas untuk balok diberikan pada gambar 5.4 b. Gaya ⃗
⃗ F gdan ⃗
FN
adalah dua dua gaya yang bekerja pada balok dan keduanya vertikal.
Maka, untuk balok tersebut kita dapat menulis hukum kedua Newton untuk sumbu y
positif ke atas¿ sebagai.
F N −F g=ma y (5.13)
F N −mg=ma y (5.14)
Untuk semua percepatan vertikal a y pada meja dan balok (keduanya mungkin berada
dalam lift yang bergerak). Jika meja dan balok tidak mengalami percepatan relatif
terhadap bumi, maka a y =0 dan persamaan 5.15 menghasilkan.
F N =mg (5.16)
F. Gaya Gesek
Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi antara dua permukaan yang berlawanan dan
arahnya berlawanan dengan kecenderungan. Gaya yang bersentuhan langsung dengan
permukaan benda dikenal dengan nama gaya gesekan. Arah gaya ini selalu berlawanan
arah dikenal dengan nama gaya gesekan. Contohnya yang terjadi pada gambar 5.5 Gaya
ini diarahkan sepanjang permukaan, berlawanan arah dengan arah gerakan benda. Kadang-
kadang untuk menyederhanakan keadaan gesekan dapar diabaikan (permukaan dikatakan
tanpa gesekan).
Gambar 5.5. Sebuah gaya gesek f melawan usaha pergerakan suatu benda di atas sebuah permukaan.
[CITATION htt2 \p 107 \l 1033 ]
Gaya gesek : Gaya yang terjadi antara dua permukaan yang berlawanan dan
arahnya berlawanan dengan kecenderungan
Gaya gesekan Gaya yang terjadi pada benda yang bergerak. Gaya gesekan
kinetik kinetik berlawanan dengan arah gerakan.
Gaya gesek statis : Gaya gesekan terjadi pada benda diam, gaya yang terjadi mulai
dari nol (diam) sampai pada nilai maksimum (dimana benda dalam
keadaan tepat akan bergerak).
Gaya normal : Gaya reaksi bidang terhadap benda yang arahnya tegak lurus
bidang.
Hukum kesatu : Sebuah benda tetap pada keadaan awalnya yang diam atau
Newton bergerak dengan kecepatan konstan, jika tidak ada suatu gaya
eksternal netto yang memengaruhi benda tersebut.
Hukum kedua : Percepatan yang ditimbulkan oleh suatu gaya besarnya berbanding
Newton lurus dan searah dengan gaya tersebut dan berbanding terbalik
dengan massa benda.
Hukum ketiga : Apabila sebuah benda pertama mengerjakan gaya pada benda
Newton kedua, maka benda kedua mengerjakan gaya pada benda pertama
sama besar dan arahnya berlawanan dengan arah gaya pada benda
pertama tersebut.
SUMBER RUJUKAN