Anda di halaman 1dari 14

GEOLOGI DAN ANALISA LNGKUNGAN PENGENDAPAN

SATUAN BATUAN BATUPASIR SELANG-SELING BATULEMPUNG DAN BATULANAU


FORMASI KEREK
DAERAH NGAREN, KECAMATAN PULONHARJO
KABUPATEN BOYOLALI, JAWA TIMUR

Muhammad Rizky Adhitya1), Mustafa Luthfi2), dan Denny Sukamto Kadarisman3)


ABSTRAK
Lokasi pemetaan berada di daerah Ngaren, Kecamatan Pulonharjo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa
Tengah, yang berada pada koordinat 110°22’ - 110°50’ BT dan antara 7°7’ - 7° 36’ LS. Studi Analisis
Granulometri untuk Lingkungan Pengendapan Satuan Batupasir Selang-seling Batulempung Dan Batulanau
Formasi Kerek daerah Desa Ngaren, Kecamatan Pulonharjo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Geomorfologi
daerah penelitian terdiri dari Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipatan dan Satuan Geomorfologi Dataran
Aluvial. Pola aliran sungai yang berkembang adalah Dendritik dan Trellis dengan genetika sungai resekuen,
obsekuen dan subsekuen. Stadium erosi sungai berada pada tahap muda dan dewasa. Jentera geomorfik secara
umum adalah muda sampai dewasa.Tatanan batuan dari yang tertua hingga termuda di daerah penelitian adalah
Satuan Batupasir Selang-seling Batulempung dan Batulanau (Formasi Kerek) di lingkungan neritik tepi pada
Kala Miosen Tengah-Miosen Akhir (N.10-N.16), kemudian di atasnya secara selaras di endapkan Satuan
Batulanau Sisipan Batupasir Tufan. (Formasi Kalibeng) di lingkungan neritik tengah-neritik luar pada Kala
Miosen Akhir-Pliosen (N.17-N.21) Kemudian bersamaan dengan pengendapan Satuan Batulanau Sisipan
Batupasir Tufan Formasi Kalibeng, pada kala Miosen akhir - Pliosen (N19–N20) diendapkan pula Satuan
Batugamping Sisipan Batupasir Gampingan (Anggota Kapung Formasi Kalibeng) secara menjemari pada
lingkungan laut dangkal. Kemudian ditutupi secara tidak selaras oleh Satuan Endapan Aluvial menutupi batuan
di bawahnya dengan batas bidang erosi.Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah lipatan
dan sesar. Pembentukan struktur-struktur geologi di daerah penelitian terjadi dalam satu perioda tektonik, yaitu
pada Kala Plistosen dengan arah gaya utama N 0ºE atau utara-selatan.
Kata Kunci: Geomorfologi, Stratigrafi, Struktur Geologi.

1. PENDAHULUAN menurut Sukardi dan T. Budhitrisna (1992)


1.1 Latar Belakang menyebutkan lingkungan pengendapan laut dalam.
Berdasarkan alasan tersebut di atas, penulis akan
Daerah Ngaren dan sekitarnya merupakan
mengajukan penelitian dengan judul:“Geologi Dan
daerah yang terdiri atas dataran hingga perbukitan.
Analisis Lingkungan Pengendapan Satuan
Berdasarkan fisiografi Jawa Tengah menurut van
Batupasir Selang-seling Batulempung Dan
Bemmelen (1949), daerah penelitian termasuk
Batulanau Formasi Kerek Daerah Ngaren,
kedalam Antiklinorium Bogor Serayu Utara
Kecamatan Pulonharjo, Kabupaten Boyolali, Jawa
Kendeng. Secara geologi daerah ini disusun oleh
Tengah”.
batuan sedimen berumur Tersier dengan struktur
geologi berupa lipatan, dan patahan. Batuan Tersier
1.2 Maksud Dan Tujuan
yang terdapat di daerah penelitian disusun oleh
Penelitian Geologi Daerah Ngaren, Kecamatan
Formasi Kerek, Formasi Kalibeng dan Anggota
Pulonharjo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, dan
Kapung Formasi Kalibeng. Menurut beberapa
Analisa Granulometri untuk Lingkungan
peneliti terdahulu, pola struktur geologi Pulau Jawa
Pengendapan Satuan Batupasir Selang-seling
dipengaruhi oleh tiga pola struktur, yaitu pola
Batulempung dan Batulanau Formasi Kerek
struktur arah baratdaya-timurlaut, arah utara-
dilakukan dengan maksud untuk memenuhi salah
selatan, dan arah barat-timur. Pulau Jawa
satu persyaratan dalam menyelesaikan studi sarjana
mengalami perubahan jalur penunjaman pada
strata satu (S1) pada program Studi Teknik Geologi,
Zaman Kapur Akhir yang berarah relatif baratdaya-
Fakultas Teknik, Universitas Pakuan.
timurlaut menjadi berarah relatif barat-timur pada
Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk
Kala Oligosen. Berdasarkan peneliti terdahulu
melakukan pemetaan goelogi, yang dilakukan
terdapat informasi yang berbeda-beda mengenai
adalah untuk memahami dan menjelaskan aspek–
lingkungan pengendapan pada Formasi Kerek.
aspek yang meliputi:
Meurut Harsono P. (1983) menyebutkan
lingkungan pengendapan laut dangkal, sedangkan 1. Gemorfologi: sebagai hasil akhir proses
geologi dari hasil interaksi dengan proses
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik 1
eksogen, dilatar belakangi oleh karakteristik dan beberapa bukit kecil yang menyebar di
fisik batuan dan struktur geologi sehingga ada sekeliling daerah penelitian. Satuan ini ditempati
keterkaitan antara kondisi geomorfologi oleh satuan batuan Batupasir Selang – seling
dengan keadaan geologi setempat. Batulempung dan Batulanau, Satuan Batulanau
2. Stratigrafi: yang meliputi pengelompokan sisipan Batupasir Tufan dan Satuan Batupasir
satuan–satuan batuan, urutan stratigrafi, umur Sisipan Batupasir Gampingan.
batuan, dan lingkungan pengendapan serta
Secara morfometri, satuan ini berupa perbukitan
hubungan antar satuan batuan secara vertikal
memanjang dari barat sampai timur, landai dan
dan lateral pada ruang lingkup regional
lembah bukit yang berarah barat - timur berada pada
sehinggan diketahui kejelasan aspek kronologi
ketinggian 100-200 mdpl dan kelerengan 5°-15°.
satuan–satuan batuan tersebut.
Proses endogen yang terjadi adanya pergerakan
3. Struktur: geologi yang meliputi jenis waktu
lempeng yang menimbulkan terjadinya perbukitan-
pembentukan, dan kondisi fisik saat
perbukitan lipatan didaerah penelitian. Proses
pembentukanya.
Geomorfologi yang teramati berupa pelapukan,
4. Sejarah geologi: yaitu mengenai kronologi
erosi dan sedimentasi. Proses pelapukan yang
dinamika proses geologi lokal dan regional
teramati berupa tanah hasil dari pelapukan batuan.
yang berlangsung mulai saat pembentukan
hingga keadaan akhir yang ditemukan saat ini. T
B
5. Analisis Granulometri untuk Lingkungan
Pengendapan Satuan Batupasir Selang-seling
Batulempung Dan Batulanau Formasi Kerek
daerah Desa Ngaren, Kecamatan Pulonharjo,
Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

1.3 Daerah Penelitian


Daerah penelitian berada ± 558 sebelah timur Foto 1. Morfologi Perbukitan Lipatan diambil dari
dari Kota Bogor. Untuk mencapai daerah Desa Pilangrejo kerarah utara berupa Foto bukit
penelitian membutuhkan waktu sekitar 13 jam Sumbu Antiklin.
hingga 14 jam dengan menggunakan roda empat
atau roda dua melalui jalur utara atau selatan 2.1.2. Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial
Pulau Jawa. Sedangkan lokasi daerah penelitian
Genetika satuan geomorfologi dataran alluvial ini
dapat dicapai dengan kendaraan roda dua atau
terbentuk sebagai hasil pengendapan sungai yang
berjalan kaki.
tersusun oleh material – material lepas berukuran
lempung, pasir, kerikil, kerakal, hingga bongkah.
II. KONDISI GEOLOGI
Satuan geomorfologi dataran aluvial ini tersebar
2.1. Geomorfologi disepanjang sungai utama yang mengalir di daerah
penelitian yaitu Kali Welahan. Menempati sekitar
Berdasarkan genetika pembentukan
20% dari luas daerah penelitian.
bentangalamnya, serta merujuk pada struktur,
Morfometri satuan ini dicirikan oleh bentuk
proses dan stadia (tahapan) geomorfiknya maka
bentangalam dataran dengan kelerengan berkisar
geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi dua
antara 0%-2% dan berada pada ketinggian 70–80
satuan, yaitu:
mdpl.
1. Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipatan Proses geomorfologi yang teramati pada satuan ini
berupa proses erosi dan sedimentasi dari material
2. Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial.
hasil rombakan batuan lebih tua yang masih
2.1.1. Satuan Geomorfologi Perbukitan berlangsung hingga sekarang. Karena proses
Lipatan sedimentologi masih berlangsung hingga saat ini
maka jentera geomorfik satuan geomorfologi
Secara genetik satuan ini dikontrol oleh struktur
dataran alluvial adalah muda.
yang berupa perlipatan antiklin dan sinklin, dengan
dengan kedudukan lapisan batuan berarah barat-
timur. Penyebaran satuan ini mencakup 80% dari
luas daerah penelitian. Satuan ini tersebar hampir
diseluruh bagian daerah penelitian. Dengan elevasi
tertingginya yaitu 200 m sampai terendah 10 m,
terdapat beberapa bukit seperti Gunung Tumpeng

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik 2


Berdasarkan ciri litologi, data lapangan, dan
B T kesamaan fisik pada daerah penelitian dijumpai
batupasir selang-seling batulempung dan batulanau
yang merupakan ciri dari Formasi Kerek, batulanau
sisipan batupasir tufan merupakan ciri dari Formasi
Kalibeng, dan batugamping sisipan batugamping
pasiran yang merupakan ciri dari Anggota Kapung
Formasi Kalibeng.
Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan ciri-
Foto 2. Dataran aluvial diambil di Kali Desa Juwangi ciri batuan yang tersingkap di lapangan dan
kearah utara. kesebandingannya terhadap stratigrafi regional,
2.1.3. Pola Aliran dan Tipe Genetika Sungai maka daerah penelitian dapat dibagi menjadi empat
satuan batuan, yaitu dengan urutan dari yang paling
Secara umum pola aliran sungai daerah penelitian tua ke muda sebagai berikut:
yaitu pola aliran dendritic dan trellis.
a. Pola aliran dendritik Merupakan pola aliran yang Tabel 2. Kolom stratigrafi daerah penelitian
menyerupai percabangan batang pohon.
Percabangannya tidak teratur dan memiliki arah
dan sudut yang beragam. Berkembang pada
daerah dengan curah hujan tinggi serta
berkembang pada batuan dengan komposisi
yang sama atau cenderung homogen dan tidak
dikontrol oleh kontrol struktur geologi. Pola
Aliran ini menenpati bagian tengah hingga
selatan lokasi penelitian, umumnya dijumpai di
Satuan Geomorfologi Dataran Lipat Patahan dan
Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipat
Patahanpenelitian yaitu obsekuen, konsekuen 2.2.1. Satuan Batupasir Selang - seling
dan subsekuen. Batulempung dan Batulanau
b. Pola aliran trellis adalah pola aliran yang Penamaan satuan batuan ini didasarkan atas
berbentuk pagar (trellis) yang dan di kontrol oleh kehadiran perselingan batupasir, batulempung dan
struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan batulanau sebagai penyusun utama. Menempati
antiklin. Sungai trellis di cirikan oleh saluran- sekitar 58% luas daerah penelitian. Menyebar di
saluran yang berpola sejajar, mengalir searah bagian selatan daerah penelitian. Dengan
kemiringan lereng dan tegak lurus dengan kedudukan berkisar antara N 63°E – N 78°E dan N
saluran utamanya. Saluran utamanya berarah 112°E – N 115°E dengan kemiringan lapisan batuan
searah dengan sumbu lipatan, pada lokasi erkisar antara 58° - 60°. Kedudukan ini membentuk
penelitian pola aliran ini menempati bagian utara struktur antiklin dan sinklin. Berdasarkan hasil
pada daerah penelitian, dijumpai pada Satuan pengukuran penampang geologi ketebalannya
Gemorfologi Perbukitan Lipat Patahan. adalah ± 1625 meter.
2.2. Stratigrafi Satuan ini umumnya tersingkap dalam kondisi segar
Tabel 1. Kolom stratigrafi regional sampai lapuk. Pada bagian bawah satuan ini
dicirikan oleh perselingan batupasir selang-seling
batulempung dan batulanau, dengan ketebalan
batupasir berkisar 5 cm – 6 cm, ketebalan
batulempung berkisar 3 - 4 cm dan batulanau 7 cm
– 8 cm.
Untuk menentukan umur batuan ini didasarkan pada
kehadiran foraminifera planktonik yang terkandung
dalam conto batuan yang diambil pada lokasi
pengamatan LP 47 yaitu pada litologi batupasir
yang mewakili bagian bawah satuan batuan,
batupasir LP 95 yang mewakili bagian atas satuan
batuan. Dari hasil pengamatan mikroskop dengan
munculnya fosil Globorotalia peripheroacuta pada
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik 3
bagian bawah sebagai fosil indeks dengan kisaran 2.2.2. Satuan Batulanau Sisipan Batupasir
umur N10 - N12, sedangkan pada bagian atas Tufan
didapat kisaran umur N13 – N17 berdasarkan
Penamaan satuan batuan ini didasarkan atas
munculnya fosil Globorotalia lenguensis dan
diendapkannya batulanau di daerah penelitian dan
punahnya fosil Globigerina venezuelana. Dengan
beberapa tempat terdapat sisipan batupasir tufan.
demikian kisaran umur Satuan Batupasir Selang-
Satuan Batulanau Sisipan Batupasir Tufan
seling Batulepung dan Batulanau terbentuk pada
menempati sekitar 25% luas daerah penelitian.
N10 – N16 atau pada Kala Miosen Tengah –
Menyebar di bagian utara, memanjang dari barat –
Miosen Akhir (Zonasi Blow). Berdasarkan
timur daerah penelitian. Dengan kedudukan
klasifikasi lingkungan pengendapan menurut
perlapisan batuan relative barat-timur. Berdasarkan
Phleger (1962), analisis fosil foraminifera bentos
hasil pengukuran penampang geologi ketebalannya
menghasilkan lingkungan pengendapan neritic tepi
adalah 1.875 meter.
(5 – 20 meter).
Satuan ini tersingkap dibagian utara, memanjang
Hubungan stratigrafi Satuan Batupasir Selang-
dari barat - timur daerah penelitian dengan kondisi
seling Batulempung dan Batulanau dengan satuan
singkapan yang relatif segar sampai lapuk.
batuan yang di bawahnya tidak diketahui, sehingga
Batulanau sisipan dengan batupasir tufan. Dengan
satuan batuan ini merupakan satuan batuan tertua.
ketebalan batulanau berkisar 1 m sedangkan
Sedangkan hubungan stratigrafi dengan satuan
batupasir berkisar antara 17cm–28cm. Pada
batuan yang ada di atasnya yaitu Satuan Batulanau
umumnya satuan ini tersebar di Desa Juwangi
Sisipan Batupasir Tufan adalah selaras dicirikan
memanjang dari barat – timur.
dengan kedudukan lapisan batuan yang realtif sama,
serta didukung oleh hasil analisa umur batuan yang Untuk menentukan umur batuan ini didasarkan pada
menerus. Satuan Batupasir Selang-seling kehadiran foraminifera planktonik yang terkandung
Batulempung dan Batulanau di daerah penelitian dalam conto batuan yang diambil pada lokasi
memiliki ciri litologi yang sama dengan Formasi pengamatan di kali Desa Lego, yaitu pada batulanau
Kerek (Sukardi dan T. Budhitrisna, 1992), dengan LP 23. Berdasarkan analisa fosil plankton yang
demikian penulis menyatakan satuan ini sebagai terdapat pada batuan, dengan munculnya fosil
Formasi Kerek (Tabel 3). Globorotalia tuniida dan Globorotalia praemardi
serta punahnya fosil Globigerinoides obligus
extremus, maka didapatkan umur satuan batuan ini
terbentuk pada N17 – N21 / Miosen Akhir -
Plistosen (Zonasi Blow, 1969). Berdasarkan
klasifikasi lingkungan pengendapan menurut
Phleger (1962), analisis fosil foraminifera bentos
menghasilkan lingkungan pengendapan neritik
tengah – neritik luar (50 – 150 mdpl).
A Hubungan stratigrafi Satuan Batulanau Sisipan
Batupasir Tufan dengan satuan batuan yang berada
di bawahnya yaitu Satuan Batupasir Selang-seling
Btulempung dan Batulanau adalah selaras dicirikan
dengan kedudukan lapisan batuan yang relatif sama,
serta didukung oleh hasil analisa umur batuan yang
menerus dan hubungan stratigrafi dengan satuan
batuan yang ada di atasnya yaitu Satuan
Batugamping Sisipan Batupasir Gampingan adalah
menjemari dicirikan dengan lapisan batuan dan
umur fosil yang sama. Satuan Batulanau Sisipan
B Batupasir Tufan di daerah penelitian memiliki ciri
litologi yang sama dengan Formasi Kalibeng
Foto 3. Singkapan batupasir selang–seling batulempung (Sukardi dan T. Budhitrisna 1992), dengan
dan batulanau yang tersingkap di kali Desa
demikian penulis menyatakan satuan ini sebagai
Ngaren (Lp 46).
A. Foto perlapisan batupasir selang-seling Formasi Kalibeng (Tabel 3).
batlempung dan batulanau
B. Foto tampak jauh singkapan batupasir selang-
seling batlempung dan batulanau.

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik 4


dengan Anggota Kapung Formasi Kalibeng
(Sukardi dan T. Budhitrisna, 1992), dengan
demikian penulis menyatakan satuan ini sebagai
Anggota Kapung Formasi Kalibeng. (Tabel 3).

Foto 4. Singkapan Batulanau Sisipan Batupasir Tufan


yang tersingkap di Kali Desa Lego (Lp 23).

2.2.3. Satuan Batugamping Sisipan Batupasir


Gampingan
Penamaan satuan batuan ini didasarkan atas
diendapkanya batugaming sebagai penyusun utama.
Menempati sekitar 9% luas daerah penelitian.
Satuan ini terdapat di bagian utara daerah penelitian
mulai dari barat sampai timur. Berdasarkan hasil
pengukuran penampang geologi ketebalannya
adalah 875 meter.
Foto 5. Singkapan batugamping sisipan batupasir
Satuan Batugampng Sisipan Batupasir Gampingan gampingan yang tersingkap di Desa Gunugn
pada umumnya tersingkap dalam kondisi relative Tumpeng (Lp 111).
segar, dengan ketebalan batugamping 50cm –
60cm dan batupasir 15cm–20cm. (Foto 5). 2.2.4. Satuan Endapan Aluvial
Penamaan satuan ini didasarkan atas hadirnya
Untuk menentukan umur batuan ini didasarkan pada material aluvial sungai yang berukuran lempung,
kehadiran foraminifera planktonik yang terkandung pasir, kerikil, kerakal, sampai bongkah pada daerah
dalam conto batuan yang diambil pada lokasi penelitian. Satuan ini menempati sekitar 8% dari
pengamatan LP 111 yaitu pada litologi batupasir. luas daerah penelitian. Satuan endapan ini
Dari hasil pengamatan mikroskop dengan umumnya menempati daerah datar. Ketebalan
munculnya fosil Pulleniatina obliguloculata serta satuan ini berdasarkan pengamatan di lapangan,
punahnya fosil Sphaeroidinillopsis seminullina, memiliki ketebalan antara 10 cm - 30 cm.
maka kisaran umur satuan batuan ini adalah N19 - Berdasarkan pengamatan di lapangan, bahwa proses
N20 atau pada kala Miosen Akhir – Plistosen erosi, transportasi dan sedimentasi pada satuan ini
(Zonasi Blow). Berdasarkan klasifikasi lingkungan masih terus berlangsung hingga saat ini. Dengan
pengendapan menurut Phleger (1962), analisis fosil demikian umur adalah Resen (hingga sekarang).
foraminifera bentos menghasilkan lingkungan Karena hasil pengendapan sungai dan terjadinya di
pengendapan neritik tengah – neritik luar (50 – 150 darat. Maka lingkungan pengendapan satuan ini
mdpl). adalah lingkungan darat.
Antara satuan endapan aluvial dengan semua satuan
Hubungan stratigrafi Satuan Batugamping Sisipan batuan di bawahnya adalah tidak selaras karena
Batupasir Gampingan dengan satuan yang ada di dibatasi oleh bidang erosi.
bawahnya yaitu Satuan Batulanau Sisipan Batupasir
Tufan adalah menjemari karena memiliki
kedudukan yang sama, kandungan fosil plangtonik
pada kedua satuan batuan ini menunjukan umur
yang menerus.. Sedangkan hubungan stratigrafi
dengan satuan di atasnya yaitu Satuan Endapan
Aluvial adalah tidak selaras.

Satuan Batugamping Sisipan Batupasir Gampingan


Foto 6. Endapan Aluvial
di daerah penelitian memiliki ciri litologi yang sama

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik 5


2.2.5. Kesebandingan Stratigrafi Daerah Penelitian dengan Peneliti Terdahulu
Berdasarkan dari pengelompokkan satuan batuan maka dapat dibuat kesebandingan kolom stratigrafi daerah
penelitian dengan peneliti terdahulu atau sebelumnya.

Tabel 3. Kolom kesebandingan stratigrafi penelitian terdahulu dengan daerah penelitian

2.3. Struktur Geologi Antiklin merupakan lipatan yang terbuka ke arah


Data-data yang diperoleh dari pengamatan dan bawah sedangkan sinklin merupakan lipatan yang
pengukuran langsung di lapangan adalah jurus dan terbuka ke arah atas. Berdasarkan hasil pengamatan
kemiringan lapisan batuan, bidang sesar mikro, unsur-unsur struktur geologi di daerah penelitian, di
bidang sesar, dan kelurusan topografi. Dari data daerah penelitian terdapat tiga lipatan, yaitu:
tersebut, maka struktur yang ada di daerah a. Antiklin Pilangrejo
penelitian adalah:
Penamaan Antiklin Pilangrejo dikarenakan
melewati daerah Pilangrejo yang berarah barat –
2.3.1. Struktur Lipatan
timur dengan panjang diperkirakan 7 km. Besar
Struktur lipatan yang berkembang di daerah kedudukan sayap utara antara N 112° E – N115° E
penelitian ada dua jenis, yaitu antiklin dan sinklin. dengan kemiringan 58° - 60° dan kedudukan sayap
Antiklin merupakan lipatan yang terbuka ke arah bagian selatan N 98° E – N113° E dengan
bawah sedangkan sinklin merupakan lipatan yang kemiringan 64° - 75°. Lipatan antiklin ini
terbuka ke arah atas. Berdasarkan hasil pengamatan melibatkan Satuan Batupair Selang-seling
unsur-unsur struktur geologi di daerah penelitian, di Batulempung dan Batulanau (N10-N16).
daerah penelitian terdapat tiga lipatan, yaitu: Berdasarkan adanya kemiringan sayap bagian utara
2.3.1. Struktur Lipatan dengan sayap bagian selatan yang tidak sama maka
jenis dari antiklin ini adalah “asimetri”.
Struktur lipatan yang berkembang di daerah
penelitian ada dua jenis, yaitu antiklin dan sinklin.

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik 6


b. Sinklin Ngaren lokasi pengamatan LP 25 di Kali Desa Lego
Penamaan Sinklin Ngaren dikarenakan melewati (Foto 8).
daerah Ngaren yang berarah barat – timur dengan
panjang diperkirakan 7 km. Besar kedudukan sayap
utara antara N 58° E – N97° E dengan kemiringan
48° - 76° dan kedudukan sayap bagian selatan N
100° E – N288° E dengan kemiringan 62° - 80°.
Lipatan sinklin ini melibatkan Satuan Batupair
Selang-seling Batulempung dan Batulanau (N10-
N16). Berdasarkan adanya kemiringan sayap bagian
utara dengan sayap bagian selatan yang tidak sama
maka jenis dari sinklin ini adalah “asimetri”.
c. Antiklin Ngaren (Foto 8. Lapisan tegak pada batupasir selang-seling
Penamaan Antiklin Ngaren dikarenakan melewati batulanau dengan kedudukan N75°E/68°, lokasi
daerah Ngaren yang berarah barat – timur dengan pengamatan LP 25 di Kali Desa Lego).
panjang diperkirakan 7 km. Besar kedudukan sayap c. Lapisan tegak pada batupasir selang-seling
utara dengan antara N 255° E – N275° E dengan batulanau dengan kedudukan N110°E/80°,
kemiringan 48° - 50° dan kedudukan sayap bagian lokasi pengamatan LP 23 di Kali Desa Lego
selatan antara N 63° E – N78° E dengan kemiringan (Foto 9).
40° - 65°. Lipatan antiklin ini melibatkan Satuan
Batupair Selang-seling Batulempung dan Batulanau
(N10-N16). Berdasarkan adanya kemiringan sayap
bagian utara dengan sayap bagian selatan yang tidak
sama maka jenis dari antiklin ini adalah “asimetri”.
2.3.2 Struktur Patahan / Sesar
Berdasarkan hasil pengamatan unsur-unsur struktur
geologi di daerah penelitian, di daerah penelitian
terdapat dua sesar naik, yaitu:
a. Sesar Naik Juwangi
Penamaan sesar naik Juwangi ini dikarenakan (Foto 9. Lapisan tegak pada batupasir selang-seling
melewati daerah Juwangi yang berarah barat – batulanau dengan kedudukan N110°E/80°, lokasi
pengamatan LP 23 Kali Desa Lego).
timur. Dengan bukti di lapangan berupa:
d. Lapisan tegak pada batupasir selang-seling
a. Lapisan tegak pada batupasir selang-seling batulanau dengan kedudukan N179°E/67°,
batulempung dengan kedudukan lokasi pengamatan LP 20 di Kali Welahan
N110°E/75°, lokasi pengamatan LP 2 di (Foto 10).
Kali Welahan (Foto 7).

(Foto 10. Lapisan tegak pada batupasir selang-seling


(Foto 7. Lapisan tegak pada batupasi selang-seling batulanau dengan kedudukan N110°E/80°, lokasi
batulempung dengan kedudukan N110°E/75°, lokasi pengamatan LP 23 Kali Desa Lego).
pengamatan LP 2 di Kali Welahan)
b. Lapisan tegak pada batupasir selang-seling b. Sesar Naik Kalimati
batulanau dengan kedudukan N75°E/68°, Penamaan sesar naik Kalimati ini dikarenakan
melewati desa Kalimati yang berarah barat - timur

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik 7


dengan panjang sesar 8 km. Dengan bukti di (Foto 13. Lapisan tegak batupasir selang-seling
lapangan berupa: batulanau dengan kedudukan N78°E/65°, lokasi
a. Drag fault pada batupasir selang-seling pengamatan LP 69 di Desa Kalimati).
batulanau dengan kedudukan N122°E572°,
d. Lapisan tegak pada batupasir selang-seling
lokasi pengamatan LP 50 di Kali Desa
batulanau dengan kedudukan N68°E/62°,
Ngaren (Foto 11).
lokasi pengamatan LP 58 di Desa Kalimati
(Foto 14)

(Foto 11. Drag fault pada batupasir selang-seling


batulanau dengan kedudukan N122°E572°, lokasi (Foto 14. Lapisan tegak pada batupasir selang-seling
pengamatan LP 50 di Kali Desa Ngaren) batulanau dengan kedudukan N68°E/62°, lokasi
b. Lapisan tegak pada batupasir selang-seling pengamatan LP 58 di Desa Kalimati).
batulanau dengan kedudukan N71°E/56°,
lokasi pengamatan LP 56 di kali Desa
Ngaren (Foto 12). 2.3.4 Mekanisme Struktur Daerah Penelitian
Dalam melakukan analisis struktur geologi, penulis
menggunakan model menurut Moody and Hill
(1956) untuk mengetahui hubungan antara tegasan
utama dengan jenis struktur geologi yang
dihasilkan.

(Foto 12. Lapisan tegak pada batupasir selang-seling


batulanau dengan kedudukan N71°E/56°, lokasi
pengamatan LP 56 di kali Desa Ngaren).
c. Lapisan tegak pada batupasir selang-seling
batulanau dengan kedudukan N78°E/65°,
lokasi pengamatan LP 69 di Desa Kalimati
(Foto 13).

Gambar 1. (Moody and Hill, 1994).

Berdasarkan teori pembentukan Moody and Hill


penentuan arah gaya utama struktur geologi dapat
berdasarkan arah jurus lapisan batuan, dan dapat
menghasilkan arah gaya utama yang tegak lurus
dengan arah jurus yaitu Utara – Selatan.

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik 8


Oleh karena itu, penulis menarik kesimpulan batuan yang terbentuk sebelumnya dan endapan
bahwa umur struktur geologi yang berkembang aluvial sungai ini menutupi satuan batuan di
di daerah penelitan dimulai pada kala bawahnya dengan batas berupa bidang erosi.
Pleistosen.
Mekanisme pembentukan struktur geologi III. ANALISA GRANULOMETRI
daerah penelitian di mulai pada N22 atau pada
kala Plistosen dengan arah gaya utamanya 3.1. Analisa Granulometri Untuk Kajian
adalah N0ºE yang membentuk perlipatan Lingkungan Pengendapan Satuan
berupa Antiklin Pilangrejo, Sinklin Ngaren, Batupasir Selang-seling Batulempung Dan
dan Antiklin Ngaren, yang kemudian diikuti Batulanau
dengan terbentuknya Sesar Naik Juwangi dan
Sesar Naik Kalimati. Berdasarkan Berdasarkan pengambilan beberapa sampel di 5
orogenesanya struktur di daerah penelitian lokasi yang mewakili Satuan Batupasir Selang-
termasuk kedalam Plio-Plistosen. seling Batulempung dan Batulanau (Formasi
Kerek) daintaranya GM_01, GM_02, GM_03,
2.4. Sejarah Geologi GM_04, GM_05, di sungai Desa Kalimati,
Desa Ngaren dan kali welahan.
Sejarah geologi daerah penelitian dimulai pada
kala Miosen tengah, satuan batuan yang a. Data Hasil Analisa Granulometri : GM_01
diendapkan berupa satuan Batupasir Selang-
seling Batuleumpung dan Batulanau Formasi No : GM_01 Tanggal: 18 Mei 2016
Kerek dengan rentang waktu N10, satuan : Batupasir
Sampel Lokasi: Kali Desa
batuan ini diperkirakan diendapkan pada (Formasi
Batuan Kalimati
lingkungan Neritik Tepi /5-20 mdpl, satuan Kerek)
batuan ini merupakan satuan batuan tertua di Berat Berat Setelah diayak:
daerah penelitian. : 550 gram
Awal 548,6
Pada kala Miosen akhir hingga Pliosen dengan
rentang waktu (N17–N21) di atas Satuan Tabel 4. Tabel pencatatan untuk kurva/grafik
Batuan Batupasir Selang-seling Batulempung lokasi GM_01
dan Batulanau diendapkan secara selaras yaitu
Satuan Batulanau Sisipan Batupasir Tufan
Formasi Kalibeng pada lingkungan Neritik
Tengah – Neritik Luar /50 - 150 mdpl.
Bersamaan dengan pengendapan Satuan
Batulanau Sisipan Batupasir Tufan Formasi
Kalibeng, pada kala Miosen akhir - Pliosen
(N19–N20) diendapkan pula Satuan
Batugamping Sisipan Batupasir Gampingan
(Anggota Kapung Formasi Kalibeng) secara Sumber: Hasil Analisis 2016
menjemari pada lingkungan laut dangkal.
Pada kala Plistosen (N22) setelah selesai Berdasarkan hasil perhitungan dengan
pengendapan terjadi aktifitas tektonik yang menggunakan metode statistik Inmam,
mengakibatkan proses deformasi dan diperoleh kurva sebagai berikut:
pengangkatan pada daerah penelitian, serta
terbentuknya perlipatan (Antiklin Pilangrejo,
Antiklin Ngaren dan Sinklin Ngaren) dan
pensesaran (Sesar Naik Juwangi dan Sesar Naik
Kalimati) pada satuan batuan yang telah
diendapkan.
Seiring dengan waktu geologi yang berjalan,
daerah penelitian yang telah menjadi daratan
terjadi proses eksogen yaitu pelapukan pada
zona lemah yang kemudian membentuk sungai-
sungai sehingga menghasilkan endapan aluvial
sungai yang merupakan hasil rombakan dari

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik 9


Gambar 2. Kurva kumulatif GM_01 menujukan Berat Berat Setelah
Endapan Pasang Surut Bagian Bawah (Visher, 318,2 gram
Awal diayak: 314
1966 ).

b. Data Hasil Analisa Granulometri No : Tabel 6. Tabel pencatatan kurva/grafik lokasi


GM_02 GM_03
No GM_02 Tanggal: 18 Mei 2016
Batupasir
Sampel
(Formasi Lokasi: Kali Welahan
Batuan
Kerek)
Berat Berat Setelah diayak:
427,4 gram
Awal 424,3

Tabel 5. Tabel pencatatan kurva/grafik lokasi


GM_02 Sumber: Hasil Analisis 2016

Berdasarkan hasil perhitungan dengan


menggunakan metode statistik Inmam,
diperoleh kurva sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2016

Berdasarkan hasil perhitungan dengan


menggunakan metode statistik Inmam,
diperoleh kurva sebagai berikut:

Gambar 4. Kurva kumulatif GM_03 Menujukan


Endapan Pasang Surut Bagian Bawah (Visher,
1966)

d. Data Hasil Analisa Granulometri No :


GM_04

No GM_04 Tanggal: 18 Mei


2016
Sampel Batupasir Lokasi: Desa
Batuan (Formasi Kerek) Kalimati
Gambar 3. Kurva kumulatif GM_02 Menujukan
Berat
Endapan Pasang Surut Bagian Bawah (Visher, Berat Setelah
Awal 405 gram
1966). diayak: 403,1

c. Data Hasil Analisa Granulometri No : Tabel 7. Tabel pencatatan kurva/grafik lokasi


GM_03 GM_04.
Tanggal: 18 Mei
No GM_03
2016
Sampel Batupasir (Formasi Lokasi: Desa
Batuan Kerek) Ngaren

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik 10


Sumber: Hasil Analisis 2016

Berdasarkan hasil perhitungan dengan


menggunakan metode statistik inmam,
diperoleh kurva sebagai berikut:

Gambar 6. Kurva kumulatif GM_05 Menujukan


Endapan Pasang Surut Bagian Bawah (Visher,
1966)

Berdasarkan hasil dari sampel yang telah diuji


atau diayak, dari GM_01, GM_02, GM_03,
Gambar 5. Kurva kumulatif GM_04 Menujukan GM_04 dan GM_05, dengan perhitungan dan
Endapan Pasang Surut Bagian Bawah (Visher, kurva yang menunjukan lingkungan
1966) pengendapan menurut Visher (1966), secara
umum batupasir selang-seling batulanau dan
e. Data Hasil Analisa Granulometri No : batulempung daerah penelitian menunjukan
GM_05 lingkungan pengendapan “pasang surut
Tanggal: 18 Mei bagian bawah (Low Tide)”.
No: : GM_05
2016
: Batupasir
Sampel Lokasi: Kali
(Formasi
Batuan Welahan
Kerek)
Berat Setelah
Berat Awal : 568 gram diayak: 565,6
gram

Tabel 8. Tabel pencatatan kurva/grafik lokasi


GM_05

Serangkaian distribusi ukuran butir dari bukit


pasir ke bar lepas pantai pada kedalaman 11 kaki
dari Pantai Forest, Carolina Selatan. Dari Visher
(1969).

Dengan membandingkan berdasarkan Formasi


Sumber: Hasil Analisis 2016 Kerek secara regional didaerah penelitian,
dimana pada lingkungn pengendapannya dalam
Berdasarkan hasil perhitungan dengan regional Formasi Kerek berumur Neritik
menggunakan metode statistik Inmam, Tepi/5-20 mdpl, maka dalam kesebndingannya
diperoleh kurva sebagai berikut: dengan daerah penelitian adalah sama atau
selaras.

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik 11


Tabel 9. Kehadiran butir lokasi penelitian Miosen Akhir-Pliosen. Satuan batuan ini
diendapkan di laut dangkal pada
kedalaman 50-150 mdpl tepatnya pada
Neritik Tengah-Neritik Luar. Satuan ini
terbentuk di laut yang lebih dangkal
diperkirakan disebabkan terjadi karena
susut laut pada awal kala itu.
3. Secara menjemari diendapkan Satuan
Batugamping Sisipan Batupasir
Gampingan yang diendapkan pada umur
N19-N20 pada kala Pliosen diendapkan
:Ukuran butir kerikil pada laut dangkal kedalaman 50-150 mdpl
:Ukuran butir pasir tepatnya pada Neritik-Tengah-Neritik
Luar.
:Ukuran butir lanau 4. Satuan Endapan Aluvial yang terdiri dari
material lepas ukuran lempung sampai
Sumber: Hasil Analisis 2016
dengan kerakal diendapkan menutupi
batuan-batuan yang lebih tua sejak
IV. KESIMPULAN Holosen hingga saat ini.
Dari semua yang telah di lakukan penelitian Struktur–struktur geologi yang berkembang di
berupa pemetaan geologi permukaan daerah daerah penelitian adalah lipatan berupa antiklin
Ngaren dan sekitarnya Kecamatan Pulonharjo dan sinklin yaitu antiklin Pilangrejo, sinklin
Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang Ngaren dan Antuklin Ngaren yang berarah
berkaitan dengan geomorfologi, stratigrafi, barat-timur dan patahan berupa sesar naik
struktur geologi maupun sejarah geologi daerah Juwangi dan sesar naik Kalimati. Struktur–
penelitian dan analisa lingkungan pengendapan struktur geologi ini mulai terbentuk pada kala
Satuan Batupasir Selang-seling Batulempung Pleistosen (N22) disebabkan aktivitas tektonik
dan Batulanau Formasi Kerek, maka dapat dengan gaya utama yang berarah utara-selatan.
disimpulankan yaitu:
Hasil dari analisis Granulometri di daerah
Terdapat dua karakteristik geomorfologi yang penelitian berdasarkan hasil penelitian dari
berkembang di daerah penelitian, yaitu: Satuan beberapa sampel, dapat disimpulkan bahwa
Geomorfologi Perbukitan Lipatan dan Satuan lingkungan pengendapan dari satuan batuan
Geomorfologi Dataran Alluvial. Jentera Batu Pasir Selang-seling Batulempung dan
geomorfik daerah penelitian berada pada tahap Batulanau Formasi Kerek menunjukan
dewasa. Pola aliran sungai yang terdapat pada lingkungan pengendapan pasang surut bagian
daerah penelitian adalah pola aliran sungai bawah (low tide).
trelis dan pola aliran sungai dendritik dengan
genetika sungai resekuen, subsekuen dan
obsekuen. Tahapan erosi sungai berada pada
tahap muda dan dewasa. DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan litostratigrafi di daerah penelitian Asikin, S., 1986, Geologi Struktur Indonesia,
dibagi menjadi 4 (empat) satuan stratigrafi dari Departemen Teknik Geologi, Institut
tua ke muda yaitu: Teknologi Bandung.

1. Satuan Batupasir Selang-Seling Bemmelen, R. W. van, 1949, The Geology of


Batulempung dan Batulanau yang Indonesia, The Hague Martinus Nijhoff,
berumur N10-N16 atau pada kala Miosen Vol. 1A, Netherlands.
Tengah-Miosen Akhir, Satuan ini Blow, W. H. dan Postuma, J. A., 1969, Range
diendapkan dilaut dalam pada kedalaman Chart, Late Miosen to Recent
5-20 mdpl tepatnya Neritik Tepi. Planktonic Foraminifera
2. Kemudian secara selaras di endapkan Biostratigraphy.
Satuan Batulanau Sisipan Batupasir Tufan
yang berumur N17-N21 atau pada kala

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik 12


Dunham, 1962, Op Cit Mudjur M., 1985, Moore, R. C., 1949, Introduction to Historical
Petrografi Batuan Metamorf dan Geology. Mc. Graw Hill Book Co. Inc.,
Batuan Sedimen, Jurusan Teknik New York, 582 p.
Geologi, Fakultas Teknik, Universitas
Pakuan Bogor. Noor, D., 2010, Analisa Stratigrafi, Program
Studi Teknik Geologi, Fakultas Tekni,
Glenn S. Visher, 1969, Stratigraphic System, Universitas Pakuan, Bogor.
Geological Services and Ventures, Inc.,
Tulsa Oklahoma. Noor, D., 2010, Geomorfologi, Program Studi
Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Harsolumakso, A. H., Magetsari, N. A., dan Universitas Pakuan, Bogor.
Abdullah, I.C.,1997. Buku Panduan
Praktikum Geologi Struktur. Teknik Pheleger, F. B., 1951, Ecology of
Geologi ITB, Bandung. Foraminifera, Nortwest Gulf of Mexico,
GSA Memoir 46.
Harsono, P., 1983. Geologi Regional Jawa
Timur. Romana, M., 1985. New adjustment ratings for
application of Bieniawski classifications
Kadarisman, D. S, 1997, Pedoman Praktikum to slopes. Proceeding of Rock
Petrografi, Laboratorium Petrografi, Mechanics. Zacatecas, Mexico. hal 49-
Program Studi Geologi, Fakultas Teknik 53.
Universitas Pakuan, Bogor.

Koesoemadinata, R. P., dan Pulunggono, A., Schrock, R. R. dan Twenhofel, W.H., 1953,
1975, Geology of The Sourthen to Principles Invetebrate Paleontology.
Tectonic Framework of Tertiary Mc. Graw Hill Book Co.Inc., New York,
Sedimentary Basin of Western 816 p.
Indonesia, Geologi Indonesia, IAGI, Sukardi dan T. Budhitrisna., 1992, Geologi
Vol.2. Lembar Salatiga – Jawa (Geology of
Luthfi, M,. 2010, Prinsip-Prinsip The Karangnunggal Quadrangle –
Sedimentologi, Jurusan Geologi, Jawa), Pusat Penelitian dan
Fakultas Teknik, Universitas Pakuan, Pengembangan Geologi, Direktorat
Bogor. Jenderal Geologi dan Sumber Daya
Mineral, Departemen Pertambangan dan
Lobeck, A. K., 1939, Geomorphology: An Energi, Bandung.
Introduction to the Study of
Landscapes, Mc.Graw-Hill Book Thornbury, William D., Principles of
Company, New York. Geomorphology, Second Edition, John
Willey and Sons Inc., New York,
Maerz, N. H., 2000. Highway Rock Cut London, Sydney, Toronto, 594p.
Stability Assessment in Rock Masses
not Conductive to Stability Calculation. Williams, H., Turner, F.J., Gilbert, C. M., 1954,
Procceding of the 51st Annual Highway Petrography, An Introduction to The
Geology Symposium, Seattle, Study of Rock in Thin Sections, W.H.
Washington, hal. 249 - 259. Freeman and Company, New York.

Zuidam, v., 1946, Geomorfology of Indonesia,


Marks, P., 1957, Stratigraphic Lexicon of Netherland; Martinus Nijhoff, The
Indonesia, Publikasi Keilmuan Hague.

Martodjojo, S., dan Pulunggono, A., 1994,


Geotektonik Pelau Jawa Sejak Akhir
Mesozoik Hingga Kuarter, Makalah
Seminar Geologi, Jurusan Teknik,
Universitas Gajah Mada, yogyakarta.

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik 13


PENULIS:

1. Muhammad Rizky Adhitya, S.T. Alumni


(2017) Program Studi Teknik Geologi,
Fakultas Teknik – Universitas Pakuan.
2. Ir. Mustafa Luthfi, M.T. Staf Dosen
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas
Teknik – Universitas Pakuan.
3. Ir. Denny Sukamto Kadarisman, M.Si. Staf
Dosen Program Studi Teknik Geologi,
Fakultas Teknik – Universitas Pakuan.

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik 14

Anda mungkin juga menyukai