Materi dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar kelas 11 ini akan gue buka
dengan pengertian dan konsep kesetimbangan nih.
Kesetimbangan benda tegar ini erat kaitannya dengan Hukum I Newton lho. Konsepnya
menggunakan ΣF=0 dan Στ=0 (torsi).
Kesetimbangan adalah ketika suatu benda dianggap sebagai benda titik dengan ΣF=0,
maka benda tersebut setimbang.
Namun, jika pada kesetimbangan benda tegar menggunakan syarat Στ=0.
Apa Itu Dinamika Rotasi?
Dinamika rotasi adalah ilmu yang mempelajari mengenai pergerakan benda yang
berputar pada poros atau titik tumpunya.
Dinamika rotasi ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti massa, gaya, percepatan,
kecepatan, torsi, dll. Dinamika rotasi ini sebenarnya menggunakan konsep Hukum II
Newton, yaitu:
ΣF = m.a
Tetapi karena ia berotasi pada porosnya dan dipengaruhi oleh torsi, sehingga rumus
dinamika rotasi menjadi:
Στ = I.α
Keterangan:
ΣF : resultan gaya (N)
m : massa/ukuran kelembaman (kg)
a : percepatan (m/s2)
Στ : momen torsi (Nm)
I : momen inersia (kgm2)
α : percepatan sudut (rad/s)
Ke depannya ketika elo mempelajari dinamika rotasi, maka elo akan menemukan
rumus dengan bentuk baru dari gerak lurus atau translasi.
Jadi, elo tetap harus paham dulu mengenai gerak lurus yang mengikuti Hukum Newton
Momen Gaya
Momen gaya atau torsi adalah suatu kecenderungan suatu gaya untuk memutar benda
tegar terhadap titik poros tertentu.
Kalau bahasa simpelnya sih torsi ini merupakan suatu besaran yang dapat memutarkan
benda. Lambang dari torsi adalah τ (tau).
Torsi ini pertama kali diperkenalkan ke dunia sains oleh seorang teknisi bernama J.
Thomson, namun konsep torsi sebenarnya sudah ada jauh semenjak
konsep tuas ditemukan oleh Archimedes. Kalau tuas, elo tentu udah mempelajarinya ya
waktu SD, seperti jungkat-jungkit dan gunting kuku.
Gue ambil contoh sebuah pintu, ketika elo ingin membuka pintu, elo hanya perlu
memutar engsel, dan tadaaa kemudian pintu terbuka.
Maka agar bisa bekerja, torsi dipengaruhi oleh engsel pintu sebagai titik tumpunya,
gaya yang bekerja yaitu elo atau orang yang membuka pintu, dan lengan (jarak
terhadap titik tumpu).
Ilustrasi momen gaya/torsi pada saat membuka pintu (sumber gambar: video animasi
Zenius)
Nah, jadi besar kecilnya torsi dipengaruhi oleh poros/titik tumpu, gaya, dan
jarak/lengan. Torsi merupakan perkalian antara gaya dan jarak. Kalau dituliskan rumus
torsi akan menjadi seperti berikut ini:
τ = F.r
Keterangan:
τ : momen torsi (Nm)
F : gaya (N)
r : jarak gaya terhadap poros (m)
Oh iya, Torsi juga ternyata memiliki arah lho. Kalau arahnya berlawanan dengan jarum
jam, berarti nilainya positif. Sedangkan, kalau searah jarum jam, maka bernilai negatif.
Torsi juga akan bekerja maksimal ketika gaya yang diberikan tegak lurus, yang berarti
90 derajat.
Tapi, kalau gayanya tidak tegak lurus itu bagaimana? Tentunya akan lebih sulit,
rumusnya pun akan berbeda. Bisa dilihat pada ilustrasi berikut ini.
Ilustrasi torsi ketika gaya yang diberikan tidak tegak lurus/miring (Arsip Zenius)
Dari ilustrasi di atas, maka rumus torsinya seperti ini:
τ = F.sin θ.r
Keterangan:
τ : momen torsi (Nm)
F : gaya (N)
r : jarak gaya terhadap poros (m)
θ : sudut antara r dan F (rad/s)
Momen Inersia
Sebelumnya kita udah tau nih kalau inersia adalah derajat kelembaman. Kalau inersia-
nya besar, maka benda akan susah diputar.
Sebaliknya, kalau inersianya kecil, maka benda akan mudah untuk diputar. Inersia ini
punya dua jenis lho, guys. Ada inersia benda titik atau partikel dan benda tegar.
Untuk momen inersia untuk benda titik bisa dirumuskan sebagai berikut:
I = m.R
Keterangan:
I : momen inersia (kgm2)
m : massa benda (kg)
R : jari-jari (m)
Sedangkan untuk momen inersia benda tegar, rumusnya disesuaikan tergantung
dengan benda yang akan dihitung.
Benda tegar yang dimaksud itu seperti apa? Contohnya adalah silinder berongga,
seperti jam dan batang. Elo bisa lihat rumus-rumusnya seperti ini:
Contoh Soal 2
Sebuah bola pejal memiliki massa sebesar 10 kg. Jari-jari yang dimiliki oleh bola pejal
tersebut adalah 1 m.
Bola tersebut berputar pada porosnya dengan kecepatan sudut sebesar π rad/s.
Tentukan energi kinetik dari bola pejal tersebut!
Pembahasan 2
Inersia untuk bola pejal menggunakan rumus: I = 2/5 mR².