pu
b/bab-2-tinjauan-
pustakae73f45dab5145e
81a06dd677f689fd8262
985.html
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang memiliki sumber cahaya yang
tergantung kepada waktu (siang hari atau malam hari), musim, dan cuaca
(cerah, mendung, berawan, dll).
Pencahayaan alami memiliki beberapa keuntungan yaitu :
hemat energi listrik,
dapat membunuh kuman penyakit,
variasi intensitas cahaya matahari dapat membuat suasana ruangan
memiliki efek yang berbeda – beda, seperti pada hari mendung, suasana
di dalam ruangan akan memiliki efek sejuk, dan hari cerah menyebabkan
suasana bersemangat, dan
Arsitektur
Pencahayaan terdapat di dalam konteks arsitektur baik itu interior maupun
eksterior. Menurut Setiawan (2012), pencahayaan bukan berperan sebagai
pelengkap arsitektur, namun telah menjadi bagian dari arsitektur itu sendiri.
Keberadaan pencahayaan dapat mempengaruhi pengalaman ruang, estetika
bangunan, dan visualisasi ruang.
Kebutuhan Manusia
Dari segi aspek kebutuhan manusia, untuk mendapatkan kualitas pencahayaan
yang baik perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut:
1. Jarak Pandang (Visibility)
Peran pencahayaan sangat penting dalam mengatur kemampuan untuk
menangkap informasi sudut pandang visual dan juga jarak untuk melihat
daerah di sekeliling.
2. Performa Aktivitas (Task Performance)
Salah satu peran utama pencahayaan adalah memfasilitasi aktivitas yang
dilakukan manusia agar performa kerja mereka dapat optimal.
3. Perasaan dan Suasana (Mood and Atmosphere)
Pencahayaan dapat mempengaruhi mood manusia di dalam ruangan dan
menghasilkan bermacam suasana seperti suasana ruangan yang santai pada
cafe, suasana produktif pada perkantoran, ataupun suasana angker di suatu
tempat.
4. Kenyamanan Visual (Visual Comfort)
Aktivitas dan tipe tempat dapat mempengaruhi kenyamanan visual dari
ruangan tersebut. Pegawai di perkantoran akan merasa tidak nyaman dengan
cahaya yang menyilaukan dari instalasi peencahayaan, namun cahaya yang
berkilauan di dalam diskotik justru dapat membuat orang di dalamnya
semakin bersemangat.
5. Penilaian Estetika (Aesthetic Judgement)
Pencahayaan dapat memiliki fungsi seperti mengkomunikasikan suatu pesan,
memperkuat pola dan ritme dalam arsitektur, memaksimalkan warna, dan
membentuk sosial hirarki dari suatu tempat. Pencahayaan dapat menjadi
elemen yang membantu mencipatakan estetika dari sebuah elemen lain dan
juga dapat menjadi estetika itu sendiri.
6. Health, Safety, and Well-Being
Pencahayaan dapat mempengaruhi kesehatan manusia seperti pada
pencahayaan berlebih pada kamar tidur dapat menyebabkan gangguan tidur.
Aspek kesehatan sering diabaikan oleh para desainer pencahayaan.
7. Komunikasi Sosial (Social Communication)
Kondisi pencahayaan dari suatu ruang dapat menyebabkan komunikasi
antara sesama penghuni ruangan dengan mengatur pola pencahayaan dan
jumlah bayangan.
Lampu pijar merupakan salah satu lampu yang paling tua usianya sejak
pertama kali dikembangkan oleh Thomas Alfa Edison. Lampu yang di Indonesia
lebih dikenal dengan sebutan bohlam karena bentuknya yang menyerupai bola.
Dari total energi listrik yang digunakan oleh lampu pijar, hanya sekitar 10% saja
yang diubah menjadi cahaya, sedangkan sekitar 90% lainnya dibuang sebagai
energi panas. Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan usia lampu
pijar menjadi pendek (sekitar 1000 jam). Warna kekuningan (warm light) yang
dihasilkan lampu pijar mampu menciptakan suasana hangat, akrab, lebih alami,
dan teduh sehingga lampu pijar sering digunakan sebagai lampu utama pada
hunian.
5. Armatur Bollard
Pada dasarnya bollard merupakan salah satu bentuk dari lampu tiang namun
dengan dimensi yang lebih kecil. Bollard sering difungsikan pada
pencahayaan jalur pejalan kaki dan taman.
Gambar 2.28 Bollard Light
Sumber : google images
Menurut The IESNA (2000), pencahayaan pada restoran dapat dibagi menjadi tiga
tipe yaitu :