NIM : K11113016
KELAS :C
Stakeholder adalah orang-orang dan atau badan yang berkepentingan atau terlibat
dalam pelaksanaan program pembangunan kesehatan.Jenis stakeholder dalam kesehatan
adalah:
2. Stakeholder pasif adalah stakeholder pendukung, karena sebagai kelompok target dari
implementasi sistem kesehatan. Contoh stakeholder pasif adalah masyarakat publik
dan swasta.
Gejala klinis penyakit malaria adalah khas, mudah dikenal karena demam
yang naik turun secara teratur disertai menggigil . Jaman dulu sudah dikenal adanya
febris tersiana dan febris kuartana serta terdapat kelainan pada limpa yaitu limpa
yang membesar dan menjadi keras (splenomegali) sehingga pada jaman dulu penyakit
malaria disebut demam kura (Gandhahusada, 2003).
Kementrian Kesehatan
Kementrian Kesehatan sangat berperan penting dalam pembuatan
program-program penanggulangan penyakit menular di suatu wilayah tertentu
serta penyedia dana untuk pelaksanaan program-program kesehatan. Dalam hal
ini dirjen atau bagian Promosi Kesehatan yang bertugas menginformasikan
kepada masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehar guna
mengurangi resiko tertularnya penyakit malaria. Untuk melaksanakan kegiatan
tersebut Kementrian Kesehatan malakukan kerjasama lintas-program dan
kerjasam lintas Sektoral dengan berbagai dinas dan Instansi terkait.
a. Dinas Kesehatan
Dinas kesehatan mempunyai peran sebagai stakeholder yang memiliki
kewenangan resmi dalam pelaksanaan program-program penanggulangan
penyakit malaria berbasis lingkungan dan pengobatan
(penyuluhan,pengendalian,dan pemberian gizi) yang telah ditetapkan oleh
Kementrian Kesehatan serta penyesuaian program berdasarkan kondisi
wilayah di masing-masing wilayahnya. Dinas kesehatan juga berperan
untuk malakukan kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan yang telah
ditetapkan. Pelaksanaannya dengan melakukan kerjasama lintas program
dan lintas sektoral dengan dinas dan instasi terkait.
2. Pelatihan petugas
b. Puskesmas
Puskesmas berperan dalam pelaksanaan program-program kesehatan
yang telah ditetapkan oleh Dinas kesehatan dalam penangulangan penyakit
malaria. Dalam pelaksaan program Puskesmas bertugas emberikan
penyuluhan langsung terhadap masyarakat yang bekerja sama dengan
kader masyarakat.
6. Pengendalian vektor:
7. Screening malaria bagi ibu hamil saat kunjungan trimester pertama
pada tenaga kesehatan
c. Masyarakat
Berperan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemberantasan penyakit
Malaria melalui kegiatan PSN dan program 3M. Masyarakat ini berperan
sebagai stake holder Pasif
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain : TBC ANAK,
HEPATITIS B, DIFTERI, TETANUS, PERTUSIS, POLIO,dan CAMPAK.
Kementrian Kesehatan
- Kebijaksanan Umum :
Meningkatkan jangkauan/aksesibilitas pelayanan :
semua puskesmas dan puskesmas pembantu
memberikan pelayanan imunisasi.
Screening secara ketat untuk menghindarkan missed
opportunity
Efisiensi pelaksanan program untuk menekan drop
out.
Menggunakan 1 jarum dan 1 syringe steril untuk tiap
suntikan.
Mengadakan supervisi dengan check list secara rutin.
Penyuluhan diarahkan untuk menunjang program.
Memantau dampak program terhadap PD3I, dari
keadan sebelum program terhadap PD3I.
- Kebijaksanan Khusus :
Mengupayakan adanya alokasi dana untuk kegiatan
imunisasi dalam APBD.
Urban Strategi :Mencari potensi yang ada dalam
masyarakat yang dapat menunjang program imunisasi,
antara lain : melibatkan pihak swasta dalam program
imunisasi baik dalam bidang motivasi-mobilisasi
masyarakat maupun pelayanan imunisasi (organisasi
profesi, balai imunisasi swasta).
Dalam perencanan dan pelaksanan program selalu
bersama-sama dengan program terkait lain (KIA, KB,
Diare, Gizi, Kesehatan Lingkungan dan penyuluhan
kesehatan) dengan sektor lain (Pemda, PKK, Agama,
Dikbud dan ABRI).
1. Unit surveillance bertanggung jawab untuk menyediakan data tentang kasus tetanus
neonatorum melalui comunity dan hospital based surveillance.
2. Unit KIA bertanggung jawab untuk mengadakan tindak lanjut terhadap kasus tetanus
neonatorum, dukun/petugas penolong serta keluarga penderita.
3. Unit imunisasi bertanggung jawab atas kualitas vaksin dan status imunisasi ibu
penderita serta ibu hamil lain yang ditolong dukun/petugas penolong persalinan
tersebut disamping meningkat cakupan TT ibu hamil, colon pengantin wanita serta
anak SD.
Dinas Kesehatan juga melakukan catatan pelaporan dilakukan oleh setiap unit yang
melakukan kegiatan imunisasi, mulai dari puskesmas pembantu, puskesmas, rumah sakit,
balai imunisasi swasta dan rumah sakit swasta kepada pengelola program di tingkat
administrasi yang sesui. Unit yang tlah ditentukan. Pelaporan tersebut untuk mengetahui
Cakupan imunisasi dan stok pemakain vaksin. Dengan cara tersebut diharapkan cakupan
imunisasi akan semakin baik.
b. Puskesmas
Puskesmas berperan dalam pelaksanaan programimunisasi
untuk pemberantasan PD3I.. Dalam pelaksaan program Puskesmas
bertugas memberikan penyuluhan langsung terhadap masyarakat
yang bekerja sama dengan kader masyarakat serta melaksanakan
kegiatan Imunisasi. Puskesmas juga berperan dalam memantau
kegiatan imunisasi yang dilakukan di posyandu atau sarana
pelayanan kesehatan masyarakat lain. Serta memantau pemberian
imunisasi kepada balita.
d. Masyarakat
Masyarakat berperan dalam aktif dalam mengikuti program
imunisasi yang dilakukan baik di puskesmas atau di posyandu
terdekat.
1) Dinas pendidikan
Dinas pendidikan sangat berperan untuk melaksanakan
program lima imunisasi dasar yang dilakukan di sekolah-sekolah
sesuai dengan cakupan wilayah puskesmas. Dalam kegiatan
imunisasi disekolah dilaksanakan imunisasi yaitu :
2) Departemen Agama
Departemen Agama berperan dalam pelaksanaan program
Imunisasi melalui pencatatan calon pengantin. Sebagai calon
pengantin wanita yang terdaftar di KUA kecamatan, sedang yang non
islam di Kantor Pencatatan Sipil. Pemberian imunisasi ini sebagai
upaya untuk memberikan perlindungan seumur hidup terhadap
penyakit tetanus neonatorum diperlukan pemberian imunisasi TT
dengan interval waktu sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.