Anda di halaman 1dari 54

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah
benda saling bersentuhan. Suatu objek dapat mempercepat, memperlambat,
mengubah arah sebagai respons terhadap suatu gaya. Gaya gesek antara dua
buah benda padat misalnya gaya gesek statis dan kinetis. Gaya gesek dapat
merugikan dan juga dapat bermanfaat. Bila permukaan suatu benda saling
kontak, maka permukaan bergerak terhadap benda lainnya dan menimbulkan
gaya tangensial disebut gaya gesek. Gaya gesekan adalah gaya yang berbanding
lurus dengan kondisi pelumasan pada permukaan.
Besar gaya gesek bergantung pada berat benda (atau gaya normal), besar
gaya gesek tidak bergantung pada luas permukaan kontak, dan gaya gesek
kinetis tidak bergantung pada kecepatan. Salah satu ciri khas dari model yang
diajukan oleh Coulomb adalah dilakukan pemisahan antara gaya gesek statis
dengan gaya gesek kinetis (gaya gesek dinamis). Gaya gesek statis adalah gaya
gesek yang bekerja ketika benda belum bergerak sedangkan gaya gesek kinetis
adalah gaya gesek yang bekerja untuk benda yang telah. Besar gaya gesek statis
haruslah sama dengan gaya “luar” yang bekerja pada benda sehingga terpenuhi
syarat . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai gaya gesek statis
bergantung pada gaya “luar” dan tidak bernilai konstan. (Tiandho, 2018).
Koefisien gesekan statis dapat di lakukan terlebih dahulu dengan
penimbangan. gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Ada
banyak cara untuk mengukur koefisien gesek, antara lain adalah, yang pertama,
dengan cara mengukur gerak benda dibidang datar yang digerakkan oleh beban
lain yang menariknya oleh gaya gravitasi, yang kedua, dengan cara mengukur
gerak benda pada bidang miring. Kedua cara ini mengambil kondisi ketika
benda tepat bergerak, yaitu dimana kondisi saat kesetimbangannya dipecahkan

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
oleh sedikit kelebihan massa penarik (Hardiansyah, 2021).
1.2 Tujuan Percobaan

1.2.1 Tujuan Intruksi Umum (TIU)


1. Mahasiswa dapat memahami konsep gaya gesek.
2. Mahasiswa dapat melakukan pengamatan gaya gesek.
1.2.2 Tujuan Intruksi Khusus (TIK)
1. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan koefisien gesek statis dan
Koefisien gesek kinetis.
2. Mahasiswa dapat mengamati koefisien gesek dari berbagai macam
benda.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan kaitan antara Koefisien gesek kinetis
Percepatan gerak benda dan percepatan gravitasi.

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya Gesek

Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi diantara dua benda yang yang
saling bersentuhan. Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda
atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Sedangkan menurut Riyadi (gaya
gesek adalah gaya yang ditimbulkan akibat permukaan benda yang saling
bergesekan. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya
gesek adalah gaya yang disebabkan karena adanya gaya yang berarah melawan
gerak benda akibat sentuhan antara dua benda.
Sejalan dengan itu, Salim (2017:51) berpendapat bahwa secara mikroskopis,
gaya gesek disebabkan oleh interaksi melalui terbangunnya gaya ikat antara
molekul-molekul yang berada dipermukaan suatu benda dengan molekul-
molekul pada permukaan benda yang lain ketika keduanya saling bersentuhan.
Benda yang dapat bersentuhan atau bergesekan ini dapat berupa benda padat,
cair, dan gas. Gaya gesek antar benda padat yang dapat dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari adalah gesekan antara tanah dengan sepatu yang kita
pakai. Antara benda cair dan padat juga dapat terjadi gaya gesek, misalya saat
kita berenang, maka akan terjadi gaya gesek antara sang perenang dengan air.
Begitu pula gaya gesek antara benda padat dengan gas. Misalnya gaya gesek
yang terjadi pada pesawat terbang dan udara. Gaya gesek memliki arah gerak
yang berlawanan dengan kecenderungan benda yang bergerak.
Gaya gesek dapat terjadi pada benda yang memiliki permukaan halus maupun
kasar. Semakin halus permukaan benda, maka semakin kecil gaya geseknya.
Sebaliknya, semakin kasar permukaan benda maka semakin besar gaya
geseknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya gaya dapat disebabkan
oleh halus atau kasarnya permukaan benda. Pada benda yang memiliki
permukaan licin tetap dapat terjadi gaya gesek meskipun sangat kecil.
Permukaan yang snagat kecil pun sebenarnya sangat kasar dalam mikroskopis.
Hal ini disebabkan karena pembentukan dan pelepasan. (Hardiansyah, 2021)

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

.. ....
f = µN
…..................................................................................................(3.2.1)
Keterangan :
f = gaya gesek

µ = koefisien gaya gesek

N = gaya normal

Gaya adalah suatu tarikan dan dorongan yang diberikan kepada suatu benda
sehingga benda mengalami perubahan posisi atau kedudukan (bergerak) serta
berubah bentuk. Selain itu, gaya juga dapat diartikan sebagai suatu tarikan atau
dorongan yang dikerahkan oleh sebuah benda terhadap benda lain. Gaya
memilki banyak cabang, salah satunya adalah gaya gesek.
Sejalan dengan itu, secara mikroskopis, gaya gesek disebabkan oleh interaksi
melalui terbangunnya gaya ikat antara molekul-molekul yang berada
dipermukaan suatu benda dengan molekul-molekul pada permukaan benda yang
lain ketika keduanya saling bersentuhan. Benda yang dapat bersentuhan atau
bergesekan ini dapat berupa benda padat, cair, dan gas. Gaya gesek antar benda
padat yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah gesekan antara
tanah dengan sepatu yang kita pakai. Antara benda cair dan padat juga dapat
terjadi gaya gesek, misalya saat kita berenang, maka akan terjadi gaya gesek
antara sang perenang dengan air. Begitu pula gaya gesek antara benda padat
dengan gas. Misalnya gaya gesek yang terjadi pada pesawat terbang. Gaya gesek
memliki arah gerak yang berlawanan dengan kecenderungan benda yang
bergerak.
Pengertian gaya gesek merupakan gaya yang terjadi disebabkan karena
bersentuhannya dua permukaan benda. Contoh dari gaya gesek ini ialah gaya
yang bekerja pada rem sepeda. Pada saat akan berhenti, karet rem yang terdapat
sepeda akan bersentuhan dengan pelek sepeda sehingga akan terjadi gesekan
yang menyebabkan sepeda tersebut dapat berhenti pada saat dilakukan
pengereman. Gaya gesek tersebut akan terjadi apabila dua buah benda saling
bersentuhan serta bergerak berlawanan arah, relatif satu dengan yang lain. Gaya

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
gesek yang melawan atau juga menahan gaya tarik/dorong ini berbeda-beda
besarnya. Besar gaya gesek itu tergantung pada keadaan permukaan benda yang
saling bersentuhan. Pada permukaan yang licin besar gaya gesekan akan lebih
kecil ketimbang gaya gesek yang terjadi pada permukaan yang kasar. Gaya
gesek ini merupakan gaya yang berarah melawan gerak benda atau juga arah
kecenderungan benda bergerak. Gaya gesek ini muncul apabila dua (2) buah
benda bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini ini tidak harus
berbentuk padat, melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek
antara dua buah benda padat contohnya ialah gaya gesek statis serta juga kinetis,
sedangkan untuk gaya antara benda padat serta cairan serta gas ialah gaya
Stokes. Selain dari itu, besar gaya gesek juga tergantung pada berat ringannya
benda yang bergesekan.
Gaya gesek merupakan salah satu topik penting dalam mempelajari materi
mekanika. Meskipun gaya gesek bukanlah salah satu dari gaya fundamental
(Tiandho, 2016) tetapi dengan adanya pemahaman konsep gaya gesek maka
teori-teori fisika yang dipelajari akan terasa lebih realistis. Pada umumnya,
banyak teori dalam fisika disajikan dengan asumsi tanpa gaya gesek dan hal
tersebut kurang sesuai dengan pengalaman sehari-hari, misalkan saja dalam
peristiwa gerak jatuh bebas, gerakan piston, dan osilasi pendulum sederhana.
Sehingga dengan adanya konsep gesekan diharapkan tidak ada lagi yang
menganggap hukum fisika hanya berlaku untuk dunia yang ideal di
laboratorium. Lebih jauh, hal ini juga bertujuan untuk meminimalisir pendapat
yang menyatakan bahwa ilmu yang dipelajari di sekolah bersifat abstrak dan
jauh dari kehidupan nyata.
Saat ini telah cukup banyak model yang digunakan untuk mendeskripsikan
gesekan antar permukaan benda. Tetapi umumnya, gaya gesek yang dipelajari di
sekolah menengah dan tingkat awal perguruan tinggi adalah gaya gesek yang
memenuhi model yang diajukan oleh Coulomb dan Amontons (Popova &
Popov, 2015). Dalam model tersebut dinyatakan bahwa: (1) besar gaya gesek
bergantung pada berat benda (atau gaya normal), (2) besar gaya gesek tidak
bergantung pada luas permukaan kontak, dan (3) gaya gesek kinetis tidak
bergantung pada kecepatan. Salah satu ciri khas dari model yang diajukan oleh

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Coulomb adalah dilakukan pemisahan antara gaya gesek statis dengan gaya
gesek kinetis (gaya gesek dinamis).
Topik gaya gesek dalam pembelajaran fisika merupakan salah satu topik yang
menarik untuk dikaji tingkat miskonsepsinya (Sharma & Sharma, 2007; Chia,
1996). Di dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Hasan (1999) diperoleh
hasil bahwa materi gaya gesek merupakan materi yang kemungkinan
miskonsepsinya tidak cukup besar. Tetapi di dalam penelitian yang dilakukan
oleh Lin dan Singh (2011) disimpulkan bahwa terdapat beberapa kemungkinan
miskonsepsi yang akan muncul dalam materi gaya gesek. Tingginya potensi
miskonsepsi gaya gesek terletak pada definisi gaya gesek statis dan potensi
miskonsepsi tersebut tidak dikaji dalam penelitian yang dilakukan oleh Hasan
(1999). Kebanyakan siswa memiliki anggapan bahwa gaya gesek statis selalu
bernilai maksimum karena siswa memiliki kesulitan dengan definisi
ketidaksamaan matematis yang berkaitan dengan besar gaya gesek statis
terhadap gaya normal. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kosakata pengantar
fisika dan bagaimana hal tersebut ditafsirkan oleh siswa (Ortiz, et al., 2003).
Selain itu evaluasi ini dibutuhkan karena saat ini banyak buku fisika (Esvandiari,
2007; Sugiyono, 2009; Izati, 2014; Supomo, 2007) dan situs belajar online yang
membahas materi gaya gesek secara kurang teliti (Yuant Tiandho, 2018).

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Gambar 3.2.1 Gaya gesek pada benda (Alwafi Ridho Subarkah, 2018)

Dari gambar di atas, F adalah gaya yang menarik balok dan menyebabkan
balok bergerak ke kanan, sedangkan f adalah gaya gesek yang arahnya
berlawanan dengan gaya F dan gerak benda. Jadi, keberadaan gaya gesek ini
akan menghambat laju benda yangbergerak sehingga menjadi berhenti pada
suatu tempat. Dari penjelasan tersebut tentunya kalian telah paham bahwa jika
kita mendorong lemari yang besar dan almari tersebut tidak bergerak itu karena
pada bagian dasar almari dan lantai bekerja gaya gesek yang arahnya berlawanan
dengan arah gaya dorong kita. Sedangkan bola yang mula-mula bergerak di
lapangan rumput kemudian berhenti, itu karena antara permukaan bola dan
rumput timbul gaya gesek yang arahnya berlawanan dengan gerak bola sehingga
lama kelamaan menyebabkan bola menjadi berhenti atau diam.
Gaya gesek dapat merugikan dan juga bermanfaat. Panas pada yang berputar
engsel pintu dan sepatu yang aus adalah contoh kerugian yang disebabkan oleh
gaya gesek. Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak dapat berpindah tempat
karena gerakan kakinya hanya akan menggelincir di atas lantai. Tanpa adanya
gaya gesek antara ban mobil dengan jalan, mobil hanya akan slip dan tidak
membuat mobil dapat bergerak. Tanpa adanya gaya gesek juga tidak dapat
tercipta parasut. Pada umumnya, banyak teori dalam fisika disajikan dengan
asumsi tanpa gaya gesek dan hal tersebut kurang sesuai dengan pengalaman
sehari-hari, misalkan dalam peristiwa gerak jatuh bebas, gerakan piston dan
osiliasi pendulum sederhana. Sehingga dengan adanya konsep gesekan
diharapkan tidak lagi menganggap hukum fisika hanya berlaku di laboratorium.
Dalam penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat bebrapa
kemungkinan miskonsepsi yang muncul dalam materi gaya gesek. Pada
peristiwa gerak jatuh bebas dimana tingginya potensi miskonsepsi gaya gesek
terletak pada definisi gaya gesek statis.
Arah gaya gesekan f berlawanan arah dengan gaya penyebabnya F, dan
berlaku:
1. Untuk harga F < fs maka balok dalam keadaan diam.
2. Untuk harga F = fs maka balok tepat saat akan bergerak.
3. Apabila Fase diperbesar lagi sehingga F >fs maka benda bergerak dan gaya

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
gesekan statis fs akan berubah menjadi gaya gesekan kinetis fk.
Arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah gaya luar yang bekerja pada
benda dan arah gerak benda. Untuk benda padat yang bergerak di atas benda
padat, besar kecilnya gaya gesek sangat bergantung pada kasar atau licinnya
permukaan benda yang bersentuhan, semakin kasar permukaan maka semakin
besar gaya geseknya. Sebaliknya, semakin licin permukaan, semakin kecil gaya
geseknya.
2.2 Jenis – Jenis Gaya Gesek

Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling
bergerak lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan
antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti
(menggeser).
1. Gaya Gesek Statis
Menurut Lohat (2008:389) gaya gesekan yang bekerja pada permukaan
benda yang bersentuhan, ketika benda tersebut belum bergerak disebut gaya
gesek statik. Dapat dikatakan bahwa gaya gesek merupakan gaya yang timbul
sejak benda diberi gaya hingga sesaat sebelum benda mulai bergerak.
Lambang dari gaya gesek ini adalah fs. Gaya gesek statis yang maksimum
sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda dapat mulai bergerak.
Ketika benda telah bergerak, gaya gesek antara dua permukaan akan
berkurang sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil agar benda bergerak
dengan laju tetap.
Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak
bergerak relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat
mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek
statis umumnya dinotasikan dengan μs, dan pada umumnya lebih besar dari
koefisien gesek kinetis. Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang di
aplikasikan tepat sebelum benda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum
antara dua permukaan sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien
gesek statis dikalikan dengan gaya normal f = µsfn. Ketika tidak ada gerakan
yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nol hingga gaya gesek

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
maksimum. Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek maksimum yang
berusaha untuk menggerakkan salah satu benda akan dilawan oleh gaya
gesekan yang setara dengan besar gaya tersebut namun berlawanan arah.
Setiap gaya yang lebih besar dari gaya gesek maksimum akan menyebabkan
gerakan terjadi. Setelah gerakan terjadi, gaya gesekan statis tidak lagi dapat
digunakan untuk menggambarkan kinetika benda, sehingga digunakan gaya
gesek kinetis.
Rumus untuk koefisien gesek statik sering dinyatakan dengan μ = tan θ.
Koefisien gesek ( µ ) dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya
gesek (F) dengan gaya normal (N), dapat dirumuskan sebagai berikut:

F
µ=
N … ………..…………………………………….………………(3.2.2)

Keterangan:
µ = koefisien gesek
F = gaya gesekan
N = gaya normal (N)
Rumus tersebut merupakan rumus yang digunakan sebagai cara untuk
mengukur koefisien gesek. Apabila kita punya sebuah benda, misalnya buku,
lalu kita ingin mengetahui berapa koefisien gesek statik antara buku dengan
permukaan dari kayu, maka cara mengetahuinya adalah dengan meletakkan
buku tersebut di atas permukaan kayu. Kemudian permukaan kayu itu kita
miringkan (terhadap horizontal) sedikit demi sedikit. Pada saat awal (sudut
kemiringan kecil), buku tidak akan bergerak, tetapi setelah terus dimiringkan,
pada sudut kemiringan tertentu (θ) buku akan mulai mulai bergerak, nah tan θ
inilah yang merupakan nilai μ.
Terlihat bahwa nilai sudut θ adalah spesial, tidak bisa divariasikanm
sembarangan, hanya terdapat satu nilai θ untuk koefisien gesek statik antara
bahan kayu dan kayu. Hal ini mengakibatkan bahwa rumus diatas tidak bisa
dipahami sebagai hubungan ketergantungan antara μs terhadap θ. Rumus itu
memberitahu kita bagaimana cara mengukur μ. Pada bidang miring, koefisien
gesek statik diberikan oleh ekspresi μ = tan θ, dimana θ adalah sudut

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
kemiringan. Secara matematis ini ekuivalen.Dalam pecobaan kali ini akan
berlaku hukum Newton 1 dan 2.
Gaya gesekan yang bekerja pada permukaan benda yang bersentuhan,
Ketika benda tersebut belum bergerak disebut gaya gesek statik. Dapat di
katakana bahwa gaya gesek merupakan gaya yang timbul sejak benda tersebut
diberi gaya hingga sesaat sebelum benda mulai bergerak. Apabila benda mulai
bergerak gaya gesek antara dua perukaan akan berkurang sehingga diperlukan
gaya yang lebih kecil agar benda bergerak dengan laju teta (Lohat 2008:398).
Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek maksimum yang berusaha
untuk menggerakkan salah satu benda akan dilawan oleh gaya gesekan yang
setara dengan besar gaya tersebut namun berlawanan arah. Setiap gaya yang
lebih besar dari gaya gesek maksimum akan menyebabkan gerakan terjadi.
Setelah gerakan terjadi, gaya gesekan statis tidak lagi dapat digunakan untuk
menggambarkan kinetika benda, sehingga digunakan gaya gesek kinetis. Arah
gaya gesek selalu berlawanan arah dengan arah gerak benda dan arah gaya
luar.
Misalkan kita menarik sebuah balok yang berada dalam keadaan diam
dengan sebuah gaya F seperti pada gambar, pada waktu balok masih
seimbang, jika gaya yang kita berikan kecil, gaya gesekan statis itupun kecil.
Makin besar gaya gesekan yang kita berikan, makin besar gaya gesekan statis
itu, selama benda masih seimbang, jika gaya terus diperbesar, akhirnya
keseimbangan benda hilang. Benda bergerak kearah gaya yang kita berikan.
Ini berarti gaya gesekan tidakdapat bertambah besar lagi. Gaya gesekan statis
mencapai nilai maksimum. Nilai maksimum ini disebut gaya gesekan (statis
maksimum) untuk kedua permukaan yang bergesekan. Pada saat gaya gesekan
maksimum, benda pada saat tepat akan bergerak..

Fs = µs . N
……...…………................................................................(3.2.3)

Keterangan:
Fs = gaya gesek statis maksimum (Kgf atau N)
µs = koefisien gesekanstatis,
N = gaya normal pada benda (N)

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Gambar 3.2.2 Gaya gesek statis pada bidang datar (Hariati Winingsih, 2018)
Sebuah spesimen dengan berat (w) terletak diatas bidang miring dengan
sudut kemiringan (θ) terhadap horizontal. Gaya gesek bidang miring seperti
pada gambar berikut. Jika suatu benda peluncur diletakkan pada perangkat
bidang miring dengan sudut tertentu seperti pada gambar 3.2.3 maka gaya
yang bekerja pada benda peluncur tersebut berbeda dengan benda peluncur
pada bidang datar. Pada bidang miring arah gaya berat benda peluncur akan
tetap vertikal kebawah dengan persamaan w = m.g, sedangkan arah gaya
normalnya tegak lurus keatas sesuai dengan bidang miring.
Apabila benda A kita letakkan diatas permukaan bidang miring B yang
membentuk sudut θ, dalam keadaan diam seperti pada gambar dibawah.
Ketika benda dilepaskan perlahan – lahan tanpa memeberikan gaya tambahan
atau kecepatan awal (meluncur bebas), maka benda akan meluncur dengan
kecepatan tertentu. Dalam hal ini komponen berat dalam arah bidang miring
lebih besar dari gaya gesek maksimum, yaittu gaya gesekan yang bekerja
dalam kondisi statis, ini akan tercapai jika sudut yang dibentuk lebih besar
dari sudut statisnya. besarnya gaya gesek bergantung pada kekasaran
permukaan benda dan bidang yang bersentuhan. Perhartikan gambar berikut
ini, benda A diletakkan dibidang B dengan kemiringan θk.

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Gambar 3.2.3 Benda peluncur pada bidang miring ( Yusfi Budi Hari,2013 )

2. Gaya Gesek Kinetis

Gaya Gesek Kinetik Ketika kalian menendang bola di atas tanah, bola akan
menggelinding dengan kecepatan tertentu. Tetapi, semakin lama kecepatan
bola semakin berkurang dan akhirnya berhenti. Bola dapat bergerak
diakibatkan gaya dari tendangan (gaya dorong). Namun, saat sedang bergerak,
ada gaya yang menghambat gerak bola dan mengurangi kecepatannya. Gaya
yang menyebabkan kecepatan bola semakin berkurang disebut gaya gesek
kinetis. Koefisien gesek kinetis umumnya dinotasikan dengan μk dan pada
umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis.
Menurut Lohat (2008:392) gaya geseek kinetic adalah gaya yang bekerja
pada dua permukaan benda yang bekerja pada dua permukaan benda yang
bersentuhan Ketika benda tersebut bergerak. Gaya gesek kinetik memiliki
lambing fk. Ketika sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya
gesekan bekerja berlawanan arah terhadap kecepatan benda. Jadi, gaya gesek
kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada benda yang bergerak. Gaya gesek
kinetis dilambangkan dengan fk. Gaya ini termasuk gaya dissipatif, yaitu gaya
dengan usaha yang dilakukan akan berubah menjadi kalor (panas).
Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak
relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis
umumnya dinotasikan dengan μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari
gaya gesek statis untuk material yang sama. Dalam pecobaan kali ini akan
berlaku hukum Newton 1 dan 2. Perbandingan antara gaya gesek kinetik

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
masksimum dengan gaya normalnya disebut koefisien gesek kinetik (µk).

fk
µ=
N …………………………………..………………………………
(3.2.4)

Keterangan:
µ = koefisien gaya gesek
fk = gaya gesek kinetik maksimum
N = gaya normal benda(N)
Harga µk sesungguhnya bergantung pada sifat kedua permukaan yang
bersentuhan. Nilainya dapat berharga lebih dari satu, walaupun biasanya
harganya kurang dari satu. Gaya gesek kinetik memiliki lambang fk. Ketika
sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesekan bekerja
berlawanan arah terhadap kecepatan benda. Ketika kalian menendang bola di
atas tanah, bola akan menggelinding dengan kecepatan tertentu. Tetapi,
semakin lama kecepatan bola semakin berkurang dan akhirnya berhenti. Bola
dapat bergerak diakibatkan gaya dari tendangan. Namun, saat sedang
bergerak, ada gaya yang menghambat gerak bola dan mengurangi
kecepatannya. Gaya yang menyebabkan kecepatan bola semakin berkurang
disebut gaya gesek kinetis. Jadi gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang
bekerja pada benda yang bergerak. Sama seperti gaya gesek statik, besar gaya
gesek kinetik juga bergantung padagaya normal serta tingkat kekasaran
permukaan benda dan bidang yang bersinggungan (koefisien gesekan).
Gaya gesek kinetis terjadi ketika gaya yang diberi pada gaya gesek kinetis
telah melebihi batas masksimumnya. Nilai koefisien gesekan baik koefisien
gesek statis maupun kinetis tidak pernah lebih dari 1. Selain itu, besar
koefisien gesek statis umumnya selalu lebih besar dari pada koefisien gesek
kinetis (μs > μk). Gaya gesek kinetis terjadi ketika gaya yang diberi pada gaya
gesek kinetis telah melebihi batas masksimumnya. Nilai koefisien gesekan
baik koefisien gesek statis maupun kinetis tidak pernah lebih dari 1. Selain itu,
besar koefisien gesek statis umumnya selalu lebih besar dari pada koefisien
gesek kinetis (μs > μk). (Amirudin dkk, 2018.).

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Keberadaan gaya gesekan memberi pengaruh signifikan terhadap gerak
benda. Gaya gesekan antara benda dengan lantai biasa dimanfaatkan untuk
standar kekasaran permukaan jalan, khususnya jalan beraspal ataupun beton.
Saat ini, formulasi gaya gesekan antara benda padat dengan udara ataupun
dengan zat cair sudah dikenal secara umum. Namun, koefisien gaya gesekan
antara benda padat dengan lantai belumlah lengkap. Maka muncullah
permasalahan tentang apakah gaya gesekan antara benda dengan lantai
mempunyai karakter yang sama dengan gaya gesekan antara benda (padat)
dengan udara ataupun zat cair. Pada gaya gesekan antara benda dengan udara
atau zat cair, maka luas penampang efektif benda mempengaruhi koefisien
gaya gesekan. Tentu saja, koefisien gesekan yang dimaksud adalah koefisien
gesekan kinetis, sebab benda mengalami gaya yang disetarakan dengan benda
dalam keadaan bergerak. Benda bergerak pada 2 jenis lantai saja, yaitu gelas
dan kayu halus (M E Jati & Murdaka, 2018). Gaya gesek ini memiliki
beberapa sifat atau juga karakteristik yang membedakannya dengan jenis
gaya-gaya lain. Berikut adalah sifat-sifat gaya gesek dengan secara umum
yang sudah di rangkum :
1. Berlawanan Arah Arah gaya gesek ini selalu berlawanan arah dengan arah
gerak benda. Apabila benda bergerak ke kanan, maka arah gaya gesek ini ke
kiri. Jika pada benda bergerak ke bawah, arah gaya gesek itu ke atas
begitupun seterusnya.
2. Besar Gaya Tergantung Tingkat Kekasaran Untuk benda padat yang
bergerak di atas benda padat, besarnya gaya gesek itu dipengaruhi oleh tingkat
kekasaran pada permukaan benda yang bersinggungan. Semakin kasar
permukaan suatau benda,maka semakin besar juga gaya gesek dan sebaliknya.
3. Besar Gaya dipengaruhi Luas Bidang Untuk benda yang bergerak di udara (
gerak jatuh bebas), besarnya gaya gesek yang dialami benda itu dipengaruhi
oleh luas bidang sentuh benda.

2.3. Hukum Tentang Gesekan

Menurut Lohat (2008:392) gaya gesek kinetik adalah gaya yang bekerja

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
pada dua permukaan benda yang bersentuhan ketika benda tersebut bergerak.
Gaya gesek kinetic memiliki lambing fk. Ketika sebuah benda bergerak pada
permukaan benda lain, gaya gesekan bekerja berlawanan arah terhadap
kecepatan benda.
Hukum-hukum tentang gesekan adalah hukum yang berdasarkan
pengalaman. Gesekan suatu benda yang menggelinding diatas permukaan
dilawan oleh gaya yang timbul akibat perubahan bentuk permukaan yang
bersinggungan. Contoh sebuah kubus diam pada suatu bidang miring memiliki
sudut, kemudian diperbesar sudutnya maka kubus akan mulai tergelincir.
Benda di alam bergerak, diam dan sebagainya tidak terjadi secara tiba-
tibaAda penyebab sehingga gerak tersebut terjadi dan proses gerakpun tidak
terjadi secara bebas. Benda selalu bergerak mengikuti aturan yang sudah pasti.
Benda yang dilepas dari ketinggian tertentu pasti bergerak jatuh kalau tidak ada
dorongan lain yang membelokkan arah gerak. Benda yang dilempar dalam arah
horizontal selalu berberak melengkung ke bawah. Paku yang didekatkan ke
magnet akan ditarik ke arah magnet. Bumi selalu bergerak mengelilingi matahari
pada orbit yang sudah tertentu. Dengan kata lain gerak benda umumnya bersifat
determinsitik, artinya dapat diramalkan di mana lintasan yang akan diambil, ke
mana arah kecepatan pada tiap titik di lintasan tersebut, dan berapa percepatan
tiap saat
Hukum Newton yang kedua menjelaskan bagaimana keadaan gerak benda
dapat berubah. Hukum ini mengatakan bahwa keadaan gerak pada benda hanya
dapat berubah jika pada benda tersebut dikenakan sebuah gaya. Gaya yang
bekerja pada benda akan memberi dampak langsung pada perubahan keadaan
gerak benda tersebut. Adanya kesebandingan antara besar perubahaan keadaan
gerak dengan besar gaya yang diaplikasikan pada benda tersebut
Hukum-hukum tentang gesekan adalah hukum yang berdasarkan
pengalaman. Gesekan suatu benda yang menggelinding diatas permukaan
dilawan oleh gaya yang timbul akibat perubahan bentuk permukaan yang
bersinggungan. Contoh sebuah kubus diam pada suatu bidang miring memiliki
sudut, kemudian diperbesar sudutnya maka kubus akan mulai tergelincir.

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
1. Hukum Newton I

Menyatakan “ Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan
nol maka benda yang diam akan tetap diam, dan benda yang bergerak lurus
beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan dengan kecepatan tetap ”.
Sesungguhnya bahwa dalam hukum newton ini memberikan pernyataan
tentang kerangka acuan. Pada umumnya adanya percepatan suatu benda
bergantung kerangka acuan mana ia diukur.
Hukum I Newton mendefinsikan adanya sifat kelembaman benda, yaitu
keberadaan besaran yang dinamai massa. Karena sifat kelembaman ini maka
benda cenderung mempertahankan keadaan geraknya. Keadaan gerak
direpresentasikan oleh kecepatan. Jadi, sifat kelembaman mengukur
kecenderungan benda mempertahankan kecepatannya. Makin besar
kelembaman yang dimiliki benda maka makin kuat benda mempertahankan
sifat kelembamannya. Atau diperlukan pengganggu yang lebih besar untuk
mengubah kecepatan benda. Makin besar massa maka benda makin lembam.
Itulah penyebabnya bahwa kita sangat sulit mendorong benda yang memiliki
massa lebih besar darimapa benda yang memiliki massa lebih kecil.
Hukum ini menyatakan bahwa jika tidak ada benda lain didekatnya
(artinya tidak ada gaya yang bekerja, karena setiap gaya harus dikaitkan
dengan benda dan dengan lingkungannya) maka dapat dicari suatu keluarga
kerangka acuan sehingga suatu partikel tidak mengalami percepatan. Pada
umumnya adanya percepatan suatu benda bergantung kerangka acuan mana ia
diukur.
∑F = 0 ... ……........................................................................( 3.2.5 )
Keterangan :
∑F = resultan gaya (Kg. m/s2)
Contoh penerapan Hukum Newton 1 dalam kehidupan
sehari-hari lainnya adalah sebagai berikut:
a. Saat rem diinjak, mobil akan berhenti karena gaya gesekan antara ban dan
jalan menghentikan geraknya.
b. Saat dilempar ke udara, bola bergerak dengan kecepatan konstan serta

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
sejajar dengan arah lemparan, sebelum dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan
hentakan.
c. Saat kereta api yang bergerak dengan kecepatan konstan berhenti tiba-tiba,
penumpang dalam kereta akan terdorong ke depan karena hukum inersia
menyebabkan tubuh mereka cenderung untuk tetap bergerak maju.
d. Saat benda dilempar ke atas di dalam mobil yang bergerak dengan
kecepatan konstan, benda tersebut akan terlihat bergerak mundur.
Sebabnya, si pelempar dan benda tersebut, bergerak dengan kecepatan yang
sama. Dalam pipa lurus, air akan mengalir dengan kecepatan konstan jika
tidak ada gaya eksternal yang mempengaruhinya.
e. Saat aliran air dari selang dimatikan mendadak (dengan cepat), air di dalam
selang akan terus bergerak keluar sejenak sebelum berhenti.
f. Ketika dilempar ke atas, koin akan mencapai ketinggian maksimum sesaat
sebelum turun kembali ke tanah karena geraknya terhenti oleh gaya
gravitasi.
g. Penumpang akan terdorong ke belakang saat mobil yang semula diam tiba-
tiba bergerak, terutama jika kecepatannya tinggi.
h. Ketika taplak penutup meja ditarik secara cepat, benda di atasnya seperti
vas bunga atau piring bisa tetap berada dalam keadaan diam.
2. Hukum Newton II
Hukum I Newton baru mendefinisikan besaran yang bernama massa,
tetapi belum membahas penyebab benda bergerak atau berhenti. Hukum II
Newton menjelaskan perubahan keadaan gerak benda. Hukum ini menyatakan
bahwa benda dapat diubah keadaan geraknya jika pada benda bekerja gaya.
Gaya yang bekerja berkaitan langsung dengan perubahan keadaan gerak
benda. Besarnya perubahan keadaan gerak sama dengan gaya yang diberikan
kepada benda.
Menyatakan “ percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada
benda berbanding lurus dengan besar gayanya dan berbanding terbalik dengan
massa benda”. Sebagai contoh adalah saat kita mendorong buku yang berada
diatas meja kemudian dilepaskan. Buku itu akan bergeser dan kemudian

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN

Fgesekan = µN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
bergerak. Menurut hukum Newton II, perubahan gerak ini disebabkan
oleh adanya gaya yang arahnya berlawanan dengan arah gerak buku itu.
Kalau gaya itu tidak ada tentulah buku tidak bergerak beraturan. Menurut
hukum newton I gaya gesekan. Pernyataan itu dapat ditulis sebagai berikut:

…..……….………………………..………………………(3.2.6)

Keterangan :

F = Gaya
μ = mikro /mu
N = Gaya netral (N)
Rumus Hukum Newton II yaitu:

∑𝐹 = 𝑀 × a .. ……............................................................................(3.2.7)

Keterangan :
∑F = resultan gaya (Kg. m/s2 )
m = massa benda (Kg),
a = Percepatan (m/s2)
Berdasarkan hukum II Newton maka gaya yang bekerja pada benda sama
dengan massa benda dikali dengan percepatan, dan menghasilkan resultan
gaya.
Contoh penerapan Hukum Newton 2 dalam kehidupan sehari-hari adalah
berikut ini:
a. Gerak sepeda akan makin cepat saat kayuhan pesepeda bertambah kuat dan
intens. Namun, jika di belakang sepeda ada padi satu karung, kayuhan akan
semakin berat dan gerak sepeda juga menjadi lebih lambat.
b. Saat pengemudi menginjak pedal gas mobil, gaya dorong dari mesin
menyebabkan percepatan mobil. Semakin besar gaya dorong, semakin cepat
mobil melaju.
c. Ketika pemain basket melempar bola dengan tenaga tangan, gaya yang ia
berikan akan menyebabkan percepatan bola sesuai dengan massanya.
Semakin kuat lemparan, bertambah cepat bola bergerak.

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
d. Ketika pemain sepak bola menggiring bola, gaya yang diaplikasikan akan
menyebabkan percepatan bola seiring dengan massa benda tersebut.
Semakin cepat lari pemain saat menggiring, bertambah cepat pula gerakan
bola
e. Untuk mengangkat benda dari lantai, tenaga yang dibutuhkan akan sesuai
dengan massa benda itu. Semakin berat bobot benda, bertambah besar pula
tenaga yang dibutuhkan untuk mengangkatnya.
f. Saat menendang bola, gaya yang dihasilkan dari kaki seorang pemain sepak
bola akan menyebabkan percepatan pada bola sesuai dengan massa benda
itu. Semakin keras tendangan, gerak bola juga bertambah cepat.
g. Untuk mendorong pintu agar terbuka, besarnya gaya dorong akan selaras
dengan kecepatan pintu terbuka.
h. Ketika melompat dari tempat yang tinggi, kecepatan seseorang jatuh ke
bawah dipengaruhi oleh massa tubuhnya dan gaya gravitasi yang bekerja.
Semakin berat tubuh dan tinggi tempat melompat, bertambah pula
kecepatan jatuh
3. Hukum Newton III

Hukum Newton III Menyatakan “Setiap gaya aksi yang dilakukan, selalu
ada gaya reaksi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”. Jika benda
pertama melakukan gaya pada benda kedua (gaya aksi), maka benda kedua
melakukan gaya yang sama besar pada benda pertama tetapi arahnya
berlawanan (gaya reaksi). Persamaan Hukum III Newton yaitu pada gaya
gravitasi pembawa gaya magnet, gaya listrik dan pada saat kita memukul paku
itu menggunakan palu. Hukum tersebut sering disebut dengan hukum gaya
reaksi, untuk setiap gaya reaksi, untuk ssetiap gaya akan selalu ada gaya reaksi.
Hukum Newton III dinotasikan rumus:
F aksi = -Freaksi ...................................................................................(3.2.8)
Keterangan :
Faksi = gaya yang diberikan oleh benda pertama ( N )
Freaksi = Balasan gaya yang diterima dari benda pertama tetapi dengan arah
yang berlawanan (N)

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Gaya aksi dan reaksi bekerja pada benda yang berbeda sehingga tidak saling
meniadakan. Saat mendorong tembok gaya aksi adalah gaya oleh tangan pada
tembok sedangkan gaya reaksi adalah gaya oleh tembok pada tangan. Tetapi
harus diingat bahwa gaya aksi dan reaksi bekerja pada benda yang berbeda
sehingga tidak saling meniadakan. Tangan melakukan gaya pada dinding dan
dinding melakukan gaya pada tangan. Jadi dua gaya tersebut tidak dapat
dijumlahkan. Berbeda kasusnya jika kamu mendorong benda dan teman kamu
juga mendorong benda yang sama. Dalam kasus ini gaya yang kamu lakukan
dan yang dilakukan teman kamu dapat dijumlahkan karena bekerja pada benda
yang sama
Contoh penerapan Hukum Newton 3 dalam kehidupan sehari-hari:
a. Saat seseorang mendayung perahu, arah dayung akan berlawanan dengan
gerak perahu. Jika dayung digerakkan mengarah ke belakang, perahu akan
bergerak ke depan. Demikian pula sebaliknya.
b.Ketika melompat dari perahu ke dermaga, kaki seseorang memberikan gaya
aksi ke perahu. Sebagai reaksinya, perahu memberikan gaya yang sama
besar tetapi berlawanan arah. Akibatnya kaki terdorong ke arah dermaga.
c. Ketika menekan pegas, tangan seseorang akan memberikan gaya aksi pada
pegas. Sebagai reaksi, pegas memberikan gaya reaksi yang sama besar pada
tangan tetapi berlawanan arah.
d.Ketika berjalan, kaki memberikan gaya ke bawah pada permukaan tanah.
Sebagai reaksi, permukaan tanah memberikan gaya ke atas (berlawanan
dengan arah gaya dari kaki). Hal ini memungkinkan kaki untuk bergerak
maju.
e. Saat memakai pompa untuk mengisi udara ke ban sepeda, kamu
memberikan gaya pada udara di dalam ban. Sebagai reaksinya, udara di
dalam ban memberikan gaya yang sama besar ke arah luar. Hal ini membuat
ban akan mengembang.
f. Ketika menembakkan peluru dari senapan angin, senapan memberikan gaya
pada peluru dengan melepaskan gas dari dalam. Sebagai reaksi, peluru
memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah pada senapan.
Hal ini menyebabkan senapan terdorong ke belakang. Pada saat gasing

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
dilempar ke atas permukaan, bagian bawahnya memberikan gaya ke
permukaan (arah ke bawah).
g.Sebagai reaksi, permukaan memberikan gaya dengan arah ke atas pada
gasing. Hal ini memungkinkan gasing berputar.
h.Saat perenang mengayunkan tangan dan kaki, ayunan itu memberikan gaya
pada air. Sebagai reaksi, air memberikan gaya yang sama besar tetap
berlawanan arah dengan ayunan tangan dan kaki perenang. Reaksi air ini
membantu perenang untuk bergerak maju ke depan.
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Gaya Gesek
Besarnya gaya gesek ditentukan oleh dua faktor yaitu :
1. Kekasaran permukaan benda yang saling bersentuhan
Pada permukaan yang licin besar gaya gesek lebih kecil daripada
gaya gesek yang terjadi pada permukaan yang kasar. Dengan demikian
menarik/mendorong benda di atas lantai semen lebih mudah daripada
menarik/mendorong benda di atas tanah. Kekasaran permukaan benda yang
saling bersentuhan dinyatakan dengan istilah koefisien gesek, makin kasar
permukaan benda yang saling bersentuhan makin besar koefisien
geseknya.
2. Berat benda yang bergesekan.
Menarik/mendorong kursi lebih mudah daripada menarik/mendorong
meja. Hal ini menunjukkan bahwa besar gaya gesek pada benda yang ringan
lebih kecil dari pada besar gaya gesekan pada benda yang lebih berat.
2.5 Penerapan Gaya Gesek dalam Aspek yang Menguntungkan dan Merugikan
Penerapan gaya gesek dalam kehidupan sehari–sehari seringkali dilakukan.
Dalam penerapan gaya gesek, tentu bukan hanya aspek yang menguntungkan
saja, tetapi besar kemungkinan gaya gesek menimbulkan aspek yang
merugikan. Berikut ini adalah penerapan gaya gesek dalam aspek yang
menguntungkan dan merugikan.
1. Gaya Gesek yang Menguntungkan
a) Gaya gesek yang terjadi antara sepatu dengan permukaan tanah.
Saat kita sedang berjalan, terjadi sebuah proses aksi dan reaksi. Ketika
telapak kaki mendorong tanah ke belakang, gesekan yang dikerjakan tanah

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
pada telapak kaki akan mendorong tubuh ke depan. Apabila tanah dalah
dalam keadaan licin, maka koefisien geseknya kecil sehingga gaya geseknya
pun kecil sehingga tanpa gaya gesek memungkinkan kaki akan terpeleset.
b) Gaya gesek pada roda kendaraan yang bergerigi
Seperti yang kita ketahui bahwa pada umumnya roda memiliki
permukan yang bergerigi atau beralur. Hal ini bertujuan untuk memperbesar
gaya gesek antara roda dengan tanah. Semakin besar gaya gesek maka kecil
kemungkinan roda akan tergelincir khususnya pada tanah atau jalan yang
licin. Jika roda tidak dibuat beralur atau bergerigi, maka gaya gesek yang
dihasilkan akan semakin kecil. sehingga besar kemungkinan menyebabkan
roda mudah tergelincir.
c) Gesekan pada korek api
Salah satu alat yang dapat menghasilkan api adalah korek api. Untuk
menghasilkan korek api, perlu dilakukan gesekan antara pentol korek api
dengan setrip samping kotak korek api. Gesekan yang dilakukan akan
menyebabkan suhu pentol korek naik. Suhu panas tersebut menyebabkan
bahan kimia pada pentol korek dengan setrip akan bereaksi. Suhu panas
yang terus mengalami kenaikan akan menyebabkan korek api terbakar.
d) Gesekan antara amplas dan kayu
Amplas merupakan alat yang digunakan untuk menghaluskan
permukaan benda-benda yang kasar. Amplas memiliki permukaan yang
kasar sehingga ketika amplas digosokkan ke benda yang permukaannya
kasar menghasilkan gaya gesek yang membuat permukaan benda menjadi
halus.
e) Gesekan pada rem kendaraan
Saat kita ingin memperlambat atau menghentikan laju kendaraan, maka
dilakukan sebuah pengereman. Rem sepeda biasanya berupa dua bantalan
karet keras yang dipasang di setiap ujung ujung sisi penjepit rem. Penjepit
kemudian diikat ke rangka sepeda dengan poros. Pada saat di rem, bantalan
akan dijepit sehingga bergerak ke arah dalam hingga menekan pelek pada
roda. Hal ini menimbulkan gaya gesek yang dapat memperlambat laju
sepeda.

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
2. Gaya Gesek yang Merugikan
a) Gesekan antara ban kendaraan dengan aspal
Gesekan yang terjadi antara ban kendaraan dengan aspal akan
menyebabkan panas pada ban. Selain itu, gesekan tersebut juga dapat
menyebabkan permukaan ban semakin menipis. Ketika permukaan ban
menipis maka gerigi pada ban akan semakin halus. Sehingga apabila
digunakan, kendaraan akan mudah tergelincir karena gaya geseknya dengan
aspal kecil.
b) Gesekan pada komponen mesin kendaraan
Saat mesin bekerja terjadi proses pembakaran yang menyebabkan
mesin melakukan gerakan mekanik. Dalam gerakan ini, terjadi gesekan
antar komponen mesin. Gesekan yang terjadi antar komponen mesin pada
kendaaan akan menyebabkan mesin cepat panas, aus, dan membuat
penggunaan bahan bakar menjadi boros. Untuk mengatasi ini, diperlukan
pelumas, seperti oli yang berjuan untuk mengurangi gaya gesek yang
tejadi antar mesin kendaraan sehingga mesin tidak mudah panas dan
kumpulan dari beberapa perangkat mesin yang berfungsi sebagai daya
mesin.
c) Gesekan antara udara dengan kendaraan
Saat kita mengendarai kendaraan, maka akan terjadi gaya gesek antara
kendaraan yang kita kendarai dengan udara. Gaya yang terjadi tersebut
tentunya akan memengaruhi kelajuan kendaraan. Jika gaya gesek yang
dihasilkan besar, maka akan memperlambat laju kendaraan tersebut.
Untuk dapat mempercepat laju endaraan maka dibutuhkan kinerja mesin
yang ekstra dan bahan bahan bakar yang lebih banyak (Hardiansyah,
2021).
Dalam kehidupan sehari hari banyak sekali dijumpai contoh gaya gesek
suatu benda yang kita amati bergesekan antara dua benda yang diamati
dalam praktikum, agar kita dapat memahami apa saja contoh gaya gesek
dalam kehidupan sehari hari. Adapun beberapa contoh gaya gesek dalam
kehidupan sehari-hari: 1. Kaki dengan Lantai. Contoh gaya gesek yang
pertama adalah kaki dan lantai. Kaki dan lantai akan bertemu dan

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
menimbulkan gesekan yang membuat kita dapat berjalan. Jika tidak ada
gaya gesek, maka kamu akan terjatuh akibat tergelincir. 2. Tangan yang
Kamu Gosok. Contoh yang kedua ini cukup mudah dan semua orang
sadari. Gaya gesek timbul saat menggosokkan kedua telapak tangan.
Permukaan aspal dan roda Kendaraan.
2.6 Percepatan
Percepatan adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu.
Akselerasi sebuah objek disebabkan karena gaya yang bekerja pada objek
tersebut yaitu percepatan yang merupakan besaran vektor yakni besaran yang
mempunyai nilai dan arah. Percepatan dapat berupa nilai negatif dan juga
percepatan dapat bernilai positif. Percepatan bernilai negatif jika kecepatan
suatu benda berkurang dalam selang waktu tertentu, sedangkan kecepatan
bernilai positif apabila kecepetan suatu benda bertambah dalam selang waktu
tertentu. Percepatan juga dibagi menjadi dua yaitu percepatan diperlambat dan
percepatan di percepat. Percepatan diperlambat artinya arah percepatannya
berlawanan dengan arah kecepatan, sedangkan percepatan dipercepat artinya
arah percepatannya searah dengan kecepatan. Percepatan merupakan besaran
vektor, sehingga nilainya dapat berharga positif atau negatif. Negatif disebut
diperlambat sedangkan yang bernilai positif disebut dipercepatan.
Kejadian dipercepat dan diperlambat dapat diilustrasikan pada suatu mobil
yang bergerak. Mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan dan arah tertentu
akan mengalami perlambatan yang arah perlambatannya berlawanan arah
kecepatan. Ketika mobil direm karena hedak berhenti, dan mobil akan
dipercepat dengan arah percepatannya searah kecepatan ketika mobil digas
karena hendak menyusul kendaraan lain di depannya (Risya Fauziyyah, 2020).
2.7. Pengertian Gerak Bidang Miring
Bidang miring adalah suatu permukaan datar yang memiliki suatu sudut
dengan salah satu ujungnya lebih tinggi dari ujung yang lain dan merupakan
salah satu jenis pesawat sederhana yang sering digunakan untuk memindahkan
sebuah benda yang sangat berat menggunakan bidang miring, tentu kita harus
mengetahui seberapa besar usaha yang kita butuhkan.
1. Prinsip-Prinsip Bidang Miring Dalam Kehidupan Sehari-hari

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Prinsip bidang miring banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-
hari. Beberapa contoh pemanfaatan bidang miring seperti jalan di sekitar
gunung atau pegunungan di buat melingkar-lingkar agar kemiringannya
tidak terlalu terjal. Dengan demikian, kendaraan akan lebih mudah
melewatinya. Jika jalan dibuat lurus dari lembah ke puncak, jalan menjadi
sangat curam sehingga membahayakan kendaraan yang melaluinya. Untuk
membelahnya kayu yang besar orang memanfaatkan baji. Bentuk biji yang
menggunakan prinsip bidang miring akan memudahkan orang membelah
kayu. Di dalam dongkrak terdapat uliran yang terbentuk bidang miring
uliran ini meringankan kerja ketika dongkrak sedang di gunakan.
2.8. Gerak Translasi
Gerak lurus adalah gerak suatu objek yang lintasannya berupa garis lurus.
Jenis gerak ini disebut juga sebagai sesuatu translasi beraturan. Gerak translasi
adalah gerak dari suatu benda dengan bentuk dan lintasan yang sama disetiap
titiknya, dapat berupa vertikal atau horizontal. Pada rentang waktu yang sama
terjadi perpindahan yang besarnya sama besar. Sebuah benda dapat dikatakan
melakukan gerak translasi (pergeseran) apabila setiap titik yang ditempuh
berupa garis lurus.
Gerak transalasi sebuah benda titik dipahami sebagai perubahan posisi
benda itu. Sebuah benda dikatakan sebagai benda titik apabila ukuran benda itu
dapat diabaikan, yakni ketika ukuran benda itu jauh lebih kecil daripada jarak
pergeseran yang ditempuhnya. Jarak bumi dari matahari sekitar 150 juta
kilometer. Hal ini berarti bahwa Bumi menempuh jarak 942,5 juta kilometer
dalam satu kali periode jika orbitnya dianggap lingkaran. Sementara jari-jari
Bumi sekitar 6370 kilometer. Terlihat bahwa ukuran bumi jauh lebih kecil jika
dibandingkan dengan jarak yang ditempuh olehnya selama satu periode. Oleh
karena itu, bumi dapat dipandang sebagai benda titik. Beberapa benda titik
membentuk sistem benda titik. Gerakan benda-benda titik sebagai keseluruhan
disebut sebagai gerak sistem benda titik. Benda dikatakan bergerak jika terjadi
perubahan posisi.
Gerak sistem benda titik disebut gerak benda tegar apabila jarak antar benda
titik tidak berubah. Sementara, jika jarak antara benda titik di dalam sistem

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
benda titik yang bergerak mengalami perubahan, gerak sistem benda titik
tersebut disebut gerak dengan deformasi (Farchani dkk., 2014).
Gerak translasi benda titik dinamakan berdasarkan bentuk lintasan yang
dilaluinya. Oleh karena itu, orang mengenal adanya gerak lurus, gerak
melingkar, dan gerak parabola yang keseluruhannya merupakan gerak elips.
Gerak elips merupakan gerak pada bidang karena lintasannya berada pada satu
bidang. Adapula gerak dengan lintasan berupa spiral. Gerak ini bukan
merupakan gerak pada bidang, mela inkan merupakan gerak dalam ruang. Untuk
menjelaskan gerak benda secara lengkap, kita harus menggunakan sumbu
koordinat. Jumlah sumbu koordinat yang akan kita gunakan bergantung pada
jenis gerak yang akan kita bahas. Jika benda hanya bergerak pada lintasan
berupa garis lurus maka kita cukup menggunakan satu sumbu koordinat. Gerak
semacam ini sering disebut gerak satu dimensi. Contoh gerak tersebut adalah
gerak mobil saat di jalur lurus jalan tol atau gerak kereta api pada rel yang lurus
atau gerak pesawat pada posisi cruising (posisi lintasan tertinggi). Pada posisi
cruising umumnya lintasan pesawat berupa garis lurus. Pesawat baru akan keluar
dari lintasan lurus kalau di depan ada turbulensi, ada peasawat lain, atau pesawat
akan mendarat.
Jika benda bergerak pada bidang datar maka kita memerlukan dua sumbu
koordinat. Bisanya sumbu koordinat dipilih saling tegak lurus. Walapun tidak
harus dua sumbu tegak lurus. Sembarang dua sumbu yang tidak berimpit dapat
kita gunakan sebagai sumbu koordinat untuk menjelaskan benda yang bergerak
pada bidang datar. Namun, penggunaan sumbu yang tegak lurus akan
mempermudah dalam menjelaskan gerak benda tersebut. Gerak pada bidang
yang memerlukan dua sumbu koordinat untuk menjelaskannya dinamakan juga
gerak dua dimensi. Gerak pemain bola, gerak benda di atas meja, gerak
pembalap di sirkuit, gerak kapal di atas laut adalah contoh gerak dua dimensi
2.9 Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan
a. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak adalah perpindahan atau perubahan posisi suatu objek atau suatu
benda yang diamati dari suatu titik acuan. Titik acuan yang dimaksud adalah
titik awal objek atau benda tersebut maupun titik tempat pengamat objek

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
berada. GLB atau gerak lurus beraturan adalah sebuah keadaan dimana
sebuah benda bergerak dengan kecepatan yang tetap atau konstan.
Contoh dari gerak lurus beraturan adalah mobil yang sedang bergerak
pada jalan yang lurus. Perubahan atau perpindahan posisi dan suatu objek
atau suatu benda yang diamati dari suatu titik acuan pada gerak lurus
beraturan. Gerak sendiri memiliki pengertian “Perubahan atau perpindahan
posisi dari titik awal ke titik tujuan”. Pada rentang waktu yang sama terjadi
perpindahan yang besarnya sama besar. Sebuah benda dapat dikatakan
melakukan gerak apabila telah bepindah posisi.
b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak benda pada lintasan lurus
dengan dan percepatan dan kecepatan yang berubah secara teratur. Adapun
contoh dari gerak lurus berubah beraturan dalam kehidupan sehari-hari
adalah gerak pada buah yang jatuh dari pohonnya dan kertas yang dilempar
keatas. Gerak lurus berubah beraturan atau GLBB ialah gerak sebuah benda
yang lintasannya berbentuk garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang
ditempuh tiap satuan waktu berubah lebih besar atau lebih kecil, artinya tidak
tetap.
Disini jarak yang ditempuh makin besar atau makin kecil artinya gerak
dipercepat atau diperlambat. Contoh gerak lurus berubah beraturan adalah
gerak jatuh bebas seperti buah apel yang jatuh dari pohon. Gerak jatuh bebas
ialah gerak lurus yang dipercepat beraturan yang lintasannya.
2.10 Mekanika kontak
Secara sederhana mekanika kontak (contact mechanics) mempelajari
tentang kontak yang terjadi antar benda, yang merupakan bagian dari ilmu
tribologi. Mekanika kontak mempelajari tentang tegangan dan deformasi yang
ditimbulkan saat dua permukaan solid saling bersentuhan satu sama lain pada
satu titik atau lebih, dimana gerakan kedua benda atau lebih dibatasi oleh
suatu constraint. Antara dua permukaan benda yang saling bersentuhan akan
ada gaya dari permukaan benda yang satu ke permukaan benda yang kedua,
dan sebaliknya (sebagai konsekuensi hukum newton ketiga). Gaya ini kita
sebut sebagai gaya kontak, yang muncul hanya bila kedua benda bersentuhan

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
(kontak). Arah gaya kontak ini sembarang, demikian pula besarnya. Karena
secara umum semua gaya dapat diuraikan menjadi komponen-komponennya,
gaya kontak tadi dapat kita uraikan menjadi dua gaya yang saling tegak lurus.
Pertama, gaya normal yaitu gaya yang tegak lurus permukaan sentuh kedua
benda, kedua gaya gesekan, dan masih banyak lagi
Kontak yang terjadi antara dua benda dapat berupa titik, garis ataupun
permukaan. Jika kontak yang terjadi diteruskan dan dikenai suatu beban
kontak, maka kontak yang awalnya berupa titik dapat berubah menjadi bentuk
ataupun permukaan yang lain tergantung besar tegangan yang terjadi. Hampir
setiap permukaan dapat dipastikan menerima beban kontak, dimana tegangan
paling besar terdapat pada area titik atau permukaan tertentu. Jenis konfigurasi
pembebanan pada batas elastis dinamakan Hertzian Contact. Kita dapat
melihat titik atau garis kontak pada permukaan lengkung saat kontak
keduanya mempunyai gerakan memutar. Kondisi ini akan muncul seperti
halnya roda bertemu dengan suatu permukaan dan bagian yang saling kontak
pada roda gigi transmisi dan kontak yang terjadi pada screw conveyor dengan
bahan yang di angkut. Adapun beberapa macam kontak yang terbagi beberapa
jenis yaitu:
1. Kontak statis
Kontak statis bermula ketika beban dikenakan pada benda. Dalam
skala mikro, surface yang merupakan sekumpulan dari asperiti-asperiti
akan mengalami deformasi. Daerah kontak akan bertambah banyak
seiring dengan meningkatnya jumlah asperiti yang saling kontak karena
peningkatan beban. Akibat selanjutnya adalah muncul fenomena
deformasi. Deformasi yang terjadi karena beban vertikal yang
didefinisikan jackson et al dapat berupa elastis, elastis plastis atau plastis.
2. Kontak dinamis
Kontak ini terjadi karena adanya beban tangensial sehingga gerakan
luncur bisa terjadi. Sedangkan pada kontak statis hanya ada gaya normal
saja. Beberapa peneliti mengkombinasikan antara kedua beban tersebut.
Kerena pada kenyataannya gerakan sliding yang merupakan awal

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
terjadinya gesekan, bermula resistansi terhadap gerakan yang berlangsung
ketika sebuah permukaan bergulir terhadap permukaan yang lain.
Terminologi gesekan rolling umumnya terbatas pada benda dengan
bentuk yang mendekati sempurna dengan tingkat kekasaran permukaan
yang relatif kecil. Pada material yang keras, koefisien gerak rolling antara
sebuah silinder dan benda bulat atau dengan benda datar adalah bekisar
antara 10-5 sampai 5x10-3
a. Kontak Luncur (Sliding Contact)
Kontak ini terjadi karena adanya beban tangensial sehingga
gerakan luncur bisa terjadi. Sedangkan pada kontak statis hanya ada
gaya normal saja. Beberapa peneliti mengkombinasikan. Kerena pada
kenyataannya gerakan sliding yang merupakan awal terjadinya
gesekan, bermula dari kontak statis.
b. Kontak Berguling (Rolling Contact)
Gerakan dalam kontak berguling (rolling contact) diklasifikasikan
menjadi beberapa macam yaitu:
1) Bergulir bebas.
2) Bergulir dengan tujuan.
3) Bergulir dalam alur.
4) Bergulir disekitar kurva.
Adapun penerapan gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari, seperti
olahraga terjun payung akan memanfaatkan gaya gesekan antara parasut
dengan udara sehingga bisa mendarat dengan lebih baik. Ketika anda berjalan
dengan alas kaki seperti sepatu, pada permukaan lantai dan permukaan sepatu
mengalami gaya gesekan sehingga telapak kaki tidak l dengan begitu anda
tidak akan tergelincir saat melewati lantai setiap gerakan yang bergulir, jenis
free rolling pasti terjadi, sedangkan jenis 2, 3 dan 4 terjadi secara terpisah atau
dapat juga kombinasi antara dua benda yang menghasilkan gesekan,
tergantung pada situasinya. Kasus berputarnya roda mobil adalah melibatkan
gerakan 1 dan 2. Gesekan karena rolling adalah resistansi terhadap gerakan
yang berlangsung ketika sebuah permukaan bergulir terhadap permukaan yang

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
lain. Terminologi gesekan rolling umumnya terbatas pada benda dengan
bentuk yang mendekati sempurna dengan tingkat kekasaran permukaan yang
relatif kecil. Pada material yang keras, koefisien gerak rolling antara sebuah
silinder dan benda bulat atau dengan benda datar adalah bekisar antara 10-5
sampai 5 x 10-3 . Koefisien dari sliding friction pada kondisi benda tanpa
pelumas dari 0,1 sampai lebih besar dari 1.
Jika kontak dari dua buah benda non-conformal adalah jenis titik, keadaan
rolling murni berlaku disini. Gesekan karena gerakan gulir dapat disebabkan
oleh berbagai kasus, tetapi bagaimanapun, slipping/sliding lebih dominan
sebagai penyebabnya. Kesempurnaan geometri rolling dapat dikurangi dengan
kekasaran sehingga microslip yang terjadi pada tingkat kekasaran saja.
Ditinjau dari gaya gesek permukaan yang halus mempunyai gaya gesek yang
lebih kecil jika dibandingkan permukaan yang kasar. Setiap kasus gesekan
pada rolling contact, gaya gesek akan mengalami penurunan saat running-in.
2.17 Kerugian dan Keuntungan Gaya Gesek
2.11 Tingkat Kekasaran Permukaan Benda Yang Bersinggungan

Bidang yang kasar mempunyai gesekan lebih besar dari pada bidang yang
licin. Kasar dan licinnya bidang dinyatakan dengan suatu angka yang di sebut
koefisien gesek (µ). Bidang kasar memiliki koefisien gesek yang besar,
sedangkan bidang yang licin sempurna memiliki koefisien gesekan sama
dengan nol. Dengan f dinyatakan dalam newton. Persamaan dua diatas
menunjukkan bahwa gaya gesek tidak di pengaruhi oleh luas permukaan kedua
bidang yang bersinggungan.
Pengukuran kekasaran permukaan diperoleh dari sinyal pergerakan stylus
berbentuk diamond untuk bergerak sepanjang garis lurus pada permukaan
sebagai alat indicator pengkur kekasaran permukaan benda uji. Prinsip kerja
dari Surface Roughness adalah dengan menggunakan transducer dan diolah
dengan mikroprocessor. Surface Roughness Tester merupakan alat yang
mampu mengukur tingkat kekasaran permukaan. Setiap permukaan komponen
dari suatu benda mempunyai beberapa bentuk dan variasi yang berbeda baik
menurut strukturnya maupun dari hasil proses produksinya.

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Roughness/kekasaran didefinisikan sebagai ketidakhalusan bentuk yang
menyertai proses produksi yang disebabkan oleh pengerjaan mesin. Nilai
kekasaran dinyatakan dalam Roughness Average (Ra). Ra merupakan
parameter kekasaran yang paling banyak dipakai secara internasional.
a. Hubungan Kecepatan dengan Gaya Gesek
Gaya gesek merupakan gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek timbul apabila dua buah
benda bersentuhan3. Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya gaya
gesek statis dan kinetis. Gaya gesek kinetis atau dinamis (Fk) adalah gesekan
yang terjadi ketika dua benda bergerak relatif satu sama lainnya dan saling
bergesekan. Gaya gesek kinetis terjadi saat benda dalam keadaan bergerak
Gaya gesek timbul apabila dua buah benda bersentuhan Setiap permukaan
komponen dari suatu benda.
Fk= µk.N …………………………………………………………….(3.2.9)
Keterangan :
Fk = Gaya gesek kinetis maksimum (Kgf atau N)
µk= Koefisien gesekan kinetis (tanpa satuan)
N = Gaya normal
Roda kereta berputar dengan radius tertentu, terdapat salah satu gaya yang
bekerja pada kereta berupa gaya sentrifugal.
Pengereman berkaitan dengan gaya gesek, panas yang ditimbulkan, dan
kebisingan yang dihasilkan. Kebisingan yang ditimbulkan oleh kereta api
saat melintas di atas rel meliputi suara mesin, klakson, dan gesekan antara
roda

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

Gambar 3.3.1 Kayu

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Gambar 3.3.2 karpet

Gambar 3.3.3 Karet

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Gambar 3.3.4 Timbangan

Gambar 3.3.5 Anak Timbangan

Gambar 3.3.6 Stopwatch

amb ar

3.3.7

Alat

Peraga

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Gaya Gesek

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Untuk Gesekan Statis Bidang Datar


Timbang massa benda dan massa piring, buat susunan seperti gambar,
letakan anak timbanga diatas piring sedikit demi sedikit hingga benda A
bergerak kemudian catat massa anak timbangan tersebut lakukan berapa kali
sesuai petunjuk asisten, lakukan prosedur (2) dan (B) untuk macam benda
yang lain.
3.2.2 Untuk Gesekan Statis Bidang Miring
Letakkan benda A diatas permukaan bidang B, angkat bidang B perlahan
lahan tepat saat benda A akan bergerak kuncilah bidang B sehingga sudut
kemiringannya tidak berubah dan lakukan pada beberapa kali, lakukan
prosedur (1) dan (2) untuk jenis benda yang lain.
3.2.2 Untuk Gesekan Kinetis
Tentukan posisi kemiringan bidang B sesuai dengan petunjuk asisten dan
letakkan benda A diatas permukaan bidang miring B, ukur dan catat
kemiringan, ukur jarak mulai posisi awal yang telah diukur oleh asisten,
lepaskan benda A dan amati waktu yang diperlukan, ulangi prosedur (1)
sampai dengan (4) untuk kemiringan yang berbeda dan jarak yang tetap,
ulangi prosedur (5) untuk macam benda lainnya
BAB IV
TABEL PENGAMATAN

4.1 Tabel Pengamatan

Tabel 3.4.1 Keadaan Bidang Datar Statis


No. Jenis Benda Massa Anak Timbangan (kg)
Peluncur Keterangan
mt1 mt 2 mt3
1 Kayu 0,05 0,051 0,052 Mkayu = 0,1652 kg
2 Karpet 0,054 0,055 0,056 Mkarpet = 0,1892 kg

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
63 Karet 0,068 0,069 0,070 Mkaret = 0,207 kg
Mpiring = 0,025 kg

Tabel 3.4.2 Keadaan Bidang Miring Statis


No Jenis Benda Peluncur Ɵ1 Ɵ2 Ɵ3 Massa Benda (kg)
1 Kayu 19° 20° 21° Mkayu =0,1652
2 Karpet 20° 21° 22° Mkarpet = 0,1893
3 Karet 28° 29° 30° Mkaret = 0,207

Tabel 3.4.3 Keadaan Bidang Miring Dinamis


No Jenis Benda Jarak Sudut Kemiringan Waktu (s)
Peluncur (m) (Ɵ) t1 t2 t3
1 Kayu 1,11 1,12 1,17
2 Karpet 1,29 31° 1,42 1,37 1,43
3 Karet 1,47 1,47 1,50

Hari/Tanggal Praktikum : Selasa, 10 Oktober 2023


Kelompok/Frekuensi : 1A / I
Anggota Kelompok :
1. Ahmad Musammil 09320230001
2. Ahmad Resky Fahriansyah 09320230002
3. Ahmad Fadil Fikri 09320230003
4. Andi Mohammad Zacky P 09320230004
5. Dandi Permadi 09320230005

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Makassar, 10 Oktober 2023

Asisten

( Meilani Wulandari )

BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1 Perhitungan Koefisien Gaya Gesek

1. Menghitung nilai µs untuk keadaan statis pada bidang datar dan bidang
miring
a. Keadaan statis bidang datar pada benda peluncur
mp+ mt
µs =
mb

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
a. Untuk permukaan kayu
mp+ mt 1
µs1 =
mb
0.025+0.05
= = 0.4539
0.1652
mp+ mt 2
µs2 =
mb
0.025+0.051
= = 0.4600
0.1652
mp+ mt 3
µs3 =
mb
0.025+0.052
= = 0.4661
0.1652
Nilai rata-rata µs
µs 1+ µs 2+ µs 3
µs =
n
0.4539+0.4600+0.4661
=
3
= 0.46

b. Untuk permukaan karpet


mp+ mt 1
µs1 =
mb
0.025+0.054
= = 0.4175
0.1892
mp+ mt 2
µs2 =
mb
0.025+0.055
= = 0.4228
0.1892
mp+ mt 3
µs3 =
mb
0.025+0.056
= = 0.4281
0.1892

Nilai rata-rata µs

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
µ s 1+µ s 2+ µ s 3
µs =
n
0.4175+0.4228+ 0.4281
=
3
= 0.4228

c. Untuk permukaan karet


mp+ mt 1
µs1 =
mb
0.025+0.068
= 0.207
= 0.4492

mp+ mt 2
µs2 =
mb
0.025+0.069
= = 0.4541
0.207
mp+ mt 3
µs3 =
mb
0.025+0.070
= = 0.4589
0.207

Nilai rata-rata µs
µ s 1+µ s 2+ µ s 3
µs =
n
0.4492+0.4541+0.4589
=
3
= 0.4540

Tabel 3.5.1 Hasil perhitungan pada keadaan statis bidang datar


No Mb Mt Mp µs µs Jenis

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Peluncur
1 0.05 0.4539
2 0.1652 0.051 0.4600 0.46 Kayu
3 0.052 0.4661
1 0.054 0.4175
2 0.1892 0.055 0.025 0.4228 0.4228 Karpet
3 0.056 0.4281
1 0.068 0.4492
2 0.207 0.069 0.4541 0.454 Karet
3 0.070 0.4589

b. Keadaan statis benda miring pada benda peluncur


a. Untuk permukaan kayu
µs1 = tan Ɵ = tan 19 = 0.3443
µs2 = tan Ɵ = tan 20 = 0.3639
µs3 = tan Ɵ = tan 21 = 0.3838
µ s 1+µ s 2+ µ s 3
µs =
n
0.3443+0.3639+0.3838
=
3
= 0.3969

b. Untuk permukaan karpet


µs1 = tan Ɵ = tan 20 = 0.3639
µs2 = tan Ɵ = tan 21 = 0.3838
µs3 = tan Ɵ = tan 22 = 0.4040
µ s 1+µ s 2+ µ s 3
µs =
n
0.3639+0.3838+0.4040
=
3
= 0.3839

c. Untuk permukaan karet

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
µs1 = tan Ɵ = tan 28 = 0.5317
µs2 = tan Ɵ = tan 29 = 0.5543
µs3 = tan Ɵ = tan 30 = 0.5773
µs 1+ µs 2+ µs 3
µs =
n
0.53137+0.5543+ 0.5773
=
3
= 0.5544

Tabel 3.5.2 Hasil perhitungan pada keadaan statis bidang miring


No Ɵ µs µs Jenis Peluncur
1 19° 0.3443
2 20° 0.3639 0.3936 Kayu
3 21° 0.3838
1 20° 0.3639
2 21° 0.3838 0.3839 Karpet
3 22° 0.4040
1 28° 0.5317
2 29° 0.5543 0.5544 Karet
3 30° 0.5773

2. Menghitung nilai µk untuk keadaan dinamis pada bidang miring


a. Untuk jenis benda peluncur kayu pada jarak
X = 1,29 m
t 1+t 2+t 3
t =
n
1, 11+1 , 12+1 ,17
= = 1,13
3
t2 = 1,276
Ɵk = 31° Cos Ɵk = 0.857 tan Ɵk = 0.6008
2. x
µk = tan Ɵ – 2
g . t . cos Ɵ
2 .1.29
= 0,6008 -
9 , 81. 0.276 . 0.857

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= 0,3602

b. Untuk jenis peluncur karpet pada jarak


X = 1.29 m
t 1+t 2+t 3
t =
n
1, 42+1 , 37+1 , 43
= = 1,406
3
t2 = 1,977
Ɵk = 31° Cos Ɵk = 0.857 tan Ɵk = 0,6008
2. x
µk = tan Ɵ – 2
g . t . cos Ɵ
2. 1.29
= 0,6008 -
9 , 81. 1,977 . 0,857
= 0,4455

c. Untuk jenis peluncur karet pada jarak


X = 1.29m
t 1+t 2+t 3
t =
n
1.47+1.47+1.50
= = 1,48
3
t2 = 1,48
Ɵk = 31° Cos Ɵk = 0.857 tan Ɵk = 0.6008
2. x
µk = tan Ɵ – 2
g . t . cos Ɵ
2 .1.29
= 0,6008 -
9 , 81. 2,1904 . 0.857
= 0,4606

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Tabel 3.5.3 Keadaan dinamis pada bidang miring


No Benda X Ɵ Tan Ɵ Cos Ɵ T µk
Peluncur
1 Kayu 1.29m 31° 0.6008 0.857 1,13 0,3602
2 Karpet 1.29m 31° 0.6008 0.857 1,406 0,4455
3 Karet 1.29m 31° 0.6008 0.857 1.48 0,4606

5.2 Perhitungan ketidakpastian pengukuran masing-masing data dengan


tingkat kepercayaan 100 %
a. Teori ketidakpastian pada bidang datar (kayu)
mp + mt
µs =
mb

√( ) ( ) ( )
2 2 2
δµs δµs δμs
∆µs = ( ∆mp )2 + ( ∆t )2 + ( ∆mA )2
δmp δt δmA

1. (δμs
δmp ) mb
=
mp+ mt

Dimana : u = mp + mt
uˈ = 1 v = mb
vˈ = 0

( δmp
δμs
) = uˈv v - vˈ u
2

1 . mb - 0 . (mp+mt)
=
( mb )2
1 . mb
=
( mb ) (mb)
1
=
mb
1
=
0 .1652
=6,053

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
1
2. (∆ mp) = x Skala terkecil
2
1
= x 10-3
2
= 0,5 x 10-3
= 5 x 10-4
= 0,0005

3. (δμs
δt ) =
mp+ mt
mA
Dimana : u = mp + mt uˈ = 1
v = mA vˈ = 0

(δμs
δt )
=
uˈ v-vˈ u
v
2

1 . mb - 0 . (mp+mt)
=
( mb )2
1 . mb
=
( mb ) (mb)
1
=
mb
1
=
0, 1652
= 6,053
mt1 + mt2 + mt3
4. mt =
n
0. 0 5 + 0. 051 + 0.052
=
3
= 0.051

∆mt =
√ ( mt1 - mt )2 + ( mt2 - mt )2 + ( mt3 - mt )2
n (n - 1)

=
√ ( 0.05 - 0 .051 )2 + ( 0.051 - 0 .051 )2 + ( 0 .052 - 0 .051 )2
3 (3 - 1)
= 0.042

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

5. (δμs
δmA ) =
mp + mt
mA
Dimana : u = mp + mt uˈ = 0
v = mA vˈ = 1

(δμs
δmA ) =
uˈ v - vˈ u
v
2

0 . mA - 1 . (mp + mt)
=
( mA )2
mp + mt
=
( mA )2
0 . 025 + 0 .0 51
=
( 0. 165 2 )2
= 2,784

1
6. ∆mA = x Skala terkecil
2
1
= x 10-3
2
= 0,5 x 10-3
= 5 x 10-4
= 0,0005

√( ) ( ) ( )
2 2 2
δμs δμs δμs
∆µs = ( ∆mp )2 + ( ∆t )2 + ( ∆mA )2
δmp δt δmA

= √ ( 6,053 )2 ( 0 .005 )2 + ( 6,053 )2 ( 0,042 )2 + ( 2,784 )2 ( 0 . 005 )2


= 0,256
∆μs
KR =
2 (∆μs + μs)
0,256
=
2 ( 0,256 + 0 .46 )
= 0.178 x 100%
KB = 100% - 0.178 %
= 99,82 %

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
b. Teori ketidakpastian statis pada bidang miring
µs = tan θ

∆µs =
√( δμs 2
δmθ )
( ∆θ )2

1. ( δδmθµ s ) = tan θ = Sin θ


Cos θ
Dimana : u = Sin 31 uˈ = Cos 31
v = Cos 31 vˈ = - Sin 31

( )
δμs
δmθ
=
uˈ v - vˈ u
v
2

Cos θ . Cos θ - ( -Sin θ ) . Sin θ


=
( Cos θ )2
2 2
Co s θ+ Sin θ
= 2
Co s θ
= Sec2 θ

( )
2
1
=
Cos θ

=(
Cos 31 )
2
1

=(
0.857 )
2
1

= 1,166

θ1 + θ2 + θ3
2. θ =
n
19 + 20 + 21
=
3
= 19


2 2 2
∆ θ = ( θ 1−θ ) + ( θ 2−θ ) + ( θ 3−θ )
n(n−1)


2 2 2
( 19−19 ) + ( 20−19 ) + ( 21−19 )
=
3(3−1)

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= 0.912

√( ) ( ∆θ )
2
δμs 2
∆μs =
δmθ

= √ ( 1,66 ) 2
( 0,912 )
2

= 1,063

∆μs
KR = x 100%
2 (∆μs + μs)
1,063
= x 100%
2 ( 1,063 + 0,46 )
= 0,348%
KB = 100% - KR
= 100% - 0.348%
= 99.%

C. Teori ketidakpastian dinamis pada bidang miring


2x
µk = tan θ− 2
g + t . Cos θk

√( ) ( ) ( )
2 2 2
δμs δμs δμs
∆µk = ( ∆θ )2 + ( ∆x )2 + ( ∆t )2
δθ δx δt
δμk 2x
= tan θ− 2
δθ g + t . Cos θ k
Dimana : u = tan θ - 2x
uˈ = 2
v = g + t2 . Cos θ k
vˈ = 0
δμk uˈ v - vˈ u
= 2
δθ v
2 ( g + t 2 . Cos θk ) - ( tan θ - 2x)
= 2
( g + t2 . Cos θk )
2
= 2
g + t . Cos θk

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
2
= 2
9,81 + ( 1,276 ) . 0, 857
= 0,178

1
∆θ = x Skala terkecil
2
1
= x 10-3
2
= 0,5 x 10-3
= 5 x 10-4
= 0,0005

δμk 2x
= tan θ− 2
δx g + t . Cos θ k
Dimana : u = tan θ - 2x
uˈ = 2
v = g + t2 . Cos θ k
vˈ = 0
δμk uˈ v - vˈ u
= 2
δx v
2 ( g + t 2 . Cos θk ) - ( tan θ - 2x)
= 2
( g + t 2 . Cos θk )
2
= 2
g + t . Cos θk
2
= 2
9,81 + ( 2,1914 ) . 0, 857
= 0,143

1
∆mx = x Skala terkecil
2
1
= x 10-3
2
= 0,5 x 10-3
= 5 x 10-4

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= 0,0005
δμk 2x
= tan θ− 2
δt g + t . Cos θk
Dimana : u = tan – 2x uˈ = 0
v = g + t2 . Cos θk vˈ = 2
δμk uˈ v - vˈ u
= 2
δt v
0 ( g + t 2 . Cos θk ) -2 ( tan - 2x)
= 2
(g + t . Cos θk)
- 2 ( tan - 2x)
= 2
(g + t . Cos θk)
- 2 (0,1 - 2 . 1,7 2 )
= 2
( 9,81 + ( 1,276 ) . 0, 857 )
6,68
=
11,205
= 0.596

∆t =
√ ( t1 - t )2 + ( t2 - t )2 + ( t3 - t )2
n (n - 1)


2 2 2
=
( 1 , 11−1.13 ) + ( 1, 12−1 , 13 ) + ( 1.17−1.13 )
3(3−1)
= 0.0187

∆µk =
√( δμs 2
δt )
( ∆ θ ) 2+ ( )
δμs 2
δx
( ∆ x ) 2+ ( )
δμs 2
δt
( ∆ t )2

= √ ( 0, 178 )2 ( 0,0005 )2 + ( 0,1 43 )2 ( 0,0005 )2 + ( 0, 596 )2 ( 0, 018 )2


= 0,0187

∆μk
KR = x 100%
μk
0, 0107
= x 100%
0, 3697
= 0,028%

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
KB = 100% - KR
= 100% - 0,028%
= 99,97%

BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel Hasil Pengolahan Data

Tabel 3.6.1 Keadaan statis bidang datar


No Mb Mt Mp µs µs Jenis peluncur
1 0,06 0,515
2 0,1652 0,055 0,484 0,46 Kayu
3 0,05 0,515
1 0,06 0,449
2 0,1892 0,055 0,025 0,423 0,4228 Karpet
3 0,065 0,476
1 0,085 0,531
2 0,207 0,08 0,507 0,4540 Karet
3 0,085 0,531

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Tabel 3.6.2 Keadaan statis bidang miring
No Ө µs µs Jenis peluncur

1 33° 0,649
0,3969 Kayu
2 33° 0,649

3 38° 0,781

1 30° 0,577
0,3839 Karpet
2 33° 0,648

3 35° 0,700

1 40° 0,839
0,5544 Karet
2 39° 0,809

3 41° 0,869

Tabel 3.6.3 Keadaan dinamis bidang miring


No Benda X Ө TanӨ CosӨ T µk
peluncur

1 Kayu 1,29 m 31° 1 0,857 1,13 0,3602

2 Karpet 1,29 m 31° 1 0,857 1,406 0,4455

3 Karet 1,29m 31° 1 0,857 1,48 0,4606

6.2 Pembahasan hasil pengolahan data

Pada keadaan statis bidang datar terdapat tiga buah benda peluncur yaitu
kayu, karpet, dan karet. Pada benda peluncur kayu menghasilkan gaya gesek
yaitu µs = 0,46. Adapun jenis benda peluncur karpet menghasilkan gaya gesek
yaitu µs = 0,4228. Pada karet meghasilkan gaya gesek yaitu µs = 0,454.
Pada keadaan statis bidang miring ketiga benda peluncur akan dicari

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
derajat kemiringannya ketika diberi gaya. Jenis benda peluncur kayu yang
memiliki permukaan halus memiliki kemiringan 31° atau µs = 0,3969, benda
peluncur karpet dengan 31° atau µs = 0,3839 dan benda peluncur karet memiliki
derajat kemiringan 31° atau µs = 0,5544.
Pada keadaan dinamis bidang miring benda peluncur dihitung
kecepatan bendanya. Dimana telah ditentukan sudut kemiringan dan jaraknya
yaitu pada sudut 31° dan pada jarak 1,29 m. Pada benda peluncur kayu waktu
yang dibutuhkan adalah µk = 0,3602 pada benda peluncur karpet waktu yang
dibutuhkan yaitu µk = 0,4455 sedangkan pada benda peluncur karet waktu yang
dibutuhkan adalah µk = 0,4606.

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Setelah mengikuti praktikum gaya gesek, kami menarik kesimpulan bahwa


gaya gesek merupakan gaya yang terjadi diantara dua benda yang yang saling

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
bersentuhan dan gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan
benda akan bergerak. Gaya gesek suatu benda dipengaruhi oleh luas permukaan
benda, tingkat kemiringan benda dan bahan dari suatu benda. Semakin luas dan
semakin kasar permukaan suatu benda maka koefisien gesek yang dihasilkan juga
besar serta semakin kecil permukaan dan licin pada permukaan suatu benda
koefisien gesek yang dihasilkan semakin kecil.

7.2 Saran

7.2.1 Saran Untuk Laboratorium


Meyediakan alat-alat praktikum dengan lengkap lagi dan memperbarui alat-alat
laboratorium agar pengambilan data lancar dan stabil.
7.2.2 Saran Untuk Asisten
Saya berharap asisten tetap lebih sabar dalam membimbing dan mendampingi
para praktikum hingga praktikum selesai .
7.2.3 Saran Praktikum
Lebih aktif dan kompak dalam proses praktikum dan dalam proses pembuatan
laporan serta mengikuti aturan yang ada dalam lab.
7.3 Ayat yang berhubungan
( Q.S Al-Furqon:48) yang artinya :
“Dan dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira
sebelum kedatangan Rahmat lain-Nya (hujan) dan kami turunkan dari langit air
yang sangat jernih.”

DAFTAR PUSTAKA

Alwafi Ridho Subarkah. (2018). , 151(2), 10–17.


Hardiansyah, I. W. (2021). Penerapan Gaya Gesek Pada Kehidupan Manusia.
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA, 10(1), 67–70.
https://doi.org/10.20961/inkuiri.v10i1.44531

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Hariati Winingsih, P. (2017). Eksperimen Gaya Gesek Untuk Menguji Nilai
Koefisien Gesekan Statis Kayu Pada Kayu Dengan Program Matlab. Jurnal
Science Tech, 3(2), 121–126.
Terhadap, M., Pelumas, V., & Kekasaran, D. A. N. (2015). Pada specimen halus
dalam kondisi dengan pelumas, semakin kental viskositasnya sudut geseknya
semakin besar. Pada spesimen kasar dengan kondisi pelumas, semakin tinggi
viskositas pelumasnya sudut geseknya semakin kecil. 11(1), 13–18.
Tiandho, Y. (2018). Miskonsepsi gaya gesek pada mahasiswa. Jurnal Pendidikan
Fisika Dan Keilmuan (JPFK), 4(1), 1. https://doi.org/10.25273/jpfk.v4i1.1814
YusfiBudiHari.(2013).MakalahKoefisienGesekan.https://www.scribd.com/doc/
181879773/makalah-koefisien-gesekan

GAYA GESEK
KLP.1/FREK.1/TEKNIK PERTAMBANGAN

Anda mungkin juga menyukai