Anda di halaman 1dari 59

Laporan Kerja Praktek

Job Site ATP, Tanjung Belit


PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata Kuliah Kerja Praktek merupakan mata kuliah yang harus

diselesaikan olehmahasiswa Teknik Kebumian dan Energi, Program Studi Teknik

Pertambangan Universitas Trisakti Jakarta.Pelaksanaan Kerja Praktek di

maksudkan agar Mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari

selama di Perguruan Tinggi kemudian dapat melihat langsung aktivitas

penambangan, menganalisis kegiatan penambangan serta mendokumentasikan

yang berlangsung dalam areal pertambangan.Mahasiswa di harapkan

mendapatkan tambahan ilmu dari lapangan kerja serta membandingkan teori yang

sudah diterima pada waktu kuliah dan kemudian hasil dari pengamatan

Mahasiswa dapat dituliskan kedalam laporan Kerja Praktek.

PT Artamulia Tatapratama (ATP) merupakan kontraktor pertambangan

yang dikontrak untuk melakukan kegiatan penambangan batubara di PT Kuansing

Inti Makmur (KIM) pada Jobsite Desa Tanjung Belit, Kecamatan Jujuhan,

Kabupaten Muaro Bungo, Provinsi Jambi. Pada pertengahan tahun 2009 PT.

ArtaMulia Tata Pratama mulai mengembangakan bisnis sebagai perusahaan

rental alat berat untuk mensupport aktifitas perusahaan tambang Batubara dan

menjadi partner PT. Inti Bara Nusa Lima didaerah muara bungo. Berdasarkan atas

1
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

keberhasilan yang telah dicapai PT. Arthamulia TataPratama menejemen PT.

KIM yang merupakan partner Sinarmas Group memberikan peluang baru kepada

PT. Artamulia Tata Pratama untuk melanjutkan aktifitas produksi di KP KCP, KP

NONINDO,KP KIM dan KP TBA.

PT ATP menggunakan sistem penambangan tambang terbuka (surface

mining) dengan metode open pit pada 2 blok, yaitu Pit Timurdan Pit

Barat.Kegiatan Pertambangan yang dilakukan PT Artamulia Tata Pratama adalah

melakukan pembersihan lahan (land clearing) ketika lahan telah di bebaskan oleh

PT. KIM (Kuansing Inti Makmur) selaku owner kemudian tanah yang sudah di

Clearing dilakukan Pengambilan Tanah Pucuk (Top Soil) yang ditempatkan di

tempat yang telah disediakan, selanjutnya Pengambilan Subsoil dan Tanah

Penutup (Overburden). Penempatan tanah penutup di disposal harus sesuai

dengan kondisi tanah ketika di ambil, sehingga tanah tidak bercampur satu sama

yang lainnya. Ketika tanah penutup telah di pindahkan ke area disposal, dilakukan

pembersihan/pemisahan batubara (Coal Cleaning) dari tanah penutup

(interburden) sehingga batubara yang diambil hanya batubara

bersih.Pertimbangan pengambilan batubara di PT. ArtaMulia Tata Pratama adalah

pengambilan batubara minimum 45cm kemudian pembersihan batubara 5cm dari

roof dan floor batubara. Selanjutnya batubara di angkut menuju stockpile Km 44

atau ke ROM Wika. Kalori batubara di daerah tanjung belit berkisar diantara

5500-5800.

2
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Dalam proses pengupasan tanah penutup, pada Pit Timur PT ATP

ditemukan beberapa faktor yang membuat terhambatnya pencapaian target

produksi yaitu kondisi perlapisan jalan di lokasi Pit Timur yang kurang baik

sehinggaberpengaruh pada produktivitas alat angkut dalam proses pengupasan

overburden.Intensitas hujan yang cukup tinggi menyebabkan waktu slippery dan

mengakibatkanterhambatnya waktu kerja dari alat angkut.Untuk mengurangi

waktu hambatan karena slippery, dilakukan perbaikan jalan oleh motor grader.

Diperlukan adanya evaluasi terhadap keefektifan pengoperasian agar tidak

mengganggu cycle time pada alat angkut dan mendapatkan waktu kerja yang

aktual. Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu PT ATP untuk

meningkatkan Cycle Time alat angkut pada proses pengupasan tanah penutup

melalui aktivitas pada jalan hauling dari lokasi loading point menuju outpit dump

1.2 Rumusan Masalah

Sebelum melakukan penelitian, perlu dilakukan identifikasi masalah yang

akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini. Adapun masalah-masalah yang

muncul adalah sebagai berikut:

1. Jarak Dumping Area yang berubah-ubah Sesuai dengan

Peruntukannya sehingga membutuhkan penambahan atau

pengurangan jumlah alat agar dapat bekerja secara optimal.

2. Kondisi medan kerja yang membutuhkan alat untuk kerja lebih

maksimal.

3
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

3. Skill operator

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada laporan kerja praktek ini yaitu:

1. Lokasi penelitian dilakukan di Pit Timur PT ATP pada Jobsite

Desa Tanjung Belit, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Muaro

Bungo, Provinsi Jambi.

2. Faktor yang mempengaruhiCycle TimeAlat Angkut Overburden

dalam siklus penambangan PT. Artamulia Tata Pratama pada Pit

Timur.

1.4 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Maksud dan Tujuan dalam Kerja Praktek ini adalah untuk mengetahui

hambatan apa saja yang mempengaruhi Cycle Time alat angkut di PT. Artamulia

Tata Pratama, Muara Bungo, Jambi.

Sedangkan tujuan dari penyusunan laporan Kerja Praktek secara umum

adalah untuk meloporkan semua hal yang diamati pada proyek ini. Laporan

disusun berdasarkan hasil pengamatan langsung, diskusi dan analisis yang

dilakukan di lapangan yang kemudian akan dipersentasikan diperusahaan maupun

dikampus, secara khusus tujuan Kerja Praktek ini adalah :

 Mengetahui dan mempelajari proses penambangan yang dilakukan

oleh PT Artamulia Tata Pratama, Muara Bungo, Jambi.

4
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

 Untuk memberikan bekal bagi mahasiswa peserta Kerja Praktek

dengan pengetahuan secara praktis di bidang profesinya dan

melengkapi pengetahuan yang bersifat teoritis di bidang

pertambangan dengan segala aspek yang telah diperoleh dibangku

perkuliahan

 Mahasiswa akan semakin paham dengan permasalahan di lapangan

pekerjaan yang terus berubah dan berkembang. Selain itu, dapat

mengukur kemampuan serta pengetahuannya sebagai seorang Sarjana

Teknik pertambangan sehingga akan semakin terpacu

mempersiapkan diri untuk terjun di dunia pekerjaan.

 Mahasiswa akan semakin paham dengan permasalahan di lapangan

pekerjaan yang terus berubah dan berkembang. Selain itu, dapat

mengukur kemampuan serta pengetahuannya sebagai seorang calon

Sarjana Teknik pertambangan.

1.5 Waktu dan Lokasi Kerja Praktek

Kerja Praktek dilaksanakan selama 3 minggu terhitung sejak tanggal

29Mei 2014 sampai dengan 23Juni 2014.Lokasi Kerja Praktek secara administrasi

pada Jobsite Desa Tanjung Belit, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Muaro Bungo,

Provinsi Jambi.

1.6 Metode Pengumpulan Data

5
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Kerja Praktek ini didukung oleh data dan informasi yang penulis peroleh

berdasarkan:

1. Studi Kepustakaan

Mempelajari berbagai literature berupa text book maupun laporan

yang erat kaitannya dengan pokok pembahasan sehingga dapat

dijadikan kerangka acuan sebagai pembahasan di dalam Laporan

ini.

2. Pengamatan Lapangan

Dalam Kerja Praktek, penulis mengamati akitvitas penambangan

serta mendapatkan data secara langsung dilapangan yaitu pada

Production Departement PT Artamulia Tata Pratama. Melalui

wawancara langsung dengan berbagai pihak yang terkait dalam

penelitian ini, data yang diperoleh berasal dari dua sumber, yaitu :

a) Data primer

Data yang langsung diperoleh pada objek penelitian yaitu

pada Production Departement PT Artamulia Tata Pratama,

berupa data yang berhubungan dengan Kerja Praktek ini

yang meliputi :

- Produksi Plan dan aktual bulan Juni 2014

- Litologi batuan

6
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

- Populasi alat barat dan spesifikasi yang ada di pit

Timur

b) Data skunder

Data yang pengumpulan dan pengolahannya dilakukan oleh

orang lain dan dipakai sebagai sumber data tambahan.

Meliputi :

- Sistem penambangan

- Profil perusahaan

- Iklim dan curah hujan

BAB II

TINJAUAN UMUM

7
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

2.1 Profil Perusahaan

PT. ArtaMulia TataPratama pada awalnya bergerak dalam bidang Hutan

Tanaman Indutri (HTI) yang berlokasi di Pangkalan Kerinci dari tahun 2000

sampai dengan 2006.Pada tahun 2006 sampai dengan 2009 PT. ArtaMulia

TataPratama diberi kepercayaan oleh PT. Wahana Alam Lestari (PT. WAL)

sebagai Mining Contractor untuk produksi batubara di daerah Tebo.

Pada pertengahan tahun 2009 PT. ArtaMulia TataPratama mulai

mengembangkan bisnis baru sebagai perusahaan rental alat berat (heavy

equipment) untuk memsupport aktivitas perusahaan-perusahaan tambang batubara

dan menjadi partner PT. Inti Bara Nusa Lima (PT. IBN) di daerah Muara

Bungo.Kesempatan berpartner dengan PT. Kuansing Inti Makmur (PT. KIM)

Sinar Mas Group semakin berkembang saat PT. KIM merencanakan untuk

memperluas aktivitas pertambangannya melalui KP BHBA , KP BNP, KP TBBU,

KP KCP dan mempercayakan kepada PT. ArtaMulia TataPratama sebagai Mining

Contractor untuk melakukan aktivitas produksinya.

Area pertambangan PT Kuansing Inti Makmur seluruhnya dimiliki oleh

PT Golden Energy Mines. Area ini terdiri atas 6 area Izin Usaha Pertambangan

(IUP), 5 diantaranya berada dibawah kepemilikan PT Golden Energy Mines

sedangkan 1 diantaranya diatur melalui perjanjian kerja sama dengan keseluruhan

area 2.806 Ha. Perusahaan yang terkait di dalam KP (Kuasa Pertambangan) yaitu :

 PT BHBA (Bara Harmonis Batang Asam)

8
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

 PT KCP (Karya Cemerlang Persada)

 PT TBA (Tanjung Batang Asam)

 PT TBBU (Tanjung Belit Bara Utama)

 PT BBU (Bungo Bara Utama)

Area penambangan PT KIM (Kuansing Inti Makmur) kemudian

disederhanakan ke dalam dua blok penambangan yaitu Blok Barat dan Blok

Timur yang dipisahkan oleh Sungai Batang Asam. PT Artamulia Tatapratama

selaku kontraktor penambangan tunggal pada area PT KIM (Kuansing Inti

Makmur) beroperasi pada 2 pit yaitu Pit Barat dan Pit Timur. Metode

penambangan yang digunakan yaitu Open Pit atau Open Cut dengan sistem

penambangan konvensional dengan truck dan backhoe seperti mayoritas tambang

di Indonesia.

Saat ini PT. ArtaMulia TataPratama memiliki lebih dari 200 unit alat

berat dengan berbagai tipe dan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang

berjumlah ± 600 orang.Sebagai perusahaan Mining Contractor, Manajemen PT.

ArtaMulia TataPratama sangat memperhatikan kepentingan masyarakat sekitar

dengan berbagai program seperti :

1. Penyerapan Tenaga Kerja

2. Pembangunan Infrastruktur Tingkat Dusun / Desa.

3. Kerjasama Lembaga Pendidikan

4. Jenis bantuan lainnya.baik material maupun non material.

9
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasiketenagakerjaan pada PT. Artamulia Tatapratama

dipimpin oleh Project Manager (PM) yang bertanggung jawab langsung kepada

pihak Owner (PT. KIM) dan Management Head Office (HO) di Jakarta, Project

Manager membawahi beberapa Departemen sebagai pelaksana kegiatan di

lapangan dan dalam satu departemen terdapat beberapa bagian. Secara tertulis

departemen-departemen kegiatan tersebut Seperti (Gambar 2.1).(terlampir)

2.3 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Wilayah Kuasa Pertambangan (KP) PT ATP (Artamulia TataPratama)

terletak di Desa Tanjung Belit, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Muara Bungo,

Provinsi Jambi. Secara geografis terletak antara koordinat 101O 42’58”-101O 45’3”

BT dan 01O 24’15”- 01O 25’0” LS. Untuk mencapai lokasiPT ATP (Artamulia

TataPratama) dari Jakarta dengan menggunakan penerbangan menuju Bandara

Muara Bungo dengan waktu tempuh ± 1,5 jam. Selanjutnya dari Bandara Muara

Bungo ke lokasi KP dengan melintasi jalan aspal dan jalan tanah dengan waktu

tempuh ± 2 jam pada kondisi jalan kering ( ± 55 km). Daerah penambangan PT

ATP (Artamulia TataPratama) berada pada daerah perbukitan yang bergelombang.

10
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Sumber: Departemen Produksi PT Artamulia Tatapratama

Gambar 2.2
Peta Lokasi Kesampaian Daerah PT Artamulia Tatapratama

11
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Sumber : Departemen Produksi PT Artamulia Tatapratama


Gambar 2.3
Situasi Topografi Pit Timur PT Artamulia Tatapratama

2.4 Lokasi Perusahaan

Secara administratif area kosensi penambangan PT Artamulia Tata

Pratama termasuk dalam wilayah di Tanjung belit , Kab.Muaro Bungo , Propinsi

Jambi. Luas daerah konsesi tambang :

West Pit = + 161,24 Ha

East Pit = + 191,15 Ha

Total = + 352,39 Ha

2.5 Iklim dan Curah Hujan

12
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Daerah penambangan batubara PT Artamulia Tatapratama memiliki iklim

tropis dengan kelembaban dan temperatur tinggi, yaitu berkisar antara 230 C -

36,50 C. Pada umumnya daerah ini terdiri dari dua musim yaitu musim hujan dan

musim kemarau. Aktivitas tambang terbuka sangat dipengaruhi oleh cuaca. Curah

hujan yang tinggi pada musim hujan akan mengakibatkan terhentinya proses

penambangan, hal ini disebabkan oleh genangan air pada daerah

penambanganserta kondisi jalan yang licin sehingga mempengaruhi kegiatan

penambangan. Data curah hujan PT ATP dapat dilihat pada tabel 2.4.( terlampir )

2.6 Geomorfologi dan Geologi

2.6.1 Geomorfologi

Geomorfologi daerah penelitian adalah perbukitan bergelombang lemah -

sedang dengan kemiringan lereng berkisar antara 10 % sampai 15 % dan

memanjang ke arah barat-timur.

2.6.2 Geologi Regional

Area KP PT ATP secara regional terletak di antara Cekungan Sumatera

Tengah dan Cekungan Sumatera Selatan.Cekungan Sumatera Tengah dan

Sumatera Selatan diendapkan pada Formasi Sinamar.Formasi Sinamar diendapkan

dalam kondisi peralihan, dimana bagian bawah formasi menunjukan lingkungan

daratan yang diendapkan pada kala Oligosen Akhir, sedangkan bagian atas

formasi diendapkan dalam lingkungan laut pada kala Miosen Bawah.

13
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Tebal yang dimiliki oleh Formasi Sinamar mencapai kurang dari 1000 m,

dengan litologi yang tersusun berupa batupasir konglomerat, batulempung,

batupasir kerikilan dan batubara.

2.6.3 Litologi

Daerah PT ATP tersusun oleh litologi yang berasal dari Formasi Sinamar

sebagai batuan tertua dan endapan vulkanik sebagai endapan batuan termuda.

1. Formasi.Sinamar (TOS)

Formasi Sinamar tersebar di bagian tengah hingga selatan daerah PT

ATP.Litologinya terdiri dari batulempung sisipan batupasir, batulanau

dan.batubara.

a. Batulempung

1
Batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari mm,
256

terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan

sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.

b. Batupasir

Batuan sedimen dengan komposisi penyusun butiran berupa material –

1
material klastika terigen berukuran dominan rata – rata −2 mm.
16

disusun oleh material ukuran pasir kemudian campuran matrik dan

semen.

c. Batulanau

14
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

1 1
Batuan sedimen dengan ukuran butir antara − mm, berwarna
16 156

abu-abu, hingga abu-abu kehijauan, kompak.

d. Batubara

Batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik,

utamanya adalah sisa – sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses

pembatubaraan. Memiliki warna hitam yang mengkilap, rekahan yang

jarang, dan mengandung damar.

2. Endapan Vulkanik

Endapan vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukan

bijih secara primer.

Terdiri dari batuan breksi, batupasir dan batulempung.

a. Batuan Breksi

Batuan sedimen dengan ukuran butiran lebih besar dari 2 mm dengan

bentuk butiran yang bersudut, batuan breksi memiliki 2 jenis, yaitu:

1. Breksi Monomik berwarna hitam, keras, memiliki dasar pasir hitam.

Fragmen berupa batu beku andesit, bentuk membulat, berukuran

kerikil tanggung.

2. Breksi Polimik berwarna abu-abu, memiliki dasar pasir, menyudut

tanggung, fragmen batu beku berwarna abu-abu.

b. Batupasir

15
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Batuan sedimen dengan komposisi penyusun butiran berupa material –

1
material klastika terigen berukuran dominan rata – rata −2 mm.
16

Disusun oleh material ukuran pasir kemudian campuran matrik dan

semen.

c. Batulempung

1
Batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari mm,
256

terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan

sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.

d. Struktur Geologi Daerah

Stuktur geologi yang terdapat di daerah ini adalah berupa lipatan

sinklin dengan jurus pelapisan relatif Barat Laut – Tenggara, serta

memiliki kemiringan perlapisan ke arah Timur Laut dengan

kemiringan berkisar antara 5 – 7 derajat.

2.6.4 Geologi Lokal

Geologi Lokal pada daerah penelitian terdiri dari, litologi yang berupa

batulempung, batupasir, batulanau, dan secara setempat ditemukan

konglomerat.Dari hasil pengamatan lapangan daerah penelitian tersusun oleh tiga

satuan batuan dari yang muda sampai satuan batuan yang tua yaitu:

a. Endapan Alluvial

16
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Endapan alluvial merupakan satuan batuan yang termuda yang tersingkap

pada daerah penelitian, tersusun oleh material lepas berukuran lempung

sampai kerikil.Tersingkap baik pada dinding tebing Batang Aye dan

Batang Asam.

b. Satuan Konglomerat

Satuan konglomerat dengan fragmen dan matriknya tersusun oleh aneka

bahan yang terdiri dari andesit, batulempung, dan granit. Pada daerah

penelitian tersingkap pada daerah tebing sungai.

c. Satuan Batulempung

Satuan Batulempung tersusun oleh litologi berupa batulempung, batupasir,

dan batulanau.

2.6.5 Keadaan Endapaan Batubara

Berdasarkan sifat fisik, jenis roof / floor dan parting, ketebalan serta

hubungannya dengan Batuan lain, maka batubara di daerah ini dapat di

koreksi menjadi tiga seam Batubara. Seam-seam tersebut dari muda ke tua

adalah sebagai berikut:

a) Seam 1/ seam upper/seam 100

Seam 1 memiliki ketebalan hingga 1,5 meter. Lapisan ini memiliki

nilai kalori antara 5000 kkal/kg sampai 5500 kkal/kg. Di bawahnya terdapat

interburden setebal lebih kurang 5 meter.

b) Seam 2/seam extra/seam 200

17
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Terdapat pada kisaran 5 meter di bawah seam 2. Seam ini memiliki

ketebalan hingga 1.5 meter dengan nilai kalori antara 5000 kkal/kg sampai

dengan 5500 kkal/kg. Sebarannya menempati bagian tengah hingga tenggara

daerah ini.

c) Seam 3/Seam lower/seam 300

Sebarannya terdapat pada bagian utara dengan ketebalan ±8 meter.

Jenis material Clay sering dijumpai antara seam ini dengan lapisan seam 2

diatasnya. Nilai kalori dari seam ini adalah berkisar antara 5500 kkal/kg

sampai 6000 kkal/kg. Keadaan lapisan batubara dapat dilihat pada gambar 2.5

di bawah ini.

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Gambar 2.5

Keadaan Lapisan Batubara

18
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

2.7 Kegiatan Penambangan

Aktivitas penambangan yang dilakukan pada Jobsite milik PT KIM

(Kuansing Inti Makmur),yaitu:

1. Land Clearing

Land clearing bertujuan untuk membersihkan area penambangan dari

tumbuhan semak belukar dan pohon-pohon yang berdiameter kecil.Tumbuhan

semak belukar dibersihkan dengan menggunakan bulldozer seri D-85ESS yang

berukuran kecil.Pohon yang berdiameter besar ditebang dengan menggunakan

gergaji mesin.Kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah pekerjaan pengupasan

tanah pucuk.Kegiatan Land Clearing dilakukan oleh PT KIM (Kuansing Inti

Makmur) tetapi menggunakan alat yang dimiliki oleh PT ATP (Artamulia

Tatapratama).Seperti gambar 2.6 dibawah ini.

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Gambar 2.6

19
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Proses Pembersihan Lahan (Land Clearing)

2. Pengupasan Top Soil

Top soil atau tanah pucuk merupakan tanah yang mempunyai ketebalan

lebih kurang 0,5 m dan merupakan lapisan tanah yang paling atas yang

mengandung bahan-bahan organik. Tanah pucuk sebagian besar mengandung

humus, akar, dan jasad renik tanah. Jenis tanah pucuk yang terdapat di lokasi

penambangan berjenis soil dengan ciri tanah bewarna kekuningan.

Pengupasan tanah pucuk dilakukan dengan Excavator BackhoeHitachi

zaxis 870 dan alat angkut Articulated Dump Truck volvo A40. Tanah pucuk

diangkut ke tempat penimbunan sementara (stock top soil) untuk digunakan

kembali pada saat reklamasi..Seperti contah gambar 2.7 dibawah ini.

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Gambar 2.7
Pengupasan Top soil Menggunakan alat zaxis 870

3. Pengupasan Overburden

20
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Pengupasan overburden dilakukan dengan menggunakan Excavator

BackhoeKomatsu PC 1250LC (Gambar 2.8). Karena material overburden yang

akan dikupas pada beberapa bagian termasuk keras, maka dibantu dengan

menggunakan bulldozerD 155 Ayang disertai ripper (Gambar 2.9).

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Gambar 2.8
Kegiatan Pengupasan Overburden dengan Menggunakan

Excavator PC 1250 LC

21
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Gambar 2.9
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Kegiatan Pengupasan Overburden dengan Menggunakan Ripping pada
Bulldozer D 155 A

4. Pemuatan dan Pengangkutan Overburden

Kegiatan pemuatan overburden bertujuan memindahkan overburden yang

telah digali oleh alat gali-muat ke dalam alat angkut untuk kemudian dibawa dan

dibuang ke disposal area. Alat angkut yang digunakan adalah Dump Truck

Komatsu HD 465 (Gambar 2.10) yang mampu membawa 55 ton overburden

untuk satu kali ritase dan Volvo Articulated Dump Truck yang berkapasitas40 ton

(Gambar 2.11).

22
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Sumber :Dokumentasi Peneliti

Gambar 2.10

Kegiatan pengangkutan Overburden dengan Menggunakan

Dump Truck HD 465

23
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Sumber :Dokumentasi Peneliti

Gambar 2.11

Kegiatan Pengangkutan Overburden dengan Menggunakan

Volvo Articulated Dump Truck

5. Penimbunan dan Perataan Disposal

Material overburden yang diangkut oleh Dump Truck HD 465 tadi

selanjutnya dibawa dan ditumpahkan kedisposal area yang telah disediakan.

Overburden dibuang secara berkelanjutan ke disposal sehingga terjadi

penumpukan tanah di disposal tersebut. Untuk itu, perlu dilakukan perataan

timbunan material agar tidak mengganggu proses penimbunan selanjutnya.

24
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Perataan timbunan material overburden ini dilakukan dengan menggunakan

Bulldozer D85E-SS. Seperti gambar 2.12 dibawah ini.

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Gambar 2.12

Penimbunan dan Perataan Disposal

6. Penggalian dan Pengangkutan Batubara

Alat yang digunakan untuk penggalian batubara adalah Excavator PC 400.

Batubara dari front penambangan diangkut oleh dan Dump Truck Mitsubishi

PS220 (Gambar 2.13). Berkapasitas 25 ton batubara menuju ke stockpile. Dua

25
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

buah stockpile telah disediakan untuk menampung batubara dari front

penambangan.

Sumber :Dokumentasi Peneliti


Gambar 2.13

Kegiatan Pengangkutan Batubara dengan Menggunakan

Dump Truck Mitsubishi PS 220

7. Pengangkutan Batubara ke Pelabuhan

Kegiatan transportasi batubara menuju pelabuhan dilakukan dengan

menyediakan armada dump truck Mitsubishi 220 dengan memanfaatkan jalan

provinsi untuk menuju Pelabuhan Teluk Bayur Sumatera Barat. Satu buah dump

truck mampu membawa ±23 ton batubara. Untuk kegiatan pengangkutan

batubara ke pelabuhan dilakukan oleh PT KIM (Kuansing Inti Makmur) dengan

26
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

menggunakan Dump Truck milik PT KIM (Kuansing Inti Makmur). Seperti

gambar 2.14 dibawah ini.

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Gambar 2.14

Pengangkutan Batubara dari Stockpile ke Pelabuhan

8. Pemasaran

27
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Batubara di PT. Artamulia Tatapratama (PT. ATP) tidak dilakukan

proses pencucian, karena batubara sudah dalam keadaan bersih dan memenuhi

persyaratan untuk langsung dijual.

Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan pendistribusian batubara ke

konsumen yang membutuhkan.Kegiatan tersebut dilakukan oleh pihak PT.

Kuansing Inti Makmur.

Pengangkutan produk batubara dilakukan menggunakan truck (baik

dump truck biasa maupun tronton), dengan sistem dan tata cara sebagai

berikut:

a. Pemuatan batubara menggunakan wheel loader atau excavator di

stockpile.

b. Pemasangan terpal pada truk (oleh pekerja) serta penyegelan yang

dilakukan oleh PT Kuansing Inti Makmur. Penyegelan ini bertujuan untuk

menghindari kecurangan atau penggelapan batubara saat pengiriman.

c. Pemberangkatan truk.

d. Penimbangan dilakukan di tengah perjalanan bukan dilakukan di tempat

pemuatan (stockpile)

1. Reklamasi

Pada PT. Artamulia Tata Pratama proses reklamasi dilakukan oleh

pihak PT. Kuansing Inti Makmur. Pihak PT. Artamulia Tatapratama hanya

menyediakan lahan untuk reklamasi.luas lahan yang telah direklamasi oleh

pihak KIM ± 32Ha, jenis tanaman adalah karet jarak tanam 4 X 7 m. Pohon

28
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

karet yang telah ditanam nantinya akan diserahkan kepada masyarakat sekitar

setelah tambang selesai melakukan kegiatan penambang (tutup).Lahan

reklamasi PT. Artamulia Tatapratama dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Gambar 2.15

Lahan Reklamasi PT. Artamulia Tatapratama

2.7 Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek

2.7.1 Jadwal dan Tempat Kerja Praktek

29
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Pelaksanaan kerja praktek berlangsung selama 1 bulan mulai dari

tanggal 29 Mei 2014 hingga 23 Juni 2014.Yang dilaksanakan di PT.

Artamulia Tatapratama (PT. ATP). Dapat dilihat pada tabel (2.2)

Tabel 2.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Mei Juni
JenisKegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan Proposal
Pengesahan Proposal
OrientasiLapangan
Pengambilan Data
Analisis Data
PenyusunanLaporan

Kegiatan rutinitas seluruh Departement yang ada di PT. Artamulia

Tatapratama (PT. ATP) adalah:

a) Safety talk

Safety talk dilakukan setiap hari senin, kegiatan ini dilakukan bertujuan

untuk mengingatkankembaliseluruh karyawan, agar selalu menjaga

keselamatan dan kesehatan dalam beroperasi dan mematuhi peraturan yang

telah ada. kegiatan ini dilakukan berlaku untuk seluruh karyawan baik Owner

maupun kontraktornya.

30
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 2.16 KegiatanSafety talk

b) Pertemuan Lima Menit (P5M)

P5M merupakan pertemuan rutin yang dilakukan setiap hari pada

setiap Departemenpada 06.30 s/d 07.00 dan shift kedua 18.30 s/d

19.00Adapun yang dibahas dalampertemuan ini seperti pengenalan dengan

karyawan baru, tamu, keselamatan kerja, lingkungan, kesehatan badan dan

pikiran, dan juga evaluasi hasil kemarin dan perbaikan untuk waktu yang akan

datang, dan lain sebagainyayang dianggap penting untuk diketahui semua

karyawan. Semboyan penyemangat yang digunakan PT. Artamulia

Tatapratama adalah “Utamakan keselamatan”.

31
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 2.17 Kegiatan P5M

c) Pemeriksaan dan Pengecekan Harian (P2H)

P2H (Pemeriksaan dan Pengecekan Harian) merupakan kegiatan

pengecekan dan pemeriksaan Alat Pelindung Diri (APD) maupun kendaraan

sebelum melakukan kegiatan dilapangan, seperti pemeriksaan lampu depan,

lampu belakang, klakson, lampu rem, oli dan lain-lain.

32
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 2.18 Kegiatan P2H

BAB III

33
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

LANDASAN TEORI

3.1 Produktivitas

3.1.1. Defenisi

Produktivitas adalah hasil dari proses produksi dalam satuan waktu

tertentu.

Contoh : bcm/jam, ton/jam, m2/jam, dan lain-lain.

Besar kecilnya produktivitas yang dicapai oleh dump truck

dipengaruhi oleh :

a. Vessel Capacity Dump Truck & Bucket Capacity (ukuranbucket) Alat

Loading

Semakin besar ukuran vessel & bucket, maka volume material yang

terambil setiap cycle akan semakin besar dan akan meningkatkan

produksi.

b. Swell Factor

Sweel factor adalah sifat fisik material yang diukur dari perubahan

volume padat/bank (Bcm) menjadi volume gembur/loose (Lcm).

34
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

c. CycleTime

Waktu yang diperlukan untuk proses pengangkutan material.Cycle

time unit dump truck meliputi waktu:

 Loading (pemuatan material ke dump truck/cycle time excavator per-1

dump truck)

 Travelling loaded (travel muatan)

 Dumping (penumpahan material ke disposal)

 Travelling empty (travel kosongan)

 Spot time (waktu tunggu akan loading)

d. Job Efficiency Factor

Faktor koreksi ini digunakan untuk mendapatkan gambaran produksi

yang sebenarnya.Untuk menentukan faktor efisiensi ini perlu disesuaikan

dengan kondisi operasi yang sebenarnya.

Tabel 3.1 Efisiensi Keadaan Alat

Pemeliharaan mesin
Kondisi
operasi alat Baik Buruk
Baik Sedang Buruk
sekali sekali

Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63


Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32

35
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

(Sumber Ir. Rochmanhadi, 1983 : 22)

3.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Performa Alat Mekanis

Performance alat mekanis dapat dilihat dari kemampuan alat tersebut

dalam penggunaannya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah

sebagai berikut: (Partanto,2001 )

1. Pola Penggalian dan Pemuatan

Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi maka

pola pemuatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi waktu edar

alat.Pola pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi lapangan operasi

pengupasan serta alat mekanis yang digunakan dengan asumsi bahwa setiap

alat angkut yang datang, mangkuk (bucket) alat gali-muat sudah terisi penuh

dan siap ditumpahkan.

Setelah alat angkut terisi penuh segera keluar dan dilanjutkan dengan

alat angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu tunggu padaalat angkut

maupun alat gali-muatnya. Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan

yang ditunjukkan alat gali-muat dan alat angkut, yaitu:

1. Berdasarkan pada posisi alat gali muat terhadap alat angkut

Cara pemuatan material oleh alat gali ke dalam alat angkut ditentukan

oleh kedudukan alat gali muat terhadap alat angkut yang berada lebih tinggi

36
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

dari alat angkut atau kedudukan kedua-duanya sama tinggi. Berdasarkan cara

pemuatan materialnya dibagi menjadi dua, yaitu(gambar 3.1)

a) Top Loading

Pada cara ini, kedudukan alat gali muat lebih tinggi dari alat angkut

(alat gali muat berada diatas tumpukkan material atau berada diatas jenjang).

Cara ini hanya dipakai pada alat gali muat Excavator Backhoe. Keuntungan

dengan menggunakan cara ini adalah operator lebih leluasa untuk melihat bak

dari alat angkut dalam penempatan material.

b) Bottom Loading TTTtt

Pola pemuatan dimana alat gali muat dan alat angkut terletak padasatu

ketinggian yang sama

Top Loading Bottom Loading

Gambar 3.1 Pola Pemuatan Top Loading, Bottom Loading

2. Berdasarkan jumlah penempatan posisi alat angkut untuk dimuat terhadap

posisi alat gali muat ada tiga cara pola pemuatan berdasarkan dari jumlah

alat angkut yang digunakan, yaitu (gambar 3.2)

37
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

a) Single Back Up

Yaitu truck memposisikan diri untuk dimuati pada suatu tempat, secara

berurutan dimana truck kedua menunggu truck pertama yang sedang mengisi

hingga penuh dan pemuatan secara bergantian.

b) Double Back Up

Yaitu 2 truck memposisikan diantara satu alat gali muat dimana alat

gali muat akan melayani pemuatan pada tiap-tiap truck sehingga bila 1

trucktelah penuh dan meninggalkan alat gali muat, maka truck yang sedang

menuggu akan mengisi tempat posisi truck yang baru meninggalkan posisi

pemuatan.

c) Triple Back Up

Yaitu 3 truck memposisikan diantara satu alat gali muat dimana alat

gali muat melayani 2 truck yang berada diatas jenjang yang satu level dengan

alat gali muat dan melayani 1 truck yang berada di bawah jenjang. Pemuatan

dilakukan secara bergantian.

38
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

DoubDuble Back up Single Buck UP

Single Back Up

Sumber: PT. Artamulia TataPratama (PT. ATP)

Gambar 3.2Pemuatan material dengan carasingle back up, double back up

3. Berdasarkan posisi pemuatan

Pada cara ini dilihat dari posisi alat gali muat terhadap front penggalian

dan posisi alat angkut terhadap alat gali muat. Berdasarkan posisi pemuatannya

maka dibedakan menjadi tiga cara,yaitu (gambar 3.3)

a) Frontal Cut

Posisi alat gali muat berhadapan dengan muka jenjang atau front

penggalian.Pada pola ini alat gali muat memuat pertama kali pada Dump

Trucksebelah kanan sampai penuh setelah itu dilanjutkan mengisi pada truck

disebelah kiri.

b) Parallel Cut With Turn Drive By

Alat gali muat bergerak melintang dan sejajar dengan front

penggalian.Pola ini diterapkan apabila lokasi pemuatan memiliki dua akses dan

berdekatan dengan lokasi penimbunan.

39
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA
Frontal Cut Drive by Cut
Hingwall

Max Max
Swing Swing
Angle Angle

Backhoe

Backhoe

Truck Truck Truck Truck


One Way Haul Route

Parallel Cut
Hingwall

Truck

B ackhoe

Truck Frontal C ut

Sumber: PT. Artamulia TataPratama (PT. ATP)

Gambar 3.3Pemuatan material dengan carafrontal cut, drive by cut dan

parallel cut

c) Parallel Cut With Turn and Back

Cara ini memiliki dua metode, yaitu:

1) Single Spotting / Single Truck Back Up

Pada cara ini truck kedua menunggu alat gali muat selesai mengisi

truck pertama, setelah truck pertama berangkat truck kedua berputar dan

mundur, saat truck kedua di isi truck ketiga datang dan melakukan manuver

dan seterusnya.

2) Double Spotting / Double Truck Back Up

Pada cara ini truck memutar dan mundur kesalah satu sisi alat gali

muat pada waktu alat gali muat mengisi truck pertama. Setelah truck pertama

berangkat alat gali muat mengisi truck kedua, ketika truck kedua dimuati

40
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

truckketiga datang dan langsung berputar dan mundur ke arah alat gali muat,

begitu seterusnya.

3.1.3. Perhitungan Produktivitas Dump Truck

Rumus yang umum dipakai untuk perhitungan produktivitas dump

truck adalah :

60
Q=q × ×E
Ct

Dimana :

Q= Produktivitas atau produksi per-jam (m3/jam)

q= Produksi per-cycle atau kapasitas vessel (heaped) (m3)

Ct= Cycle time (menit)

E= Job efficiency atau faktor efisiensi

Atau:

Q=q ×ritasi/ jam

Dimana: Ritasi merupakan jumlah cycle yang dilakukan dalam

satuan waktu tertentu.

3.2.Overburden

41
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

3.2.1. Defenisi

Overburden (OB)adalah tanah penutup yang harus dipindahkan

agar material yang berharga dapat di ambil. Pengupasan tanah penutup di

pindahkan dan dikumpulkan pada suatu tempat agar tidak mengganggu

aktivitas penambangan.Ketika operasi penambangan telah selesai, OB di

pindahkan kembali untuk mengisi lubang bukaan supaya tidak

meninggalkan lubang yang tidak bermanfaat dan pengelolaan lingkungan

tetap terjaga dan dapat dikembalikan pada kondisi semula.

Lapisan Tanah penutup beragam sehingga pengangan terhadap

jenis material juga berbeda. Ketika lapisan penutup berupa batuan yang

keras maka dibutuhkan penggaruan ataupun menggunakan peledakan

untuk memberaikan batuan sehingga target produksi OB dapat tercapai.

Penyimpanan tanah penutup harus sesuai dengan susunan tanah

sebelum digali agar tidak saling bercampur satu sama yang lainnya.

Pengelolaan area dumping harus diperhatikan sehingga ketika proses

penambangan telas usai maka proses pengembalian dapat berjalan dengan

baik.

OB dapat digunakan untuk bahan material pembuatan jalan alat

tambang jika jenis material berupa padatan yang keras.

42
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

3.2.2. Produksi Overburden

Produksi Overburden adalah proses mengambil bahan galiam dari

perut bumi untuk dipindahkan agar material berharga dapat ditertambang.

Proses ini dilakukan secara langsung menggunakan alat berat. Adapun

kegiatan produksi overburden sebagai berikut :

1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)

Ketika lahan telah dibebaskan oleh pihak PT. KIM selaku

Owner, maka dapat dilakukan pembersihan lahan mengunakan alat

berat seperti bulldozer untuk mendorong tumbuh-tumbuhan yang

di permukaan tanah.

2. Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil Removal)

Pengambilan tanah pucuk bertujuan untuk menyelamatkan

tanah yang mengadung unsur hara yang digunakan kembai dalam

proses reklamasi. Alat yang digunakan pada proses ini adalah

excavator.

3. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Overburden removal)

Lapisan tanah penutup tersebut ditampung di suatu tempat

yang kemudian nanti digunakan untuk menutupi kembali lahan

bekas tambang (pasca tambang). Lapisan tanah penutup itu

diangkut ke disposal area. Alat yang digunakan pada proses ini

43
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

adalah excavator sebagai alat muat dan dump truck sebagai alat

angkut yang memindahkan ke disposal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu edar alat mekanis adalah:

1) Berat alat

Adalah berat muatan ditambah berat alat dalam keadaan tanpa

muatan yang akan berpengaruh terhadap kelincahan gerak alat.Apabila

muatan melebihi kapasitas maka waktu edar akan menurun, merusak alat

angkut dan merusak jalan tambang.

2) Kondisi tempat kerja

Tempat kerja yang luas dan kering akan meningkatkan kelancaran

dan keleluasaan gerak alat sehingga akan memperkecil waktu edar.

3) Pola pemuatan

Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi

maka pola pemuatan juga merupakan faktor yang mempengaruhi waktu

edar alat muat dan alat angkut.

4) Kondisi jalan angkut

Yaitu meliputi kekerasan dan kehalusan permukaan jalan. Jalan

tambang dengan kekerasan permukaan yang tinggi maka akan memberi

pengaruh yang besar terhadap kelancaran proses pengangkutan, jalan yang

44
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

licin, becek dan berdebu juga akan mempengaruhi kecepatan alat angkut

untuk membawa batubara maupun tanah penutup.

5) Keterampilan dan pengalaman operator

Semakin baik kerja operator maka akan semakin memperkecil

waktuedardalam kegiatan pemuatan dan pengangkutan, waktu produktif

yang digunakan kendaraan angkut kadang-kadang berada di bawah kondisi

ideal dari waktu yang tersedia, hal ini karena adanya faktor-faktor yang

menjadi penghambat dan tidak dapat dihindari sehingga mempengaruhi

kondisi kerja, persiapan alat kerja, keterampilan kerja operator, pengisian

bahan bakar, pengaturan dan keserasian kerja antara alat muat dan alat

angkut, pemeliharaan alat, metoda kerja dan hal-hal lainnya.

6) Iklim dan Cuaca

Iklim dan cuaca adalah hal yang sangat mempunyai pengaruh besar

terhadap aktifitas pengangkutan dalam kegiatan penambangan. Pada

musim hujan front penambangan akan licin dan becek, sebaliknya pada

musim kemarau front penambangan dan jalan tambang akan berdebu

sehingga menghalangi kerja operator alat muat dan alat angkut, terutama

operator alat angkut. Debu ini akan menghalangi pandangan mata operator

terhadap keadaan jalan di depannya dan dapat mengurangi kecepatan

pengangkutan batubara. Dengan kondisi demikian kecepatan kerja alat

angkut akan berkurang.

3.3.1 Ketersediaan Alat

45
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Salah satu hal yang mempengaruhi produksi dari kebutuhan alat muat

dan alat angkut yang diinginkan dalam operasi penambangan adalah masalah

kesediaan (Availability) alat.Kesediaan alat merupakan faktor yang

menunjukkan kondisi alat-alat mekanis yang digunakan dalam melakukan

pekerjaan.

Tabel 3.3 Populasi Unit PT. Artamulia Tatapratama

N
Nama Unit Tipe Unit Jumlah Unit
o

Komatsu PC 200-8 5

Komatsu PC 300-8 2

Komatsu PC 400-7 1

1 Excavator Komatsu PC 400-8 6

Hitachi ZX870 5

Komatsu PC 1250-8 8

Volvo EC700LC 6

Komatsu D85ESS 13

2 Bulldozer Komatsu D155A-6 4

Komatsu D375A-6 1

3 Motor Grader Komatsu GD 705A 3

4 Kompactor HMM 3520 2

Articulated Dump Volvo A35E 12

Truck Volvo A40E 32


6

7 Higway Dump Truck Komatsu HD 44

46
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Total 144

Sumber: PT. Artamulia Tatapratama (PT. ATP)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA

4.1. Hasil Pengamatan

4.1.1. Plan Produktifitas Komatsu HD 465

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas alat angkut

adalah jarak. Berikut merupakan plan produktivitas alat angkut

Komatsu HD 465 berdasar jarak:

Kapasitas Jarak Plan Produktivitas

(BCM) (meter) (BCM/Jam)


27 1700 95.1
27 2200 80.8

4.1.2. Pengamatan Cycle Time Komatsu HD 465

a. Jarak 1700 meter

Pengamata Cycle Time Pengamatan Cycle Time

n ke- (menit) ke- (menit)


1 13.53 26 12.30
2 14.13 27 13.35
3 13.01 28 13.28
4 13.91 29 13.35
5 14.08 30 13.90
6 14.21 31 12.27

47
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

7 12.67 32 12.91
8 13.88 33 12.30
9 12.27 34 19.05
10 13.27 35 14.20
11 13.28 36 11.85
12 16.30 37 12.91
13 12.90 38 13.51
14 14.00 39 16.15
15 12.81 40 14.15
16 16.03 41 13.28
17 13.10 42 17.35
18 13.58 43 12.85
19 15.50 44 15.73
20 14.63 45 16.93
21 12.95 46 13.45
22 15.95 47 15.11
23 13.41 48 14.26
24 15.06 49 13.33
25 12.01 50 12.86

b. Jarak 2200 meter

Pengamatan cycle time Pengamatan cycle time

ke- (menit) ke- (menit)


1 15.72 26 16.5
2 17.67 27 15.88
3 15.65 28 15.83
4 19.47 29 15.28
5 23.67 30 17.78
6 16.82 31 16.17
7 21.25 32 18.08
8 17.78 33 20
9 16.25 34 16.35
10 20.38 35 16.3
11 18.03 36 15.25
12 17.87 37 18.63
13 19.7 38 17.58
14 20.45 39 19.47

48
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

15 18.02 40 16.77
16 16.18 41 16.2
17 14.92 42 19.57
18 19.05 43 20.97
19 15.92 44 21.5
20 17.82 45 17.42
21 16.38 46 19.2
22 18.92 47 16.68
23 19.28 48 13.56
24 20.13 49 17.48
25 19.17 50 20.53

4.2. Perhitungan

4.2.1. Produktifitas Aktual Komatsu HD 465

Dari hasil pengamatan lapangan serta didasari dari tabel efisiensi

alat Ir. Rochmanhadi ditentukan bahwa efisiensi kerja adalah sebesar

65%

a. Pada jarak 1700 meter

1) Cycle time rata-rata

∑ Ct
= n
697,10
= 50
=13,942 menit

2) Produktifitas

60
Q=q × ×E
Ct

49
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

60
Q=27× × 0,65
13,942

Q=¿75,53bcm/jam

b. pada jarak 2200 meter

1) Cycle Time rata-rata

∑ Ct
= n

895,48
= 50

=17,9 menit

2) Produktifitas

60
Q=27× ×0,65
17,9

Q=¿58,83 bcm/jam

4.3. Analisa

Dari hasil perhitungan produktivitas aktual di lapangan dapat

dibandingkan dengan plan produktivitas sehingga dihasilkan tabel

50
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

sebagai berikut:

Jarak Plan Aktual

(meter) (BCM/jam) (BCM/jam)


1700 95,1 75,53
2200 80,8 58,83

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa target produktivitas hauler

Komatsu HD 465 tidak tercapai baik itu pada jarak 1700 meter maupun

pada jarak 2200 meter dan berpengaruhnya cycle time terhadap

produktivitas hauler komatsu HD 465.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, berikut penyebab tidak

tercapainya target produktifitas Hauler Komatsu HD 465 beserta hal

yang perlu dilakukan untuk menanggulanginya:

Permasalahan Penyebabnya Dampak Perbaikan


Jalan Jalan Hauler tidak dapat Maintenance jalan

bergelombang dan melaju dengan kecepatan secara continue

menyempit optimal sehingga waktu

edarnya menjadi lebih

51
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

banyak
Operator hauler tidak
Water truck bekerja
dapat melihat dengan
Jalan berdebu lebih optimal dan
jelas sehingga kecepatan
berinisiatif
menurun
Hauler tidak dapat

langsung di muat pada


Menunggu Pengantaran
saat awal shift dimulai
operator alat muat operator alat muat
sehingga banyak waktu
datang lebih awal
yang terbuang diawal

shift
mobil prasarana
Makin panjang antrian
Antri pengambilan harus mobile untuk
hauler, makin banyak
Operator makan siang membagikan jatah
waktu hauler yang
dan/atau snack makan siang/snack
terbuang
operator
Penjadwalan

pengisian fuel,
Pengisian fuel
Memperbanyak waktu misalnya pada saat
pada saat jam
yang terbuang jam istirahat atau
kerja
sebelum shift

dimulai
Memilih metode
Lama waktu Meningkatkan cycle
Front penggalian yang
loading time hauler
Penambangan efisien
Antrian hauler Memperbanyak waktu Lebih diperhatikan

52
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

lagi faktor
yang terbuang
keserasian alat
Foreman dumping

area harus lebih


Waktu hauler banyak
Dumping Area Slip saat dumping memperhatikan
terbuang
wilayah yang

diawasinya

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Pengupasan lapisan over burden pada penambangan PT. Artamulia

TataPratama dilakukan dengan metode konvensional yang menggunakan

kombinasi alat gali muat Backhoe dan dump truck.

2. Target produksi hauler Komatsu HD 465 tidak tercapai pada jarak angkut

1700 meter dan 2200 meter, hal ini dikarenakan besarnya cycle time pada

kedua jarak yang diamati.

53
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

3. Faktanya produksi Overburden secara aktual di lapangan tidak akan bisa

didapat seperti hasil secara teoritis dikarenakan beberapa faktor, antara

lain:

a. Faktor Manusia

Kemampuan operator dalam mengoperasikan alat berat akan sangat

berpengaruh. Operator yang berpengalaman akan sangat mengerti apa

yang harus dilakukannya.

b. Faktor Alat

Kemampuan alat untuk menghadapi medan kerja harus

dipasangkan dengan alat yang mempunyai kemampuan yang cocok

agar alat dapat bekerja secara efisien sehingga target produksi dapat

tercapai.

c. Faktor Lingkungan

Perubahan kondisi cuaca serta lingkungan sekitar menjadi

tantangan tersendiri, karena dapat menjadi salah satu penghambat

dalam kegiatan operasi yang pada akhirnya akan berdampak kepada

ketercapaian target produksi.

5.2. Saran

Untuk tercapainya target produksi hauler Komatsu HD 465, berikut

beberapa saran yang dapat penulis berikan:

54
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

1. Peningkatan skill operator, khususnya operator hauler Komatsu HD 465.

2. Diperlukan pengawasan yang disiplin agar tercapainya target produksi.

3. Mengerjakan solusi untuk semua permasalahan yang telah penulis

sampaikan pada BAB IV.

55
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

LAMPIRAN

LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI

PROJECT MANAGER SECRETARY


DwiRurida Amasto
VACANT

DEPUTI PM
VACANT

56
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

MANAGER LIGISTIC
MANAGER MANAGER PLANT
Thailani. C
PRODUKSI
Erman Budinoto Poniman

PRODUKSI ENGINEERING LOGISTIC HRGA SHE


PLANT
Nur Sujiarta M. Luthfi Atai Bagus. R Adi
Basri
Yudianto
M. Haro
Soewardi

LAMPIRAN DAFTAR CURAH HUJAN

Tabel 2.4 Data Curah Hujan PT. Artamulia Tatapratama

Tahun

Bulan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

mm mm mm Mm mm mm Mm

Januari 395,98 476,00 298,49 225,29 266,16 86.8 281

Februari 106,08 175.45 268 201,52 161,00 219.1 574

Maret 105,5 433.5 352.8 440,05 421,57 132.5 366

April 389,80 251 317.5 178,66 211,01 229 340

Mei 322,00 190.5 138.5 207,32 266,20 253.7 78

Juni 221,50 143 53.5 149,79 189,80 54.5 142

Juli 57,50 128 37.1 78,72 56,90 141 158

57
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

Agustus 24,50 106,07 100.5 94,65 67,00 27.3 38

September 182,00 222,50 71 149,81 85,40 136.3 195

Oktober 327,00 118,00 186.5 246,52 440,20 380 207

November 422,00 390,00 477.5 168,00 377,00 398.1 287

Desember 478,00 336,00 615.5 395,02 458,40 477,25 535

DAFTAR PUSTAKA

1. Prodjosumarto, Partanto Ir., 1996. Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung:

Jurusan Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung.

2. Komatsu, 2009.Specification & Application Handbook edition 30. Jepang:

Komatsu.

3. PT Pama Persada Nusantara, 2003. Produktivitas. PT Pama Persada

Nusantara.

58
Laporan Kerja Praktek
Job Site ATP, Tanjung Belit
PT. ARTAMULIA TATAPRATAMA

59

Anda mungkin juga menyukai