Anda di halaman 1dari 53

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum dan Sejarah Singkat Pabrik

PT. Kencana Sawit Indonesia (KSI) merupakan Perusahaan Penanaman


Modal Asing (PMA) yang bergerakdibidang usaha perkebunan dan pengolahan
sawit, pada mulanya bernama PT. Tidar Sungkai Sawit (TSS), namun sesuai
dengan persetujuan dari menteri hukum dan Hak Azazi Manusia Republik
IndonesiaNo.C-147.18.HT.01.04 tanggal 18 Mei tahun 2006 PT. Tidar Sungkai
Sawit telah resmi menjadi PT. Kencana Sawit Indonesia (KSI) dengan jenis
kegiatan, lokasi, luas hak guna usaha yang sama.
PT. Kencana Sawit Indonesia (KSI) ini mulai beroperasi semenjak tahun
1994 dimana pada saat itu PT. Kencana Sawit Indonesia ini baru di memulai
menanam sawit saja. Dan setelah pada bulan Juli 2001 baru didirikan pabrik
pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dengan kapasitas terpasang 45 ton/jam.
1.1.1 Identitas Perusahaan
Tabel 1. Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan : PT.KENCANASAWIT INDONESIA

Jenis Badan Hukum : Perseroan Terbatas

Alamat Perusahaan : Nagari Talao Sei Kunyit, Kec. Sangir Balai


Janggo, Kab. Solok Selatan, Provinsi
Sumatra Barat.

Nomer Telephon : 02129380777

Status Permodalan : Penanaman Modal Asing

Bidang Usaha : Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit

Penanggung jawab : Jeprol Osinggang ( AGM )

SK. Doc AMDAL No.40/AMDAL/RKL-RPL/BA/XII/1998 Izin


Terkait SK AMDAL

Lokasi : No. 593.5/08/BKPMD/1991

1
No. 660.410-2014

Izin LA :  Izin Penyimpanan sementara


LB3(PKS) : No. 660.289 tahun 2014
Izin Penyimpanan sementara
LB3(PKS) : No. 660.289 tahun 2014
o IzinPenyimpananSementaraLB3(Kebun)
: No.660/20/KLH/III-tahun 2012
 Izin lingkungan Terhadap Kegiatan
Pemanfaatan : Keputusan Bupati solok
selatan
 Gas Mathena : 660.448/2105

1.1.2 Lokasi Perusahaan


Secara geografis, lokasi kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan
kelapa sawit PT. Kencana Sawit Indonesia seluas 10.216 hektar terletak
pada posisi 11° 00’ 46’’ LS -1° 10’ 07’’ dan 101° 24’ 27’’ BT-101° 37’
48’’. Daerah ini berada pada ketinggian 200-250 meter mdpl dengan batas-
batas sebagai berikut:
1. Sebelah utara dengan perkebunan kelapa sawit PTPN VI dan SS2 (Incasi
Raya).
2. Sebelah selatan dengan perkebunan kelapa sawit PT. TKA dan
Kenagarian Talao.
3. Sebelah timur dengan perkebunan rakyat dan hutan lindung dan PT.
TKA.
4. Sebelah barat dengan perkebunan kelapa sawit PT. Sumatra Jaya Agro
Lestari (SJAL).
Secara administrasi pemerintah kegiatan perkebunan dan pabrik
pengolahan kelapa sawit PT.Kencana Sawit Indonesia terletak pada nagari
Sungai Kunyit, nagari Talao Sungai Kunyit, Kecamatan Sangir Balai
Janggo, Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatra Barat.
Dalam pemilihan lokasi PT. Kencana Sawit Indonesia yang berada di
Kabupaten Solok Selatan di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Faktor penyediaan bahan baku


Yaitu pemilihan lokasi pabrik dekat dengan sumber bahan baku dari
perkebunan.

2
2. Faktor ketersediaan air
Dalam proses produksinya pengolah kelapa sawit membutuhkan
banyak air. Sumber air yang digunakan oleh PT. Kencana Sawit
Indonesia adalah air dari sungai jujuhan yang dekat dengan pabrik.
Maka sumber airitulah yang dijadikan sumber air sekitar 90% dan 10%
dari air tanah.
3. Faktor domisili penduduk
Dalam hal ini lokasi perusahaan jauh dari lingkungan tempat tinggal
pendudul dan jauh dari jalan raya sehingga tidak mencemari
lingkungan.

1.1.3 Visi Dan Misi Perusahaan


1. Visi Perusahaan
Menjadikan perusahaan terbaik, dikagumi, diakui dan bertaraf
international dalam bidangperkebunan kelapa sawit.

2. Misi Perusahaan

Mengelola usaha perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahan


minyak sawit lestari dengan mengutamakan mutu dan kelestarian
lingkungan melalui Doktrin "GOOD CORPATE GOVERNANCE"demi
menjamin kepentingan seluruh " STAKEHOLDERS ˝.

3
1.1.4 Logo Perusahaan

Sumber : PT. Kencana Sawit Indonesia

1.2 Bahan Baku dan Penunjang


Di PT. Kencana Sawit Indonesia menggunakan bahan bakusesuai kriteria
panen (tandan matang panen)untuk memperoleh hasil produksi CPO dan
penunjang yaitu Kalcium untuk pemisahan kernel dancangkang agar lebih
standar.Bahan baku pada pengolahan Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit atau
kernel di PMKS PT.Kencana Sawit Indonesia yaitu merupakan Tandan Buah
Segar (TBS) yang berasal dari kebun inti milik perusahan dan kebun
masyarakatdengan rasio perbandingan 20% kebun inti perusahan dengan 80%
kebun masyarakat. Hal ini terjadi dikarenakan hampir sebagian lahan perkebunan
PT.Kencana Sawit Indonesia sedang di Replanting yang menyebabkan
berkurangnya bahan baku dari perkebunan inti.

Bahan baku yang berasal dari masyarakat harus melalui tahap administrasi
untuk bisa masuk ke PT. Kencana Sawit Indonesia sehingga bahan baku yang
masuk terawasi oleh pihak perusahaan. TBS yang berasal dari kebun inti maupun
masyarakat harus melewati proses sortasi dan grading untuk mendapatkan kualitas
yang baik dengan kuantitas yang memenuhi target.

Proses pemanenan merupakan salah satu sistem proses yang memiliki


tujuan untuk mengupayakan hasil panen yang baik untuk menghasilkan bahan
baku TBS semaksimal mungkin dari segi kualitas maupun kuantitas. kriteria TBS
yang digunakan sebagai bahan baku dalam pengolahan CPO yaitu dengan tingkat
kematangan fraksi 00, fraksi 0, fraksi 1, fraksi 2, dan fraksi 3.

4
1.3 Produk Dan Pemasaran
1.3.1 Produk
PT. Kencana Sawit Indonesia menghasilkan dua jenis produk yang
dihasilkan yaitu CPO dan Kernel.
1.3.2 Pemasaran

Untuk CPO yang diproduksi dari PT.Kencana Sawit Indonesia dibawa


ke PT.WINA yang berlokasi di Kota Padang untuk diolah menjadi minyak
yang dapat di konsumsi, sedangkan palm kernel atau inti sawit di bawah ke
PT.UIP yang juga berlokasi di Kota Padang untuk di olah menjadi minyak
kernel atau Crude Palm Kernel Oil(CPKO).

Untuk pemasaran kantor pusat yang berada di Medan langsung


melakukan koordinir pada produk CPO dan Kernel, sedangkan tanggung
jawab dari standar mutu dari CPO dan Kernel langsung diawasi oleh pihak
pabrik. Dalam melakukan transaksi penjualan CPO ataupun PK
(PalmKernel) karyawan pabrik terlibat secara langsung dalam pemuatan
dan pengawasan. PT. Kencana Sawit sudah mendapatkan data Delivery
Order (DO) atau pemberitahuan sebelumnya untuk memastikan validasi
data pihak ketiga sebagai pihak transportasi untuk mengantarkan CPO
ataupun PK ke perusahaan hilir yang akan mengelolah CPO atau PK dari
PT. Kencana Sawit Indonesia. Adapun CPO dan PK

5
1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2. PT.Kencana sawit indonesia

6
BAB II

DESKRIPSI PROSES

Pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama pengolahan Tandan
Buah Segar (TBS) di pabrik, yaitu Crude Palm Oil(CPO) yang merupakan hasil
pengolahan daging buah dan Palm Kernel Oil(PKO) yang dihasilkan dari
ekstraksi inti sawit.

Bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) harus menjalani beberapa proses
pengolahan untk mendapatkan hasil Crude Palm Oil (CPO) yang berkualitas baik.

Proses terbagi menjadi bebrapa station kerja antara lain sebagai berikut:

Gambar 3. Flowchart

2.1 Jembatan Timbangan

Timbangan yaitu berfungsi untuk mengetahui jumlah berat dari TBS yang
akan di olah. Selain itu penimbangan juga bertujuan untuk pembayaran dan
perhitungan rendemen CPO yang di hasilkan. Proses penimbangan dilakukan dua
kali yaitu:

1. Timbangan pertama yang menimbang secara kotor (bruto) dengan


cara menimbang TBS + truck di jembatan timbang lebih kurang

7
selama 5 menit. Kemudian berat truck awal dicatat sebelum TBS
dibongkar dan disortir.
2. Timbangan kedua yaitu setelah selesai dibongkar dan disortir maka
truck kosong ditimbang kembali, istilah ini di sebut (tarra). Dari hasil
penimbangan tersebut maka peroleh berat TBS (netto) dengan cara
pengurangan bruto-tarra.

Gambar 4.Timbangan

2.2 Penyortiran
Sebelum TBS dimasukan kedalam loading rump maka terlebih dahulu
dilakukan penyotiran terhadap TBS dengan tujuan untuk mendapatkan rendemen
dan mutu yang baik dari TBS yang akan diolah. Penyotiran dilakukan dengan
memilih TBS yang masak dan yang hampir masak.

Ada 4 jenis buah sawit yaitu:

1. Tenera masak

Ciri-cirinya yaitu memiliki warna orange kemerahan, berkulit


tebal, bercangkang tipis dengan kandungan minyak 21%.

8
Gambar 5 . Tenera masak

2. Tenera mengkal

Ciri-cirinya yaitu memiliki warna kuning pucat, berkulit tebal,


bercangkang tipis dengan kandungan minyak 15%.

Gambar 6 . Tenera mengkal

1. Dura masak

Ciri-cirinya yaitu memiliki kulit orange kemerahan berkulit tipis,


bercangkang tebal dengan kandungan minyak 18%

Gambar 7 . Dura masak

9
2. Dura mengkal

Ciri-cirinya memiliki warna kunung pucat, berkulit tipis,


bercengkang tebal dengan kandungan minyak 12%.

Gambar 8 . Dura mengkal

Ada beberapa jenis bah yang dikembalikan yaitu buahmentah, buah busuk,
buah abnormal, buah yang beratnya kurang dari 6 kg dan jenjang kosong. TBS
yang belum masak akan mempengaruhi rendemen minyak dan Asam Lemak
Bebas (ALB) yang dihasilkan, dimana TBS yang belum masak menghasilkan
rendemen yang sedikit asam lemak bebas yang rendah, sehimgga menyebabkan
kerugian pada perusahaan. Adapun kandungan asam lemak bebas yang diingikan
antara 3-5 %.

 Kriteria TBS yang diterima


1. Fraksi 00 tidak memiliki berondolan (Sangat Mentah)
2. Fraksi 0 memiliki berondolan 5-12% tandan (Mentah)
3. Fraksi 1 memiliki berondolan >12% tandan sampai 25% buah lapisan
luar (Mengkal)
4. Fraksi 2 memiliki 25-30% buah lapisan luar (Matang 1)
5. Fraksi 3 memiliki 50-75% buah lapisan luar (Matang 2)
6. Fraksi 4 memiliki 75-100% buah lapisan luar (Lewat Matang)
7. Fraksi 5 memiliki 100% buah lapisan luar dan dalam ikut rontok
(Lewat Matang 2)

10
 Kriteria TBS yang tidak diterima

1. TBS Hard&Black
2. TBS busuk
3. Janjang Kosong
4. Brondolan busuk
5. Sampah

Loadingramp adalah tempat penimbunan sementara TBS sebelum


diangkut menggunakan skrapperconveyor menuju pintu pemasukan buah kedalam
lori.

2.3 Loading Rump

Setelah dilakukan sortasi kemudian buah dimasukkan ke dalam loading


ramp dengan menggunakan loader/ case. Loading ramp adalah tempat
penimbunan sementara TBS sebelum diangkut menggunakan skrapperconveyor
menuju pintu pemasukan buah kedalam lori. Pada loading rump terdapat 24 pintu
yang di buka bergantian, lalu diteruskan ke station perebusan (sterilizer) dengan
menggunakan chain conveyor FFB

Gambar 9. loading rump

2.4 Station Perebusan (Sterilizer)

Pada statiun ini TBS yang telah dibawa oleh chain conveyor dari loading
rump akan dimasukan ke dalam lori-lori sebelum dimasukan kedalam sterilizer.

11
Perebsan dilakkan dengan mengalirkan uap panas (steam) kedalam sterilizer
dengan suhu 125-140C.

Lama perebusan buah tergantung pada kondisi jenis buah, jika jenis buah
busuk maka lama perebusan selama kurang lebih 1 jam 30 menit. Tetapi, jika
buahnya mengkal maka lama perebusan lebih dari 1 jam 30 menit, kapasitas dari
sterilizer kurang lebih 45 ton per jam. Perebusan yang terlalu lama dapat
menurunkan kadar minyak dan pemucatan pada kernel. Sebaliknya, perebusan
yang terlalu singkat menyebabkan buah yang tidak rontok dari tandannya.

Adapun tujuan perebusan adalah:


1) Untuk mematikan enzim lipase
Buah kelapa sawit mengandung enzim lipase yang terus bekerja
pada buah kelapa sawit. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator
pembentukan ALB, maka untuk menghentikan aktivitas enzim tersebut
dilakukan perebusantandan buah segar.
2) mempermudah proses pembrondolan pada thresher
proses perebusan buah sangat mempengaruhi proses pembrondolan
pada thresher. Jika buah sulit dilepaskan dari tandan, maka pada proses
perebusan kurang bagus.
3) melunakan daging buah sehingga mudah pada proses pengepresan
daging buah yang lunak akan mempermudah pada proses
pengepresan sehingga minyak yang ada dalam daging buah dapat
dipisahkan dengan mudah dan juga untuk mempermudah proses
pelepasan daging buah dari biji.
4) menurunkan kadar air dalam buah
perebusan buah dapat menyebabkan penurunan kadar air buah dan
inti, yaitu dengan penguapan yang baik pada saat perebusan. Penrunan
kandungan air buah 11% menyebabkan penyusutan buah sehingga
terbentuk rongga-rongga kosong pada daging buah yang
mempermudah proses pengepresan.

12
5) mempermudah pemisahan inti dengan cangkang
perebusan yang sempurna akan memudahkan pemisahan cangkang
dengan kernel saat pemecahan di ripple mill, sehingga kernel akan
lepas dari cangkang.
PT. Kencana Sawit Indonesia memiliki dua sterilizer horozontal.
Kapasitas sterilizer mampu menampung sekitar 6 lori, setiap lori berisi kurang
lebih 7,5 ton TBS. Lori merupakan alat transportasi untuk membawa buah dari
FFB scraper conveyor ke sterilizer dan Tipler. Bentuk fisik lori semacam selinder
horizontal dengan bagian atas terbuka memiliki 4 roda untuk bergerak sepanjang
railtrack, dinding dan alas lori terbuat dari plat 6 mm yang berlubang.

Gambar 10. Sterilizer

2.5 Thresher/ Perontokan Buah Dari Tandan

Thresher adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan brondolan dari


janjangannya dengan cara membanting buah masak didalam thresher drump
tersebut, untuk memisahkan brondolan dengan janjang kosong atau USB. USB
adalah tandan buah sawit yang telah diproses yang proses pemipilannya pada
threser tidak sempurna sehingga masih ada brondolan yang melekat pada
janjangan. Proses pembantingan ini terjadi karena perputaran thresher drump
bergerak dengan kecepatan 23 – 24 rpm dan dibantu dengan adanya lifterbar yang
terpasang pada kisi-kisi thresher drump sehingga buah akan terangkat dan jatuh
pada kisi-kisi thresher drump ini. Kisi-kisi thresher drump ini berfungsi untuk
meloloskan brondolan yang sudah terlepas dari janjangan.

13
Thresher terdiri atas beberapa bagian dan dalam pengoperasiannya sangat
berkaitan satu sama lainnya, adapun bagian-bagian thresher antara lain :
a. Bodi yang terbuat dari plat
b. Drump striper yang berbentuk silinder yang berkisi-kisi dan
didalamnya dipasang plate pengangkat, menjatuhkan dan menghantar
janjangan didalam thresher disaat proses berjalan (lifter bar).

Gambar 11. Threster

2.6 Stasiun Pressing

2.6.1 Pelumatan Buah (Digester)


Digester merupakan bagian dari stasiun kempa (press) yang berfungsi
untuk melumatkan brondolan yang telah di rontokan dari janjangannya.Buah yang
telah membrondol dari mesin penebah (threser) masuk ke mesin pencacah
(digester). Di dalam digester buah akan di aduk dan dirajang oleh pisau–pisau
pengaduk dan pelumat dengan 4 pasang pisau dan 1 pisau penendang atau
pelempar pada bagian bawahnya, sehingga sebagian besar daging buah akan
terlepas dari biji.
Adapun 3 jenis pisau itu adalah :

1. Long Arm (pisau panjang)


Berfungsi untuk melumatkan dan menekan buah.

2. Short Arm (pisau pendek)


Berfungsi untuk melumatkan dan mengangkat buah ke atas.

14
3. Expeller Arm (pisau pelempar)
Berfungsi untuk melempar buah keluar buah yang telah dilumat
sehingga terjadi pressan.

Fungsi kerja digester :


1. Tujuan utama dari proses pengadukan adalah untuk mempersiapkan
daging buah agar mudah di peras. sehingga minyak dengan mudah
dapat di pisahkan dari daging buah dengan kerugian yang sekecil-
kecilnya.
2. Pengadukan harus menghasilkan cincangan yang baik sehingga
daging buah terlepas seluruhnya dari bijinya dan tidak boleh ada lagi
terdapat buah yang utuh, dimana daging buah masih melekat pada
bijinya.
3. Pengadukan harus menghasilkan massa yang sama rata dan biji-biji
tidak boleh terpisah dari daging buah dan turun ke bagian bawah
ketel.
4. Daging buah tidak boleh teremas terlalu lumat menjadi bubur, harus
tampak struktur serabut dari daging buah.

Gambar 12. Digester

2.6.2 Pengepresan
Pressing adalah sebuah proses untuk mengeluarkan minyak dari dalam
daging buah sawit, daging-daging yang sudah dipisahkan dari nut nya pada
digester akan masuk kedalam mesin press. Pada alat inilah akan dilakukan
pengempaan yang dibantu oleh 2 buah Screw yang bergerak berlawanan arah.
Screw ini saling berhadapan dengan menggunakan arah putaran kedalam dan juga

15
dibantu oleh hidrolik press untuk menekan daging buah sawit beserta Nut (cake)
agar tidak cepat keluar dan proses pengepresannya optimal.
Mesin press ini dioperasikan dengan tekanan yang sudah di setting
otomatis sesuai dengan ketentuan dari perusahaan dan juga untuk penyetingan
daya tekan mesin press ini tergantungan terhadap keausan screw alat press yaitu
pada tekanan 30-40 dalam kondisi normal dan 50-60 bar jika kondisi screw sudah
mulai aus.
Keluar dari mesin press ini akan menuju stasiun kernel untuk pengolahan
lebih lanjut. Minyak-minyak yang sudah terpisah dari daging buah sawit akan
dialirkan pada Oil Qutter menuju Sand Trap Tank untuk pengendapan pasir. Dan
fiber beserta nut (cake) yangkeluar dari mesin press ini akan menuju stasiun
kernel untuk pengolahan lebih lanjut.
Hal-hal yang diperlukan untuk mengoptimalkan kerja mesin press:
a. Mengoptimalkan pemanasan yang bersuhu 90-95 0C.
b. Mencek kondisi keseluruhan peralatan press dalam keadaan baik.
Singkronisasi antara screw press dengan press hidrolik. Komposisi dari
craude oil yang di hasil dari proses press adalah :
a. Oil : 36-42%
b. Water : 20-22%
c. Sludge : 40-45%

Gambar 13. Pressing


2.7 Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil)
Secara garis besar stasiun klarifikasi merupakan tempat yang berfungsi
untuk mengolah dan memurnikan minyak kasar atau Crude Palm Oil hasil
ekstraksi dari mesin press menjadi minyak yang standar dan sesuai dengan
kualitas yang ditetapkan pabrik kelapa sawit, atau sesuai standar nasional, pada

16
stasiun ini ada beberapa prinsip metode pengolahan yang digunakan yaitu
pengendapan, sentrifugal (putaran dengan kecepatan tinggi) dan penyaringan.
Stasiun klarifikasi adalah lanjutan dari tahapan proses dari press stasiun
atau proses pengempaan, dimana pada stasiun ini terdiri dari beberapa mesin
pemisah dan pemurnian minyak dari sludge (lumpur), air, pasir dan lain-lain yang
terdapat pada Dillution Palm Oil (DPO).
Tujuan utama dari proses klarifikasi adalah untuk menghasilkan CPO
sesuai dengan standar dan mendapatkan ekstraksi yang maksimal dengan
melaksanakan kontrol yang optimal untuk memperkecil kehilangan minyak dan
pemakaian biaya yang serendah mungkin.
Pada stasiun ini minyak kasar mendapat perlakuan pemanasan, pemisahan
dari air dan lumpur (sludge) sehingga menjadi minyak murni. Dari proses yang
dilalui sampai menjadi minyak terdiri dari :

2.7.1Crude Oil Qutter


Merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai penampung dan untuk
mengalirkan minyak hasil pengepressan menuju Sand Trap Tank, pada alat ini
akan ada penambahan air panas (Water Dillution)untuk mengurangi viskositas
atau kekentalan pada minyak hasil pengepressan supaya minyak tidak mudah
membeku dan lebih encer sehingga akan lebih mudah untuk dialirkan dan proses
pemisahan selanjutnya.

Gambar 14. Crude Oil Qutter & Water Dulition


2.7.2 Sand Trap Tank ( Pengendapan Pasir)
Setelah dipress maka crude oil yang mengandung air, minyak, lumpur,
dan juga pasir akan masuk ke alat ini untuk proses pengendapan campuran pasir.

17
Gambar 15. Sand Trap Tank
2.7.3 Vibrating Screen (Penyaring Getar)
Fungsi dari alat ini adalah untuk menyaring CPO dari serabut-serabut yang
terbawa bersama CPO pada saat pengepressan dan tidak ikut mengendap pada
Sand Trap Tank yang akan dapat mengganggu proses pemisahan minyak. Sistem
kerja alat ini yaitu dengan adanya getaran yang dihasilkan dari motoran listrik,
getaran yang kurang akan mengakibatkan pemisahan atau penyaringan tidak
efektif, penyaringan dengan gaya getar ini menggunakan sistem penyaringan dua
tingkat atau dua kali tahap penyaringan yang ukuran mess atau lubang dari
masing-masing tingkat saringannya berbeda-beda.

Gambar 16. Vibrating Screen


2.7.4 COT (Crude Oil Tank)
Crude Oil Tank berfungsi sebagai penampungan minyak sementara
sebelum minyak akan masuk Clarifikasi Tank. Dimana di COT, minyak akan
dipanaskan dengan suhu 90-950C.

18
Gambar 16. Crude Oil Tank
2.8 Proses Pemurnian Minyak(Clarification)
2.8.1Continuous Setlling Tank (CST)
Crude Oil Tank berfungsi sebagai penampungan minyak sementara
sebelum minyak akan masuk Clarifikasi Tank. Dimana di COT, minyak akan
dipanaskan dengan suhu 90o-950C. Sehingga fraksi-fraksi yang berat jenis lebih
besar dari berat jenis minyak akan mengendap kebagian bawah tangki. Didalam
CST ini dilengkapi dengan 2 batang pengaduk (pemutar) yang terdapat ditengah-
tengah tangki pada bagian atas dan bawahnya pada bagian atas berfungsi untuk
memutar sedangkan pada bagian bawah untuk menahan putaran sehingga aliran
minyak menjadi tenang. Dengan demikian minyak akan ke atas sedangkan sludge
akan mengendap dibagian tengah-tengah dan kotoran + air berada pada bagian
paling bawah.

Gambar 17. Continuous Settling Tank(CST)


2.8.2SludgeTank
Sludge Tank berfungsi sebagai tempat pengendapan kotoran / lumpur yang
berasal dari CST, dikarenakan pada tahapan ini masih ada kandungan minyak
maka harus dilakukan pemisahan antar sludge dengan minyak. Sludge yang

19
terdapat pada tempat ini akan diteruskan lagi ke Sludge Drain Tank untuk
pengolahan lanjutan dan minyaknya akan ditransfer ke Desander untuk pemisahan
kotoran yang masih terbawa. Kapasitas 30 ton dengan suhu 90-95C.

Gambar 18. Sludge Tank

2.8.3 Oil Tank


Minyak yang berasal dari CST masih bercampur dengan air atau endapan
pada Oil Tank ini. Minyak akan dipisahkan dengan air berdasarkan perbedaan
berat jenis dengan pemanasan. Pipa-pipa pemanas didalam tangki akan
menyebabkan viskositas (kekentalan) cairan berkurang. Hal ini yang akan
mempercepat pemisahan air dengan minyak.
Berdasarkan berat jenisnya, minyak akan naik atau berada pada lapisan
atas sedangkan air akan turun ke dasar tangki, suhu pada Oil Tank ini berkisar
antara 80-900C.

Gambar 19. Oil Tank


2.8.4Sand cyclone
Sand cyclone berfungsi untuk mengendapkan pasir dengan cara
memompakan sludge melewati sand cyclone yang memiliki bentuk tabung
silinder. Sludge yang melewati tabung diberi gaya sentrifugal sehingga pasir dapat

20
turun karena perbedan berat jenis dan mengendap kebawah sedangkan material
yang ringan akan lolos dan masuk ke sludge tank kedua.
2.8.5 Decanter
Decenter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan serat-serat halus
(non-oil lumpur), alat ini memiliki kecepatan 3.000 rpm, dan suhu 90ᵒC. Dari
mesin decanter ini akan menghasilkan limbah berbentuk solid yang akan dibuang
di TPS Decanter, Non-solid akan terbuang ke kolam fat fit dan minyak kasar yang
akan kembali di alirkan ke tangki COT.

.
Gambar 20. Decanter

2.8.4 Vacuum Dryer


Minyak dari Oil Purifier yang dipompakan ke Vacuum Dryer ini masih
termasuk memiliki kadar air yang cukup tinggi, dan adapun fungsi dari Vacuum
Dryer ini untuk mengurangi kadar air pada minyak melalui proses penguapan agar
kadar air lebih rendah.
Minyak pada Vacuum Dryer diuapkan dengan sistem pengabutan melalui
nozzle yang akan mempersempit pengaliran minyak, sedangkan tekanan pada alat
pompa dipertinggi yaitu berkisar -650mmHg, sehingga akan menyebabkan air
lebih cepat menguap dan keluar melalui lubang diujung Vacuum Dryer,
sedangkan minyak yang telah bebas dari air (terpisah) akan mengalir kedinding
bejana dan disalurkan ke pompa vacuum untuk dialirkan ke pompa timbun/
storage.

21
Gambar 21. Vacuum Dryer
2.9 Storage Tank
Di PT Kencana Sawit Indonesia ini terdapat 3 Storage Tank yang
difungsikan sebagai tempat penampungan minyak yang telah melaui proses
klarifikasi sebelum dipasarkan atau diangkut dengan mobil tangki untuk diolah di
pabrik lain untuk dijadikan minyak goreng atau produk lain.
Pada Storage Tank ini diberi suhu sekitar 50-600C untuk menjaga minyak
agar tidak membeku. Kapasitas masing-masing tangki berbeda-beda yaitu 2000,
2000 dan 500 ton.

Gambar 22. Storage Tank


Gambar 3. Standar mutu cpo

NO CPO PRODUKSI TARGET

1 FFA <3,00%

2 Moisture 0,200%

3 Dirt 0,020%

4 Dobi > 2,50%

22
2.10 Proses Pengolahan Inti(Kernel)
2.10.1 Cake Breaker Conveyor (CBC)
CBC merupakan suatu alat untuk membawa cake atau ampas hasil
pengepressan untuk selanjutnya diproses untuk pemisahan antara fibre dan nut
nya. Alat ini berbentuk screw yang memiliki besi siku yang dipasangkan pada
bibir-bibir atau plat CBC ini berfungsi untuk menguraikan gumpalan fibre dengan
nut sehingga mudah dipisahkan di fibre dan nutairseparator. CBC juga berfungsi
sebagai alat angkut atau penghantar cake dari stasiun press menuju stasiun kernel.

Gambar 22. Cake Breaker Conveyor(CBC)


2.10.2 Fibre cyclone
Alat ini berfungsi untuk memisahkan antara fibre dengan nut, alat ini
bekerja dengan adanya hisapan angin yang dihasilkan fan.
Prinsip kerjanya yaitu benda yang ringan seperti fiber dihisap oleh angin
menuju Cicylone danselanjutnya ditransfer ke fibre and shell scapper conveyor
untuk dibawa ke boiler sebagai bahan bakar. Sedangkan benda yang berat yaitu
berupa nut, batu dan sampah kasar akan jatuh kedalam Polishing Drump.

2.10.3 Depericarper
Depericarper adalah alat untuk memisahkan ampas biji serta memisahkan
biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat pada biji sawit. Alat terdiri dari
separating coloum dan polishing drump

23
.
Gambar 23. Depericarper

2.10.4 Polishing Drum


Polishing drum merupakan alat yang berbentuk silindr seperti drum yang
penempatannya secara horizontal yang dilegkapi dengan pisau pelempar pada
lubang-lubang. Fibre yang masih menempel pada nut akan di bersihkan di
polishing drum dengan menggunakan putaran sebesar 16rpm. Fibre yang sudah
terpisah dari nut akan terhisap di deperycarper dan menuju ketempat
pembuangan. Sedangkan nut akan jatuh dan dibawa dengan menggunakan
conveyor menuju Nut bin.

Gambar 24. Polishing Drum


2.10.5 Nut bin
Nut Silo adalah tempat penampungan Nut sementara baik nut tenera
maupun nutdura. Nut silo berfungsi untuk penampungan nut sebelum dipecahkan
di ripple mill. Didalam nut silo diberikan panas dengan suhu 40-600C yang
dihasilkan dari pertukaran panas antara steam dengan udara dan dihantarkan
dengan menggunakan fan yang berguna untuk menurunkan kadar air inti nut
sehingga dapat menyebabkan inti pada nut akan mengerut (agak mengecil)

24
sehingga nut akan mudah dipecah dan pemisahan antara kernel (inti) dengan shell
(cangkang) akan lebih mudah dan maksimal. Nut silo ini berjumlah 2 buah yaitu
untuk penampungan nut tenera dan nut dura.

Gambar 25. Nutbin

2.10.5 Ripple Mill


Ripple Mill adalah sebuah alat yang berfungsi untuk memecahkan nut
sehingga antara cangkang dan kernel dapat terpisah. Prinsip kerja alat ini yaitu
berputar atau dengan gaya putar yang didalamnya terdapat susunan besi-besi pipa
yang disusun berjejer dan berjenjang sehingga apabila nut dilewatkan diantara
besi tersebut akan pecah secara langsung akibat rongga yang sudah distel
sedemikian rupa dan susunan-susunan pipanya. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal pastikan besi-besi pipa ini selalu dalam kondisi baik.

Gambar 26. Ripple Mill


2.10.6 Light Tenerat Dry Separatin (LTDS)
LTDS merupakan alat yang berfungsi sebagai pemisah antara cangkang
dan kernel. Prinsip kerja yang digunakan dari LTDS ini yaitu menggunakan
perbedaan massa jenis dimana material massa yang lebih ringan akan terhisap dan
keluar. Dalam hal ini yaitu cangkang yang berbentuk lempengan sedangkan kernel
yang berbentuk bulat akan jatuh ke bawah. Di PT. Kencana Sawit Indonesia
memiliki 2 unit LTDS.

25
Gambar 27. Light Tenera Dry Separatin(LTDS)

2.10.7 Hydrocyclone
Hydrocyclone adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kernel dan
shell. Hydrocyclone memanfaatkan efek dari gaya centrifugal dan density fluida
kerja, partikel-partikel inti (kernel) dengan berat jenis (specifik gravity) yang lebih
rendah dari pada fraksi cangkang (shell) dengan aliran tahanan yang lebih kecil
akan hanyut ke poros putaran dan akan keluar dari hydrocyclone untuk keluar
meninggalkan hydrocyclone melalui vortex. Partikel-partikel cangkang dengan
berat jenis (specifik gravity) yang lebih besar daripada fraksi.

Gambar 28. Hydrocyclone


2.10.8 Clay Bath
Fungsi dari Clay Bath adalah untuk memisahkan antara shell dengan
kernel yang beratnya hampir sama. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan
kepada perbedaan berat jenisnya. Bila campuran kernel dan shell dimasukkan
kedalam suatu cairan yang berat jenisnya antara berat jenis kernel dan shell maka

26
berat jenis yang lebih kecil akan terapung dan yang lebih besar akan tenggelam.
Kernel memiliki berat jenis yang lebih ringan dibandingkan dengan shell dan
larutan CaCO3.
Setelah kernel dan shell dipisahkan maka proses selanjutnya adalah pada
Vibrating Clay Bath. Alat ini menggunakan getaran dan berfungsi sebagai
penyaring/pemisah antara kernel, shell dan air larutan CaCO3. Kernel yang telah
terpisah akan ditransfer ke Kernel Silo untuk penyimpanan sementara dan
mengurangi kadar air. Sedangkan shell akan ditransfer menuju Shell Bin.

Gambar 29. Clay Bath


2.10.9 Kernel silo
Merupakan tempat penampungan sementara kernel-kernel yang telah
terpisah dari shell. Pada kernel silo ini diberikan panas melalui Heater Fan yang
panasnya diperoleh dari steam. Suhu pada kernel silo ini yaitu 80-900C yang
bertujuan untuk mengeluarkan kandungan atau mengurangi kadar air didalam
kernel. Setelah pengeringan/pengurangan kadar air di kernel silo ini yang
ketentuan batas kadar airnya ditentukan oleh pabrik maka kernel dapat ditransfer
ke Bulk Silo.

Gambar 30. Kernel Silo


2.10.10 Bulk silo
Merupakan tempat peyimpanan akhir dari kernel setelah melalui berbagai
macam proses pada stasiun kernel. Bulk Silo ini merupakan tempat penampungan
kernel yang sudah siap dijual dan diangkut dengan mobil.

27
Gambar 31. Bulk Silo

2.11 Alat-alat proses


Tabel 4.alat-alat proses

N Mesin Dan Fungsi


O Peralatan
1 Weight brigade Untuk menimbang berapa beratnya buah kelapa
(jembatan sawit yang masuk ke dalam pabrik juga berfungsi
timbang) untuk menimbang produksi yang di angkat keluar
dari pabrik untuk di pasarkan.
2 loading rump Untuk tempat menampung buah sebelum
dimasukan ke dalam lori.
3 Merupakan suatu bejana uap yang berbentuk
Sterilizer silinder/ memanjang dengan dua pint yang
(perebusan) berfungsi untuk memasukan dan mengeluarkan
lori-lori perebusan dengan kapasitas 12 lori.
4 Transfer carige untuk mengangkat lori-lori yang keluar dari
sterilizer yang berisikan tandan buah yang sudah
siap di rebus.
5 Threser Untk memisahkan brondolan atau buah dari tandan
nya.

6 Digester untuk mengaduk buah sehingga daging bah sawit


dapat dipisahkan dari biji dan serabut yang
akhirnya menjadi lumat.
7 Screw press untuk mengeluarkan minyak dangan cara
pengepresan dari bubur buah yang telah di aduk.

8 sand trap tank Tempat penampungan minyak kasar.

9 Vibrating screen Untuk menyaring lumpur dengan kotoran yang


terbawa bersama minyak kasar.

10 Crude oil tank Merupakan tempat penampungan sementara


minyak yang dari pengepresan.

28
11 Clarifer tank Merupakan tangki tempat pegendapan kotoran
berupa air,lumpur, dan kotoran.

12 Oil tank Tempat penampung minyak.

13 Sludge tank Mereupakan tempat penampungan kotoran hasil


pemisahan dari clarifer tank.

14 Sludge cerifuge Untuk memisahkan minyak yang masih terkandung


di dalam sludge.

15 Sludge Untuk memisahkan minyak, lumpur, dan


seperator berdasarkan berat jenis dari masing-masing
komponen.
16 Pariffer Untuk menurunkan kadar air pada minyak.

17 Vacum dryer Untuk menurunkan dan mengurangi kadar air


dibawah 0,1 %

18 Storage tank Tempat menimpan akhir CPO sudah siap um\ntuk


di pasarkan.

19 Cake bryker Untuk mengurangi gumpalan fiber dengan nut dan


conveyor (CBC) membawa nya ke n depericarper.

20 Depericarper Untuk memisahkan fiber dengan nut.

21 Nut polishing Untuk memisahkan inti dari ampas sehingga benar-


drum benar bersih untuk nut silo.

22 Nut silo Tempat penampungan nut, hal ini dilakukan untuk


mengurangi kadar air sehingga lebih mudah di
pecahkan dan inti (kernel) mudah lepas dari
cangkangnya.
23 Ripple mill Biji dari nut silo masuk ke ripple mill untuk di
pecah sehingga terpisah dari cangkangnya.

24 Kernel grading Memisahkan kernek & cangkang nut, shell lolos


drum dari saringan di bawa ke LTDS, nut yang tertahan
balik ke nut conveyor.
25 Light tanera dry Untuk memisahkan dimana fraksi-fraksi yang lebih
seperator ringan akan dihisap oleh LTDS cyclone.
(LTDS)
26 Clay bath Alat pemisah inti dengan cangkang.

27 Kernel silo Untuk proses pengeringan kernel dengan tujuan


supaya kernel tidak tumbuh jamur.

29
30
BAB III

UNIT UTILITAS

A.Unit Pengolahan Air

Air pada pabrik pengolahan kelapa sawit di PT. Kencana Sawit Indonesia
sangat banyak dibutuhkan untuk instalisasi yang ada di pabrik. Kebutuhan air
tersebut antara lain untuk stasiun sterilizer, boiler, clarification, kernel, dan semua
stasiun yang ada pada pabrik tersebut. Adapun proses pengolahan air pada stasiun
Water Treatment Plant (WTP) adalah sebagai berikut:

1. Sungai dan Waduk

Air pada pabrik kelapa sawit PT. Kencana Sawit Indonesia berasal dari
Sungai Jujuhan yang berjarak sekitar 200 m dari lokasi pabrik. Air dari sungai di
pompakan ke waduk. Dari waduk kemudian barulah air di pompakan ke tangki
klarifier. Tujuan air di pompakan ke waduk supaya kotoran-kotoran yang ikut
terhisap oleh pompa mengendap di waduk. Air sungai memiliki pH 5-7.

Gambar 32. Waduk

2.Tangki Pengendapan (Clarifier Tank)

Di tangki ini dilakukan pengendapan lumpur dan kotoran lainnya.


Sebelum air masuk ke dalam tangki clarifier, didalam pipa yang menuju kedalam
tangki diinjeksikan bahan kimia yang berupa alum, soda, dan flokulan. Alum
berfungsi untuk mengikat lumpur-lumpur menjadi flok-flok atau gumpalan-
gumpalan yang kecil. Soda berfungsi sebagai pengatur atau menaikan pH yakni
berkisaran > 7. Flokulan berfungsi untuk mengikat flok-flok atau gumpalan-

31
gumpalan tadi menjadi ukuran yang lebih besar, sehingga mudah mengendap
kebawah.

Air di clarifier bagian atas dialirkan ke water basin 1(100 cub) untuk
diendapkan kembali. Kotoran atau gumpalan-gumpalan dibawah harus dibuang
dengan cara di drain

Gambar33.Clarifer Tank

3.Penyaringan Pasir (Sand Filter)

Air ini masih mengandung padatan tersuspensi, sehingga sand filter air
disaring melalui pasir halus pada permukaan pasir dan air mengalir melalui bagian
bawah dan dipompakan ke water basin 2 (500 cub) lalu dipompa ke tower tank.
Pada tower pertama air yang sudah bersih dialirkan untuk keperluan air umpan
boiler, dan di alirkan ke stsiun-stasiun lainnya.

Gambar 34. Sand filter

32
4.Water Tower Tank

Water tower tank adalah suatu tempat penampungan air yang nantinya
akan didistribusikan ke stasiun-stasiun yang memerlukan air.

Gambar 35. water tower tank

5.Softener

Softener berisi resin (1000 liter) yang berfungsi untuk mengikat logam-
logam hardness seperti Ca, Mg2+.dan lain-lainnya. Air keluaran dari softener
digunakan untuk air umpan boiler. Pada kondisi tertentu, resin dalam softener
akan jenuh sehingga resin tidak bisa lagi mengikat logam-logam berat, maka
diperlukan regenerasi resin dengan menggunakan larutan NaCl.

Gambar 36. Softener

6.Boiler Vickers 30 ton/jam.

Berfungsi untuk mendapatkan uap dan tenaga listrik yang digunakan


dalam proses pengolahan, maka air harus memenuhi standar parameter air umpan
Boiler. Oleh karena itu disuntikanlah bahan kimia berupa chemical. Tujuannya
yaitu mencegah terjadinya korosi pada pipa Boiler.

33
Sebelum air masuk ke boiler dari softener air dipanaskan di feed tank
dengan suhu 90 – 95 °C tujuannya agar mempercepat naiknya tekanan diboiler.
Setelah itu air dipompakan ke tengki daerator, fungsinya adalah untuk
mengurangi okisgen pada air umpan boiler. Barulah air yang berasal dari
tangkidaerator di proses dalam boiler untuk menjadi uap. Bahan bakar yang
digunakan beasal dari pengolahan kelapa sawit berupa (fibre) dan cangkang
dengan perbandingan 25% cangkang dan 75% fibre.boiler mampu menghasilkan
uap 30 ton/jam bertekanan 21 bar.

Gambar 37. Boiler

7.Turbin Uap 1600 kW dab 1000 kW

Uap yang dihasilkan boiler digunakan untuk menggerakan rotor pada


turbin. Demikian akan menghasilkan tenaga listrik yang akan digunakan untuk
menggerakan elektomotor dalam proses pengolahan.

Gambar 38. Turbin Uap

34
9.Mesin Genset 250 kW

Pada pabrik kelapa sawit PT Kencana Sawit Indonesia memiliki 3 unit


mesin Genset. Mesin Genset hanya dioperasikan pada saat tekanan boiler turun
saat proses pengolahan.

Gambar 38. Mesin Genset

B.Pengolahan Limbah

Untuk menghasilkan CPO, PT Kencana Sawit Indonesia juga


menghasilkan limbah. Limbah yang keluar dari pabrik kelapa sawit berbentuk
padatan, gas, dan cair. Limbah pabrik kelapa sawit belum bisa dikatakan 100%
limbah, lebih tepat dikatakan sebagai produk samping atau side product. Limbah
kelapa sawit adalah sisa-sisa hasil dari proses budidaya tanaman kelapa sawit
hingga proses pengolahan kelapa sawit. Limbah industri dapat membahayakan
lingkungan dan kesehatan baik melalui kontak langsung atau emisi dari limbah
tersebut. Limbah industri kelapa sawit menjadi perhatian yang sangat serius
sebelum pendirian pabrik, perencanaan dan pengelolaan limbah harus jelas
tertuang di AMDAL perusahaan. Limbah yang di hasilkan dari PT. Kencana
Sawit Indonesia yaitu berupa limbah padat, limbah cair, limbah gas, Limbah B3
dan limbah domestik.
Dalam penanganan limbahnya pun berbeda-beda,berikut cara yang
dilakukan dalam penanganan limbah padat,cair,gas,dan B3:
a) Penanganan limbah padat
Limbah padat Pabrik Kelapa Sawit merupakan produk sampingan hasil
pengolahan TBS menjadi CPO, limbah padatan yang di hasilkan pabrik
berupa janjang kosong (empty bunch), cangkang (shell), serat (fibre), solid,
dan abu boiler.

35
Limbah padat yang dihasilkan dari proses pengolahan Tandan Buah
Segar di PT. Kencana Sawit Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Janjang kosong (Empty Bunch)
Janjang kosong merupakan limbah padat pertama yang dihasilkan
dalam pengolahan kelapa sawit, janjang kosong dihasilkan dari proses
pengepresan di mesin thresher. Janjang kosong dikumpulkan pada tempat
penampungan sementara di belakang pabrik untuk selanjutnya di bawa ke
lahan perkebunan yang bisa digunakan sebagai pupuk.

Gambar 39. Janjang kosong

2. Serabut (Fibre)
Serabut kelapa sawit adalah limbah sawit yang dihasilkan dari
pengolahan pemerasan buah sawit pada saat proses kempa (press) yang
berbentuk pendek seperti benang dan bewarna kuning kecoklatan, Fibre
juga bisa digunakan sebagai bahan bakar boiler.

Gambar 40. Fibre


3. Cangkang Sawit (Shell)
Cangkang (Shell) dihasilkan dari stasiun kernel yaitu shell
separator yang bernama LTDS. Cangkang menjadi campuran bahan bakar
boiler sebanyak 3,5% dari total kebutuhan bahan bakar boiler.

36
Gambar 41. Cangkang sawit
4. Solid
Solid (4% dari total sawit) merupakan limbah padat pabrik yang
berasal dari stasiun klarifikasi, solid dihasilkan dari sludge yang telah
terpisah dengan minyak melalui mesin decanter. Solid dikumpulkan
sementara di TPS solid decanter.

Gambar 42. Solid decanter


5. Abu Boiler
Abu boiler merupakan limbah padat sebagai sisa pembakaran dari
serat atau ampas dan cangkang kelapa sawit di dalam boiler. Abu yang berasal
dari depan melalui pintu ruang bakar umumnya berupa kerak, sedangkan abu
yang di keluarkan dari belakang boiler merupakan tangkapan dari dust
collector. Masa jenis yang lebih besar akan menjadi abu dikeluarkan melalui
air lock.

Gambar 43. abu boiler

37
b) Penangan limbah cair
Limbah cair pabrik kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME)
merupakan salah satu jenis limbah organik agroindustri berupa air, minyak dan
padatan organik yang berasal dari hasil samping proses pengolahan tandan buah
segar (TBS) kelapa sawit untuk menghasilkan crude palm oil (CPO). Proses
pengolahan kelapa sawit akan menghasilkan limbah cair dalam jumlah yang
cukup besar (50-60% total olah tbs) oleh sebab itu limbah cair harus diolah
dengan cara yang benar agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Pengolahannya
sebagai berikut:
1. Kolam 1 (satu)
Semua limbah cair yang dihasilkan dari proses pabrik dikumpulkan
menjadi satu didalam kolam ini yaitu berupa sludge, minyak, dan lumpur.
Kolam ini berfungsi sebagai pendingin, sifatnya sludge dibawah dan
minyak berada diatas. Pada kolam ini terdapat pipa yang mengalirkan limbah ke
methane.

Gambar 44. Kolam Satu(1)


1.1 Feeding Pump
Feeding pump merupakan pompa yang digunakan untuk mengambil
limbah dari kolam satu dan nantinya akan dialirkan kedalam digester pond
membrane cover.

Gamba 45. feeding pump

38
1.2 Digester Pond Membrane Cover
Digester Pond Membrane Cover ini adalah kolam tempat limbah yang
dialirkan dari kolam satu yang bentuk atasnya setengah lingkaran dan bagian
dalamnya berbentuk kerucut dengan kedalaman 10m, panjang 95m, dan lebar
45m. Didalam kolam ini terdapat bakteri anaerobik yaitu bakteri pengurai
yang namanya metanogenesis, didalam kolam ini terjadi pengadukan supaya
homogen.
Bakteri tersebut harus dijaga agar tetap hidup dengan cara sebagai berikut:
1) Memberinya makan yaitu sludge
2) Menjaga suhu didalam kolam tersebut, suhunya sekitar 30-40C
3) Menjaga ph nya yaitu sekitar 6.8-7,5
Bakteri dikasih makan dia akan menghasilkan beberapa gas
Ch4(metane), CO2, H2S. Bentuknya setengah lingkaran dikarnakan bentuk
bawahnya persegi dengan kedalamannya yang kerucut, bahan membran ini
tahan terhadap sifat asam.

Gambar 46. Digester Pond Membrane Cover


1.3 Srubber Tank/H2S Srubber
Srubber Tank/H2S Srubber berfungsi sebagai pembersih gas yang
tidak digunakan untuk pembangkit tenaga listrik seperti H2S, didalam tank ini
terdapat sekitar 10.000 ppm H2S dan yang dihasilkan sekitar 1000 ppm.

Gambar.41. srubber tank/H2S scrubber

39
1.4 Recirculation tank
Recirculation tank ini berfungsi sebagai penyaring pada saat gas yang
berasal dari srubber tank/H2S scrubber akan dialirkan ke blowwer, yang
dialirkan ke blowwer berupa gas sedangkan air tidak ikut mengalir bersama
H2S.

Gambar 47. recirculation tank


1.5 Cyclone tank
Fungsi dari Cyclone ini adalah sebagai "separator", memisahkan antara
gas dan air dari aliran tank srubber yang disedot. Sehingga bagian air jatuh ke
bawah (ditampung di tangki), dan tinggal gas yang mengalir.

Gambar 48. cyclone tank

1.6 Chiller
Alat ini merupakan tempat didinginkannya gas-gas karna ketika gas
yang akan dialirkan suhunya masih tinggi maka tidak boleh dimasukkan ke
mesin, gas ini masuk melalui pipa-pipa yang ada pada chiller kemudian
didingkan,jika ada gas yang masih mengandung air maka dia akan tinggal, dan
H2S yang tadinya 1000ppm akan menjadi 200ppm dan CO2 pun tinggal di alat
ini.

40
Gambar 49. chiller
1.7 Blowwer
Alat ini digunakan untuk menghisap gas yang nantinya akan dialirkan
kemesin

Gambar 50. blowwer


1.8 Open Flare 1000 NM3/H
Jika ada kelebihan gas makan akan ditaruh disini yang nantinya akan
dibakar

Gambar 51. open flare 1000 NM3/H

2. Kolam 2 (dua)
kolam ini merupakan tempat pembuangan dari methane, pada kolam ini
terjadi mixing pada lumpur yang terdapat didalam kolam ini. Kedalaman kolam
ini 5.400m

41
Gambar 52. kolam dua (2)
3. Kolam 3 (tiga)
Pada kolam ini masih terjadi penumbuhan bakteri

Gambar 53. kolam tiga(3)


4. Kolam 4 (empat)

Melanjutkan penguraian sludge. Yang kemudian dialirkan kedalam kolam


6(enam).

Gambar 54.kolam empat(4)

42
5. Kolam 5(lima)

Melanjutkan penguraian sludge. Yang kemudian dialirkan kedalam kolam 6

Gambar 55. kolam 5(lima)

6. Kolam 6(enam)

Limbah yang ada pada kolam ini nantinya akan dibuang ke lokasi.

Gambar 56. Kolam 6(enam)

43
c) Penanganan limbah udara/ gas

Limbah gas adalah limbah yang berasal dari hasil pengolahan TBS.
Sumber limbah gas tersebut berasal dari tungku pembakaran boiler, mesin listrik
(Genset), dan asap kendaraan. Setiap 6 bulan sekali selalu dilakukan pengecekan
udara,adapun dilakukannya penyiraman jalan untuk mengurangi polusi udara.

d) Penanganan limbah B3
Limbah B3 adalah zat, energi atau komponen lain yang memiliki sifat,
konsentrasi atau jumlah nya baik langsung atau tidak langsung dapat
mencemarkan atau merusak lingkungan hidup, membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan serta kelangsungan makhluk hidup lain. Limbah B3 di PT. Kencana
Sawit Indonesia berupa :
1) Oli Bekas
2) Benda Yang Terkea Oli Bekas
3) Pecahan Lampu
Pengolahan limbah ini dilakukan dengan menyimpannya ditempat
penyimpanan sementara yang nantinya akan dibawa ke tempat pengolahan limbah
B3 selanjutnya.

44
BAB IV

PELAKSANAAN TUGAS KHUSUS

Analisa Mutu Kernel

5.1 Rumusan Masalah

Palm kernel atau inti sawit yang dihasilkan dari setiap kelapa sawit
memiliki (%) kadar air, dirt, dan broken yang berbeda. Yang menjadi
permasalahan adalah faktor apa yang menyebabkan parmeter pada inti sawit
tersebut tinggi.

5.2 Pendahuluan
Mutu kernel merupakan salah satu pertimbangan penting dalam
pemasaran kernel. Parameter mutu kernel yang utama adalah kadar air, kadar
kotoran dan inti pecah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan profil dan
konsistensi mutu kernel di PT. Kencana Sawit Indonesia, inti sawit merupakan
hasil olahan dari biji sawit yang telah dipecah menjadi cangkang dan inti,
cangkang sawit digunakan sebagai bahan bakar ketel uap, arang, pengeras jalan
dan lain-lain. Sedangkan inti sawit diolah kembali menjadi minyak inti sawit
(Palm Kernel Oil). Proses pengolahan inti sawit menjadi minyak inti sawit tidak
terlalu rumit bila dibandingkan dengan proses pengolahan buah sawit. Bentuk inti
sawit bulat padat atau agak gepeng berwarna cokelat hitam.
Oleh karna itu sebelum dijadikan PKO(Palm Kernel Oil) harus dilakukan
analisa mutu kernel terlebih dahulu, berikkut parameter dalam analisa mutu
kernel:
Gambar 5. Tabel mutu kernel
Kernel production Target

% Broken Kernel 15,000

% Moisture 6,000

% Dirt 6,000

45
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mutu kernel yaitu:
1) TBS yang mentah atau kurang bagus dapat mempengaruhi kadar
air dalam kernel
2) Kerusakan pada mesin pun bisa mempengaruhi mutu kernel
3) Didalam mesin rippel mill dapat menyebabkan tingginya broken
pada kernel
5.3Alat Dan Bahan
 Alat
1. Timbangan/ neraca digital 4digit
2. Nirfoss
3. Penggiling kernel
4. Moisture balance
 Bahan
1. Kernel yang masih bercampur dengan cangkang
5.4Cara Kerja
1. Timbang inti kernel yang masih bercampur dengan
cangkang,kemudian dicatat
2. Lalu pisahkan cangkang dari kernel
3. Kemudian timbang cangkang
4. Kernel digiling untuk dianalisa menggunakan nirfoss
5. Setelah kernel selesai digiling masukkan kernel halus tersebut kedalam
small cup untuk mengecek berapa kadar air yang didapatkan
6. Selain menggunakan nirfoss analisa kadar air dapat juga dilakukan
dengan moisture balance set suhu 130 C, dengan cara memasukkan
kernel yang sudah digilinng diameter <2mm sebanyak 1gr lalu pilih
analisa kernel kemudian tunggu kurang lebih selama 5 menit
7. Untuk mencari dirt dari kernel digunakan rumus sebagai berikut:
berat cangkang
x 100 %
berat sampel
56
x 100 %=5,6 %
1000
8. Untuk mencari broken pada kernel digunakan rumus sebagai berikut:

46
berat kernel pecah
x 100 %
berat sampel
63
x 100 %=6,3 %
1000
9. Setelah semua analisa siap dilakukan kemusian kernel pun ditimbang
seberat sampel awal tadi lalu dibungkus dengan rapi dan kemudian
diantarkan ketimbangan.

47
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pratikum kali ini adalah sebagai
berikut:

1. Pengujian kadar air pada analisa mutu kernel dilakukan dengan dua
cara yaitu dengan menggunakan nirfoss dan moisture balance, jika
menggunakan nirfoss kernel yang telah digiling dimasukkan ke small
cup kemudian masukkan kedalam nirfoss lalu klik icon pt. Kencana
sawit indonesia lalu pilih icon palm kernel kemudian klik waktu
pengecekan dan beri nama sampel yang sedang di cek tunggu beberapa
menit kemudian akan keluar hasil kadar air. Sedangkan dengan
moisture balance dimasukkan sampel sebanyak 0,5-1,05gr habis itu
pilih nomor satu lalu statr kemudian tunggu selama 5 menit.
2. Dan mencari dirt digunakan cara manual yaitu dengan menimbang
cangkang yang sudah dipisahkan dari kernel lalu dimasukkan kedala
sm rumus sebagai berikut:
Berat cangkang
x 100 %
berat sampel

3. Mencari broken digunakan rumus sebagai berikut:


berat kernel pecah
x 100 %
berat sampel
4. Untuk dirt, dan kadar air sudah memenuhi standar mutu yang di
targetkan perusahaan, tetapi untuk broken belum memenuhi standar
mutu yang ditargetkan karna tidak ada pemisahan nut kecil dan nut
besar sebelum ripple mill, sehingga kernel banyak yang tidak utuh
(kernel pecah/broken)

B. Saran
1. Sebaiknya analisa mutu kernel dilakukan dengan didampingi oleh
pembimbing atau orang yang lebih paham mengenai analisa tersebut
2. Selalu hati-hati dalam melakukan analisa apapun

48
3. Jika saat pemisahan cangkang dan cangkang akan ditimbanng masih
ada nut utuh sebaiknya dipecahkan terlebih dahulu lalu diambil
cangkangnya saja.

49
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2006. Standar Nasional Indonesia Nomor 01-2901
“Minyak Kelapa Sawit Mentah (Crude Palm Oil)”

https://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa_sawit https://www.hargaipal.com/cara-kerja-ipal-
industri/ http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:9SkwKJ2fhIIJ:www.saka.co.id/news-detail/uji-kadar-air-pada-minyak-kelapa-
sawit+&cd=14&hl=id&ct=clnk&gl=id

https://www.kharisma-sawit.com/mengenal-foss-nir-da1650-alat-analisa-oil-loss-cepat/

50
Lampiran -1

51
Lampiran -2
Dokumen kegiatan:

52
53

Anda mungkin juga menyukai