Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................1
1. Deskripsi Kegiatan...................................................................................................................2
a. Jenis Kegiatan.......................................................................................................................2
b. Penggunaan Bahan Baku dan Bahan Bakar..........................................................................2
c. Proses Kegiatan...................................................................................................................3
2. BAKU MUTU EMISI................................................................................................................7
3. DESAIN SARAN DAN PRASARANA SISTEM PENGENDALI EMISI............................9
a. Teknologi Pengendalian Emisi.............................................................................................9
b. Operasional Pengendalian Emisi.......................................................................................9
4. RENCANA PEMANTAUAN................................................................................................10
a. Rencana Pemantauan Emisi Boiler.....................................................................................10
b. Rencana Pemantauan Emisi Genset....................................................................................11
c. Rencana Pemantauan Kualitas Udara Ambien...................................................................12
5. INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN............................................................................14

1.

1
1. Deskripsi Kegiatan

a. Jenis Kegiatan

Mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun

2021 tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional

Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan dijelaskan jika yang dimaksud dengan emisi

adalah pencemar udara yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang masuk ke dalam udara,

baik mempunyai maupun tidak mempunyai potensi pencemaran udara.

Setiap usaha atau kegiatan yang wajib UKL –UPL mengacu pada peraturan menteri

tersebut wajib memiliki persetujuan teknis dan SLO. PT. Gading Mas Indonesia Teguh

merupakan usaha yang akan melakukan operasi produksi dengan kewajiban menyusun

dokumen UKL –UPL, sehingga melalui dokumen ini PT. Gading Mas Indonesia Teguh

menyusun persetujuan teknis untuk kemudian sebagai syarat pembuatan SLO dan

persetujuan lingkungan.

Secara teoritis sumber emisi terbagi menjadi dua yaitu emisi dari sumber tidak bergerak

dan emisi dari sumber bergerak. Aktivitas produksi pada PT. GMIT merupakan aktivitas

pengolahan edamame dari hasil panen menjadi produk makanan beku, yang dimana dalam

prosesnya terdapat penggunaan unit boiler untuk pematangan edamame. Dimana unit boiler

tersebut menjadi sumber emisi pada proses produksi. Selain itu, dalam proses produksi

terdapat unit penunjang berupa genset yang juga menjadi sumber emisi.

b. Penggunaan Bahan Baku dan Bahan Bakar

Bahan yang digunakan dalam proses Produksi PT. GMIT adalah sebagai berikut:

1. Bahan baku: edamame

2
2. Penggunaan bahan bakar: solar

Adapun rincian penggunaan bahan bakar non-kendaraan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Penggunaan Bahan Bakar Non-kendaraan
Bahan
No Peruntukan Mesin Unit Konsumsi Solar Keterangan
Bakar
1 Genset 750 1 8 - 50 Liter / Bulan Solar Digunakan

KVA ketika
pemadaman
listrik PLN
2 Boiler 3.000 1 3.360 Liter / Bulan Solar Digunakan
Kg / untuk proses
Jam pematangan
Jumlah : 3.410 Liter / Bulan
Sumber : Perhitungan 2021

Penggunaan genset tidak konstan setiap bulannya bergantung pada pemadaman dari
PLN, sehingga emisi yang dihasilkan terbilang cukup rendah atau bukan emisi tinggi.
Untuk penggunaan boiler rata-rata digunakan pada saat ada proses pematangan edamame
dan okra, pematangan dilakukan ketika ada kebutuhan penyediaan pesanan. Berdasarkan
perhitungan rata- rata waktu operasional boiler adalah 6-8 jam/hari.

c. Proses Kegiatan

1) Alur Kegiatan Produksi

a) Tahap Awal Pengolahan Raw Material

Hasil pertanian tanaman pembekuan buah- buahan dan sayur-sayuran yang datang

dari lahan akan ditimbang kemudian dimasukkan di conveyor belt untuk dikirim

ke blower. Prinsip kerja blower pada tahap ini adalah menghembuskan udara

dengan kekuatan tertentu, untuk membersihkan hasil pertanian dari kotoran dan

kedelai yang kosong.

3
b) Tahap Pencucian Pertama

Pencucian pertama dengan air bersih yang mengandung larutan klorin dengan

dosis yang ditoleransi kurang dari 1 ppm dan selanjutnya dibawa ke sortasi untuk

dilakukan pemilahan.

c) Tahap Sortasi

Sortasi pada prinsipnya memisahkan hasil pertanian pembekuan buah- buahan dan

sayur-sayuran berdasarkan ukuran dan kualitas. Hasil pertanian tanaman

pembekuan buah- buahan dan sayur-sayuran yang sesuai ukuran dan kualitas akan

dibawa outlet conveyor menuju pencucian terakhir.

d) Tahap Blanching

Blanching, prinsipnya melewatkan hasil pertanian pembekuan buah- buahan dan

sayur-sayuran di air panas dengan bantuan uap panas selama waktu tertentu untuk

mencapai suhu yang diinginkan. Tujuan blanching adalah untuk mematangkan

produk, membunuh kuman dan bakteri sehingga menjadi hasil olahan yang siap

dan aman dikonsumsi.

e) Tahap Cooling

Cooling/ pendinginan, bertujuan untuk mengkondisikan hasil pertanian

pembekuan buah- buahan dan sayur-sayuran agar tidak mengalami perubahan

suhu yang drastis sebelum proses pembekuan. Air yang digunakan adalah air hasil

olahan RO.

f) Tahap Penirisan

4
Penirisan melewati conveyor yang bergetar (vibrator), dengan tujuan

menghilangkan air yang menempel pada kulit hasil pertanian pembekuan buah-

buahan dan sayur-sayuran.

g) Tahap Pembekuan

Pembekuan (Freezing), dimana mesin IQF bekerja untuk membekukan produk

dengan bantuan udara dingin dalam waktu singkat dan hasil pembekuan terpisah.

Hasil pertanian pembekuan buah- buahan dan sayur-sayuran dari mesin IQF akan

ditampung dalam plastik berukuran besar ± 20 kg. plastik yang sudah diisi hasil

pertanian diikat dan dimasukkan ke dalam cold storage. Cold storage, bertujuan

untuk menstabilkan suhu. Cold storage bersuhu -23 C ± 3 C.

h) Tahap Sortasi Akhir

Sortasi akhir, dimana hasil pertanian telah dimasukkan ke cold storage selama

minimal 1 × 24 jam, maka dilakukan sortasi akhir. Tujuan untuk mengecek ulang

kualitas hasil pertanian pembekuan buah- buahan dan sayur-sayuran . Selanjutnya

hasil pertanian dikemas sesuai spesifikasi yang ditentukan oleh pembeli.

2) Alat yang digunakan

a) Boiler

Berikut ini spesifikasi detail boiler yang digunakan oleh PT. GMIT:

Tabel 2. Spesifikasi Boiler PT. GMIT


No. Nama Keterangan
Boiler
1 Tipe BHS 03 – 10 HOG
2 Nama Alat Steam Boiler
3 Kapasitas 3.000 kg/Hr
4 Tekanan Rancangan 10 Barg

5
5 Tes Hidrostatik / Tekanan 15 Barg
6 Suhu 200 oC
7 Luas Pemanasan 74.70 m2
Furnance
1 Bahan SA 516 Gr. 70
2 Panjang 3700 mm
3 Bentuk las-lasan Memanjang Single V – Groove
4 Pemerikasaan Tidak Merusaka N.D.T.
5 Tebal Kenyataan 16 mm
6 Garis Tengah Ø 2032 mm
7 Faktor Sambungan 1
Sumber: Data Perusahaan

b) Genset

Berikut ini spesifikasi detail genset yang digunakan oleh PT. GMIT:

Tabel 3. Spesifikasi Genset PT. GMIT


No. Nama Keterangan
1 Model C825 D5A
2 Frequency 50
3 Fuel type Diesel
Dimensions and Weights
1 Length 4080 mm
2 Width 1756 mm
3 Height 2181 mm
4 Dry weight without tank 6278 kg
5 Wet weight without tank 6568 kg
Technical Data
1 Set Output 380-440 V 50 Hz
2 Prime Rating 600 kWe 750 kVA
3 Standby Rating 660 kWe 825 kVA
4 Engine model VTA28G6
5 Cylinders Twelve
6 Engine Build 40o Vee
7 Standard Governor/Class Electronic
8 Aspiration and cooling Turbocharged and
Aftercooled
9 Bore and stroke 140 mm x 152 mm
10 Compression Ratio 13.0:1
Sumber: Data Perusahaan

6
d. Jenis Proses Kegiatan

Jenis proses kegiatan adalah pembakaran. Pembakaran dilakukan pada tahapan blanching

dimana menggunakan air panas dan bantuan uap hingga suhu tertentu untuk

mematangkan produk. Pembakaran dilakukan pada unit boiler dengan menggunakan

bahan bakar minyak berupa solar.

7
2. BAKU MUTU EMISI

Baku mutu emisi merupakan nilai pencemar udara maksimum yang diperbolehkan masuk

atau dimasukkan kedalam udara ambien yang dikeluarkan oleh sumber emisi. Sumber emisi dari

proses kegiatan produksi di PT. GMIT berasal dari unit ketel uap atau boiler dengan bahan bakar

minyak berupa solar. Penetapan baku mutu emisi untuk ketel uap dengan bahan bakar minyak

merujuk pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 07 Tahun 2007 tentang Baku Mutu

Emisi Sumber tidak Bergerak Bagi Ketel Uap. Rincian baku mutu emisi dapat dilihat pada Tabel

2.1.

Tabel 2 Baku Mutu Emisi Ketel Uap Dengan Bahan Bakar Minyak

No. Parameter Baku Mutu

1 Partikulat 200 mg/m3

2 Sulfur Dioksida (SO2) 700 mg/m3

3 Nitrogen Oksida (NO2) 700 mg/m3

4 Opasitas 15%

Sumber: Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 07 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak Bagi Ketel Uap

Selain emisi dari kegiatan produksi yang berasal dari unit ketel uap terdapat sumber emisi

dari kegiatan penunjang yaitu berasal dari unit genset yang menggunakan bahan bakar minyak

berupa solar. Penetapan baku mutu emisi untuk ketel uap dengan bahan bakar minyak merujuk

pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.11 Tahun 2021 tentang Baku Mutu Emisi dengan

Pembakaran Dalam yang, yang dapat dilihat pada Tabel 2.2.

8
Tabel 3 Baku Mutu Emisi Genset Dengan Bahan Bakar Minyak

Kadar
Bahan
No. Kapasitas Parameter Maksimum
Bakar
(mg/Nm3)

1 101 – 500 kW Minyak Nitrogen Oksida (NOx) 3400

Karbon Monoksida (CO) 170

2 501 – 1000 KW Minyak Nitrogen Oksida (NOx) 1850

Karbon Monoksida (CO) 77

Total Partikulat 95

Sulfur Dioksida (SO2) 160

3 1001 – 3000 KW Minyak Nitrogen Oksida (NOx) 2300

Karbon Monoksida (CO) 168

Total Partikulat 90

Sulfur Dioksida (SO2) 150

Sumber: berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2021 tentang Baku Mutu Emisi
Dengan Pembakaran Dalam

9
3. RENCANA PEMANTAUAN

a. Rencana Pemantauan Emisi Boiler

1) Titik Lokasi Pemantauan

Kegiatan produksi yang dilakukan PT. GMIT memiliki proses pembakaran dengan

menggunakan boiler sehingga perlu dilakukan pemantauan emisi dari boiler dengan bahan

bakar minyak. Lokasi pemantauan berada pada bagian stack atau cerobong dari output unit

boiler. Lokasi pemantauan dapat dilihat pada peta pemantauan dalam dokumen UKL - UPL

2) Jenis Pemantauan

Metode pengujian yang digunakan adalah metode manual, yang memerlukan pengambilan

sampel kemudian dilakukan analisa di laboratorium. Sehingga hasil tidak bisa langsung

diketahui, harus menunggu beberapa waktu.

3) Frekuensi Pemantauan

Frekuensi pemantauan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2021 adalah sekali dalam 6

bulan.

4) Laboratorium yang digunakan

Laboratorium yang digunakan adalah laboratorium yang sudah memiliki sertifikasi KAN.
Serta petugas pengambil contoh uji yang tersertifikasi.

10
b. Rencana Pemantauan Emisi Genset

1) Titik Lokasi Pemantauan

Lokasi pemantauan berada pada bagian exhaust genset Lokasi pemantauan dapat dilihat

pada peta pemantauan dalam dokumen UKL - UPL

2) Jenis Pemantauan

Metode pengujian yang digunakan adalah metode manual, yang memerlukan pengambilan

sampel kemudian dilakukan analisa di laboratorium. Sehingga hasil tidak bisa langsung

diketahui, harus menunggu beberapa waktu.

3) Frekuensi Pemantauan

Frekuensi pemantauan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara

Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian

Pencemaran Lingkungan. Frekuensi pemantauan adalah sekali dalam 1 tahun.

4) Laboratorium yang digunakan

Laboratorium yang digunakan adalah laboratorium yang sudah memiliki sertifikasi KAN.
Serta petugas pengambil contoh uji yang tersertifikasi.

11
c. Rencana Pemantauan Kualitas Udara Ambien

1. Titik Lokasi Pemantauan

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan PT. GMIT memiliki proses pembakaran dari

sumber tidak bergerak, maka perlu dilakukan pemantauan kualitas udara ambien. Lokasi

pemantauan dapat dilihat pada peta pemantauan dalam dokumen UKL - UPL

2. Parameter dan angka baku mutu udara ambien

Tabel 4 Baku Mutu Udara Ambien Nasional

Waktu Sistem
No Parameter Baku Mutu
Pengukuran Pengukuran

1 Sulfur Dioksida (SO2) 24 jam 75 µg/m3 Aktif kontinu

2 Karbon Monoksida (CO) 8 Jam 4000 µg/m3 Aktif kontinu

3 Nitrogen Dioksida (NO2) 24 Jam 65 µg/m3 Aktif kontinu

Oksidan fotokimia (Ox) sebagai 8 jam 100 µg/m3 Aktif kontinu##


4
Ozon (O3)

5 TSP (Debu) 24 jam 230 µg/m3 Aktif Manual

## : Konsentrasi yang dilaporkan untuk waktu pengukuran selama 8 (delapan) jam adalah konsentrasi dari waktu

pengukuran yang dilakukan di antara pukul 06:00 - 18:00 waktu setempat.

Sumber: Peraturan Pemerintan No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup

3. Laboratorium yang digunakan

Laboratorium yang digunakan adalah laboratorium yang sudah memiliki sertifikasi


KAN. Serta petugas pengambil contoh uji yang tersertifikasi.

12
4. Metode Pengujian

Metode pengujian yang digunakan adalah metode manual, yang memerlukan

pengambilan sampel kemudian dilakukan analisa di laboratorium.

5. Frekuensi Pemantauan

Frekuensi pemantauan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2021 adalah sekali dalam 6

bulan

13
5. INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN

a. Biaya pencegahan Pencemaran Udara

b. Biaya pengembangan teknologi terbaik rendah emisi

c. Biaya penggunaan bahan bakar bersih

d. Biaya pengembangan sumber daya manusia

e. Biaya pemantauan emisi dan kualitas udara ambien

f. Biaya kegiatan lain yang mendukung upaya pengendalian pencemaran udara

6. SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN


Mohn diisi sesuai ketentuan perusahaan

PERHITUNGAN NERACA MASSA BOILER CO2


O2
N2

Solar H2O
BOILER

Data Komposisi Bahan Bakar Solar


Komponen %W
C 79,39
H 19,84
S 0,26
H2O 0,51
Total 100

Komposisi bahan bakar yang masuk untuk 1 kg bahan bakar


Kompone %W Massa per BM n (kmol)
n Komponen (kg/kmol)
(kg)

14
C 79,39 0,7939 12 0,0662
H 19,84 0,1984 1 0,1984
S 0,26 0,0026 32 0,0001
H2O 0,51 0,0051 18 0,0003
Total 100 1 0,2649

Massa Komponen yang bereaksi


C + O2 ⟶ CO2
m 0,0463
b 0,0463 0,0463 0,0463 kmol
s - 0,0463 0,0463 kmol

C + 1/2O2 ⟶ CO
m 0,0198
b 0,0198 0,0099 0,0198 kmol
s - 0,0099 0,0198 kmol

H + 1/4O2 ⟶ 1/2H2O
m 0,1984
b 0,1984 0,0496 0,0992 kmol
s - 0,0496 0,0992 kmol

S + O2 ⟶ SO2
m 0,000008
b 0,000008 0,000008 0,000008 kmol
s - 0,000008 0,000008 kmol

Laju Udara Teoritis yang dibutuhkan


O2 teoritis = 0,0463 kmol + 0,0496 kmol + 0,0099 kmol + 0,000008 kmol
= 0,1059 kmol
= 0,1059 kmol x 32 kg/kmol
= 3,3893 kg

0,79
N2 = x O2 teoritis
0,21

15
0,79
= x 0,1059 kmol
0,21
= 0,3985 kmol
= 0,3985 kmol x 28 kg/kmol
= 11,1565 kg
massa udara teoritis = mol O2 + mol N2
= 0,1059 kmol + 0,3985 kmol
= 0,5044 kmol
= 0,5044 kmol x 29 kg/mol
= 14,627 kg
Menentukan nilai AFR
Massa udara
AFR =
Massa Fuel gas
14,627 kg
=
1kg bahan bakar
= 14,427 kg udara/kg bahan bakar

Komposisi udara untuk AFR 15 : 1


Massa Nitrogen = 0,773 x 15 kg = 11,595 kmol = 0,414 kmol
Massa Oksigen = 0,023 x 15 kg = 3,405 kmol = 0,106 kmol
mol oksigen berlebih = 0,106 kmol -0,1059 kmol = 0,001 kmol = 0,019 kg
Oksigen berlebih
%Oksigen berlebih = x 100 %
Oksigen berlebih+Oksigen berlebih
0,001 kmol
= x 100 %
0,001 kmol+0,11
= 0,005 x 100%
= 0,523%
Menghitung kelembapan udara
Temperatur bola kering = 50oC
Temperatur bola basah = 30oC

16
Maka nilai Humidity = 0,08 mol H2O/mol udara kering,
H2O dari udara = 0,08 x jumlah mol udara
= 0,08 x 0,5044 kmol
= 0,040 kmol
= 0,727 kg

Air total flue gas


H2O flue gas = H2O udara + H2O bahan bakar + H2O hasil reaksi
= 0,727 kg + 0,0051 kg + 1,7856 kg
= 2,5170 kg

Massa bahan bakar yang digunakan 3.360 Liter/ bulan = 3.024 kg


Basis = 1 kg
3.024 kg
Maka, faktor pengali = 3.024
1 kg

Komponen Input Output


Stream 1 Stream 2
C 2.400,75 - -
H 601,47 - -
S 7,86 - -
H2O 15,42 2.196,27 5.399,65
CO2 - - 6.160,49
CO - - 1.676,51
O2 - 10.240,76 2.223,76
SO2 - - 1,94
N2 - 33.709,18 33.709,18
Total 3.025,51 46.146,22 49.171
49.171

Solar
Stream 1:
C = 2.400 kg CO2 = 6.160 kg
H = 601 kg CO = 1.676 kg
H2O = 5.399 kg O2 = 2.223 kg
CO2 = 6.160 kg N2 = 33.709 kg
H2O = 5.399 kg
SO2 = 1,935 kg
17
BOILER

Stream 2:
H2O = 2.196 kg
O2 = 10.240 kg
N2 = 33.709 kg

PERHITUNGAN NERACA MASSA GENERATOR


Efisiensi Steam Power Generation
Diketahui energi yang dihasilkan dalam generator sebesar:
Wnet = 600.000 watt
Bahan bakar yang digunakan = 0,0000019 kg/s
Nilai kalor solar = 45.030 J/kg
sehingga,
Energi keluar generator
Efisiensi SPG = x 100%
Total panas input
600.000
= x 100%
0,0000019 x 45.030
= 4,47%
CO2
O2
N2

Solar H2O
GENERATOR

18
Data Komposisi Bahan Bakar Solar
Komponen %W
C 79,39
H 19,84
S 0,26
H2O 0,51
Total 100

Komposisi bahan bakar yang masuk untuk 1 kg bahan bakar


Kompone %W Massa per BM n (kmol)
n Komponen (kg/kmol)
(kg)
C 79,39 0,7939 12 0,0662
H 19,84 0,1984 1 0,1984
S 0,26 0,0026 32 0,0001
H2O 0,51 0,0051 18 0,0003
Total 100 1 0,2649

Massa Komponen yang bereaksi


C + O2 ⟶ CO2
m 0,0463
b 0,0463 0,0463 0,0463 kmol
s - 0,0463 0,0463 kmol

C + 1/2O2 ⟶ CO
m 0,0198
b 0,0198 0,0099 0,0198 kmol
s - 0,0099 0,0198 kmol

H + 1/4O2 ⟶ 1/2H2O
m 0,1984
b 0,1984 0,0496 0,0992 kmol
s - 0,0496 0,0992 kmol

S + O2 ⟶ SO2
m 0,000008
b 0,000008 0,000008 0,000008 kmol

19
s - 0,000008 0,000008 kmol

Laju Udara Teoritis yang dibutuhkan


O2 teoritis = 0,0463 kmol + 0,0496 kmol + 0,0099 kmol + 0,000008 kmol
= 0,1059 kmol
= 0,1059 kmol x 32 kg/kmol
= 3,3893 kg

0,79
N2 = x O2 teoritis
0,21
0,79
= x 0,1059 kmol
0,21
= 0,3985 kmol
= 0,3985 kmol x 28 kg/kmol
= 11,1565 kg
massa udara teoritis = mol O2 + mol N2
= 0,1059 kmol + 0,3985 kmol
= 0,5044 kmol
= 0,5044 kmol x 29 kg/mol
= 14,627 kg
Menentukan nilai AFR
Massa udara
AFR =
Massa Fuel gas
14,627 kg
=
1kg bahan bakar
= 14,427 kg udara/kg bahan bakar

Komposisi udara untuk AFR 15: 1


Massa Nitrogen = 0,773 x 15 kg = 11,595 kmol = 0,414 kmol
Massa Oksigen = 0,023 x 15 kg = 3,405 kmol = 0,106 kmol

20
mol oksigen berlebih = 0,106 kmol -0,1059 kmol = 0,001 kmol = 0,019 kg
Oksigen berlebih
%Oksigen berlebih = 𝑥 100%
Oksigen berlebih+Oksigen berlebih
0,001 kmol
= x 100 %
0,001 kmol+0,11
= 0,005 x 100%
= 0,523%
Menghitung kelembapan udara
Temperatur bola kering = 50oC
Temperatur bola basah = 30oC
Maka nilai Humidity = 0,08 mol H2O/mol udara kering,
H2O dari udara = 0,08 x jumlah mol udara
= 0,08 x 0,5044 kmol
= 0,040 kmol
= 0,727 kg

Air total flue gas


H2O flue gas = H2O udara + H2O bahan bakar + H2O hasil reaksi
= 0,727 kg + 0,0051 kg + 1,7856 kg
= 2,5170 kg

Massa bahan bakar yang digunakan 50 Liter/ bulan = 45 kg


Basis = 1 kg
40 kg
Maka, faktor pengali = 40
1 kg
Komponen Input Output
Stream 1 Stream 2
C 35,73 - -
H 8,95 - -
S 0,12 - -
H2O 0,23 32,68 80,35

21
CO2 - - 91,67
CO - - 24,95
O2 - 152,39 33,09
SO2 - - 0,03
N2 - 501,63 501,63
Total 45,02 686,70 731,72
731,72

H2O = 2.196 kg
Solar O2 = 10.240 kg
N2 = 33.709 kg
CO2 = 6.160 kg
CO = 1.676 kg
C = 2.400 kg O2 = 2.223 kg
H = 601 kg N2 = 33.709 kg
H2O = 5.399 kg H2O = 5.399 kg
CO2 = 6.160 kg SO2 = 1,935 kg
GENERATOR

22

Anda mungkin juga menyukai