Anda di halaman 1dari 27

POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Profil Perusahaan

PT. Tata Hamparan Eka Persada merupakan sebuah industri yang


bergerak dibidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (crude palm oil)
atau minyak setengah jadi. PT. Tata Hamparan Eka Persada adalah
perusahaan ke-7 yang bergerak dalam proses pengolahan kelapa sawit di
Provinsi Bangka Belitung. Perusahaan ini beralamat lengkap dijalan
Pangkalpinang Mentok KM 37, terletak di Desa Puding Besar Kecamatan
Puding Besar Kabupaten Bangka Kepulauan Bangka Belitung dengan total
luas lahan 133 Ha dan lahan seluas 50 Ha digunakan sebagai lahan pabrik.
Perusahaan ini memulai proyek pembangunan pada tanggal 01 Juli 2009 dan
melakukan komisioning atau proses produksi pertama pada tanggal 01
Agustus 2011. Perusahaan ini dibangun oleh dua pihak kontraktor yaitu
kontraktor dari pabrikasi dan baja, perusahaan tersebut adalah Mindo Trade
SDN BHD dan kontraktor sipil adalah PT Anugrah TBK. Adapun kapasitas
produksi PT. Tata Hamparan Eka Persada adalah 45 ton/jam produksi.

1.1.1 Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari PT. Tata Hamparan Eka Persada adalah industri yang
bersahabat dengan alam, lingkungan dan masyarakat, serta tolak ukur
kemajuan industri POM Bangka Belitung.

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[1]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

Misi dari PT. TATA HAMPARAN EKA PERSADA adalah :

1. Menjadi barometer industri POM.

2. Menjadi perusahaan yang perduli masyarakat.

3. Menjadi sumber keilmuan dan teknologi.

1.1.2 Kebijakan Perusahaan

Untuk mencapai visi dan misi perusahaan, maka PT.Tata Hamparan


Eka Persada menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.50
Tahun 2012, Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, dan Sistem Manajemen
Lingkungan ISO 14001, serta menetapkan Kebijakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Mutu, dan AEO, sebagai berikut :
1. Mencegah kecelakaan, penyakit akibat kerja, dan pencemaran lingkungan
dari aktivitas, produk, dan jasa yang dihasilkan.
2. Memenuhi persyaratan pelanggan dan menghasilkan minyak yang
berkualitas untuk melampaui kepuasan pelanggan .
3. Melakukan peningkatan terus-menerus terhadap kinerja proses,dan
pelayanan, sumber daya di perusahan, dan efektivitas penerapan sistem
manajemen keselamatan kerja, mutu, dan lingkungan.

Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja, mutu, dan lingkungan


harus ditinjau dan dikomunikasikan kepada seluruh staf dan karyawan yang
bekerja di PT. Tata Hamparan Eka Persada dan terbuka untuk pihak-pihak
terkait.

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[2]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

1.1.3 Informasi Umum Perusahaan

1. Nama Perusahaan : PT. TATA HAMPARAN EKA

PERSADA (THEP MILL)

2. Jenis Badan Hukum : Perseroan Terbatas (PT)

3. Alamat Lengkap Perusahaan :Jalan Raya Pangkalpinang Mentok KM 37


Desa Puding Besar Kec. Puding Besar
Kab. Bangka Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Kode Pos 33179

4. Nomor Telepon : 081373231088/ 08127175453

5. Nomor Fax : (0717) 431529

6. Status permodalan : PMA

7. Bidang Usaha/ Kegiatan : Pabrik Kelapa Sawit


8. SK AMDAL yang disetujui : 188.45/635/LH/2009

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[3]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

9. Izin Lingkungan :
a. Surat Keputusan Bupati Bangka,
Nomor : 188.45/772/DINLH/2017
Tanggal 8 Mei 2017

b. Surat Keputusan Bupati Bangka,


Nomor : 188.45/919/DINLH2018
Tanggal 9 Juni 2018
10. Perizinan Lainnya :
a. Izin Tempat Penyimpanan Sementara

LB3, Nomor : 188.4/04/PY


LB3/DINPMP2KUKM/V/2018
Tanggal 24 Mei 2018

b. Izin Land Aplication Nomor :

188.4/02/IPAL/DINPMP2KUKM/
VIII/2017

c. Izin Pembuangan Air Limbah

Domestik Ke Sumber Air Nomor :

188.4/04/IPAL/DINPMP2KUKM/
XII/2019 Tanggal 6 Desesmber 2019

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[4]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

1.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar: Struktur Organisasi PT Tata Hamparan Eka Persada

(Sumber : PT. THEP, 2020)

Berdasarkan struktur tersebut, pembagian tugas dan wewenang masing-


masing bagian dalam struktur organisasi PKS PT. Tata Hamparan Eka
Persada sebagai berikut :
1. SR (Senior) Manajer

SR Manajer bertugas memimpin, mengontrol hasil kerja karyawan


pabrik dan bertanggung jawab terhadap hasil kerja kesuluruhan kepada
General Manager.
2. Mill Manajer

Mill Manajer bertugas mengontrol seluruh kegiatan di pabrik, dari


proses produksi hingga hasil produksi dan bertanggung jawab atas
kegiatan di pabrik baik proses pengolahan maupun pemeliharaan alat
kepada SR Manager. Mill manager dibantu oleh asisten proses, asisten
laboratorium dan asisten maintenance serta electrical.

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[5]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

3. Administrasi/KTU (Kepala Tata Usaha)

Bertugas merencanakan serta mengkoordinasi kegiatan bagian


administrasi, mengevaluasi serta memeriksa setiap pengualaran
maupun pemasukan biaya atau barang di pabrik, dan mengawasi
keberadaan stok yang ada di gudang pabrik. KTU bertanggung jawab
terhadap kelancaran semua administrasi maupun informasi yang akan
diberikan dan biaya-biaya kantor, dan bertanggung jawab atas personil
yang dibawahinya dengan bagian organisasi.
4. Proses

Bertugas untuk mengawasi semua kegiatan instalasi dan jalannya


proses produksi di dalam pabrik. Bertanggung jawab terhadap
pencapaian target produksi di dalam pabrik. Bertanggung jawab
terhadap pencapaian target produksi sesuai dengan bahan baku yang
diterima, menjamin suasana kerja yang baik dan memberikan data serta
kegiatan proses produksi.
5. Laboratorium
Bertugas mengawasi mutu hasil produksi dan limbah pabrik.
Bertanggung jawab dalam melaksanakan analisa di laboratorium yang
di perlukan pabrik secara optimal hinggal dapat emenuhi kebutuhan
teknis/teknologi agar mutu dan kerugian yang timbul berada dalam
batas normal. Menghitung persediaan dan pengiriman produksi serta
kualitas produksi yang dikontrol.
6. Grading

Bertugas melakukan pengecekan kualitas buah/TBS yang telah


diterima pabrik untuk diperiksa terlebih dahulu tingkat
kematangannya. Pengecekan yang dilakukan secara visual, apabila
tidak ada kesepakatan antara pihak perusahaan (pembeli) dengan
penjual akan dilakukan pengembalian tandan kelapa sawit yang rusak
atau tidak masuk ke dalam kriteria yang diterima oleh pabrik.

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[6]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

7. Maintenace

Bertugas mengawasi, merencanakan dan menyusun program perawatan


maupun perbaikan semua mesin/peralatan. Bertanggung jawab
terhadap pemakaian spare part serta mencatat waktu pemeliharaan.
8. Electrical

Bertugas mengawasi, merencanakan dan menyusun program perawatan


maupun perbaikan terkhusus pada bidang kelistrikan.

1.1.5 Fasilitas

PT. Tata Hamparan Eka Persada adalah pabrik pengolahan kelapa sawit
yang mengolah tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi Crude Palm
Oil (CPO) dan karnel, dalam proses pengolahanya melalui beberapa tahapan
dan melewati bagian-bagian khusus yang dikelompokan menjadi beberapa
stasiun. Pada stasiun yang telah ditentukan terjadi proses sesuai dengan
fungsi dari stasiun tersebut. Proses pengolahan tandan buah sawit (TBS)
harus sesuai dengan urutan dan bagian stasiun maisng-masing, karena
proses pengolahan pada tiap-tiap stasiun sangat berpengaruh terhadap hasil
dari proses produksi buah sawit tersebut.
Setiap stasiun tempat pengolahan buah sawit sangat memiliki peran dan
fungsi yang sangat penting untuk menentukan hasil dan kualitas produksi
yang maksimal dipencapaian akhirnya. Adapun stasiun yang terdapat di
pabrik kelapa sawit (PKS) PT. Tata Hamparan Eka Persada adalah sebagai
berikut:

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[7]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

 Jembatan Penimbangan

Gambar: Jembatan Timbangan (Sumber : PT. THEP, 2021/2022)

Pada pabrik pengolahan kelapa sawit, jembatan timbangan


diperlukan untuk mengukur berat dari tandan buah sawit (TBS) yang
akan masuk atau diterima oleh pabrik. Jembatan timbangan merupakan
proses awal dalam proses pengolahan dari kelapa sawit menjadi CPO
(crude palm oil).

Jembatan timbang ini sendiri mempunyai prinsip kerja yang cukup


sederhana dan simple, dimana mobil truk pengangkut Buah Sawit
melewati jembatan timbang tersebut dan berhenti selama 5 menit.
Kemudian berat dari mobil truk pengangkut tersebut dicatat sebelum
tandan buah sawit dibongkar dan disortir, lalu kendaraan pengangkut
tersebut kembali di timbang setelah tandan buah sawit dibongkar dan
disortir. Lalu dihitung berat awal dan berat akhir dari kendaraan
pengangkut tersebut, dimana selisih berat tersebut adalah jumlah berat
TBS yang diterima oleh pabrik kelapa sawit.

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[8]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

 Areal Grading

Pengecekan kualitas buah/TBS yang telah diterima pabrik harus


diperiksa terlebih dahulu tingkat kematangannya. Jenis buah yang
masuk ke dalam pabrik kelapa sawit pada umumnya jenis Tenera dan
jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam
pemeriksaan kualitas buah pada stasiun penerimaan TBS (loading ramp/
Penampung TBS) di area grading, setelah tandan kelapa sawit disortir
maka dilakukan pengecekan yang dilakukan secara visual, apabila tidak
ada kesepakatan antara pihak perusahaan (pembeli) dengan penjual akan
dilakukan pengembalian tandan kelapa sawit yang rusak atau tidak
masuk ke dalam kriteria yang diterima oleh pabrik.

Gambar: Areal Grading (Sumber : PT. THEP, 2020)

Pengolahan buah kelapa sawit sendiri diawali dengan proses


pemanenan buah kelapa sawit. Untuk memperoleh hasil produksi (CPO)
dengan kualitas yang baik serta dengan rendemen minyak yang tinggi,

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[9]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

pemanenan harus dilakukan berdasarkan kriteria panen (tandan matang


panen) yaitu dapat dilihat dari jumlah berondolan yang telah jatuh di
tanah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh (brondolan) dari tandan
atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan.

 Stasiun Loading Ramp

Loading ramp merupakan tempat penampungan sementara TBS


sebelum buah sawit tersebut memasuki proses atau stasiun selanjutnya
yaitu proses sterilizer (perebusan). Kemudian tandan buah sawit (TBS)
tersebut dimasukan kedalam elevator dengan cara membuka pintu dari
loading ramp yang menggunakan sistem hidrolik menuju ke stasiun
sterilizer.

Peralatan dan mesin-mesin pada loading ramp, yaitu :

a. Hydraulic control system/gear box system

b. Pintu loading ramp

c. Handle pengontrol buka-tutup pintu

d. Hydraulic ramp

e. Pipa-pipa dan selang hydraulic

f. Elevator

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[10]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

Gambar: Stasiun Loading Ramp (Sumber : PT. THEP, 2020)

 Stasiun Sterilizer

Stasiun ini merupakan tempat dimana dilakukan proses perebusan


TBS dengan menggunakan panas dari uap (steam) yang bertekanan
tinggi secara konveksi dan konduksi. Uap panas (steam) yang masuk ke
sterilizer harus memiliki suhu 140 dan direbus selama kurang lebih 80
menit.
Alat ini merupakan satu bejana tekan yang memiliki isolasi panas,
peralatan ini dilengkapi dengan dengan saluran pipa kondensat, lubang
indikasi kebocoran style plat, pintu keluar masuk buah sawit, pipa inlet
dan outlet dari steam.

Fungsi utama stasiun ini adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi peningkatan dari asam lemak bebas FFA (Free


Fatty Acid).
2. Melunakan brondolan untuk mempermudah
pelepasan/pemisahan daging buah dari Nut di digester.

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[11]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

3. Mempermudah proses pemisahan molekul-molekul minyak dari


daging buah di Stasiun Press dan mempercepat proses
pemurnian minyak di Stasiun Klarifikasi.
4. Mengurangi kadar air biji sawit (Nut) sampai > 20 %, sehingga
meningkaatkan efisiensi pemecahan Nut di Stasiun Nut and
Kernel.

Gambar: Stasiun Sterilizer (Sumber : PT. THEP, 2020)

 Stasiun Threser

Pada stasiun Threser terjadi proses pemisahan tandan buah sawit

(TBS) dan janjang yang telah direbus menjadi brondolan dan janjang
yang kosong (Empty Bunch) dengan sistem diputar dan dibanting dalam
drum silinder Thereser. Thereser sendiri berbentuk tabung silinder
dengan batang-batang logam yang bergerak berputar dan dilengkapi
dengan kisikisi yang telah dibuat dengan jarak dan sudut kemiringan
tertentu agar berondolan dapat terpisah dari janjangnya. Berondolan akan
masuk ke dalam under thereser conveyor menuju stasiun Press,
sedangkan janjang kosong akan dibawa ketempat pembuangan dengan
empty bunch conveyor. Fungsi dan Tujuan :

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[12]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

a. Untuk mengirimkan brondolan rebusan ke Stasiun Press dengan


pencapaian throughtput 60 Ton TBS per jam.
b. Untuk melepaskan buah sawit dari janjangannya dengan cara
membanting dan mendorong janjang yang kosong (empty bunch)
dan mengirim janjang kosong ke empty bunch conveyor.

Gambar: Stasiun Threser (Sumber : PT. THEP, 2020)

 Stasiun Press (Pengempaan)

Merupakan stasiun pertama kalinya pengambilan minyak dari TBS


dan stasiun ini terjadinya pemisahan press cake/fiber dan nut dengan
crude oil. Proses ini dibantu oleh mesin digester, tujuan dari penggunaan
digester adalah untuk melumatkan daging buah sawit sehingga mudah
terlepas dari kulit dan biji (nut) buah sawit tersebut. Lalu buah sawit
yang telah menjadi berondolan tersebut akan dilumatkan dengan cara
disayatsayat daging buahnya dan diaduk dalam tabung atau ketel adukan
(digester).

Buah sawit tersebut akan menjadi hancur akibat adukan pisau-


pisau (stirring arm) yang berputar dalam tabung digester antara 25-26
rpm. Proses pengadukan dalam digester ini dibantu dengan tenaga uap

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[13]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

(steam) yang berasal dari Back Preassure Vessel (BPV) dengan suhu uap
rata-rata sebesar 90 . Pengadukan dalam digester juga berlangsung
selama 30 menit untuk mendapatkan hasil buah sawit yang sudah
tercabik dengan sempurna.

Adapun fungsi dari digester yaitu :

a. Melunakkan daging buah sawit

b. Memisahkan daging buah dengan biji sawit (nut)

c. Mempersiapkan feeding ke dalam mesin screw press

d. Mempermudah proses pengepresan minyak pada screw press

e. Proses pemanasan/melembutkan buah sawit

Setelah buah sawit dilumatkan dalam digester, buah sawit tersebut


akan dilakukan proses pengempaan pada mesin screw press, dimana
pada proses ini buah sawit yang sudah dilumatkan oleh digester akan
ditekan atau diperas dengan menggunakan sistem hidrolik sehingga
terpisah antara serabut (fiber), minyak, dan biji (nut). Minyak sawit kasar
yang masih mengandung kotoran seperti serat-serat dan air yang
selanjutnya akan melewati tahap klarifikasi berupa sand trap tank untuk
memisahkan kotoran dari minyak kasar. Lalu ke vibrating screen untuk
memisahkan serat-serat dari minyak kasar tersebut dan selanjutnya
dikirim ke crude oil tank sebagai tangki penampungan minyak kasar.
Sedangkan ampas dan biji hasil dari proses yang keluar melalui celah
antara sliding/adjusting cone dan press cage yang selanjutnya masuk ke
cake bake conveyor.

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[14]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

Gambar: Stasiun Press (Sumber : PT. THEP, 2020)

 Stasiun Klarifikasi

Tempat dimana proses penjernihan CPO (Crude Palm Oil) dari


ekstraksi stasiun press, yang masih mengandung sejumlah kadar air,
sludge dan lumpur, melalui tahapan-tahapan klarifikasi yang merupakan
faktor yang sangat menentukan terhadap produksi CPO (Crude Palm oil)
untuk kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan oleh pabrik.

Gambar: Stasiun Klarifikasi (Sumber : PT. THEP, 2020)

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[15]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

 Stasiun Nut dan Kernel

Stasiun ini yang melakukan proses pencapaian efisiensi recovery


kernel yang maksimal dengan kualitas produksi yang optimal dan losses
yang minimal. Pada stasiun ini terjadi pemisahan antara serat (fibre) dan
biji (nut) buah sawit. Stasiun ini juga sebagai tempat penampungan
karnel dari buah sawit yang sudah diproses. Terdapat beberapa peralatan
utama yang digunakan untuk pemisahan biji (nut) dan serat (fiber) buah
sawit antara lain adalah :

1. Cake Bake Conveyor

Cake Brake Conveyor ini berfungsi untuk mencacah gumpalan


ampas press yang terdiri dari serat (fiber) dan biji (nut).
2. Depericarper Column

Alat ini berfungsi untuk memisahkan campuran dari serabut,


nut, cangkang, dan kernel buah sawit.
3. Fibre Cyclone dan Air Lock

Untuk memisahkan udara dan serabut buah sawit dengan


menggunakan bantuan dari efek sentrifugal. Sedangkan Air
Lock berfungsi untuk mencegah kebocoran udara pada
Discharge Fibre Cylcone dan mengeluarkan serabut.
4. Fibre Cyclone Fan

Berfungsi sebagai penghisap udara untuk menaikkan serabut


(fiber) ke Fibre Cyclone.
5. Nut Polishing Drum

Fungsinya untuk membersihkan biji (Nut) dengan serabut


(fiber) yang sudah terpisah.
6. Nut Transfort Fan

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[16]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

Berfungsi untuk memisahkan batu, besi, dan kotoran yang lebih


berat dari biji (Nut) dengan menggunakan bantuan hisapan
udara.
7. Nut Silo

Sebagai tempat penampungan biji (Nut) sebelum dilakukan


proses pada Riplle Mill.
8. Nut Grading Drum

Berfungsi untuk memisahkan biji (Nut) menjadi beberapa


ukuran, yaitu ukuran kecil, sedang, dan besar.

Gambar: Stasiun Nut & Kernel (Sumber : PT. THEP, 2020)

 Kamar Mesin (Turbin)

Merupakan pembangkit energi listrik yang digunakan di dalam


pabrik untuk mensuplay listrik (power) ke mesin-mesin pabrik, kantor,
maupun domestik (perubahan). Mesin utama untuk penghasil energi
listrik dalam PKS yaitu menggunakan steam turbin, adanya diesel genset
digunakan untuk support steam turbin apabila ada trouble/masalah.
Dalam kamar turbin juga terdapat panel yang berfungsi untuk
menyalurkan listrik untuk setiap stasiun sesuai dengan kebutuhannya.

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[17]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

Peralatan yang ada dikamar mesin :

a. Diesel Genset

b. Steam Turbin

c. Main Switch Board

d. Distribution Board

e. Back Pressure Vessel (BPV)

Gambar: Kamar Mesin (Turbin) (Sumber : PT. THEP, 2020)

 Stasiun Boiler

Boiler (ketel uap) merupakan stasiun untuk mengubah air menjadi


uap (steam) bertekanan dengan memanfaatkan energi panas dari hasil
pembakaran.Hal ini bertujuan untuk menghilangkan zat-zat padat tidak
larut dalam air, pasir, lumpur, tanah, dan sebagainya. Zat-zat terlarut
terutama garam-garam kalsium dan magnesium yang dapat
mengakibatkan pembentukan kerak-kerak dalam ketel. Untuk menjamin
bahwa air yang digunakan akan menghasilkan steam yang bersih/murni
dan tidak merusak ketel.

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[18]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

Fungsi Boiler di pabrik kelapa sawit adalah penghasil uap yang


digunakan sebagai:

a. Penggerak utama turbin uap

b. Perebusan TBS dalam sterilizer

c. Pemanas minyak dan pengeringan nut atau karnel

Hal-hal yang harus diperhatikan selama pengoperasian :

a. Mendapatkan efisiensi yang maksimal, yaitu menghasilkan


sejumlah steam sesuai kapasitas boiler dengan tujuan untuk
memaksimalkan pemakain steam turbin sehingga dapat mengurangi
penggunaan mesin diesel (genset).
b. Menghasilakan kualitas steam yang baik, sehingga dapat
mengurangi biaya maintenance pada steam turbin.
c. Menjalankan boiler dalam kondisi yang aman untuk keselamatan
kerja bagi karyawan.
d. Menyediakan steam yang cukup untuk pengolahan guna
mendapatkan efisiensi pengolahan yang baik.

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[19]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

Gambar: Stasiun Boiler (Sumber : PT. THEP, 2020)

 Stasiun WTP (Water Treatment Plant)

Water Treatment Plant (WTP) merupakan tempat pengolahan air


agar dapat digunakan untuk kebutuhan operasional pabrik dan kebutuhan
perumahan. Air ini juga berfungsi untuk mencegah pembentukan kerak
dan korosi pada boiler.

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[20]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

Gambar: Stasiun W T P (Sumber : PT. THEP, 2020)

 Oil Storage Tanki

Oil storage tank berfungsi sebagai tempat penyimpanan akhir


minyak sawit yang dihasilkan dari proses pengolahan buah kelapa sawit.
Suhu pada storage tank dipertahankan pada 50˚ - 60˚ agar minyak tidak
beku karena dapat menyebabkan perubahan kualitas minyak yang
didapat. Pada oil storage tank ini terdapat sensor high level yang berguna
untuk mendeteksi over storage terhadap minyak.

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[21]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

Gambar: Oil Storage Tanki (Sumber : PT. THEP, 2020)

1.2 Prosuk Yang Dihasilkan


Adapun produk yang dihasilkan dari PT. Tata Hamparan Eka Persada
berupa minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil.Minyak kelapa sawit
(Crude Palm Oil) merupakan minyak kelapa sawit mentah yang diperoleh
dari hasil ekstraksi atau dari proses pengempaan daging buah kelapa sawit
dan belum mengalami pemurnian. Minyak sawit biasanya digunakan untuk
kebutuhan bahan pangan, industri kosmetik, industri kimia, dan industri
pakan ternak. Kebutuhan minyak sawit sebesar 90% digunakan untuk bahan
pangan seperti minyak goreng, margarin, shortening, pengganti lemak kakao
dan untuk kebutuhan industri roti, coklat, es krim, biscuit, dan makanan
ringan. Kebutuhan 10% dari minyak sawit lainnya digunakan untuk industry
kimia yang menghasilkan asam lemak, fatty alcohol, gliserol, dan metil ester
serta surfaktan.

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[22]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

Crude Palm Oil


Minyak CPO bukan satu-satunya produk yang dihasilkan dari pabrik
minyak kelapa sawit, melainkan masih ada produk lain yang memiliki nilai
diantaranya :

1. Palm Kernel / PK (by produk)

Palm kernel atau inti sawit adalah biji yang merupakan


Endosperma (cangkang pelindung inti) dan Embrio (inti) dengan
kandungan minyak inti berkualitas tinggi. Kernel ini dihasilkan dari
pemisahan daging buah selama proses pengolahan di pabrik kelapa sawit.

By Produk :Palm Kernel

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[23]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

2. Cangkang / Palm Kernel Shells (by produk)

Cangkang sawit ( Palm Kernel Shells ) adalah sisa pecahan


cangkang setelah biji sawit dikeluarkan dan dihancurkan di palm oil mill.
Cangkang sawit merupakan bahan yang berserat dan mudah
penanganannya hingga produk ini siap dipasarkan. Dalam proses
pembuatan cangkang sawit, terdapat pecahan besar dan kecil bercampur
dengan debu dan serat kecil. Kadar air dalam cangkang sawit tergolong
rendah (11% – 13 %) dibandingkan residu biomassa lain dengan sumber
yang berbeda. Cangkang sawit merupakan bahan bakar yang berkualitas
baik dengan ukuran yang seragam, mudah menghancurkannya dan proses
pembakaran yang cepat karena tingkat kelembapan yang rendah. Serat dan
cangkang yang dihasilkan minyak kelapa sawit secara umum digunakan
sebagai bahan bakar untuk ketel uap. Uap yang dihasilkan digunakan
untuk menjalankan turbin yang memproduksi listrik. Dari dua bahan bakar
tersebut mampu menghasilkan energi lebih dari cukup untuk memenuhi
kebutuhan energi di pabrik kelapa sawit. 

By Produk :Cangkang

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[24]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

3. Limbah cair / Palm Oil Mill Effluent (by produk)

Limbah cair pabrik kelapa sawit yang juga dikenal dengan Palm
Oil Mill Effluent (POME) merupakan hasil samping dari pengolahan
tandan buah segar kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar. POME adalah
air limbah industri minyak kelapa sawit yang merupakan salah satu
limbah agro industri yang menyebabkan polusi terbesar. Industri minyak
kelapa sawit, cairan keluaran umumnya dihasilkan dari proses sterilisasi
dan 7 klarifikasi yang dalam jumlah besar berasal dari steam dan air panas
yang digunakan. Produksi minyak kelapa sawit membutuhkan air dalam
jumlah besar. Satu ton minyak kelapa sawit menghasilkan 2,5 ton limbah
cair, yaitu berupa limbah organik berasal dari input air pada proses
separasi, klarifikasi dan sterilisasi.

By Produk :Limbah cair

4. Decanter Solid / DS (by produk)

Decanter Solid (DS) merupakan limbah PKS dalam bentuk padatan


yang berasal dari minyak kasar (crude oil) kemudian dipompakan kedalam
alat decanter guna memisahkan solid dan liquid, dari alat
sistem decanter inilah kemudian dihasilkan DS yang keluar
melalui decanter outlet dan DS yang dihasilkan berwarna hitam.

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[25]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

By Produk :Decanter Solid

5. Serabut / Fiber (by produk)

Serabut kelapa sawit merupakan salah satu limbah terbesar yang


dihasilkan dalam proses pengolahan minyak kelapa sawit. Limbah serabut
kelapasawit menjadi sebuah masalah karena belum termanfaatkan dengan
baik, selama ini pemanfaatan hanya digunakan sebagai bahan bakar.

By Produk :Serabut (Fiber)

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[26]
POLMAN NEGERI BANGKA BELITUNG

6. Janjangan Kosong (by produk)

Janjang kosong merupakan limbah padat kelapa sawit yang


dihasilkan setelah dilakukan proses perebusan dan perontokan. Limbah
tandan/janjang kosong merupakan limbah dengan volume yang paling
banyak dari proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) pada pabrik
kelapa sawit, mencapai 23% dari TBS yang diolah.Janjang kosong
memiliki potensi sebagai pengganti pupuk Anorganik pada Sawit masa
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM).

By Produk :Janjangan Kosong

Semua itu merupaka produk dari kelapa sawit, walaupun produk


utamanya adalah CPO dan PK. walaupun By Produk nilainya tidak
semahal produk utama namun by produk dapat digunakan sebagai pupuk
alternatif dikebun kelapa sawit dimana penggunaan by produk sebagai
pupuk dapat meminimalkan penggunaan pupuk organik yang dibeli. by
produk yang digunakan sebagai pupuk adalah limbah cair, solid
decanter,dan janjangan kosong.

PT.Tata Hamparan Eka Persada

[27]

Anda mungkin juga menyukai