Anda di halaman 1dari 6

EVALUASI KEBUTUHAN ALAT BOR UNTUK MEMENUHI TARGET

PRODUKSI PELEDAKAN PT BUMA JOBSITE ADARO

Muhammad Rizki Adhitya*


Teknik Pertambangan Universitas Trisakti, Jakarta

Abstrak
Sebelum dilakukan kegiatan peledakan terlebih dahulu dilakukan kegiatan pemboran untuk membuat lubang ledak pada
material overburden agar dapat diisi dengan bahan peledak. PT BUMA meggunakan 2 (dua) ukuran diameter batang bor,
yaitu 6¾ inch dan 7⁷/₈ inch. Dalam kegiatan pemborannya, PT BUMA memiliki target 60 m/jam. Pada prakteknya
dilapangan sering terjadi kegiatan pemboran yang overtime dikarenakan tidak tercapainya target produktivitas alat bor.
Produktivitas yang tidak tercapai mengakibatkan tidak tercapainya target produksi hasil peledakan overburden, sehingga
banyaknya jumlah aktual material terbongkar masih sering tidak sesuai dengan target yang sudah ditentukan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dimana data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
melalui pengambilan data langsung di lapangan. Data yang dimaksud adalah waktu edar (cycle time) alat bor. Pada batang
bor diameter 6¾ inch didapat nilai produktivitas sebesar 58,94 m/jam dan pada batang bor diameter 7 ⁷/ ₈ inch sebesar
56,26 m/jam. Produksi hasil peledakan didapat 2.875.227,6 m3/bulan dari target produksi 3.528.620 m3/bulan. Setelah itu
dilakukan reduce dari cycle time, dan diapat nilai produktivitas yg baru sebesar 60 m/jam untuk diameter 6¾ inch dan
60,37 m/jam untuk diameter 7⁷/₈ inch. Didapat produksi hasil peledakan sebesar 3.014.745 m 3/bulan belum mencapai
target. Setelah dilakukan penambahan alat bor dengan diameter yang dipilih berdasarkan kebutuhannya didapat produksi
hasil peledakan sebesar 3.782.754,1 m3/bulan.

Kata kunci: produktivitas, diameter batang bor, produksi

Abstract
Before the blasting activities are carried out drilling activities are carried out to make an explosive hole in the overburden
material so that it can be filled with explosives. PT BUMA uses 2 (two) sizes of drill stem diameter, namely 6¾ inch and 7 ⁷ /
₈ inch. In its drilling activities, PT BUMA has a target of 60 m / hour. In practice, overtime drilling activities often occur
due to not achieving the drill productivity target. Productivity that is not achieved results in the failure to achieve the
production target of the result of overburden blasting, so that the actual amount of material uncovered is still often not in
accordance with predetermined targets. The method used in this study is a quantitative method, where the data used in this
study is obtained through data collection directly in the field. The data in question is the cycle time of the drill tool. In the
6¾ inch diameter drill stem obtained a productivity value of 58.94 m / hour and the drill stem diameter 7 ⁷ / ₈ inch of 56.26 m
/ hour. Production of blasting results was obtained 2,875,227.6 m3 / month from the production target of 3,528,620 m3 /
month. After that it is reduced from cycle time, and a new productivity value of 60 m / h for 6¾ inch and 60.37 m / h for 7 ⁷ /
untuk inch diameter is obtained. Obtained blasting yields of 3,014,745 m3 / month have not reached the target. After the
addition of a drill tool with a diameter selected based on its needs, the production of blasting results is 3,782,754.1 m3 /
month.

Keywords: productivity, diameter of the drill, production

*Penulis untuk korespondensi (corresponding author):


E-mail: mhmmdrizkia@gmail.com
Tel: +62-812-9584-3431

I. PENDAHULUAN pemboran yang overtime dikarenakan tidak


1.1 Latar Belakang tercapainya target produktivitas alat bor.
Kegiatan peledakan yang dilakukan di PT. BUMA Parameter yang digunakan untuk produktivitas alat
dilakukan hampir setiap hari dengan jumlah 2 – 4 bor adalah kecepatan alat bor dalam membuat
lokasi. Dapat dilakukan juga kegiatan sleep blast lubang ledak, yaitu sebesar 60 m/jam. Produktivitas
yang bertujuan untuk meningkatkan produksi hasil aktual alat bor yang terjadi selama bulan Januari
peledakan apabila kegiatan peledakan tidak sampai September 2018 hanya tercapai sekitar
memenuhi target produksi. kurang lebih 10%. Produktivitas yang tidak tercapai
Sebelum dilakukan kegiatan peledakan terlebih mengakibatkan tidak tercapainya target produksi
dahulu dilakukan kegiatan pemboran untuk membuat hasil peledakan overburden, sehingga banyaknya
lubang ledak pada material overburden agar dapat jumlah aktual material terbongkar masih sering tidak
diisi dengan bahan peledak. Dalam penentuan sesuai dengan target yang sudah ditentukan.
penggunaan diameter alat bor, burden, dan spasi
harus dilakukan dengan benar dan menyesuaikan II. TINJAUAN UMUM
dengan seberapa keras material yang akan diledakan. II.1 Kesampaian Daerah dan Lokasi Penelitian
Diameter alat bor yang digunakan di PT BUMA PT BUMA jobsite Adaro terletak di Kecamatan
mempunyai 2 ukuran, yaitu 6¾ inch dan 7⁷/₈ inch. Paringin, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Pada prakteknya dilapangan sering terjadi kegiatan Lokasi tambang PT BUMA jobsite Adaro dapat

58
ditempuh dari Banjarbaru dengan jarak ±200km.
Untuk mencapai lokasi tambang PT BUMA
jobsite Adaro dilakukan perjalanan dari Jakarta
sampai Banjarbaru dengan jalur udara sekitar ±1,75
jam. Lalu dari Banjarmasin menuju mess PT BUMA
ditempuh dengan perjalanan darat sekitar ±5 jam.
Kemudian perjalanan dari mess PT BUMA menuju
kantor dan lokasi tambang ditempuh dengan
menggunakan bus perusahaan sekitar ±15 menit.
Lokasi penelitian ini terletak pada lokasi
pertambangan PT BUMA jobsite Adaro, yaitu pit
Paringin. Lokasi pemboran dan peledakan mencakup
pada seluruh wilayah pit Paringin (HW utara, HW
selatan, LW utara, LW selatan). Kegiatan pemboran
pada pit Paringin setiap harinya ada sekitar 3 (tiga)
atau 4 (empat) lokasi pemboran.

II.2 Keadaan Geologi dan Stratigrafi


Keadaan Geologi regional pada PT BUMA
jobsite Adaro berada pada Formasi Warukin yang
mempunyai satuan batuan, yaitu batu lempung dan
batu pasir kuarsa dengan sisipan
batubara,terendapkan dengan ketebalan sekitar 400m
dan berumur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir,
yaitu sekitar 16 - 5 juta tahun yang lalu (Heryanto &
Sanyoto, 1994). Sumber: PT. Adaro Indonesia
Menurut Kusanma (2008), Formasi Warukin Gambar 2.2 Stratigrafi cekungan barito
memiliki batubara sub bituminous dengan
kandungan abu dan sulfur yang rendah yang berasal III. METODOLOGI PENELITIAN
dari tumbuhan berpohon tinggi pada lingkungan 3.1 Pengambilan Data Primer dan Sekunder
hutan rawa basah dan semak-semak perdu. Data yang diambil untuk penelitian menjadi dua
Wilayah PT Adaro Indonesia berada pada jenis yaitu data primer dan data sekunder.
Cekungan Barito yang berada di Kalimantan Selatan. 1. Pengambilan data primer.
Cekungan Barito adalah cekungan yang berada pada Waktu edar (cycle time) alat bor, yang meliputi
Zaman Tersier, berbatasan dengan Cekungan Kutai waktu memindahkan alat bor antar lubang, waktu
di utara, Laut Jawa di selatan, Paparan Sunda di untuk alat bor mengambil posisi, waktu alat bor
barat dan Pegunungan Meratus di timur (Kusuma & melakukan pemboran, waktu untuk menaikkan
Nafi, 1986). Cekungan Barito merupakan dataran batang bor, waktu untuk mengatasi hambatan pada
rendah serta rawa-rawa pada bagian barat, dan alat bor.
menjadi lebih curam dibagian utara, timur, dan 2. Pengambilan data sekunder.
selatan. Pada bagian selatan dan timur dari a. Peta lokasi kesampaian penelitian, dari
Cekungan barito terdapat dataran tinggi curam. Badan Informasi Geospasial (BIG)
Struktur geologi dari PT BUMA jobsite Adaro, b. Informasi formasi batubara PT Adaro
yaitu pit Paringin membentuk antiklin asimetris Indonesia, dari PT Adaro indonesia
sepanjang 18 km dengan kemiringan 30 pada sisi c. Kolom stratigrafi cekungan barito, dari PT
timur dan 60 pada sisi barat. Ketebalan seam Adaro indonesia
batubara pada pit Paringin berkisar 1 -30 m. d. Data curah hujan, dari Departemen
Engineering PT BUMA
e. Data rencana geometri pemboran (drill
plan), dari Departemen Engineer PT
BUMA
f. Data aktual jam kerja alat bor, dari
Departemen Engineering PT BUMA
g. Data spesifikasi alat bor Atlas Copco DM
45, dari Departemen Engineering PT
BUMA
h. Data hasil peledakan plan dan aktual, dari
Departemen Engineering PT BUMA.
Sumber: PT. Adaro indonesia
Gambar 2.1 Formasi batubara PT Adaro Indonesia

59
akan aplikasikan terhadap drill plan yang sudah ada
3.2 Prosedur Pengambilan Data Cycle Time untuk dilakukan penjadwalan (scheduling) agar
Pengambilan data primer meliputi pengambilan kegiatan pemboran di pit Paringin PT BUMA jobsite
data waktu edar (cycle time) alat bor langsung di Adaro berjalan dengan efektif dan efisien.
lapangan. Pengamatan alat bor untuk keperluan 5. Kesimpulan dan Saran
pengambilan data waktu edar (cycle time) alat bor Setelah mendapat hasil dari pengolahan dan analisa
secara langsung dilakukan di pit Paringin. Alat bor data, maka dapat dibuat kesimpulan dan saran
yang digunakan adalah Atlas Copco DM 45 dengan mengenai penelitian yang sudah dilakukan.
2 (dua) jenis ukuran diameter, yaitu diameter 6¾ Kemudian dari hasil kesimpulan dan saran ini akan
inch dan 7⁷/₈ inch. Pengamatan dan pengambilan diajukan ke perusahaan sebagai bentuk
data waktu edar (cycle time) alat bor dilakukan rekommendasi.
dengan alat bantu stopwatch pada telepon genggam,
pulpen, dan kertas. Waktu yang diamati selama IV. PEMBAHASAN
beroperasinya alat bor untuk satu lubang adalah mt 4.1 Perhitungan Cycle Time
(waktu untuk memindahkan alat bor), pt (waktu A. Perhitungan cycle time alat bor diameter 6¾
untuk alat bor mengambil posisi dan menurunkan inch
jack), bt (waktu untuk alat bor melakukan Pada alat bor dengan diameter batang bor 6¾
pemboran), ft (waktu untuk alat bor menaikan inch didapat cycle time 7,11 menit dengan
batang bor), dt (waktu untuk mengatasi hambatan), perhitungan berikut:
dari hasil tersebut maka didapat cycle time untuk
satu pembuatan lubang ledak.

3.3 Tahapan Penelitian = 426,51 detik


Merupakan tahapan yang dilakukan selama = 7,11 menit
menjalani penelitian tugas akhir di PT BUMA
jobsite Adaro. Berikut adalah tahapan penelitian saat B. Perhitungan cycle time alat bor diameter 7⁷/₈
melakukan kegiatan ini: inch
1. Studi Literatur Pada alat bor dengan diameter batang bor 7⁷/₈
Studi literatur ini dilakukan sebelum memulai inch didapat cycle time 7,79 menit dengan
kegiatan penelitian, kegiatan ini dilakukan dengan perhitungan berikut:
mencari referensi dari peneliti sebelumnya yang
membahas tentang penelitian yang akan dilakukan
atau dengan membaca buku yang menyangkut = 467,12 detik
dengan penelitian yang akan dilakukan. = 7,79 menit
2. Observasi Lapangan
Melakukan pengamatan terhadap mesin alat bor 4.2 Perhitungan kecepatan alat bor (Produktivitas)
yang beroperasi di PT BUMA jobsite Adaro untuk A. Perhitungan kecepatan alat bor dengan diameter
mengetahui secara aktual dalam pengoperasian alat 6¾ inch
bor dan memahami tentang waktu edar (cycle time)
alat bor.
3. Pengambilan Data
Pengambilan data ini dilakukan di pit Paringin PT
BUMA jobsite Adaro untuk mengambil data primer
yang dibutuhkan, yaitu waktu edar (cycle time) alat Vt = 0,98 m/menit = 58,94 m/jam
bor Atlas Copco DM 45 yang beroperasi.
Pengambilan data ini dilakukan dengan 2 (dua) jenis Dengan kecepatan alat bor yang didapat, maka
pengamatan berdasarkan diameter bor yang jumlah lubang bor per jam sebanyak 8,46 dengan
digunakan. kedalaman rata-rata 6,97 meter.
Pengambilan data sekunder dilakukan dengan
mengambil data yang sudah ada sebelumnya tanpa B. Perhitungan kecepatan alat bor dengan diameter
pengamatan langsung dilapangan sebagai penunjang 7⁷/₈ inch
data primer yang didapat, data sekunder seperti
kondisi geologi, peta, curah hujan, drill plan, dan
data spesifikasi alat bor Atlas Copco DM 45.
Vt = 0,94 m/jam = 56,26 m/jam
4. Pengolahan dan Analisa Data
Sesuai dengan permasalahan yang ada, dari hasil
Dengan kecepatan alat bor yang didapat, maka
pengamatan yang dilakukan, kemudian akan
jumlah lubang bor per jam sebanyak 7,87 dengan
dilakukan analisa terhadap produktivitas alat bor
kedalaman rata-rata 7,15 meter.
untuk mencapai target dengan melakukan kajian
teknis. Kemudian hasil dari kajian teknis tersebut

60
4.3 Volume Setara
Volume setara merupakan volume batuan yang akan
terbongkar untuk setiap meter lubang ledak dalam
m3/jam.
Volume setara yang didapat pada alat bor dengan Untuk hasil produksi selama satu bulan, didapat:
diameter 6¾ inch adalah sebesar 55,78 m3/meter,
dan untuk alat bor dengan diameter 7⁷/₈ inch.
Adalah sebesar 64,92 m3/meter.

4.4 Efisiensi Kerja Alat Bor

Tabel 4.1 Waktu kerja (jam) aktual Oktober 2018


Karena jumlah alat bor Atlas Copco berdiameter
7⁷/₈ inch ada 2 unit, maka:

C. Total Produksi
Selama bulan Oktober, produksi yang dapat dicapai
Ketersediaan alat bor pada masing-masing diameter oleh alat bor adalah sebagai berikut:
6¾ inch dan 7⁷/₈ inch dapat ditentukan dari beberapa
parameter, yaitu Physical Availability (PA) atau
Operational Availability dihitung dengan persamaan
yang hasilnya 94,24% dan 90,63%, Mechanical
Availability (MA) dihitung dengan persamaan yang
hasilnya 86,72% dan 77,38%, Use of Availability
(UA) dihitung dengan persamaan yang hasilnya Pada bulan Oktober 2018, volume hasil peledakan
39,90% dan 35,40%, Effective Utilization (EU) atau memiliki target sebesar 3.528.620 m3/bulan. Didapat
efisiensi kerja satu bulan dihitung dengan persamaan produksi aktual sebesar 2.875.227,6 m3/bulan. Jadi,
yang hasilnya 37,60% dan 32,08%. produksi aktual yang didapat hanya bisa memenuhi
Efisiensi kerja alat bor yang didapat pada masing- target sebesar 81,48%.
masing diameter 6¾ inch dan 7⁷/₈ inch sebesar
78,19% dan 82,61%. 4.6 Evaluasi Produktivitas Alat Bor
4.5 Produksi Alat Bor Tabel 4.2 Hasil produktivitas alat bor setelah di-reduce
Produksi alat bor setara dengan produksi hasil
peledakan
A. Produksi alat bor diameter 6¾ inch

Untuk hasil produksi selama satu bulan, didapat:

Karena jumlah alat bor Atlas Copco 45


berdiameter 6¾ inch ada 2 unit, maka:

B. Produksi alat bor diameter 7⁷/₈ inch


Gambar 4.1 Grafik produktivitas alat bor

61
4.7 Evaluasi Produksi Alat Bor sebesar 3.528.620 m3/bulan. Didapat hasil evaluasi
Setelah dilakukan kajian teknis dengan cara me- produksi aktual sebesar 3.014.745 m3/bulan. Jadi,
reduce moving time, preparation time, dan delay produksi aktual yang didapat hanya bisa memenuhi
time didapat produktivitas alat bor yang sudah target sebesar 85,43%. Untuk memenuhi target perlu
memenuhi target. Berikut merupakan hasil produksi dilakukan penambahan alat bor.
alat bor setelah di evaluasi.
A. Hasil produksi alat bor Atlas Copco DM 45 4.9 Kebutuhan Alat Bor Untuk Memenuhi Target
berdiameter 6¾ inch setelah di-reduce Peledakan
Untuk memenuhi target peledakan yang ada,
perlu dilakukan penambahan alat bor pada setiap
lokasi pemboran. Perlu dilakukan simulasi
penambahan alat bor pada masing-masing diameter
alat bor untuk menentukan penambahan alat bor
yang lebih efisien.
Untuk hasil produksi selama satu bulan, didapat:
A. Simulasi penambahan alat bor diameter 6¾
inch
Terdapat 2 (dua) unit untuk jenis alat bor ini. Untuk
meningkatkan produksi peledakan, maka akan
dilakukan penambahan alat bor menjadi 3 (tiga) unit.

Karena jumlah alat bor Atlas Copco 45 Produksi alat bor Atlas Copco DM 45 diameter
berdiameter 6¾ inch ada 2 unit, maka: 6¾ inch

Untuk 3 (tiga) unit alat bor, maka:

B. Hasil produksi alat bor Atlas Copco DM 45


bediameter 7⁷/₈ inch setelah di-reduce
Total produksi alat bor apabila menggunakan 3
(tiga) unit alat bor diameter 6¾ inch dan 2 (dua)
unit alat bor diameter 7⁷/₈ inch:

Untuk hasil produksi selama satu bulan, didapat:

Jadi, produksi hasil peledakan yang didapat


setelah melakukan penambahan alat pada alat bor
diameter 6¾ inch mencapai 106,4%.

B. Simulasi penambahan alat bor diameter 7⁷/₈


Karena jumlah alat bor Atlas Copco berdiameter inch
7⁷/₈ inch ada 2 unit, maka: Terdapat 2 (dua) unit untuk jenis alat bor ini. Untuk
meningkatkan produksi peledakan, maka akan
dilakukan penambahan alat bor menjadi 3 (tiga) unit.

Produksi alat bor Atlas Copco DM 45 diameter


7⁷/₈ inch
4.8 Evaluasi Total Produksi
Selama bulan Oktober, produksi yang dapat
dicapai oleh alat bor adalah sebagai berikut: Untuk 3 (tiga) unit alat bor, maka:

Hasil produksi alat bor disesuaikan dengan Total produksi alat bor apabila menggunakan 3
target volume hasil peledakan. Pada bulan Oktober (tiga) unit alat bor diameter 7⁷/₈ inch dan 2 (dua)
2018, volume hasil peledakan memiliki target unit alat bor diameter 6¾ inch:

62
DAFTAR PUSTAKA
1. Ash, R.L. 1990. Design of Blasting Round,
Surface Mining. B.A Kennedy, Editor, Society
for Mining, Metalury and Exploration, Inc.
Jadi, produksi hasil peledakan yang didapat setelah 2. Anggayana, K. 2005. Pengeboran Eksplorasi
melakukan penambahan alat pada alat bor diameter dan Penampang Lubang Bor. Bandung. Jurusan
7⁷/₈ inch mencapai 107,2%. Teknik Pertambangan Fakultas Ilmu Kebumian
dan Teknologi Mineral ITB.
C. Menentukan kebutuhan alat bor 3. Balkema, A.A. 1995. Drilling and Blasting of
Parameter atau faktor yang digunakan dalam Rocks. EPM, SA, Co, Brookfield, Rotterdam.
menentukan alat bor mana yang akan ditambahkan 4. S. Koesnaryo. 1988. Teknik Pemboran dan
untuk memenuhi kebutuhan alat bor dalam mencapai Peledakan, Jurusan Teknik Pertambangan
target produksi hasil peledakan adalah: Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
- Hasil produksi yang lebih banyak Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
- Peruntukkan diameter yang digunakan
berdasarkan kekerasan material dan geometri
peledakan

Berdasarkan parameter diatas, maka alat bor yang


akan ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan alat
bor dalam mencapai target produksi hasil peledakan
adalah alat bor Atlas Copco DM 45 diameter 7⁷/₈
inch. Karena kegiatan pemboran yang dilakukan
rata-rata menggunakan geometri peledakan 8 x 9,
dimana biasanya pada geometri peledakan tersebut
menggunakan alat bor dengan diameter 7⁷/₈ inch.

V. KESIMPULAN
1. Dengan target produktivitas yang harus dicapai
adalah sebesar 60 m/jam. Kemudian hasil
aktual produktivitas alat bor Atlas Copco DM
45 adalah sebesar 58,94 m/jam untuk alat bor
diameter 6¾ inch dan 56,26 m/jam untuk alat
bor diameter 7⁷/₈ inch.

2. Hasil produktivitas alat bor Atlas Copco DM


45 setelah dilakukan reduce pada moving time,
preparation time, dan delay time untuk
mencapai target produktivitas alat bor. Didapat
hasil produktivitas sebesar 60,37 m/jam untuk
alat bor diameter 6¾ inch dan 60 m/jam untuk
alat bor diameter 7⁷/₈ inch.

3. Target produksi overburden hasil peledakan


adalah sebesar 3.528.620 m3/bulan. Hasil
produksi overburden yang didapat adalah
sebesar 3.014.745 m3/bulan dan hanya
mencapai sekitar 85,43% dari target.

4. Berdasarkan parameter yang sudah


dipertimbangkan, dilakukan penambahan alat
bor diameter 7⁷/₈ inch untuk memenuhi target
produksi overburden. Lalu didapat hasil
produksi overburden sebesar 3.782.754,1
m3/bulan dan mencapai 107,2% dari target.

63

Anda mungkin juga menyukai