Anda di halaman 1dari 25

STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI

PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

I. DESKRIPSI KEGIATAN

1.1. Pendahuluan
Pabrik pengolahan kelapa sawit PT Golden Oilindo Nusantara berada di
Desa Sungai Rambutan Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir, luas
lahan 498,770 hektar. Dokumen lingkungan telah menerima dari Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Ogan Ilir
Nomor : 007/Rek.UKLUPL/DPMPTSP/IV/2020 tanggal 13 April 2020 dan Izin
Lingkungan berdasarkan ketentuan Pasal 19 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 24 tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik, dari Lembaga OSS.
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021, Pasal 1 angka 93,
menjelaskan bahwa ada ketentuan dalam Standar Pengelolaan dan
Perlindungan Lingkungan Hidup, setiap dokumen lingkungan harus dilengkapi
dengan Persetujuan Teknis.
Berpedoman pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
No. 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis pada
Lampiran X dalam hal ini mengenai Tata Cara Penapisan untuk kegiatan
Pembuangan Emisi, maka terhadap kegiatan pabrik pengolahan kelapa sawit
PT Golden Oilindo Nusantara telah dilakukan Penapisan Mandiri. Mengingat
lokasi kegiatan tidak berada di Wilayah Perlindungan dan Pengelolaan Mutu
Udara Kelas I, memiliki baku mutu spesifik sehingga persetujuan teknis yang
akan disusun tergolong pada Standar Teknis Pemenuhan Baku Mutu Emisi.
Standar Teknis ini disusun berdasarkan Lampiran XII, Permen LHK No. 5
Tahun 2021 mengenai Muatan Standar Teknis Pemenuhan Baku Mutu Emisi.
Penapisan mandiri disajikan dalam Gambar 1 di bawah ini.

I-1
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Gambar 1.1. Penapisan mandiri

Lokasi kegiatan pabrik pengolahan kelapa sawit PT Golden Oilindo


Nusantara disajikan dalam Gambar 1.2.

I-2
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

I-3
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

1.2. Jenis Kegiatan GAMBAR 2.


Nama Perusahaan : PT Golden Oilindo Nusantara
Jenis Badan Hukum : Perseroan Terbatas
Kode KBLI : 10431: Industri Minyak Mentah
Kelapa Sawit
10434: Industri Pemurnian Minyak Mentah
Kelapa Sawit dan Minyak Mentah Inti
Kelapa Sawit.
10432: Industri Minyak Mentah Inti Kelapa
Sawit (Crude Palm Kernel Oil).
Alamat Perusahaan : Jl. Kol. H. Burlian Komp. Kelapa Gading
Center No. 4.C. RT. 003 RW. 010. Kel.
Karya Baru – Kec. Alang-Alang Lebar
Palembang.
Alamat Kegiatan/Pabrik : Dusun II Desa Sungai Rambutan
Kecamatan Indralaya Utara
Kabupaten Ogan Ilir.
Bidang Usaha : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
Kapasitas 60 ton TBS/Jam.
Penanggung Jawab : Decardo Saiful
Usaha
Jabatan : Direktur
Alamat : Jl. Kol. H. Burlian Komp. Kelapa Gading
Center No. 4.C. RT. 003 RW. 010.
Kel. Karya Baru, Kec. Alang-Alang Lebar
Palembang.

1.3. Penggunaan Bahan Baku, Bahan Penolong, Penggunaan Bahan


Bakar
 Bahan Baku: Tandan Buah Segar (TBS): 60 ton TBS/jam.
 Bahan Penolong:
a) H3PO4 = 5,96 kg/jam = 119,2 kg/hari
b) Air = 1,5 m3/ton TBS = 90 m3/jam = 1.800 m3/hari.

I-4
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Air yang digunakan bersumber dari Sungai Simpang lalu


ditampung di dalam kolam penampungan untuk diproses terlebih
dahulu melalui WTP sebelum digunakan.

 Penggunaan Bahan Bakar:

Tabel 1.1. Kebutuhan bahan bakar dan pelumas


No Jenis Kebutuhan Penanganan Sisa
1 Solar 1.800 liter/bln Habis terpakai
2 Oli/Pelumas 100 liter/bln Disimpan di TPS LB3
3 Greace/Gemuk 10 kg/bln Habis terpakai
4 Cangkang 90 ton/hari Dijual ke pihak ke-3
5 Fiber 8,4 ton/jam Habis terpakai
Sumber : PT. Golden Oilindo Nusantara, 2023

Tabel 1.2. Spesifikasi sumber emisi


Jam Bahan Jenis
No Sumber Emisi Kapasitas
Operasional Bakar Pengendalian
1 Boiler 60 ton 47.832 kg 20 jam/hari Fiber & Sistem Friksi
TBS/jam uap/jam Shell Ruang Bakar,
Vibrating
Grade, Cyclon
dan Dust
Collector
2 Genset (2 unit) 550 KW 2 jam/hari Solar Filter Udara
3 Genset (1 unit) 180 KW 2 jam/hari Solar Filter Udara
4 Tungku Bakar 15.000 kg 24 jam/hari Janjang Combustion
Janjang Kosong
Kosong/jam
Sumber : PT. Golden Oilindo Nusantara, 2023

1.4. Proses Kegiatan (pembakaran/non pembakaran)


Sumber energi pabrik pengolahan kelapa sawit PT Golden Oilindo
Nusantara kapasitas 60 ton TBS/jam adalah:

1) Boiler
Kapasitas 47.832 kg uap/jam, dengan bahan bakar Fiber (serabut kelapa
sawit: 12 % x 60 ton/jam = 7,2 ton/jam, cangkang kelapa sawit (Shell) 7% x
60 ton/jam = 4,2 ton/jam. Dipakai untuk boiler pabrik 3 ton/hari, selebihnya
dijual ke pihak ke-3.

I-5
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Gambar 1.3. Layout Boiler

Spesifikasi: - Temperature : 212,38oC


- Presser : 20 bar
- Specific volume : 9,96 x 10-02 m3/kg
- Desity : 10,04 kg/m3
- Enthalpy : 668,38 kcal/kg.K
- Entropy : 6,34 kJ/kg.K
- Internal Energy : 620,81 kcal/kg
- Heat Capacity at
Cte. Pressure : 3,19 kJ/kg.K.
- Cerobong : Bentuk silinder
Diameter 1.700 mm
Ketebalan 10 mm.

Gambar 1.4. Cerobong Boiler

I-6
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Gambar 1.5. Contoh lubang sampling pada Cerobong Boiler

Persyaratan membuat tempat sampling pada cerobong (Permen LH No 12


Tahun 2010) adalah sebagai berikut :
1. Cerobong dibuat dari bahan yang kuat dan tahan terhadap panas dan
atau terpaan angin,
2. Tinggi cerobong sebaiknya 2 – 2,5 kali tinggi bangunan sekitarnya dan
atau ketinggian yang lingkungan sekitarnya tidak terkena turbulensi,
3. Kecepatan aliran gas dari cerobong sebaiknya lebih besar dari 20
m/detik sehingga gas-gas yang keluar dari cerobong akan terhindar dari
turbulensi,
4. Gas-gas dari cerobong dengan diameter lebih kecil dari 5 feet dan tinggi
kurang dari 200 feet akan mengakibatkan konsentrasi di bagian bawah
akan menjadi tinggi,
5. Konsentrasi maksimum bagian permukaan tanah dari cerobong gas-gas
(agar terjadi difusi) biasanya terjadi pada jarak 5 – 10 kali cerobong
downwind.
6. Konsentrasi maksimum zat pencemar berkisar antara 0,001 – 1 % dari
konsentrasi zat pencemar dalam cerobong,

I-7
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

7. Konsentrasi di permukaan dapat dikurangi dengan menggunakan


cerobong tinggi,
8. Variasi konsentrasi pencemar pada permukaan berbanding terbalik
dengan kwadrat tinggi cerobong efektif,
9. Warna cerobong harus mencolok sehingga mudah terlihat,
10. Cerobong dilengkapi dengan pelat penahan angin yang melingkari
cerobong secara memanjang ke arah ujung atas,
11. Puncak terbuka, apabila industri menganggap perlu memberi penutup
maka penutuh berbentuk segitiga terbalik (terbuka ke atas)
12. Disekitar cerobong sebaiknya dilengkapi dengan tempat parkir
sehingga kendaraan sampling dapat sedekat mungkin dengan
lubang/lokasi sampling.

 Boiler; gasifikasi adalah proses konversi bahan bakar padat menjadi


gas (CO, CH4, dan H2) dengan suplai udara terbatas (20% - 40%).
Proses gasifikasi merupakan proses kimia untuk mengubah material
yang mengandung karbon menjadi gas mampu bakar.
Bahan bakar berupa:
 Cangkang kelapa sawit : 7% x 60 = 4,2 ton/jam
 Fiber (serabut kelapa sawit) : 12% x 60 = 7,2 ton/jam.

Tabel 1.3. Komposisi serat dan cangkang, Proximate Analysis


Komponen Serat (%berat) Cangkang (%berat)
Moisture 31,84 12
Fixed carbon 48,61 68,2
Volatile matters 13,2 16,3
Ash 6,35 3,5
Sumber: Research Journal in Engineering and Applied Sciences, vol.1(5),
pp. 266273, 2012.

Tabel 1.4. Ultimate analysis cangkang, Wa Ode Fitriana, 2019


Komponen (%berat)
Carbon C: 75,8 -- 84,98
Hidrogen H: 1,2 -- 3,02
Nitrogen N: 0,54 -- 0,8
Sulfur S : 0,8 -- 0,9
Oksigen O : 3,48 -- 14,75
Sumber: Analisis Proksimat Dan Analisis Ultimat Karbon Aktif

I-8
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Dari Cangkang Kelapa Sawit, 2019.


Komponen yang keluar:
(a) Gasifikasi: biomassa + oksigen ---- fuel gas:
C + CO 2 2 CO
C + 2H 2 CH 4
C + H2O CO + H 2
CO + H 2O CO 2 + H 2
(b) Pembakaran biomasa + oksigen:
C + 1/2O 2 CO
C + O2 CO 2
H 2 + 1/2O 2 H2O
(c) Ada tiga emisi gas utama yairu CO, CO2 dan NOx.
(d) Serat lebih mudah terbakar, menghasilkan abu lebih banyak
dengan heat value yang rendah. Cangkang sukar terbakar
menghasilkan abu sedikit tetapi heat value tinggi.
Tabel di bawah ini menyajikan hasil panas total dan laju partikel
abu antara serat dan cangkang kelapa sawit.

Tabel 1.5. Total heat value dan laju partikel abu terhadap hasil
perbandingan kelebihan udara dan perbandingan
serat dan cangkang
Perbandingan
Serat & Total Heat Value Laju partikel abu
Udara Cangkang (Gcal/jam) (Kg/jam)
(% massa)
(% massa)
100 : 0 3.8471 192.947
0 : 100 4.3033 94.899
90, 120
70 : 30 3.3322 192.947
dan 150
30 : 70 2.6458 192.947
50 : 50 2.9890 192.947
Sumber: Journal of Mechanical Engineering, Vol. 4, No. 2, September 2020
P-ISSN: 2598-7380 e-ISSN: 2613-9847

 Efisiensi Boiler (Sumber: Eonchemical Putra):


 Kapasitas 60 ton TBS/jam
 Cycle: 10
 Temperatur: 90oC
 Steam pressure: 20 kg/cm3 (bar)

I-9
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

 Kebutuhan steam dari feed water untuk pabrik:


- Steam: 0,6 x 60 = 36 ton/jam
- Feed water : Steam/[1-(1/cycle0] = 30 jam/ton
 Bahan bakar tersedia/jam:
- Kapasitas 60 ton TBS/jam
- Shell (cangkang): 6% x 60 = 3,6 ton/jam
- Fiber: 13% x 60 = 7,8 ton/jam
 Kebutuhan energi/jam:
- Enthalphy steam pada 20 bar: 668,38 kkal/kg
- Enthalphy air pada 90oC = C d T = 1 kkal/kgoC x (90oC – 0oC)
= 90 kkal/kg
- Kebutuhan energi/jam = (Esteam – Eair pada 90oC) x FW
= (668,38 kkal/kg – 90 kkal/kg x 30.000 kg/jam
= 17.351.400 kkal/jam.
 Untuk maintain efisiensi boiler 80%:
- Energi yang dibutuhkan = 17.351.400 : 80% = 21.689.250 kkal/jam
 Kebutuhan bahan bakar/jam:
21.689.250 kkal/jam – 16.087.500 kkal/jam = 5.601.750 kkal/jam.
 Kekurangan energi dapat dipenuhi oleh shell sebanyak:
5.601.750 kkal/jam/4.350 kkal/jam = 1.287 kg/jam.
Sisa shell: 2.700 kg/jam – 1.287 kg/jam = 1.413 kg/jam
Penghematan: 1.413 kg/jam.
Dalam 1 hari: penghematan 20 jam x 1.413 kg = 28.260 kg/hari
Jika di rupiahkan (per kg shell Rp 450,-) maka penghematan per hari =
28.260 kg x Rp 450,- = Rp 12.717.000,-
Dalam 1 bulan: 26 x Rp 12.717.000,- = Rp. 330.642.000,-

2) Genset, MAN/D2842 LE 201, 550 KVA


Spesifikasi: - Engine type : D2842
- Cilinder : 12
- Arrangement : V 90”
- Capacity : 21.9

I - 10
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

- Power Rating : PRP 543-695.


- Cerobong 2 unit : Bentuk silinder
Diameter 550 mm
Ketebalan 5 mm.

Gambar 1.6. Cerobong Genset 550 KVA

Gambar 1.7. Layout Genset

 Genset, MAN/D2866 LE 203, 180 KVA


Spesifikasi: - Engine type four stroke, direct injection
- Cylinder : 6 in line
- Pressure : 21,9 bar
- Under normal condition : 100oC
- Generator : 28 V. 35 A.
- Short period under
extreme condition : 105oC
- Before start of full load : 40 oC
- Engine & fibration baper : 0,832 kgm2
- Exhaust gas back pressure

I - 11
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

nax permissible : 60 hPa.


- Cerobong : Bentuk silinder
Diameter 550 mm
Ketebalan 5 mm

Gambar 1.8. Cerobong Genset 180 KVA

 Genset, digunakan sebagai engine cadangan untuk melakukan start awal


pengolahan dalam pengoperasian boiler sebelum turbin beroperasi. Dalam
sehari genset dioperasikan 1 jam sampai boiler mulai beroperasi.
Ada 3 unit genset yang digunakan yakni kapasitas 550 KVA dan 2 unit 180
KVA.
Untuk generator dengan bahan bakar diesel, dapat dihitung konsumsi solar
dengan rumus: 0,21 x P x t liter
Dengan ketentuan: k = 0,21 (faktor ketetapan konsumsi solar per
kilowatt per jam)
P = Daya genset (kVA)
t = Waktu (jam)
Genset 1: 0,21 x 550 KVA x 1 = 115,5 liter/jam
Genset 2: 0,21 x 180 KVA x 2 = 75,6 liter/jam.
Operasonal genset rata-rata 1 – 2 jam per hari

 Sumber Emisi dari pembakaran BBM solar


Dari seluruh kegiatan operasional yang membutuhkan bahan bakar
solar sebanyak 1.800 liter per bulan. Proses kegiatan peralatan
menggunakan bahan bakar inilah yang menjadi sumber timbulan emisi.
Faktor Emisi Solar (Memprakirakan Dampak Kualitas Udara, KLH,
Tahun 2007):
- SO2 : 7,95 kg/m3.
- CO : 35,57 kg/m3.

I - 12
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

- NO2 : 39,53 kg/m3.


- Jumlah pemakaian solar 1.800 liter/bulan atau 1.800 x 1m3/1000 liter x
1 bulan/30 hari = 0,06 m3/hari.

 Emisi SO2 yang dihasilkan:


Emisi yang dihasilkan : (7,95 kg/m3) x 0,06 m3 = 0,477 kg = 477 g/hari.
Luas daerah penyebaran udara efektif adalah = 10.000 m2
Sehingga laju emisi polutan SO2 adalah :
SO2 : (477 g/10.000 m2) x (1/86.400detik) x 106 mg/g
= 0,552 mg/det/m2
Penambahan konsentrasi SO2 akibat emisi dihitung berdasarkan
rumus dari Kenneth E. Noll, 1977 sebagai berikut :

Dengan ketentuan:
C = Konsentrasi parameter kualitas udara ambien, mg/Nm3
Q = Laju emisi per satuan luas, mg/det/m2
S = Panjang daerah tinjauan (kotak) searah dengan arah angin, m
U = Kecepatan angin, m/det
Panjang daerah tinjauan (S) = ± 500 m
Z = Tinggi pencampuran udara, m
Kecepatan angin terukur maksimal (U) = 10 m/det.
Tinggi pencampuran (Z) = ± 15 m
C = (0,552 x 500) : (10 x 15) = 1,84 mg/Nm3.
Dengan menggunakan rumus di atas, maka penambahan konsentrasi
parameter SO2 adalah = 1,84 mg/Nm3.

 Emisi CO yang dihasilkan:


- Faktor Emisi 35,57 g/l atau 0,03557 kg/m3 solar.
Jumlah pemakaian solar: 0,06 m3/hari.
= (0,03557 kg/m3) x 0,06 m3 = 0,0021 kg = 2,13 g/hari.

Luas daerah penyebaran udara efektif adalah = 10.000 m2

I - 13
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Sehingga laju emisi polutan CO =


(2,13 g/10.000 m2) x (1hari/86.400detik) x 106 mg/g = 0,0024
mg/det/m2

0,0024 mg/det/m2 x 500 m


Penambahan konsentrasi CO = 10 x 15 m
= 0,0227 mg/Nm3
Penambahan konsentrasi CO adalah = 0,008 mg/Nm3.

 Emisi NO2 yang dihasilkan:


- Faktor Emisi 39,53 g/l atau 0,03953 kg/m3 solar.
Jumlah pemakaian solar: 0,06 m3/hari
= (0,03953 kg/m3) x 0,06 m3 = 0,00237 kg = 2,37 g.

Luas daerah penyebaran udara efektif adalah = 10.000 m2


Sehingga laju emisi polutan CO =
(2,37 g/10.000 m2) x (1/86.400detik) x 106 µg/g = 0,0027 mg/det/m2

0,0027 mg/det/m2 x 500 m


Penambahan konsentrasi CO =
10 x 15 m
= 0,009 mg/Nm3

Penambahan konsentrasi CO adalah = 0,009 mg/Nm3.

3) Tungku Bakar, spesifikasi:


- Berbahan organik bukan logam yang sukar leleh pada temperatur tinggi
dan digunakan dalam industri temperatur tinggi berupa bahan refractory.
- Material refraktory sangat diperlukan untuk banyak industri proses.
- Material ini melapisi furnace, tundish, ladle dan sebagainya.
- Di beberapa bagian dinding tungku bakar ditemui lubang yang
mengakibatkan bocoran gas buang langsung ke atmosfer. Lubang ini
akan segera ditutup dengan bahan yang sama dengan dinding tungku
bakar.
Berdasarkan bentuknya refraktory dibagi ke dalam empat kategori, yaitu:
1) Bata api refraktory (Refractory Brick)

I - 14
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

2) Castable/beton refraktory (Refractory Castable)


3) Mortar refraktory (Refractory Mortars) dan
4) Refraktory anchor.
Kriteria refraktory yang digunakan untuk dapur jenis crucible, yaitu
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1) Tidak melebur pada suhu yang relatif tinggi.
2) Sanggup menahan panas lanjutan yang tiba-tiba ketika terjadi
pembebanan suhu.
3) Tidak hancur di bawah pengaruh tekanan yang tinggi ketika
digunakan pada suhu tinggi.
4) Mempunyai koefisien termal yang rendah sehingga dapat
memperkecil panas yang terbuang.

Titik Pantau Emisi

Gambar 1.9. Tungku bakar kapasitas 15.000 kg janjang kosong/jam

I - 15
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Gambar 1.10. Lokasi combustion pada tungku bakar

Tahapan pengelolaan tandan kosong pada tungku bakar disajikan dalam


gambar di bawah ini.

Titik
Pantau
Tandan Gas Gas Gas
Kosong Buang Buang Buang Uap
Proses Tungku Cyclon Fan Fan
Pengolahan Bakar Combustio Combustio Combustio
TBS

Partikel Gas Partikel


Buang Abu Endapan Abu
- Penampungan - Pengorekan
- Pengumpulan - Pengeringan

Abu
Tandan
Kosong

Gambar 1.11. Diagram Alir Pengelolaan Tandan Kosong

 Tungku Bakar, pengelolaan:


- Tandan kosong hasil proses pengolahan TBS dibakar di tungku bakar.

I - 16
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

- Hasil pembakaran dari Tandan Kosong mengasilkan Abu Tandan Kosong


dan Gas Buang.
- Abu Tandan Kosong sebagai sisa pembakaran keluar melalui kisi-kisi
bagian bahwah dari Tungku Bakar
- Gas Buang yang di timbulkan pada saat proses pembakaran di lakukan
Pengelolaan Emisi dengan mengalirkannya secara tertutup di dalam
ducting melalui Cyclon yang di lengkapi oleh Air Lock, Fan Combustion
dan Bak Combustion.
- Tujuan dari Pengelolaan Emisi tersebut adalah mengurangi, dan
menghilangkan partikel partikel halus yang masih ikut terbawa bersama
gas buang pada saat proses pembakaran Tandan Kosong di dalam
Tungku Bakar.
- Pada akhirnya yang keluar dari Combustion ini bukan lagi merupakan
Asap melainkan berupa uap air.

 Cyclone
- Prinsip kerja Cyclone adalah memisahkan dan mengumpulkan debu
kering dari aliran gas dengan menggunakan gaya sentrifugal.
- Sebuah Cyclone mempunyai satu inlet tangensial menuju badan cylinder
yang menyebabkan aliran gas menjadi berputar-putar. Partikel-partikel
kemudian terlempar menuju dinding pada badan Cyclone. Selanjutnya
karena beratnya maka partikel partikel tersebut turun ke bagian bawah
sementara aliran gas tetap megalir di dalam ducting tertutup menuju ke
Fan Compurtion.

 Fan Combustion
- Fungsi utama dari Fan Combustion ini adalah untuk menghisap Gas
Buang (Asap) dari Proses pembakaran di dalam Tungku Bakar, untuk
selanjutnya di hembuskan ke dalam Bak Combustion.
- Karena tekanan udara pada bagian yang lebih tinggi lebih rendah maka
pada prinsipnya bila Gas Buang (Asap) akan selalu mengalir ke atas,
namun kalau kita menggunakan Aliran Tertutup maka arah aliran Gas
Buang di atur dengan menggunakan Fan.

I - 17
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

 Bak Combustion
- Fungsi utama dari Bak Combustion adalah sebagai tempat bercampurnya
Gas Buang dengan Air yang ada di dalam Bak Combustion. Gas Buang
yang masuk ke dalam Bak tersebut tercampur secara tertutup di dalam Air
yang terdapat di dalam Bak Combustion. Pada saat Pencampuran terjadi
Proses Pemanasan pada air. Partikel partikel yang lebih berat dari proses
pencampuran tersebut akan mengendap ke bagian bawah Bak
Combustion.
- Pembersihan partkel partikel yang mengendap pada Bak Combustion di
lakukan drain, Pengorekan dan pengeringan setiap enam bulan sekali.
Material hasil pengorekan dari Bak Combustion tersebut setelah di
keringkan adalah berupa Abu Tandan Kosong.
- Hasil proses pemanasan secara tertutup pada Air yang terdapat di dalam
Bak Combustion oleh Gas Buang menghasilkan Uap Air. Uap air yang
bersumber dari air yang di panaskan menggunakan Gas Buang dari
Tungku Bakar inilah yang terekspose ke atmosfer.

 Timbulan dari pengelolaan tandan kosong:


- Partikel-partikel yang berat yang terikut pada Gas Buang dari Tungku
Bakar akan mengendap dalam bak air.
- Gas Buang yang terekspose ke atmosfir bukan asap, melainkan Uap Air.
- Warna Gas Buang terlihat lebih putih.
- Pemenuhan baku mutu Gas Buang dapat di capai.
- Dari setiap tandan kosong yang dibakar di tungku bakar menjadi abu
sebanyak 0,05 %.
- Abu ini selanjutnya diaplikasikan ke lahan perkebunan kelapa sawit
sebagai bahan amelioran (perbaikan kondisi fisik dan kimia tanah).

 Sumber emisi dari tungku bakar


Dalam satu proses pengolahan kelapa sawit dihasilkan tandan kosong
sebanyak ± 207 ton/hari, cangkang sebanyak ± 63 ton/hari, serabut ± 108
ton/hari dan solid (padatan berasal dari minyak kasar, dipisahkan di decanter
menjadi solid dan liquid) sebanyak ± 36,9 ton/hari.

I - 18
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Tandan kosong sebagai limbah padat ini dibakar di tungku bakar


dengan teknologi ramah lingkungan. Limbah padat masuk ke dalam tungku,
dibakar dan gas buangnya tidak langsung ke atmosfer melainkan diteruskan
melalui cerobong tungku bakar dan gas buang oleh Cyclone dipompakan ke
bak air, sekaligus menagkap partikel. Selama waktu tertentu, terjadi
perpindahan panas dari gas buang ke badan air, sehingga dari kolam timbul
uap air.
Uap air yang bersumber dari gas buang inilah yang terekspose ke
atmosfer. Sedangkan partikel yang terpisah oleh cyclone mengendap di bak
air yang secara berkala dilakukan pengurasan untuk mengambil
endapannya. Endapan atau abu dasar yang akhirnya mengendap di dasar
kolam drainase tungku bakar dikumpulkan untuk selanjutnya diaplkasikan ke
kebun kelapa sawit milik group perusahaan sebagai upaya perbaikan
kualitas fisik dan kimia tanah.

 Sumber Emisi dari IPAL PKS


IPAL pabrik pengolahan kelapa sawit sistem terbuka (open ponding
system) akan menimbulkan emisi biogas dengan komposisi utama metana
(CH4) 55-70% dan karbon dioksida (CO2) 35-45%. (Deublein dan
Steinhauster, 2008).
Dalam setiap ton limbah cair pabrik kelapa sawit (Palm Oil Mill
Effluent/POME) menghasilkan 28 m3 biogas (Ma et al., 1999; Quah dan
Gillies, 1984; Yacob et al., 2006). Biogas dihasilkan sekitar 20 m3 dari setiap
ton TBS (Alkusma, 2016).
Untuk Pabrik Kelapa Sawit kapasitas 30 ton TBS/jam akan dihasilkan
biogas ± 600 m3/jam, dan di PT Golden Oilindo Nusantara dengan kapasitas
60 ton TBS/jam, akan dihasilkan 60/30 x 600 m3/jam = 1.200 m3/jam.

I - 19
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

1.5. Proses Produksi Crude Palm Oil

Gambar 1.12. Flow Diagram Proses Pengolahan Tandan Buah Segar


menjadi Crude Palm Oil – PT Golden Oilindo Nusantara

I - 20
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

1.6. Neraca Massa Boiler

Steam
T: 110oC
P: 0,3 bar
M: 9 L.
Air umpan:
BOILER T : 30oC
Tempurung kelapa M { 20 L
M: 48,12 kg
FURNACE Flue Gas:
HHV : 8772,56 kkal/kg
CO2 …..?
O2 …….?
N2 …….?
H2O…?
Analisis Ultimate: T = 114oC
C = 65,90 %
H = 4,03 %
N = 0,59 % Refuse:
Udara dari fan
Abu = 29,47 % Abu = 87,84 %
V : 5 m/s
Total = 100 % Cunburner = 11,3 %
Tbk : 38oC
H tersisa = 0,47%
Tbb : 32oC
Gambar 1.13. Diagram Alir Boiler Furnace (Marwadi, S., 2007)

 Perhitungan Neraca Massa


Seluruh perhitungan berbasis 48,12 kg tempurung kelapa terbakar
Analisis Ultimat:
C = 65,90 % x 48,12 kg – 31,71 kg
H = 4,03 % x 48,12 kg – 1,93 kg
N = 0,59 % x 48,12 kg – 28,39 kg
Abu = 29,47 % x 48,12 kg – 14,18 kg

(a) Total Abu pada Refuse


Abu pada tempurung kelapa = 14,18 kg
% Abu pada refuse = 88,23 %

Abu pada tempurung kelapa


- Berat volume =
Abu pada refuse

= 14,18 kg : 0,8823 = 16,07 kg

I - 21
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

(b) Total Carbon


- Carbon pada refuse x Carbon difuse:
= 16,07 kg x 0,113
= 1,8162 kg : 12 kg/kmol
= 0,15135 kmol
Carbon pada tempurung kelapa basis 48,12 kg
Carbon pada tempurung kelapa = 65,90 % - 48,12 kg
= 31,71 kg : 12 kg/kmol
= 2,64 kmol.

(c) Total Hidrogen


- Hidrogen pada refuse = W refuse x %H pada refuse:
= 16,0727 kg x 0,0047
= 0,075541 kg = 0,075541 kmol.
H2 pada refuse – 0,075541 kmol x 2 = 0,151082 kmol
H pada tempurung kelapa basis 48,12 kg
H pada tempurung kelapa = 4,03 % x 48,12 kg
= 1,93 kg = 0,96 kmol
H2 pada tempurung = 0,96 kmol x 2 = 1,93 kmol.

(d) Reaksi hasil mol gas pembakaran:


C bereaksi = C tempurung kelapa – C unburner
= 2,6425 – 0,15135 kmol
= 2,4912 kmol.
H2 bereaksi= 3,87 kmol – 0,151082 kmol
= 3,7273 kmol

Reaksi 1:
Reaksi CO2:
C + 02 CO2
m 2,49124 2,49124 - kmol
b 2,49124 2,49124 2,49124 kmol
s - - 2,49124 kmol

I - 22
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

Reaksi 2:
Reaksi H2O:
2H + 1/2 02 H2O
m 3,7273 1,8638 - kmol
b 3,7273 1,8638 3,7273 kmol
s - - 3,7273 kmol

(e) Menentukan Udara Teoritis

O2 teoritis = O2 (reaksi 1 + reaksi 2)


= 2,49124 kmol + 1,8638 kmol – 4,358 x 32 kg/kmol
= 139,35 kg

N2 teoritis = 70/21 x 4,354899 kmol = 16,38 kmol x 28 kg/kmol


= 16,38 kmol x 28 kg/kmol
= 458,71 kg
Udara Teoritis = (O2 + N2) teoritis
= 4,3548 kmol + 16,38 kmol
.= 20,68 kmol

(f) Udara Supply berasal dari Fan


Kecepatan udara = 5 m/s x 1 𝑗𝑎𝑚
= 18000 m/jam
Diameter fan = 20 cm x 1/100 cm
= 0,2 m

Luas discharge Fan =

= 0,0314 m2
Maka, V udara = Luas discharge Fan x kecepatan udara
= 0,0314 m2 x 18000 m/jam
= 565,2 m3/ jam

Menentukan massa Jenis Udara, dengan menggunakan rumus


berikut:

I - 23
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

PxV=nxRxT
P x V = (m/BM) x R x T
m/v = (BM x P) : (R x T)
= (28,97 g/ml x 1 atm) : 0,08205 (Latm/mol) K x 303 K
= 1,16527 g/l x (1 kg/1000 g) x (1000 m3) 1 l
= 1,16527 kg/m3

Basis 1 jam operasi:


Massa udara supply dari fan
m =pxV
= 1,16527 kg/m3 x 565,2 m3/jam = 658 kg = 22,7 kmol
O2 Supplay = 21/100 x 22,7 kmol = 4,774 kmol
N2 Supplay = 79/100 x 22,7 kmol = 17,96 kmol.

(g) Komposisi gas buang:


O2 flue gas = O2 supplay – O2 bereaksi
= 4,774 kmol – 4,354 kmol = 0,4191 kmol.
N2 supplay + N2 tempurung kelapa = N2 flue gas
17,9600 kmol + 1,18184 kmol = 19,14 kmol.

(h) H2O dari udara:


Massa H2O di udara = 0,04 kg H2O/kg udara kering x massa udara
= 0,04 kg H2O/kg udara kering x 658 kg = 26,32 kg
= 1,46 kmol
Massa H2O total = 1,46 kmol + 3,72 kmol
= 5,18 kmol x 18 kg/kamol = 93,30 kg.
Komposisi gas hasil pembakaran:
CO2 - 2,49124 kmaol x 44 kg/kamol = 109,61 kg
N2 - 19,14 kmol x 28 kg/kamol = 535,92 kg
O2 - 0,4191 kmol x 32 kg/kamol = 13,411 kg
H2O - 5,18 kmol x 18 kg/kamol = 93,24 kg.

I - 24
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU EMISI
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT GOLDEN OILINDO NUSANTARA

(i) Tabel Neraca Massa

Tabel 1.6. Neraca Massa pada Furnace Data 1


Komponen Input (kg) Output (kg)
C 31,71108 1,8162
H2 7,4546 0,302
N2 535,92 535,92
O2 152,768 13,4112
H2O 26,344 93,27
Abu 14,18 14,18
CO2 - 109,61
Total 768,601 768,603

Tabel 1.7. Neraca Massa pada Furnace Data 2


Komponen Input (kg) Output (kg)
C 35,500 2,033
H2 2,170 0,075541
N2 402,48 402,48
O2 122,1696 16,2624
CO2 - 122,672
H2O 21,07 39,84
Abu 14,1096 14,1096
Total 597,490 597,482

I - 25

Anda mungkin juga menyukai