Anda di halaman 1dari 50

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum, gaya di definisikan sebagai sesuatu yang dapat mengubah


keadaan gerak suatu benda, atau gaya juga di sebut suatu tarikan atau dorongan
Suatu benda dapat bergerak karena mendapat gaya. Gaya juga dapat mempercepat
atau memperlambat gerak benda. Dalam ilmu fisika, gaya adalah apapun yang
dapat menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami percepatan. Salah satunya
adalah gaya gesek.
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak.Gaya gesek dapat merugikan dan juga
bermanfaat.Panas pada poros yang berputar,engsel pintu dan sepatu yang aus
adalah contoh kerugian yang di sebabkan gaya gesek.Akan tetapi,tanda adanya
gaya gesek manusia tidak adak berpindah tempat karena gerakan kakinya hanya
menggelincir di atas lantai.Tanpa adanya gaya gesek,antara ban mobil dengan
jalan,mobil hanya akan slip dan tidak membuat mobil berjalan.Tanpa adanya gaya
gesek juga tidak terciptanya parasut.
Terdapat dua jenis gaya gesek natat dua buah benda yang padat saling bergerak
lurus, yaitu gaya gesek statis dana gaya gesek kinetis, yang di bedakan antara titik
titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti (bergeser).
Untuk benda yang dapat menggelinding, terdapat pula jenis gaya gesek lain yang
disebut menggelinding (rolling friction). Untuk benda yang berputar tegak lurus
pada permukaan atau ber-spin, terdapat pula gaya gesek spin (spin friction). Gaya
gesek antar benda padat dan fluida disebut sebagai gaya Coriolis-stokes atau gaya
viskos (viscous force).
Gaya gesek statis yang dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat
sebelum benda tersebut bergerak. Setiap gaya yang besar dari gaya gesek
maksimum akan menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan terjadi, gaya
gesek statis tidak akan lagi dapat digunakan untuk menggambarkan sebuah
kinetika benda, sehingga digunakanlah gesek kinetis adalah koefisien gesekan yang
terjadi pada benda-benda yang beradu dimana benda satu bergerak relative terhadap benda

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
1.2 Tujuan Percobaan

1.2.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)


1. Kami dapat memahami konsep gaya gesek
2. Kami dapat melakukan pengamatan gaya gesek.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
1. Kami dapat menjelaskan perbedaan-perbedaan gaya gesekan statis
dan koefisien Gesekan kinetis
2. Kami dapat mengamati koefisien gesek dari berbagai macam benda.
3. Kami dapat menjelaskan kaitan antara koefisien gesek kinetis dengan
percepatan gerak benda dan percepatan gerak gravitasi.

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya Gesek

Gesekan timbul karena adanya perpaduan antara dua permukaan, oleh karena
itu dalam melukis vector gaya gesekan selalu ada permukaan yang bertemu.
Koefisien gesekan dibedakan menjadi dua jenis yaitu koefisien gesek statis dan
koefisien gesek kinetis. Koefisien gesek statis adalah kofisien gesek antara dua
permukaan diam, sedangkan koefisien gesek kinetis adalah koefisien gesekan
yang terjadi pada benda-benda yang beradu dimana benda satu bergerak relative
terhadap benda lainnya.
Bila ditinjau dari sifat geraknya maka kemungkinan harga koefisien statis (μs)
adalah μs ≤ μk. Apabila ditinjau dari sebuah sebuah pada bidang miring. Pada saat
benda tepat akan bergerak, maka posisi itu berlaku

∑ Fx = 0 dan ∑ fs = 0 …….……………………………………..(3.2.1)

Keterangan :
∑ F = Gaya Resultan (N)
Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua
permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah gerak
benda. Jika sebuah balok yang beratnya w maka besarnya gaya normal (N) sama
dengan besar berat (W) persamaan:

N=W
………………..……………………………………….………(3.2.2)
Keterangan :
N = gaya normal
W = besar berat
Gaya normal adalah gaya yang ditimbulkan oleh alas dimana benda
ditempatkkan dan tegak lurus terhadap bidan itu. Sesuai persamaan diatas jika
sebua benda dengan massanya m, benda pada bidan miring yang lain denngan
sudut kemmiringan maka besarnya gaya normal (N) sama dengan mgcos. Gaya
gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecendrungan
benda akan bergerak. Benda-benda yang dimaksud disini tidak harus berbentuk

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
padat, melainkan dapat pula berbentuk cair ataupun gas. Gaya gesek antara dua
benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Sedangkan
antara benda padat dan cair ataupun gas disebut gaya stokes. Gaya gesek dapat
merugikan ataupun menguntungkan. Panas pada proses yang berputar.
Engsel pintu yang berderit dan sepatu aus adalah contoh kerugian yang
disebabkan gaya gesek. Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak dapat
berpindah tempat karena gesekan kakinya hanya menggelincir diatas lantai. Tanpa
adanya gaya gesek tidak akan tercipta parasut.
Pada gaya gesek terdapat gaya normal yaitu gaya yang dilakukan benda
terhadap benda lain dengan arah tegak lurus bidang antara permukaan benda.
Secara matematika hubungan antara gaya gesek dengan gaya normal adalah tanda
sama dengan itu menunjukan bila gaya gesek mencapai maksimum.

2.2 Gambar Gaya Gesek

Gaya gesek bekerja pada garis singgung kedua benda. Misalkan, sebuah benda
yang terletak pada suatu bidang datar horizontal dikenai gaya sebesar F. Gaya
gesek juga dapat terjadi pada suatu benda yang bergerak di udara. Untuk benda
yang melayang diudara, besar kecilnya gaya gesek bergantung pada luas
permukaan benda yang bersentuhan dengan udara.. Diagram gaya yang bekerja
pada benda tersebut dapat kalian lihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.2.1 Gaya Gesek

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
Berdasarkan gambar diatas, arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah
gaya luar yang bekerja pada benda dan arah gerak benda. Untuk benda padat yang
bergerak diatas benda padat, besar kecilnya gaya gesek sangat bergantung pada
kasar atau licinnya permukaan benda yang bersentuhan, semakin kasar permukaan
maka semakin besar gaya geseknya. Sebaliknya, semakin licin permukaan maka
semakin kecil gaya geseknya.

2.3 Sifat-Sifat Gaya Gesek

Gaya gesek atau friction force memiliki beberapa sifat atau karakteristik yang
membedakannya dengan jenis gaya-gaya yang lain. Berikut ini adalah sifat-sifat
gaya gesek secara umum:
Arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah gaya luar yang bekerja pada
benda sehingga gaya gesek bersifat menghambat gerak benda. Misalnya, apabila
gaya luar kekiri, arah gaya gesek ke kanan. Sebaliknya, jika gaya luar ke kanan,
arah gaya gesek ke kiri.
Arah gaya gesek selalu berlawanan arah dengan arah gerak benda. Jika benda
bergerak ke kanan, maka arah gaya gesek kekiri. Jika benda bergerak kebawa, arah
gaya gesek keatas begitupun seterusnya.
Untuk benda padat yang bergerak diatas benda padat, besarnya gaya gesek
dipengaruhi oleh tingkat kekerasan permukaan benda yang bersinggungan.
Semakin kasar permukaan benda, semakin besar gaya gesek dan sebaliknya.
Untuk benda yang bergerak di udara seperti gerak jatuh bebas, besarya gaya
gesek yang dialami benda dipengaruhi oleh luas bidang sentuh benda. Semakin
luas permukaan sentuh, semakin besar gaya geseknya begitupun sebaliknya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya memiliki
beberapa sifat berikut:
a. Gaya dapat mengubah arah gerak benda tidak hanya bentuk benda, gaya juga
dapat mengubah arah benda. Gaya dapat mengubah arah benda yang bergerak.
Benda yang bergerak dapat berubah kearah lain melalui gaya. Contohnya
seperti permainan sepak bola. Ketika seseorang menendang bola ke arah kipper,
kipper dapat mengubah kembali arah bola tersebut. Melalui gaya tendangan,
kipper dapat membuat bola menjauh dari gawang dan dirinya
b. Gaya dapat mengubah bentuk benda Sifat ini adalah salah satu sifat gaya yang

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
utama. Gaya dapat mengubah bentuk benda atau sebuah objek tertentu.
Contohnya seperti pada tanah liat. Melalui gaya, tanah liat bisa dijadikan sebuah
bentuk. Itu adalah contoh sifat gaya dalam mengubah bentuk benda
c.Gaya dapat mengubah posisi benda dengan cara mengerakkan atau
memindahkannya.
d. Gaya dapat mengubah benda bergerak menjadi benda yang diam Sifat gaya kali
ini adalah sifat sebaliknya dari poin sebelumnya. Melalui gaya, benda yang
bergerak dapat menjadi diam. Contohnya seperti permainan baseball. Ketika
seseorang menangkap bola, maka bola yang semula bergerak menjadi diam.
Inilah salah satu contoh sifat gaya dapat mengubah benda yang bergerak
menjadi benda yang diam. Gaya dapat mengubah kecepatan gerak benda
e. Sifat gaya yang kelima adalah dapat mengubah kecepatan pada gerak benda.
Melalui gaya, benda yang bergerak dapat diatur batas kecepatannya. Bisa dibuat
melambat atau bahkan lebih cepat. Contohnya seperti sedang mengendarai
mobil. Melalui gaya, mobil bisa diatur kecepatannya. Mobil bisa berjalan
dengan sangat cepat maupun sangat lambat. Semua itu tergantung pada gaya
yang diberikan oleh orang yang menyetir mobil.

2.4 Macam-Macam Gaya Gesek dan Rumusnya

Menurut seorang matematikawan dan fisikawan Swiss bernama Leonhard


Euler, berdasarkan keadaan benda yang dikenainya, gaya gesekdibedakan menjadi
dua jenis, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Kedua jenis gaya gesek
tersebut memiliki karakteristik dan rumus yang berbeda. Untuk memahami
keduanya, perhatikan penjelasan berikut ini.
2.4.1. Gaya Gesek Statis
Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak
bergerak relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gaya gesekan statis
dapat mencegah benda meluncur kebawah pada bidang miring. Koefisien
gesek statis umumnya dinotasikan dengan, dan pada umunya lebih besar
dari koefisien gesek kinetis.
Rumus gaya gesek statis adalah sebagai berikut:
……………………………………………..(3.2.3)
Fs maks = μs N

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
keterangan:
fs maks = Gaya gesek statis maksimum (N),
μs = koefisien gaya gesek statis
N = gaya normal (N)
2.4.2 Gaya gesek kinetis
Gaya gesek kinetis atau dinamis terjadi duabenda yang bergerak yang
relatif satu dengan yang lainnya yang saling bergesekan. Koefisien gesek
kinetis pada umumnya di notasikan μk dan pada umunya selalu lebih kecil
dari gaya gesek statis untuk material yang sama.
Rumus gaya gesek kinetis adalah sebagai berikut:
Fk = μk N ………………………..………………...…………(3.2.4)

Keterangan:
fk = Gaya gesek kinetis N
μk = kofisien gesekan kinetis
N = gaya normal
Pada gaya gesek terdapat gaya normal yaitu gaya yang dilakukan benda
terhadap benda lain dengan arah tegak lurus bidang antara permukaan benda.
Secara matematika hubungan antara gaya gesek dengan gaya normal adalah tanda
sama dengan itu menunjukkan bila gaya gesek mencapai maksimum. Besar μk dan
μs tergantung pada sifat permukaan yang saling bergesekkan harganya bisa lebih
besar dari suatu yang biasanya lebih kecil.
Hukum-hukum tentang gesekan adalah hukum yang berdasarkan pengalaman.
Gesekan suatu benda yang menggelinding diatas permukaan dilawan oleh gaya
yang timbul akibat perubahan bentuk permukaan yang bersinggungan. Contoh
sebuah kubus diam pada suatu bidang miring memiliki sudut, kemudian diperbesar
sudutnya maka kubus akan mulai tergelincir.
Dalam percobaan kali ini akan berlaku hukum newton I dan II. Hukum newton
I menyatakan “setiap benda akan berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus
beraturan kecuali jika dipaksa untuk mengubah keadaan ini oleh gaya-gaya yang
berpengaruh padanya”. Sesungguhnya hukum newton ini memberi pernyataan
tentang kerangka acuan. Pada umumnya percepatan suatu benda bergantung
kerangka acuan mana ia ukur. Hukum ini menyatakan bahwa jika tidak ada benda

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
lain didekatnya (artinya tidak ada gaya yang bekerja, karena setiap gaya harus
dikaitkan dengan benda dan dengan lingkungannya) maka dapat dicari suatu
keluarga kerangka acuan sehinggasuatu partikel tidak mengalami percepatan.
Hukum newton II menyatakan “percepatan yang dialami oleh suatu benda
sebanding dengan besarnya gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan
massa benda dan a adalah vector percepatannya”.
Sebagai contoh adalah saat kita mendorong buku yang berada diatas meja
kemudian dilepaskan. Buku itu akan bergeser kemudian bergerak. Menurut hukum
newton II, perubahan gerak ini disebabkan oleh adanya gaya yang arahnya
berlawanan dengan arah buku itu. Kalau gaya itu tidak ada tentulah buku tidak
akan bergerak beraturan.
Menurut hukum newton I gaya gesekan. Jika gaya yang kita berikan kecil, gaya
gesek statis pun kecil. Makin besar gaya gesekan statis itu maka makin besar gaya
gesekan yang kita berikan. Benda bergerak kearah gaya yang kita berikan. Ini
berarti gaya gesekan tidak dapat bertambah besar lagi. Gaya gesekan statis
mencapai maksimum. Nilai maksimum ini disebut juga gaya gesekan (statis
maksimum) untuk dua permukaan yang bergesekan. Pada saat gaya gesekan
maksimum benda akan tetap bergerak.
Gaya gesek selalu bekerja pada permukaan benda padat yang saling
bersentuhan, sekalipun benda tersebut sangat licin dan permukaan benda juga
sangat licin tetap sangat kasarpada skala mikroskopis. Ketika benda bergerak,
tonjolan-tonjolan mikroskopis ini mengganggu gerak tersebut. Pada tingkat atom
tonjolan pada permukaan lainnya, sehingga gaya-gaya listrik diantara atom dapat
membentuk ikatan kimia. Sebagai penyatu benda bergerak misalnya ketika
mendorong sebuah buku pada permukaan meja, gerakan buku tersebut mengalami
hambatan dan akhirnya akan berhenti. Hal ini disebabkan oleh pembentukan dan
pelepasan ikatan tersebut.
Gaya gesekan sangat penting dalam kehidupan sehari hari misalnya gesekan
terjadi pada mesin mobil, sehingga dengan mempelajari hukum gaya untuk gaya
gesekan mampu menyatakan gayagesekan dan sifat-sifat benda dan
lingkungannya dan gaya gesekan sering dipelajari. Dalam menganalisis nilai
koefisien gesek statis secara manual sering kali terjadi kesalahan dalam
menentukan besar sudutnya, oleh karena itu kecanggihan teknologi sangat

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
diperlukan dalam menganalisis koefisien gesek statis supaya nilai sudut yang
diperoleh lebih tepat. (Kurniawan & Handayani,2018).

2.5 Percepatan

Percepatan adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu.


Akselerasi sebuah objek disebabkan karena gaya yang bekerja pada objek tersebut
yaitu percepatan yang merupakan besaran vector yakni besaran yang mempunyai
nilai dan arah. Percepatan dapat berupa nilai negative dan juga percepatan dapat
bernilai positif. Percepatan positif apabila kecepatan benda bertambah setiap
selang waktu sedangkan percepatan negative yaitu benda mengalami perlambatan.
Percepatan dapat dinyatakan dengan percepatan positif dan negative.
Selain percepatan benda tersebut terdapat juga percepatan gravitasi bumi yaitu
daya tarik bumi terhadap segala benda yang telah memiliki ketetapan g = 9,8m/s.

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Gaya Gesek

Faktor yang memengaruhi gaya gesek adalah kekuatan permukaan suatu


benda. Gaya gesek ini timbul karena ada permukaan benda yang bersentuhan besar
kecilnya suatu gaya gesek dipengaruhi oleh kasar kecilnya suatu benda permukaan
benda-benda yang bergesekan.

2.7 Manfaat dan Kerugian Gaya Gesek

2.7.1 Manfaat Gaya Gesek


1. Gesekan antara telapak kaki dengan kita perhatikan kulit telapak kaki kita
cenderung lebih kasar dibanding kulit tubuh
2. Tanpa kita sadari juga bahwa disaat kita mencuci tangan kita bersentuhan
dengan sebuah benda itu menggunakan gaya gesek
2.7.2 Kerugian Gaya Gesek
1. Gaya gesek dapat menimbulkan panas sehingga fungsi konsa bisa rusak
seperti gesekan mesin dan kapling
2. Gaya gesek dapat menghambat gerak benda seperti gaya gesek dengan
pesawat terbang yang akan menyebabkan tidak bisa berjalan lebeh cepat.
3. Tanpa kita sadari juga bahwa disaat kita mencuci tangan kita bersentuhan
dengan sebuah benda itu menggunakan gaya gesek.

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
2.7.3 Gaya Gesek Yang Merugikan
Pernah anda perhatikan bagian dalam mesin mobil atau sepedamotor?
Pada mesin mobil atau sepedamotor terdapat piston dan bagian lain yang
bergerak. Untuk mengurangi gaya gesek antara bagian-bagian yang berputar
dan bagian yang diam di dalam mesin, dibutuhkan bahan pelumas, seperti
oli. Tanpaoli, gesekan di antara bagian-bagian mesin akan mengakibatkan
mesinmenjadi haus dan rusak. Selain itu, gaya gesek antara gerak mesin dan
silindernyadapat mengakibatkan panas yang berlebihan. Oleh karena itu,
gaya gesek padamesin adalah contoh gaya gesek yang merugikan.
2.7.4 Penerapan gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari
Contoh Gaya Gesek yang Menguntungkan Manusia:
1. Gesekan antara Cakram dan Kampas Rem. Dalam sistem pengereman,
kendaraan, seperti motor dan sepeda, memanfaatkan gaya gesek antara
kampas rem dengan lingkaran cakram. Bayangkan saja bila tidak ada
gaya gesekan tentu kita akan sangat kesusahan untuk menghentikan
kendaraan.
2. Penggunaan pada Amplas Kayu. Banyak perlengkapan rumah yang
terbuat dari kayu. Para pengrajin kayu membuat perabotan tersebut
melalui beberapa tahapan, satu di antaranya adalah proses mengamplas
balok kayu supaya permukaan kayu menjadi halus dan siap untuk dicat.
Amplas juga memakai gaya gesek. Permukaan amplas yang kasar
mampu mengikis balok kayu sehingga makin lama digosok akan makin
halus dan rata.
3. Penggunaan pada Gergaji Kayu. Contoh dari gaya gesek yang yang
menguntungkan dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat pada
gergaji kayu. Mata gergaji yang lancip dan tajam mampu menghasilkan
gaya gesekan yang besar sehingga kayu dengan struktur keras sekalipun
mampu terpotong.
4. Gesekan antara Kaki dan Lantai. Saat berjalan kita kadang terpeleset.
Kejadian tersebut disebabkan karena kecilnya gaya gesek antara kaki
dan permukaan lantai. Gesekan yang besar bermanfaat untuk menjaga
keseimbangan tubuh saat berjalan, terlebih lagi bila kita berjalan pada
bidang miring.

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
5. Antara Batu Asah dan Pisau. Benda tajam sekarang ini sudah tidak dapat
lagi dilepaskan dari kehidupan sehari-hari, contohnya saja pisau. Ada
banyak manfaat pisau yang bisa kita dapatkan seperti untuk mengupas
dan memotong. Namun, makin sering dipakai akan membuat mata pisau
makin tumpul. Untungnya manusia telah memanfaatkan gaya gesek dari
batu asah untuk membuatnya tajam kembali.
Contoh Gaya Gesek yang Merugikan
1. Gesekan antara Ban dengan Aspal. Gesekan pada ban dengan jalan aspal
akan terjadi setiap kali kita mengendarai sepeda atau motor. Permukaan
ban yang terbuat dari bahan karet lama kelamaan akan mengalami
pengikisan hingga pada akhirnya habis dan mau tidak mau harus segera
mengganti agar dapat dipakai kembali. Saat ban terkikis dan
permukaannya menjadi halus hal tersebut sebenarnya berbahaya karena
dapat menyebabkan tergelincir.
2. Gesekan pada Rantai dengan Gir Sepeda mampu berjalan karena adanya
tarikan dari rantai kemudian disalurkan pada gir. Namun, karena tarikan
rantai yang sangat kuat gir akan mengalami gaya gesek begitu besar
terhadap rantai sehingga akan aus jika sudah lama dipakai. Gigi gir yang
awalnya masih tumpul lama kelamaan makin meruncing hingga tidak
dapat lagi menahan tarikan dari rantai.
3. Gaya dalam Komponen Mesin. Baik kendaraan maupun mesin pabrik
memanfaatkan energi untuk menggerakkan komponen mekanik. Makin
cepat dan lama komponen tersebut bekerja maka mesin tersebut akan
mengalami aus atau terkikis karena saling bergesekan satu dengan
lainnya. Maka itu, umumnya mesin akan diberikan pelumas untuk
memperkecil gesekan sehingga umur komponen lebih lama.
4. Antara Benda dengan Lantai. Menggeser benda yang ada di lantai tanpa
menggunakan bantuan alat pasti lebih sulit bukan. Tentu saja karena
benda tersebut saling bergesekan dengan lantai sehingga akan makin
berat untuk digeser. Oleh karena itu, hal ini adalah satu di antara gaya
gesek yang merugikan.
5. Gesekan antara Air dengan Bangunan. Air memang terlihat lembut dan
memberikan banyak manfaat dalam kehidupan manusia. Namun, dalam

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
kondisi tertentu air juga bisa memberikan kerugian. Contohnya, air pada
tepi laut yang akan mengikis sedikit demi sedikit bangunan yang terkena
ombak. Hal seperti itu merugikan sekali terlebih jika bangunannya untuk
dihuni.

2.8 Pengertian gerak bidang miring

Gaya adalah besaran vector yang memiliki besar dan arah dalam pelukisan gaya
harus diperhatikan arahnya. Sebuah bidang miring menurunkan gaya yang
dibutuhkan untuk menaikkan benda ketempat tinggi dan menambah jarak
pemberian gaya yang harus diberikan keposisi tujuan bidang miring besarnya
digunakan pada alat pemotong dan sering menggunakan bidang miring dalam
bentuk haji, baji gerak maju diukur menjadi gerakan pemisahan yang tegak lurus
terhadap wajah.
Sekrup pada dasarnya adalah bidang miring yang dibungkus di sekitar tabung
dalam sebuah bidang miring. Gaya lurus dibidang horizontal di ubah menjadi gaya
vertical ketika sekrup kayu diputar ulir sekrup mendorong kayu sebuah gaya reaksi
dan kayu mendorong kembali ulir ins dengan cara ulir sekrup bergerak turun
meskipun kekuatan pemutar sekrup pada bidang horizontal. Berdasarkan hasil
praktikum hubungan antara sudut dengan kecepatan laju gerak benda terletak pada
sudut yang ditentukan. Semakin besar sudut maka semakin kecepatan bidang
miring akan semakin tinggi. Adapun faktor-faktornya adalah kecepatan relati,
gaya gesek maksimum tergantung pada luas permukaan dan gaya normal karena
gaya gesek normal.
Bidang miring adalah permukaan rata menghubungkan dua tempat berbeda
ketinggiannya. Contohnya dengan di buat berbelok-belok pengendara kendaraan
bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak. Orang yang memindahkan
drum kedalam bak truk dngan menggunakan papan. Ulir sekrup mempunyai
bentuk yang menyerupai tangga melingkar yang menjadi penerapan bidang
miring.hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan sekrup
menancap.
Bidang miring memiliki keuntungan yaitu kita dapat memindahkan benda
ketempat yang lebih tinggi dengan gaya y lebih kecil. Keuntungan bidang miring
bergantung pada Panjang landasan buang miring dan tingginya semakin kecil

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
sudut kemiringan bidang, semakin besar atau semakin kecil gaya kuasa harus
dilakukan namun demikian bidang miring juga memiliki suatu kelemahan yaitu
dengan jarak yang ditempuh untuk memindahkan benda kembali menjadi lebih
jauh. Beberapa perkakas contohnya kampak, pisau, obeng dan lain-lainnya.
Ketika kalian menendang bola di atas tanah, bola akan menggelinding dengan
kecepatan tertentu. Tetapi, semakin lama kecepatan bola semakin berkurang dan
akhirnya berhenti. Bola dapat bergerak diakibatkan gaya dari tendangan. Namun,
saat sedang bergerak, ada gaya yang menghambat gerak bola dan mengurangi
kecepatannya. Gaya yang menyebabkan kecepatan bola semakin berkurang
disebut gaya gesek kinetis. Jadi gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja
pada benda yang bergerak.
Sama seperti gaya gesek statik, besar gaya gesek kinetik juga bergantung pada
gaya normal serta tingkat kekasaran permukaan benda dan bidang yang
bersinggungan (koefisien gesekan), Koefisien gesekan pada benda yang bergerak
disebut koefisien gesekan kinetis yang disimbolkan dengan u. Secara matematis,
Nilai koefisien gesekan baik koefisien gesek statis maupun kinetis tidak pernah
lebih dari satu. Selain itu, besar koefisien gesek statis umumnya selalu lebih besar
dari pada koefisien gesek kinetis (μs > μk). Berikut ini adalah tabel perbedaan nilai
koefisien gesek statis dan kinetis dari berbagai bidang yang bersentuhan, dan
berbagai keadaan yang harus di laporkan. Dengan demikian dapat kita simpulkan
beberapa hal mengenai gaya F. gaya gesek dan gerak benda sebagai berikut.
Tabel 3.2.1 Gaya gesek dan Gerak Benda

Karakteristik Gaya F Keadaan benda


1.Jika F < fs maka fg = F Benda diam (Berlaku Hukum I
Newton)

2. Jika F = fs maka fg = fs Benda tepat akan bergerak (berlaku


Hukum I Newton)

3. Jika F > fs maka fg = fk Benda bergerak


a. Jika F= fk maka benda
mengalami GLB dan berlaku

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
hukum I newton (∑ f = 0)
b. jika F > fk maka benda
mengalami GLBB dan berlalku
hukum II newton (F-fk = ma)

Besar gaya gesekan f berbanding lurus dengan gaya normal N dengan suatu
konstanta pembanding u yang di namakan koefisien gesekan. Gaya gesekan pada
gerak relatif antara dua benda yang bersinggungan adalah gaya gesekan luncur
(kinetis).
Jika pada benda yang diam di atas bidang dengan tingkat kekasaran tertentu
selalu bekerja gaya gesek dalam hal ini gaya gesek statis, bagaimana syarat gaya
F minimum yang harus kita berikan agar dapat menggerakkan benda tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perhatikan grafik hubungan antara gaya luar
(ex. Gaya tarik) F dengan gaya gesek (f) berikut ini. Grafik di atas memperlihatkan
bahwa saat benda belum diberi gaya atau F= 0, gaya gesekan belum bekerja atau
f=0 (di titik A). Ketika besar gaya F dinaikkan secara perlahan, benda tetap diam
hingga dicapai keadaan di mana benda tepat akan bergerak (di titik B). Pada
keadaan ini. Gaya gesekan yang bekerja adalah gaya gesek statis maksimum
dimana besarnya selalu sama dengan gaya tarik (ff, maks = F).
Selanjutnya, ketika gaya tarif F yang diberikan lebih besar daripada gaya gesek
statis maksimum, F> f, maks (di titik C-D) maka benda akan bergerak. Pada
keadaan ini, gaya gesekan yang bekerja adalah gaya gesek kinetik (fg, fk).

2.9 Konsep Dasar

Gesekan biasanya terjadi di antara dua permukaan benda yang bersentuhan,


baik terhadap udara, air atau benda padat. Ketika sebuah benda padat. Ketika
sebuah benda begerak di udara permukaan benda tersebut akan bersentuhan
dengan udara sehingga terjadi gesekan antara benda tersebut dengan udara.
Demikian juga ketika bergerak di dalam air. Gaya gesekan juga selalu terjadi
antara permukaan benda padat yang bersentuhan, sekalipun benda tersebut sangat
licin. Permukaan benda yang sangat licin pun sebenarnya sangat kasar dalam skala
miskroskopis. Ketika kita mencoba menggerakkan sebuah benda, tonjolan-
tonjolan miskroskopis ini menganggu gerak tersebut. Sebagai tambahan, para

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
tingkat atom (ingat bahwa semua materi tersusun dari atom-atom). Sebuah
tonjolan pada permukaan menyebabkan atom-atom sangat dekat dengan
permukaan lainnya, sehingga gaya-gaya listrik di antara atom dapat membentuk
ikatan kimia, sebagai penyatu kecil di antara dua permukaan benda yang bergerak,
Sebuah benda di atas meja di dorong, artinya di berikan kecepatan, maka benda
akan bergerak di atas meja, jika dorongan di hentikan gerak benda akan lambat
dan akhirnya berhemi, karena geraknya ada yang menghambat atau melawan yaitu
gaya gesekan luncur sebagai akibat kehilangan momentum.

2.10 Penerapan Prinsip Bidang Miring

Prinsip bidang miring ternyata banyak diterapkan dalam kegiatan sehari hari,
contohnya pada pembuatan tangga yang bertingkat-tingkat atau berbelok- belok,
pembuatan jalan yang meliuk-liuk di daerah pegunungan, pegunungan apapun
yang dimiringkan saat ingin menaikkan atau menurunkan beban yang berat. Selain
itu prinsip bidang miring juga hanyak diterapkan di berbagai alat dapur dan
perkakas, seperti pisau, kapak, paku, alat pahat kayu, cutter, ulir, pada sekrup,
ujung pada obeng dan sebagainya.
Koefisien gesekan adalah tingkat kekasaran permukaan yang bergesekan.
Makin kasar kontak bidang permukaan yang bergesekan makin besar gesekan
yang ditimbulkan. Jika bidang kasar sekali, maka μ= 1 dan jika bidang halus sekali
maka μ= 0. Gaya normal adalah gaya reaksi dari bidang akibat gaya aksi dari
benda. Makin besar gaya normalnya makin besar gesekannya.
Banyak alat praktikum bidang miring yang telah dikembangkan dengan
menggunakan sensor sebagai alat pencatat waktu. Berdasarkan tingkat
ketelitiannya, alat praktikum gerak menggelinding pada bidang miring dengan
menggunakan sensor sebagai pencatat waktu yang terbukti lebih akurat
dibandingkan dengan menggunakan stopwatch ataupun dengan metode analisis
video tracker (Saputra & Pramudya, 2019).
Suatu benda yang berada di atas bidang tidak jatuh ke bumi disebabkan karena
adanya gaya normal.Namun,ada gaya lain yang bekerja pada benda yang bergerak
dan menyebabkan berhenti.Gaya ini adalah gesek atau gesekan.Gesekan terjadi
jika ada dua benda yang bersinggung satu sama lain.Dalam fisika,gesekan di sebut
juga gaya gesek yaitu gaya yang di akibatkan dua benda bersinggungan.Jika pada

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
sebuah benda bekerja gaya tertentu sehingga benda bergerak,maka arah gaya
gesek berlawanan dengan arah gerak benda. (Humairo,dkk.2018)
Gaya gesek dapat terjadi pada benda yang memiliki permukaan halus mauoun
kasar. Semakin halus permukaan benda, semakin kecil gaya geseknya. Berlaku
juga sebaliknya, semakin kasar permukaan maka semaki besar gaya geseknya.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa gaya gesek di pengaruhi oleh permukaan
benda.Benda yang memiliki permukaan licin dapat mengalami gaya gesek
meskipun sangat kecil. Gaya gesek dapat terjadi pada zat padat, cair, maupun gas.
Gaya gesek pada benda padat di bedakan menajadi dua berdasarkan perbedaan
kondisi atau perbedaan fakor yang ada dalam gaya tersebut.Berikut ini adalah dua
macam gaya gesek pada benda padat.Gaya gesek statis maksimum sama dengan
sama denngan gaya terkecil yang di butuhkan agar benda dapat mulai
bergerak.Gaya gerak kinetis,merupakan gaya yang bekerja pada dua permukaa
benda yang saling bersentuhan ketika benda tersebut bergerak.Ketika sebua benda
tersebut bergerak pada permukaan benda lain,gaya esekan bekerja berlawanan
arah terhadap kecepatan benda (Hardiansyah,2021)
Gaya gesekan statis (fs) maksimum antara dua permukaan kering tanpa
pelumas memenuhi dua hukum empiris berikut :
1. gaya tersebut tida bergantung luas daerah kontak, dalam batas yang
cukup lebar dan
2. besarnya sebading dengan gaya normal (gaya yang di laukan oleh
benda yang satu pada benda lainnya dalam arah tegak lurus pada
bidang antar muka lainnya pada keduanya).
Gaya ini muncul karena benda tidak pernah tegar dengan sempurna. Untuk
benda yang diam atau meluncur di atas meja horizontal gaya normal sama dengan
gaya gerak benda.Sedangkan gaya gesek kinetik,(fk) antara dua permukaan benda
kering tanpa pelumas,juga memenuhi kedua hukum pada gaya gesekan
statik.Selain itu gaya gesekan kinteik juga tidak bergantung pada laju relative
gerak permukaan lainnya.
Bila permukaan suatu benda,meluncur dari atas permukaan lain,masing masing
benda akan saling melakukan gaya gesekan,sejajar dengan permukaan itu.Gaya
gesekan pada tiap benda perlawanan arah dengan gaya geraknya .Secara empiris
di peroleh bahwa gaya gesek bahan dii atas sebuah permukaan sebanding dengan

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
gaya normalnya dan dengan konstanta perbandingan yang di sebut koefisien
gesek.Bila sebuah benda yang berada di atas suatu permukaan dalam keadaan
diam atau tepat akan bergerak ketika di kenakan gaya luar sejajar
permukannya,maka pada benda tersebut bekerja gaya gesek statis (fs),dan
koefisien geseknya
Jadi gaya gesek statis dapat memiliki semua harga antara nol (bila tidak ada gaya
sejajar bidang permukaan) dan harga maksimum 𝜇𝑠 N (pada saat benda tepat akan
mulai bergerak). Begitu benda mulai meluncur diatas permukaan, ternyata gaya
gesek ini berkurang. Gaya gesek pada saat benda bergerak disebut gaya gesek
kinetik (fk), dan sebanding dengan gaya normalnya. Konstanta perbandingannya
disebut koefisien gesek kinetik (𝜇𝑘). Fk = 𝜇𝑘 N.

Gambar 3.2.2 Sebuah balok meluncur diatas permukaan kasar


akan merasakan gaya gesekan.
Keterangan :
N = gaya normal permukaan terhadap benda
W = gaya berat benda
fs = gaya gesek statis
∅ = sudut bidang permukaan terhadap bidang datar
Benda bermassa m berada diatas permukaan yang membentuk sudut ∅ terhadap
bidang horizontal dan tepat akan bergerak (Gambar 3.2.2). Dengan hukum I

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
Newton dapat ditunjukkan bahwa saat benda tepat akan bergerak maka berlaku :
µs = tan ∅ Jadi, koefisien gesek statis benda diatas permukaan tidak tergantung
sama sekali terhadap massa benda tersebut.
Gambar diatas dapat pula dimodifikasi menjadi seperti Gambar 3.2.3 berikut. =
𝜇𝑘 N.
Di dalam ilmu fisika, kita dapat mengenal apa yang dimaksud dengan
pengertian Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton. Ketiga
hukum tersebut diungkapkan oleh salah seorang ilmuan besar dalam sejarah,
beliau bernama Sir Isaac Newton. Jasanya telah membawa peradaban yang luar
biasa, Akibatnya ba\nyak sekali manfaat yang dapat kita ambil dengan adanya
hukum newton tersebut terhadap gejala- gejala.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:

Gambar 3.2.3 Dua buah benda dihubungkan satu sama lain dengan
menggunakan sebuah tali yang dilakukan pada katrol tak bermassa.

Jika benda mengalami percepatan seperti pada gambar dan gaya gesekan pada
katrol diabaikan, dengan Hukum II Newton diperoleh hubungan

...…………………..(3.2.5)
1 m2 a
µk = ( (( + 1) (1- ) − 1)) - tan θ
cos θ m1 g

Bila sudut  = maka persamaan diatas tereduksi menjadi


GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`

m2 a
μk = ( +1) (1- ) -1
m1 g …………..……………..………(3.2.6)

Contoh penerapan gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika


mengendarai sepeda motor. Jika motor tidak bergerak dan tidak digerakkan, disitu
masih terdapat gaya gesek, yang disebut gaya gesek statis. Gaya tersebut akan
menjadi gaya gesek kinetis jika motor tersebut digerakkan. Gaya gesek selalu
diperlukan dalam kehidupan, tanpa adanya gaya gesek mungkin mobil tidak akan
melaju diatas lintasan, manusia tidak bisa berjalan diatas tanah dan lain
sebagainya. Secara intuitif, kita mengalami gaya (forse) sebagai bentuk dorongan
atau tarikan pada benda. Bila anda mendorong mobil yang mogok atau troli
belanja di supermarket, anda mengarahkan gaya pada benda tersebut. Ketika
mesin motormengangkat lift (elevator), atau martil menghantam paku, atau angin
meniup dedaunanyang ada di pohon, maka gaya sedang dikerahkan. Kita sering
menyebut ini sebagaigaya kontak (contact force) karena gaya dikerahkan ketika
sebuah benda mengalamikontak dengan benda lain. Disis lain, kita mengatakan
bahwa sebuah benda jatuh karena adanya gaya gravitasi (force of gravity, yang
bukan merupakan gaya kontak). Jika sebuah benda dalam keadaan diam, untuk
membuatnya mulai bergerak diperlukan gaya, artinya suatu gaya dibutuhkan
untuk mempercepat sebuah benda dari kecepatan nol ke kecepatan bukan nol.
Salah satu cara untuk memahami dan membuktikan teori gaya gesek secara nyata
yaitu dengan melakukan eksperimen meluncurkan balok pada bidang miring.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai gaya gesek kinetis balok A dan
balok B saat meluncur pada bidang miring dengan analisis yang dilakukan dari
data yang diperoleh secara manual dan menggunakan software Logger Pro serta
untuk mengetahui perbandingan presentase ralat yang diperoleh dari kedua
metode pengambilan data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian eksperimen. Data yang diambil secara manual yaitu data waktu
tempuh saat balok meluncur pada bidang miring. Sedangkan pengambilan data
dengan menggunakan software Logger Pro dilakukan dengan mengambil rata-
rata dari data percepatan yang tertampil pada software. Hasil percobaan yang telah
dilakukan didapatkan nilai gaya gesek kinetis pada bidang miring dengan data
yang diperoleh secara manual pada balok A sebesar FKA = (0,3750 ± 0,05613) N

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
dan pada balok B sebesar FKB = (0,2221 ± 0,08258) N, sedangkan nilai gaya gesek
kinetis dengan data yang diperoleh menggunakan software Logger Pro pada balok
A sebesar FKA = (0,3826 ± 0,1596) N dan pada balok B sebesar FKB = (0,2348 ±
0,1482) N. Untuk nilai perbandingan presentase ralat kedua metode pada balok A
sebesar SFKA manual : SFKALoggerpro = 5,613 % : 15,96 % sedangkan pada balok B
sebesar SFKbmanual : SFKBLoggerpro = 8,258% : 14,82 %.

2.11 Hukum Newton

Hukum newton adalah tiga rumusan dasar dalam fisika yang menjelaskan dan
memberikan gambaran tentang kaitan gaya yang bekerja dengan gerak yang
terjadi pada suatu benda. Kata Newton berasal dari ilmuan yang menemukan dan
memperkenalkannya yaitu Sir Isaac Newton, Ketiga hukum tersebut dirangkum
dalam karyanya Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, Hukum Newton
dijelaskan untuk meneliti dan mengamati gerak dalam berbagai mekanisme
maupun sistem. memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda itu, terlebih
dahulu kita pahami Momen Inersia partikel.

2.12 Hukum I Newton

Benda yang diam akan bergerak jika diberi gaya benda yang sudah bergerak
dengan kecepatan tertentu akan tetap bergerak dengan kecepatan itu jika tidak ada
gangguan (gaya). Hal diatas merupakan dasar hukum yaitu Hukum Newton
I.Bunyi Hukum Newton I adalah jika resultan gaya pada benda sama dengan nol
maka benda yang diam akan tetap diam”, Secara sederhanaHukum Newton I
menyatakan bahwa percepatan benda nol jika gaya total (resultan gaya) yang
bekerja pada benda yang sama dengan nol. Maka rumusnya adalah YF = Resultan
Gaya. Sebenarnya hukum I newton diatas itu sudah pernah diucpkan oleh Galileo
heberapa tahun sebelum Newton. Ahli Galileo menyatakan bahwa “kecepatan
yang diberikan pada suatu benda akan tetap dipertahankan jika semua gaya
tersebut penghambatnya dihilangkan.

2.13 Hukum II Newton

Hukum Newton II akan membahas keadaan bend ajika resultan gaya pada
benda tidak nol. Bayangkan anda mendorong sebuah benda yang gaya F dilantai

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
yang licin sekali sehingga benda itu bergerak dengan kecepatan 0 menurut hasil
percobaan. Jika gaya tersebut diperbesar dua kali ternyata percepatannya menjadi
dua kali lebih besar. Disini dapat disimpulkan bahwa percepatan sebanding
dengan resultan gaya yang bekerja. “percepatan suatu benda sebanding dengan
jumlah gaya yang bekerja pada benda dan berbanding terbalik dengan massanya”.

2.14 Hukum III Newton

Dalam kehidupan sehari hari kamu akan selalu dapat bahwa gaya yang bekerja
pada sebuah benda diperoleh dari benda. Contoh gaya tersebut adalah:
1. Selalu otomatis menarik gerbang
2. Palu memukul paku, gaya yang diberikan pula pada paku
3. Temanmu yang mendorog meja, gaya yang diberikan pada meja Contoh palu
memberikan gaya pada paku, paku juga dapat gaya balik (reaksi). Buktinya palu
memantul kembali dan setelah mengenai paku. Jadi palu memberikan gaya kepada
paku tetapi sebaliknya oalu memberikan gaya balik kepada paku. Besarnya gaya
aksi sama dengan gaya bereaksi tetspi berlawanan arah, adanya aksi dan reaksi ini
adalah inti dari hukum III nowton yang berbunyi “ketika benda pertama
memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda
pertama”. Hukum tersebut sering disebut dengan hukum gaya reaksi, untuk setiap
gaya aksi akan selalu ada gaya reaksi yang sama besar, tetapi berlawanan arah
namun itu perlu diketahui bahwa gaya aksi itu dan gaya reaksi itu bekerja pada
benda yang berbeda. Persamaan Hukum III Newton yaitu pada gaya gravitasi
pembawa gaya magnet, gaya listrik dan pada saat kita memukul paku itu
menggunakan palu.
Misalnya sebuah partikel bermassa m diberikan gaya F sehingga ia melakukan
gerak rotasi terhadap sumbu O. Partikel itu berjarak r dari sumbu rotasi. Mula-
mula partikel itu diam (kecepatan – 0). Setelah diberikan gaya F, partikel itu
bergerak dengan kecepatan linear tertentu. Mula-mula partikel diam, lalu bergerak
(mengalami perubahan kecepatan linear) setelah diberikan gaya. Dalam hal ini
benda mengalami percepatan tangensial. Percepatan tagensial = percepatan linear
partikel ketika berotasi. Kita bisa menyatakan hubungan antara gaya (F), massa
(m) dan percepatan tangensial (at). Mr2 adalah momen inersia partikel bermassa
m, yang berotasi sejauh r dari sumbu rotasi. persamaan ini juga menyatakan

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
hubungan antara torsi, momen inersia dan percepatan sudut partikel yang
melakukan gerak rotasi. Istilah kerennya, ini adalah persamaan Hukum II Newton
untuk partikel yang berotasi. Jadi Momen Inersia partikel merupakan hasil kali
antara massa partikel itu (m) dengan kuadrat jarak tegak lurus dari sumbu rotasi
ke partikel (r2). (Mikrajuddin, 2019).

2.15 Penerapan Prinsip Bidang Miring

Prinsip bidang miring ternyata banyak diterapkan dalam kegiatan sehari hari,
contohnya pada pembuatan tangga yang bertingkat-tingkat atau berbelok- belok.
Pembuatan jalan yang meliuk-liuk di daerah pegunungan, pegunungan apapun
yang dimiringkan saat ingin menaikkan atau menurunkan beban yang berat. Selain
itu prinsip bidang miring juga banyak diterapkan di berbagai alat dapur dan
perkakas, seperti pisau, kapak, paku, alat pahat kayu, cutter, ulir, pada sekrup,
ujung pada obeng dan sebagainya.

2.16 Manfaat Prinsip Bidang Miring

Manfaat bidang mining tentunya untuk meringankan beban kerja kita.


Misalnya, pada pembuatan jalan yang meliuk-liuk di daerah pegunungan. Hal ini
bertujuan untuk meringankan beban yang dilalui oleh kendaraan yang sedang
melaju. Jadi, kendraan tersebut bisa sampai ke puncak.

2.17 Landasan Teori

Permukaan sebuah benda muncul di atas permukaan benda lain, masing-masing


benda akan melakukan gaya gesekan sejajar dengan permukaan. Gaya gesekan
terhadap tiap benda berlawanan arahnya dengan arah geraknya relatif terhadap
benda lawannya. Jadi jika sebuah balok meluncur dari kiri ke kanan di atas sebuah
permukaan meja, suatu gaya gesek kekiri akan bekerja terhadap meja. Gaya
gesekan juga ada bekejera dalam keadaan tidak terjadi gerak relatif. Suatu gaya
horizontal terhadap sebuah peti berat yang terletak di lantai mungkin saja tidak
cukup besar untuk menggerakkan peti itu, karena gaya tersebut terimbangi oleh
suatu gaya gesekan yang besarnya sama dan berlawanan arah yang dikerjakan oleh
lantai terhadap peti.
Permukaan benda yang meluncur diatas permukaan benda yang lain keduanya

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
akan saling melakukan gaya gesekan yang sejajar dengan permukaan. Arah gaya
gesek suatu benda berlawanan dengan arah gerak benda pada relatifnya. Misalkan
sebuah balok meluncur dari kanan ke kiri diatas permukaan bidang, maka gaya
gesek yang timbul akan memiliki arah ke kanan. Gaya horizontal sebuah benda
yang beratnya terletak pada permukaan bidang tidak cukup untuk menggerakkan
benda tersebut bila gaya yang diberikan tidak sesuai. Gaya yang diberikan juga
dipengaruhi oleh gaya gesek yang besarnya sama dan arahnya berlawanan.
Gesekan dalam bahasa ilmiahnya yaitu frittion pertama kali dibahas oleh
menteri pendidikan di Inggris pada tahun 1966 yaitu H. P. Jost. H. P. Jost saat itu
memberikan laporan mengenai besarnya energi yang terbuang karena gesekan.
The Jost Report nama laporannya, didalamnya disebutkan bahwa energi yang
hilang di Inggris akibat gesekan setara dengan 1,3 NP atau sekitar 500 juga
poundsterling. Laporan Jost memunculkan istilah baru untuk ilmu tetang gesekan
dan cara menguranginya yaitu Tribology. Tribology berasal dari bahasa Yunani
(tribo : gesekan) yang berarti ilmu yang mempelajari gesekan (frittion), pelumasan
(lubrication) dan aus (wear). Tribology adalah ilmu tentang interaksi permukaan
benda padat yang bergerak dan implikasi yang muncul dari interaksi tersebut.
Tribology bermula pada gesekan dari dua permukaan yang bersentuhan, sehingga
muncul ide untuk melakukan pelumasan agar suatu benda bergerak lebih mudah.
Gesekan adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat adanya kontak antara dua buah
permukaan benda satu sama lain. Akibat gesekan ini, maka muncul gaya gesek
yang melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda akan bergerak.
Benda – benda yang dimaksud disini, tidak harus berbentuk padat, melainan
dapat pula berbentuk cair ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah benda padat
misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara benda padat
dan cairan serta gas adalah gaya stokes. Gaya gesek dapat merugikan atau
bermanfaat. Panas pada poros yang berputar, engsel pintu yang berderit, dan tapak
sepatu yang aus adalah contoh kerugian yang diakibatkan oleh gaya gesek. Akan
tetapi tanpa gaya gesek, manusia tidak akan bisa berpindah tempat dan berjalan.
Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi antar kedua permukaan yang saling
bersentuhan.
Gesekan antara dua buah permukaan solid merupakan suatu fenomena yang
sangat kompleks. Hal ini tidak hanya bergantung pada sifat fisik maupun kimia

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
dari suatu material, akan tetapi juga terlibat persoalan secara mekanik permukaan
yang saling berkontak. Tidak ada teori yang dapat dirumuskan untuk menjelaskan
perilaku gesekan dengan cukup memuaskan. Oleh karena itu, penyelesaian
gesekan selalu didasarkan pada data suatu eksperimen. Ada beberapa fenomena
yang ditimbulkan akibat dari gesekan, misalnya timbulnya bunyi lengkingan pada
area yang saling bergesekan, munculnya getaran di sekitar area yang saling
bergesekan, dan lain sebagainya. Salah satu fenomena yang muncul akibat adanya
gesekan yaitu munculnya slip. Slip merupakan suatu fenomena gesekan di mana
permukaan yang saling berkontak kehilangan gaya geseknya secara tiba-tiba Ada
banyak kasus yang terjadi akibat adanya fenomena slip ini. Misalkan pada belt
conveyor yang mengalami slip terhadap poros pemutarnya, sehingga kecepatan
berputar belt conveyor menurun atau yang sering terjadi yaitu pada ban sepeda
motor yang mengalami slip terhadap jalur rel kereta api, sehingga kendaraan susah
untuk dikendalikan dan menimbulkan ketidaknyamanan dalam berkendara hingga
bisa mengakibatkan kecelakaan.
Ada banyak hal yang dapat mengakibatkan slip, seperti adanya pengereman
mendadak, peningkatan akselerasi secara tiba-tiba, dan berbelok secara tiba-tiba.
Slip yang terjadi mengakibatkan kendaraan sulit untuk dikontrol. Penelitian ini
mempelajari salah satu dari berbagai kasus yang ada mengenai fenomena slip pada
gesekan. Kasus yang diamati adalah kasus pada saat ban sepeda motor mengalami
slip pada saat melewati rel kereta api. Hal yang dipelajari adalah bagaimana slip
yang terjadi antara ban sepeda motor terhadap permukaan rel kereta api
diakibatkan kondisi permukaan ban sepeda motor yang berbeda – beda dan
kecepatan putar yang bervariasi.
Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Benda-benda yang
dimaksud di sini tidak mesti berwujud padat, melainkan bisa pula berwujud cair,
ataupun gas. Gaya gesek selang dua buah benda padat misalnya merupakan gaya
gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya selang benda padat dan cairan serta gas
merupakan gaya Stokes.
Secara umum gaya gesek bisa dituliskan sbg suatu ekspansi deret, yaitu:
v v v
f =-bo -b1v -b2v2 -
ǀvǀ ǀvǀ ǀvǀ …………………...……….(3.2.8)
di mana suku pertama merupakan gaya gesek yang dikenal sbg gaya gesek statis

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
dan kinetis, sedangkan suku kedua dan ketiga merupakan gaya gesek pada benda
dalam fluida.
Jika anda mendorong sebuah kotak besar yang diam di atas lantai dengan sebuah
gaya horizontal yang kecil, maka mungkin saja kotak itu tidak bergerak sama
sekali. Alasannya adalah karena lantai melakukan gerak horizontal yang
dinamakan gaya gesekan statis f. yang mengimbangi gaya yang anda kerjakan.
Gaya gesekan ini disebabkan oleh ikatan molekul-molekul kotak dan lantai di
tempat-tempat terjadinya kontak yang sangat erat antara kedua permukaan. Gaya
ini berlawanan arah dengan gaya luar yang dikerjakan. (Tipler. 2018)
fs
μs =
N ……………………………………..………………….(3.2.9)
Dengan adalah koefisien gesekan statik dan N adalah besar gaya normal. Jika
menyatakan besar gaya gesekan kinetik, maka:
fk
μk =
N
…………………………..…………………………….(3.2.10)
dengan adalah koefisien gesekan kinetik.
Bila sebuah henda dalam keadaan diam pada suatu bidang datar, dan kemudian
bidang tempat benda tersebut dimiringkan perlahan-lahan sehingga membentuk
sudut ∅ sampai benda tepat akan bergerak, koefisien gesekan statik antara benda
dan bidang diberikan oleh persamaan,

μs = tan ∅c ………………………………...……………………(3.2.11)

Dengan ∅c adalah sudut pada saat benda tepat akan bergerak, yang disebut sudut
kritis. Koefisien gesekan statik merupakan nilai tangen sudut kemiringan bidang.
dengan keadaan benda tepat akan bergerak meluncur. Pada sudut-sudut yang lebih
besar dari 4, balok meluncur lurus berubah beraturan ke ujung bawah bidang
miring dengan percepatan:
ax = g (sin ∅ - μk cos ∅) ……………….…………………………..(3.2.12)

di mana / adalah sudut kemiringan bidang dan 4 adalah koefisien gesek kinetik
antara benda dengan bidang. Dengan mengukur percepatan a, maka koefisien
gesekan dapat dihitung.
Kecanggihan teknologi yang dapat digunakan untuk menganalisis nilai

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
koefisien gesek statis adalah aplikasi video tracker. Penelitiannya tidak diamati
secara langsung tetapi didokumentasikan dalam bentuk video dimana video
tersebut akan diolah menggunakan aplikasi tracker. Aplikasi video tracker ini
sangat mempermudah kita untuk memperoleh data lebih akurat dan valid. Aplikasi
ini akan memecahkan video ini menjadi kumpulan frame sehingga dapat
memperoleh informasi mengenai besaran-besaran yang terlibat dalam koefisien
gesek statis. Penelitiannya tidak diamati secara langsung tetapi didokumentasi
dalam bentuk video dimana video tersebut akan diolah menggunakan aplikasi
tracker.
Gerak jatuh bebas adalah gerak benda vertikal karena pengaruh tarikan
gravitasi bumi tanpa kecepatan awal. Pada benda yang bergerak jatuh bebas, hanya
bekerja gaya gravitasi bumi atau dikatakan hanya bekerja gaya beratnya saja,
sementara gaya-gaya yang lain diabaikan. Sejalan dengan semakin meningkatnya
ketelitian pengukuran, tuntutan kebenaran konsep fisika secara paripurna pun
menjadi semakin tinggi dan harus dipenuhi. Gaya-gaya yang semula diabaikan
kini untuk gerak vertikal dalam alam nyata harus diperhitungkan karena sangat
jarang percobaan gerak jatuh bebas yang menggunakan seperangkat piranti ukur
dilakukan dalam ruang hampa udara. Dengan demikian, gaya oleh udara terhadap
benda percobaan pun harus diperhitungkan. Gaya yang dimaksud adalah gaya
gesekan udara dan gaya apung ke atas oleh udara. Gaya apung ke atas atau biasa
disebut Gaya Archimedes berbanding lurus dengan volume benda. Karenanya
untuk benda-benda berukuran kecil, gaya Archimedes ini masih dapat diabaikan.
Tinjauan benda yang bergerak jatuh vertikal karena tarikan gravitasi bumi dan
mengalami gesekan udara tidaklah sederhana. Hal ini berkaitan dengan adanya
perbedaan hubungan parameter secara empirik yang bergantung pada ukuran
benda dan kecepatan jatuh. Gaya gesekan udara ada yang dimodelkan dengan
bergantung pada kecepatan secara linear, namun ada juga model gaya gesekan
yang bergantung pada kecepatan secara kuadratik. Gesekan oleh fluida (drag)
merupakan fenomena yang kompleks, yang tidak selalu dapat dijelaskan dengan
persamaan yang sederhana. Tidak seperti gesekan antar zat padat, gaya gesek oleh
fluida pada zat padat sebanding dengan beberapa fungsi kecepatan benda terhadap
fluida. Fungsi ini cukup kompleks dan juga tergantung pada bentuk dan ukuran
zat padat, kecepatannya, dan jenis fluida penghasil gaya gesek. Beberapa

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
pendekatan menyebutkan bahwa gaya gesek sebanding dengan kecepatan namun
ada pula yang menyatakan sebanding dengan kecepatan kuadrat, di mana
perbedaan antara kecepatan rendah dan tinggi dapat dinyatakan dengan diukur
menggunakan bilangan Reynolds. Masalah yang muncul adalah bahwa bilangan
Reynolds hanyalah signifikan untuk aliran fluida dalam pipa, sementara untuk
benda padat yang bergerak dalam fluida, perhitungan bilangan Reynolds menjadi
bias. George Gabriel Stokes memperoleh pernyataan yang dikenal sebagai hukum
Stokes untuk gaya gesekan fluida terhadapbenda yang berbentuk bola yang
bergerak dalam fluida kental. Sementara itu, ada pula yang menyatakan bahwa
besarnya gaya gesekan fluida sebanding dengan kuadrat kecepatan (𝑣2). Crowe
menyebutkan bahwa gesekan fluida, khususnya hambatan aerodinamis yang
merupakan parameter penting di bidang transportasi didefinisikan sebagai
1
fd = 𝜌f Ca Ap ǀvp − vfǀ (vp-vf ) …...…………………………………(3.2.13)
2

dengan 𝜌𝑓 adalah kerapatan fluida, 𝐶𝑑 adalah koefisien drag partikel, 𝐴𝑝 adalah


luas permukaan partikel, sedang 𝑣𝑝 dan 𝑣𝑓 adalah kecepatan partikel dan
kecepatan fluida.Untuk benda yang bergerak dengan kecepatan relatif 𝑣, terhadap
fluida, persamaan di atas, dapat ditulis sebagai:

1 ……………………………….…………………...(3.2.14)
F = 2 ρACv2

Dari rumusan gaya gesekan ini jika diterapkan pada benda berbentuk bola, muncul
masalah dengan besaran A, yakni apakah A adalah luas permukaan seluruh bola,
setengah bola, atau bahkan hanya proyeksinya saja. Model gerak benda yang jatuh
vertikal dan bergesekan dengan udara berbentuk persamaan diferensial. Karena
terdapat dua rumus yang berbeda untuk gaya gesekan, maka pada saat
mensubstitusikan gaya, akan dihasilkan persamaan diferensial yang berbeda.
Solusi dari persamaan diferensial tersebut memiliki bentuk yang juga tidak
sederhana, dan solusi inilah yang akan diuji dengan menggunakan data empirik
yang diperoleh dari laboratorium. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian bagi
kedua rumus gaya gesekan udara, yaitu yang sebanding dengan kecepatan dan
yang sebanding dengan kuadrat kecepatan, melalui percobaan Gerak Jatuh Bebas.
Selanjutnya dari hasil pengujian tersebut ditentukan bentuk optimal rumus gaya

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
gesekan.
muncul masalah dengan besaran 𝐴, yakni apakah 𝐴 adalah luas permukaan
seluruh bola, setengah bola, atau bahkan hanya proyeksinya saja. Model gerak
benda yang jatuh vertikal dan bergesekan dengan udara berbentuk persamaan
diferensial. Karena terdapat dua rumus yang berbeda untuk gaya gesekan, maka
pada saat mensubstitusikan gaya, akan dihasilkan persamaan diferensial yang
berbeda. Solusi dari persamaan diferensial tersebut memiliki bentuk yang juga
tidak sederhana, dan solusi inilah yang akan diuji dengan menggunakan data
empirik yang diperoleh dari laboratorium. Dalam penelitian ini dilakukan
pengujian bagi kedua rumus gaya gesekan udara, yaitu yang sebanding dengan
kecepatan dan yang sebanding dengan kuadrat kecepatan, melalui percobaan
Gerak Jatuh Bebas. Selanjutnya dari hasil pengujian tersebut ditentukan bentuk
optimal rumus gaya gesekan.

2.18 Metodologi

Penelitian eksperimen adalah penelitian di mana peneliti dengan sengaja


memunculkan timbulnya suatu kejadian atau keadaan, dengan kata lain penelitian
eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (causal effect) antara
dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi
atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Metoda penelitian yang
digunakan adalah analisis teoritis dan pengujian eksperimen. Analisis teoritis yang
dilakukan secara matematis terhadap model gerak benda yang diturunkan dari persamaan
gaya, dengan cara memasukkan gaya gravitasi dan gaya gesekan oleh udara, baik yang
linear maupun yang kuadratik terhadap kecepatan. Perhitungan kalkulus yang digunakan
untuk menentukan solusi dari persamaan gaya tersebut. Solusi yang dapat diperoleh
dibandingkan dengan hasil uji eksperimen. Sedang dilakukan pengujian eksperimen
dilakukan secara deskriptif terhadap data primer yang diperoleh melalui percobaan gerak
jatuh bebas yang dilakukan di Laboratorium Fisika Terapan Politeknik Negeri Bandung,
dengan mengukur ketinggian benda jatuh serta waktu tempuhnya secara otomatis. Secara
teknis, gerak benda jatuh bebas dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah perangkat

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Gambar 3.3.1 Perangkat bidang miring

Gambar 3.3.2 Benda Peluncur (kayu, karpet dan karet)

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`

Gambar 3.3.3 Piring

Gambar 3.3.4 Beban


pemberat

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`

Gambar 3.3.4 Stopwatch

3.2 Prosedur kerja


3.2.1 Prosedur Statis Bidang Datar
Pertama-tama kami menyiapkan tiap benda peluncur (kayu, karpet dan
karet) dan juga massa piring lalu kami membuat susunan benda peluncur
perangkat bidang miring sesuai petunjuk asisten. Kemudian kami menaikan
massa pemberat secara perlahan ke piring hingga benda A bergerak dan
kamimencatat berat pemberat yang digunakan sampai benda bergerak dan
kami lakukan kembali sebanyak tiga kali pada tiap benda peluncur.
3.2.2 Prosedur Bidan Miring
Pertama-tama kami meletakkan benda A diatas permukaan bidang
miring, lalu kami mengangkat bidang miring secara perlahan-lahan, saat
benda A akan bergerak, kami mengunci bidang miring tersebut, sehingga
sudut kemiringantidak berubah, dan kami mencatat sudut kemiringannya
dan lakukan percobaan yang sama pada benda peluncur karpet dan benda
peluncur karet.
3.2.3 Prosedur Kinetis
Pertama-tama kami menentukan sudut kemiringan Bidang miring
tersebut dan meletakan benda A diatas permukaan bidang miring, lalu
mengukur sudut kemiringan bidang dan mengukur jarak mulai posisi awal
yang telah ditentukan oleh asisten kemudian mengukur waktu peluncuran
GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
kayu dengan menggunakan stopwatch dan lakukan beberapa kali sesuai
petunjuk asisten, selanjutnya lakukan percobaan yang sama pada benda
peluncur karpet dan karet, ulangi beberapa kali sesuai petunjuk asisten.

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
BAB IV
DATA PENGAMATAN

4.1 Tabel Pengamatan

4.1.1 Bidang Datar Statis


Tabel 3.4.1 Bidang Datar Dinamis
Jenis Benda
No MAnak Timbangan (kg)
Peluncur Keterangan
1 Kayu 0,019 0,02 0,021 Mkayu = 0,167 kg
2 Karpet 0,025 0,026 0,027 Mkarpet = 0,207 kg
3 Karet 0,03 0,031 0,033 Mkaret = 0,205 kg
N MTimbangan = 0,25 kg
4.1.2 Bidang Miring Statis
Tabel 3.4.2 Bidang Miring Statis
Jenis Benda
No Keterangan
Peluncur 𝜃
1 Kayu 17 18 19 Mkayu = 0,167 kg
2 Karpet 20 21 22 Mkarpet = 0,207 kg
3 Karet 25 26 28 Mkaret = 0,205 kg
4.1.3 Bidang Miring Statis
Tabel 3.4.3 Bidang Miring Dinamis

Jenis Benda Jarak


No
Peluncur 𝜃 (m) T (sekon) Keterangan
1 Kayu 0,84 0,85 0,86 Mkayu = 0,167 kg
2 Karpet 30 1,93 1,22 1,23 1,24 Mkarpet = 0,207 kg
3 Karet 1,33 1,34 1,35 Mkaret = 0,205 kg

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
Hari/Tanggal Praktikum : Sabtu/30 September 2023
Kelompok/Frekuensi : 2B/VII
Nama Anggota :
1. Zahratul Jannah Arifai (09320230332)
2. Muhammad Yusuf Asaf (09320230333)
3. Nanang Ramadani (09320230334)
4. Muh Aby Dwi Anugrah (BEBAN) (09320230335)
5. Makhadir Muhammad (BEBAN) (09320230326)

Makassar, 10 Oktober 2023


ASISTEN

(Rifaldi Mirasati)

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
BAB V
PENGOLAHAN DATA

5. 1 Perhitungan Koefisien Gaya Gesek

1. Menghitung nilai µs untuk keadaan statis pada bidang datar dan bidang
miring
Keadaan statis bidang datar pada benda peluncur
mp+mt
µs = mb
a. Untuk permukaan kayu
mp+mt
µs1 =
mb
0,025+0,019
= 0,167

= 0,263
mp+mt
µs2 =
mb
0,025+0,02
= 0,167

= 0,269
mp+mt
µs3 =
mb
0,025+0,021
= 0,167

= 0,275
µs1 + µs2 + µs3
µs =
n
0,263+0,269+0,275
= 3
= 0,269
b. Untuk permukaan karpet
mp+mt
µs1 =
mb
0,025+0,025
= 0,167

= 0,299

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
mp+mt
µs2 =
mb
0,025+0,026
= 0,167

= 0,305
mp+mt
µs3 =
mb
0,025+0,027
= 0,167

= 0,311
µs1 + µs2 + µs3
µs =
n
0,299+0,305+0,311
= 3
= 0,305
c. Untuk permukaan karet
mp+mt
µs1 =
mb
0,025+0,03
= 0,167

= 0,329

mp+mt
µs2 =
mb
0,025+0,031
= 0,167

= 0,335

mp+mt
µs3 =
mb
0,025+0,033
= 0,167

= 0,347

µs1 + µs2 + µs3


µs =
n
0,329+0,335+0,347
=
3
= 0,337
GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
Tabel hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada teori
NO Mb Mt mp µs µs Jenis Peluncur
1 0,019 0,263
2 0,167 0,02 0,025 0,269 0,269 Kayu
3 0,021 0,275
1 0,025 0,299
2 0,167 0,026 0,025 0,305 0,305 Karpet
3 0,027 0,311
1 0,03 0,329 0,337
2 0,167 0,031 0,025 0,335 Karet
3 0,033 0,347

Keadaan statis benda miring pada benda peluncur hanya µs tan ɵ1


a. Untuk permukaan kayu

µs1 = tan Ө1 µs2 = tan Ө2 µs3 = tan Ө3


= tan 170 = tan 180 = tan 190
= 3,493 = -1,137 = 0,151
µs1 + µs2 + µs3
µs =
n
3,493+−1,137+0,151
= 3
= 0,835
b. Untuk permukaan karpet
µs1 = tan Ө1 µs2 = tan Ө2 µs3 = tan Ө3
= tan 200 = tan 210 = tan 220
= 2,237 = -1,527 =0,008
µs1 + µs2 + µs3
µs =
n
2,237+-1,527+0,008
=
3
= 0,718
c. Untuk permukaan karet

µs1 = tan Ө1 µs2 = tan Ө2 µs3 = tan Ө3


= tan 250 = tan 260 = tan 280
GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
= -0,133 = 1,178 =0,281

µs1 + µs2 + µs3


µs =
n
-0,133+1,178+0,281
= 3
= 0,254
Tabel
NO Θ µs µs Jenis Peluncur
1 17° 3,493
2 18° -1,137 0,835 Kayu
3 19° 0,151
1 20° 2,237
2 21° -1,527 0,718 Karpet
3 22° 0,008
1 25° -0,133
2 26° 1,178 0,254 Karet
3 28° 0,281

2. Menghitung nilai µk untuk keadaan dinamis pada bidang miring


a. Untuk jenis benda peluncur kayu pada jarak
X = 1 ,93

t1+t2+t3
t=
n
0,84+0,85+0,86
= 3
= 0,85
t2 = 0,722

Өk = 300 cos Өk = 0,866 tan Өk = 0,577


2. x
µk = tan θ − g . t2 . cos θ
2 . 1,93
= tan 30- 9,81. 0,722 . 0,866

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
3,86
= 0,577 − 6,133

= 0,577 – 0,629
= -0,52
b. Untuk jenis benda peluncur karpet pada jarak

X = 1,93

t1+t2+t3
t=
n
1.22+1.23+1.24
= 3
= 1,23
t2 = 1,512

Өk = 300 cos Өk = 0,866 tan Өk = 0,577


2. x
µk = tan θ - g . t2 . cos θ
2 . 1,93
= tan 30 - 9,81. 1,512 . 0,866
3.86
= 0,577 −
12.845

= 0,577 – 0,300
= 0,277

c. Untuk jenis benda peluncur karet pada jarak


X = 1,93
t1+t2+t3
t=
n
1,33+1,34+1,35
= 3
= 1,34
t2 = 1,795
Өk = 300 cos Өk = 0,866 tan Өk = 0,577
2. x
µk = tan θ- g . t2 . cos θ
2 . 1,93
= tan 30 - 9,81. 1,795 . 0,866

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
3,86
= 0,577 − 15,249

= 0,577 – 0,253
= 0,324
Maka Hasilnya ditulis dalam tabel berikut :
NO Benda Peluncur X Θ Tan θ Cos θ t µk
1 Kayu 1,93 300 0,866 0,577 0,85 -0,052
2 Karpet 1,93 300 0,866 0,577 1,23 0,277
3 Karet 1,93 300 0,866 0,577 1,34 0,324

5. 2 Perhitungan ketidakpastian pengukuran masing-masing data dengan


tingkat kepercayaan 100 %
a. Teori ketidakpastian pada bidang datar

δµs 2 δµs 2 δµs 2


∆ µs = √(δmp) (∆mp)2+ ( δt ) (∆t)2+ (δmA) (∆mb)2
δµs mp+mt
1. (δmp) = = u=mp+mt , u' =1
mb

= v = mb , v' = 0
u' v-v' u 1 .mb- 0 (mp+mt )
= =
v2 mb2
1-0 (mp+mt)
= mb
1.0.167-0 (0,025+0,02)
= 0,1672
0,167
= 0,1672 = 5,988
1
2. ∆mp = 2 x skala terkecil
1
= 2 x 10-3

= 0,005
δµs mp+mt
3. (δmt) = = u=mp+mt u' =1
mb

= v=mb V' =0
u' v-v' u 1 .mb- 0 (mp+mt )
= =
v2 mb2
1.0,167-0 (mp+mt)
=
mb

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
1.0,167-0 (0,025+0,02)
= 0,1672
0,167
= 0,1672 = 5,988
mt1+mt2+mt3
4. Mt = n
0,019+0,02+0,021
= 3

= 0,02

(mt1-mt)2 +(mt2-mt)2 +(mt3-mt)2


5. ∆mt = √ n(n-1)

(0,019-0,02)2 +(0,02-0,02)2 +(0,021-0,02)2


=√ 3(3-1)

0,000001+0,000001
=√
6

= 0,00023

δµs mp+mt
6. (δmb) = = u=mp+mt , u' = 0
mb

= v = mb , V' =1
u' v-v' u 0 .mb- 1 (mp+mt )
= =
v2 mb2
0-1 (mp+mt)
=
mb
0.0,167-1 (0,025+0,02)
= 0,1672
-0,045
= 0,1672 = -1,613
1
7. ∆mb = 2 x skala terkecil
1
= 2 x 10-3

= 0,0005
δµs 2 δµs 2 δµs 2
8. ∆µs = √( ) (∆mp)2+ ( ) (∆mt)2+ ( ) (∆mb)2=
δmp δt δmb

= √(5,988)2 x (0,0005)2+(5,988)2 x (0,00023)2+ (-1,613)2 x (0,0005)2

= √(35,856)x(0,00000025)+(35,856)x(0,000000052)+(2.601)x(0,00000025)
= √0,000011 = 0,0033
GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
∆µs
9. KR = 2 (∆µs+µs) . 100%
0,0033
= 2 (0,0033+0,269)

=0,00044 . 100% = 0,044%


10. KB = 100% - KR
= 100 – 0,044
= 99,956%
b. Teori ketidakpastian statis pada bidang miring

δµs 2
∆µs = √(δmӨ) (∆Ө)2
δµs
1. = tan Ө, misalkan u = sinθ , uᶥ = cosθ
δmӨ
V = cosθ , vᶥ = -sinθ
= uᶥ.v + u . vᶥ
= cosθ. cosθ + sinθ. (-sinθ)
= 0,749 + (-0,25)
= 0,724
(Ө1- Ө)2 +(Ө2-Ө)2 +(Ө3-Ө)2
2. ∆Ө = √
n(n-1)

(17-18)2 +(18-18)2 +(19-18)2


=√
3(3-1)

2
=√
6

= √0,333 = 0,577

δµs 2
3. ∆µs = √( ) (∆Ө)2
δmӨ

= √(0,724)2 (0,577)2

= √0,174 = 0,417
∆µs
4. KR = . 100%
2 (∆µs+µs)
0,417
= 2 (0,417+0,269)

=0,0143 . 100% = 14,3%


5. KB = 100% - KR
= 100 – 14,3
= 85,7%
GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
c. Teori ketidakpastian dinamis pada bidang miring

δµs 2 δµs 2 δµs 2


∆ µk = √( δӨ ) (∆Ө)2 + ( δt ) (∆t)2+ ( δx ) (∆x)2
δμk 2x
1. = tan Ө- misalkan
δӨ g. t2 . cos Өk

u = tanӨ u’ = sec2θ
2x 2gt2 . sinθ. 2x
v= 2 v’ = 2
g . t . cos Өk (g.t2 . cosθ)

2.x 2.g.t2 .sinθ


( tanθ )- (sec 2θ 2 )
= u'.v-v' .u 2
g.t . cosθ (g.t . cosθ)2
2 = 2.x 2
V ( 2 )
g.t cosθ

tanθ-sec2θ. sinθ
=
g.t2
0,577 – -1,555.0,5
=
9,812 ,0,866
0,577 – -0,777
= 83,340
-0,2
= 83,340 = -0,0023

2. ̅̅̅
∆ 𝜃 =√(θ1-θ)
= √17-18

= √-1 = -1
δμk 2x
3. = tan Ө 2 misalkan
δx g . t . cos Өk

u = tanӨ u’ = 0
2x 2gt2 . cosθ
v= v’ = 2
g. t2 . cos Өk (g.t2 . cosθ)

2.x 2.g.t2 .sinθ


' (0 )- ( tanθ)
= u'.v-v .u g.t2 . cosθ (g.t2. cosθ)2
2 = 2.x
V ( 2 )2
g.t cosθ

tanθ
=
g.t2 . cosθ
0,577
=
9,812 . 0,866

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
0,577
= 83,340 = 0,0069
1
4. ∆x = 2 x skala terkecil

1
= x 10-3
2

= 0,0005
δμk 2x
5. = tan Ө- misalkan
δt g. t2 . cos Өk

u = tanӨ u’ = 0
2x 2.x.g.t2 . cosθ
v= 2 v’ = 2
g . t . cos Өk (g.t2 . cosθ)

2.x 2x.g.t2 .sinθ


' (0 )- ( tanθ)
= u'.v-v .u g.t2. cosθ (g.t2 . cosθ)2
2 = 2.x
V ( 2 )2
g.t cosθ

= 2.g.t.cosθ.tanθ
= 2. 9,81. 0,866. 0,577
= 48,087
(T1-T)2 +(T2-T)2 +(T3-T)2
6. ∆t = √ n(n-1)

(0,84-0,85)2 +(0,85-0,85)2 +(0,86-0,85)2


=√
3(3-1)

0,0001+0,0001
=√ 6

0,0002
=√ 6

= √0,000033 = 0,0057

δµs 2 δµs 2 δµs 2


7. ∆ µk = √( ) (∆Ө)2 + ( ) (∆x)2 + ( ) (∆t)2
δӨ δx δt

2
=√(-0,0023) x (-1)2 +(0,0069)2 x (0,0005)2 + (48,087)2 x (0,0057)2

=√(0,0000052)x(1)+(0,000047)x(0,00000025)+(312,3)x(0,000032)

= √0,0099 = 0,099
∆µs
8. KR = . 100%
µk

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
0,099
= 0,183 . 100%

= 0,540%
9. KB = 100% - KR
= 100 – 0,540
= 99,46%

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel Hasil Pengolahan Data

Tabel 3.6.1 Hasil pengolahan data keadaan statis bidang datar


NO Mb Mt Mp µs µs Jenis Peluncur
1 0,019 0,263
2 0,167 0,02 0,025 0,269 0,269 Kayu
3 0,021 0,275
1 0,025 0,299
2 0,167 0,026 0,025 0,305 0,305 Karpet
3 0,027 0,311
1 0,03 0,329 0,337
2 0,167 0,031 0,025 0,335 Karet
3 0,033 0,347

Tabel 3.6.2 Hasil pengolahan data keadaan statis bidang miring


NO Θ µs µs Jenis Peluncur
1 17° 3,493
2 18° -1,137 0,835 Kayu
3 19° 0,151
1 20° 2,237
2 21° -1,527 0,718 Karpet
3 22° 0,008
1 25° -0,133
2 26° 1,178 0,254 Karet
3 28° 0,281

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
Tabel 3.6.3 Hasil pengolahan data keadaan dinamis bidang miring
NO Benda Peluncur X Θ Tan θ Cos θ t µk
1 Kayu 1,93 300 0,866 0,577 0,85 -0,052
2 Karpet 1,93 300 0,866 0,577 1,23 0,277
3 Karet 1,93 300 0,866 0,577 1,34 0,324

6.2 Pembahasan
Pada keadaan statis bidang datar terdapat tiga buah benda yaitu kayu,
karpet dan karet. Pada benda peluncur kayu menghasilkan gaya gesek kecil yaitu
µs sama dengan 0,269. Jenis benda peluncur karpet menghasilkan µs sama
dengan 0,305. Dan pada karpet menghasilkan gaya gesek yang besar karena
permukannya kasar dengan nilai µs =0,337
Pada keadaan statis bidang miring ketiga benda peluncur akan dicari
derajat kemiringannya ketika diberi gaya. Benda kayu yang permukannya halus
memiliki kemiringan 180 dan benda karpet dengan derajat 210 sedangkan benda
karet memiliki permukaan kasar memiliki kemiringan 260.
Pada keadaan dinamis bidang miring ketiga benda peluncur dihitung
kecepatan bendanya. Dimana telah ditentukan sudut kemiringannya dan
jaraknya. Pada benda peluncur kayu waktu yang dibutuhkan µk sama dengan
-0,052 sedangkan pada benda karpet waktu yang dibutuhkan µk = 0,277. Dan
pada benda peluncur karet waktu yang dibutuhkan µk = 0,324.

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
BAB VII
KESIMPULAN

7. 1 Kesimpulan

Setelah mengikuti proses praktikum gaya gesek saya menarik kesimpulan


bahwa :
1. Konsep gaya gesek yaitu semakin kasar permukaan benda yang
bersentuhan maka koefisien gesekannya pun akan semakin besar dan
begitupun sebaliknya.
2. Yang dapat diamati dari percobaan gaya gesek bahwa gaya gesek dipengaruhi
oleh permukaan yang bersentuhan.
3. Gaya gesek dibedakan dalam dua macam, yaitu gaya statis dan gaya gesek
kinetik. Gaya gesek statis apabila dua buah benda padat tidak bergerak secara
relatif satu sama lainnya dan gaya gesek kinetik apabila bergerak secara relatif
satu sama lainnya.

7. 2 Saran
7.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Sebaiknya laboratorium ditambahkan AC agar praktikkan dan
asisten lab merasa nyaman dan tidak kepanasan saat praktikum atau
asistensi

7.2.2 Saran Untuk Asisten


Asisten sebaiknya saling bekerja sama dengan para praktikannya
agar praktikan dapat lebih mudah dalam mempertanyakan apa yang
mereka tidak ketahui saat praktikum berlangsung.

7.2.3 Saran Untuk Praktikum Selanjutnya

Praktikan sebaiknya menaati peraturan dari lab agar praktikum


berjalan lancar

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
7. 3 Ayat Yang Berhubungan
(Qs : Az-Zumar : 23) yang artinya :

“ Dan sungguh, telah kami buatkan dalam Al-Qur’an ini segala macam
perumpamaan bagi manusia agar mereka mendapatkan pelajaran “.

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar`
DAFTAR PUSTAKA

Hardiansyah, I. W. (2021). Penerapan Gaya Gesek Pada Kehidupan Manusia.


Puji Hariati Winingsih Dan Hidayati (2017). Eksperimen Gaya Gesek UntukMenguji
Nilai Koefisien Gesekan Statis Kayu.
N. T. (2020). Laporan Praktikum Gaya Gesek Fisika Dasar. In 8 Maret.
Puji Hariati Winingsih Dan Hidayati (2017). Eksperimen Gaya Gesek UntukMenguji
Nilai Koefisien Gesekan Statis Kayu.
Astuti. (2014). (PDF) LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA GAYA GESEKAN Astuti Genda -
Academia.

GAYA GESEK
KLP.2B/FREK.7/TEKNIK PERTAMBANGAN

Anda mungkin juga menyukai