DAFTAR ISI...................................................................................................................................1
1. Deskripsi Kegiatan...................................................................................................................2
a. Jenis Kegiatan.......................................................................................................................2
b. Penggunaan Bahan Baku dan Bahan Bakar..........................................................................2
c. Proses Kegiatan...................................................................................................................3
2. BAKU MUTU EMISI................................................................................................................7
3. DESAIN SARAN DAN PRASARANA SISTEM PENGENDALI EMISI............................9
a. Teknologi Pengendalian Emisi.............................................................................................9
b. Operasional Pengendalian Emisi.......................................................................................9
4. RENCANA PEMANTAUAN................................................................................................10
a. Rencana Pemantauan Emisi Boiler.....................................................................................10
b. Rencana Pemantauan Emisi Genset....................................................................................11
c. Rencana Pemantauan Kualitas Udara Ambien...................................................................12
5. INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN............................................................................14
1.
1
1. Deskripsi Kegiatan
a. Jenis Kegiatan
Mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun
2021 tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan dijelaskan jika yang dimaksud dengan emisi
adalah pencemar udara yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang masuk ke dalam udara,
Setiap usaha atau kegiatan yang wajib UKL –UPL mengacu pada peraturan menteri
tersebut wajib memiliki persetujuan teknis dan SLO. PT. Gading Mas Indonesia Teguh
merupakan usaha yang akan melakukan operasi produksi dengan kewajiban menyusun
dokumen UKL –UPL, sehingga melalui dokumen ini PT. Gading Mas Indonesia Teguh
menyusun persetujuan teknis untuk kemudian sebagai syarat pembuatan SLO dan
persetujuan lingkungan.
Secara teoritis sumber emisi terbagi menjadi dua yaitu emisi dari sumber tidak bergerak
dan emisi dari sumber bergerak. Aktivitas produksi pada PT. GMIT merupakan aktivitas
pengolahan edamame dari hasil panen menjadi produk makanan beku, yang dimana dalam
prosesnya terdapat penggunaan unit boiler untuk pematangan edamame. Dimana unit boiler
tersebut menjadi sumber emisi pada proses produksi. Selain itu, dalam proses produksi
terdapat unit penunjang berupa genset yang juga menjadi sumber emisi.
Bahan yang digunakan dalam proses Produksi PT. GMIT adalah sebagai berikut:
2
2. Penggunaan bahan bakar: solar
Adapun rincian penggunaan bahan bakar non-kendaraan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Penggunaan Bahan Bakar Non-kendaraan
Bahan
No Peruntukan Mesin Unit Konsumsi Solar Keterangan
Bakar
1 Genset 750 1 8 - 50 Liter / Bulan Solar Digunakan
KVA ketika
pemadaman
listrik PLN
2 Boiler 3.000 1 3.360 Liter / Bulan Solar Digunakan
Kg / untuk proses
Jam pematangan
Jumlah : 3.410 Liter / Bulan
Sumber : Perhitungan 2021
Penggunaan genset tidak konstan setiap bulannya bergantung pada pemadaman dari
PLN, sehingga emisi yang dihasilkan terbilang cukup rendah atau bukan emisi tinggi.
Untuk penggunaan boiler rata-rata digunakan pada saat ada proses pematangan edamame
dan okra, pematangan dilakukan ketika ada kebutuhan penyediaan pesanan. Berdasarkan
perhitungan rata- rata waktu operasional boiler adalah 6-8 jam/hari.
c. Proses Kegiatan
Hasil pertanian tanaman pembekuan buah- buahan dan sayur-sayuran yang datang
dari lahan akan ditimbang kemudian dimasukkan di conveyor belt untuk dikirim
ke blower. Prinsip kerja blower pada tahap ini adalah menghembuskan udara
dengan kekuatan tertentu, untuk membersihkan hasil pertanian dari kotoran dan
3
b) Tahap Pencucian Pertama
Pencucian pertama dengan air bersih yang mengandung larutan klorin dengan
dosis yang ditoleransi kurang dari 1 ppm dan selanjutnya dibawa ke sortasi untuk
dilakukan pemilahan.
c) Tahap Sortasi
Sortasi pada prinsipnya memisahkan hasil pertanian pembekuan buah- buahan dan
pembekuan buah- buahan dan sayur-sayuran yang sesuai ukuran dan kualitas akan
d) Tahap Blanching
sayur-sayuran di air panas dengan bantuan uap panas selama waktu tertentu untuk
produk, membunuh kuman dan bakteri sehingga menjadi hasil olahan yang siap
e) Tahap Cooling
suhu yang drastis sebelum proses pembekuan. Air yang digunakan adalah air hasil
olahan RO.
f) Tahap Penirisan
4
Penirisan melewati conveyor yang bergetar (vibrator), dengan tujuan
menghilangkan air yang menempel pada kulit hasil pertanian pembekuan buah-
g) Tahap Pembekuan
dengan bantuan udara dingin dalam waktu singkat dan hasil pembekuan terpisah.
Hasil pertanian pembekuan buah- buahan dan sayur-sayuran dari mesin IQF akan
ditampung dalam plastik berukuran besar ± 20 kg. plastik yang sudah diisi hasil
pertanian diikat dan dimasukkan ke dalam cold storage. Cold storage, bertujuan
Sortasi akhir, dimana hasil pertanian telah dimasukkan ke cold storage selama
minimal 1 × 24 jam, maka dilakukan sortasi akhir. Tujuan untuk mengecek ulang
a) Boiler
Berikut ini spesifikasi detail boiler yang digunakan oleh PT. GMIT:
5
5 Tes Hidrostatik / Tekanan 15 Barg
6 Suhu 200 oC
7 Luas Pemanasan 74.70 m2
Furnance
1 Bahan SA 516 Gr. 70
2 Panjang 3700 mm
3 Bentuk las-lasan Memanjang Single V – Groove
4 Pemerikasaan Tidak Merusaka N.D.T.
5 Tebal Kenyataan 16 mm
6 Garis Tengah Ø 2032 mm
7 Faktor Sambungan 1
Sumber: Data Perusahaan
b) Genset
Berikut ini spesifikasi detail genset yang digunakan oleh PT. GMIT:
6
d. Jenis Proses Kegiatan
Jenis proses kegiatan adalah pembakaran. Pembakaran dilakukan pada tahapan blanching
dimana menggunakan air panas dan bantuan uap hingga suhu tertentu untuk
7
2. BAKU MUTU EMISI
Baku mutu emisi merupakan nilai pencemar udara maksimum yang diperbolehkan masuk
atau dimasukkan kedalam udara ambien yang dikeluarkan oleh sumber emisi. Sumber emisi dari
proses kegiatan produksi di PT. GMIT berasal dari unit ketel uap atau boiler dengan bahan bakar
minyak berupa solar. Penetapan baku mutu emisi untuk ketel uap dengan bahan bakar minyak
merujuk pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 07 Tahun 2007 tentang Baku Mutu
Emisi Sumber tidak Bergerak Bagi Ketel Uap. Rincian baku mutu emisi dapat dilihat pada Tabel
2.1.
Tabel 2 Baku Mutu Emisi Ketel Uap Dengan Bahan Bakar Minyak
4 Opasitas 15%
Sumber: Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 07 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak Bagi Ketel Uap
Selain emisi dari kegiatan produksi yang berasal dari unit ketel uap terdapat sumber emisi
dari kegiatan penunjang yaitu berasal dari unit genset yang menggunakan bahan bakar minyak
berupa solar. Penetapan baku mutu emisi untuk ketel uap dengan bahan bakar minyak merujuk
pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.11 Tahun 2021 tentang Baku Mutu Emisi dengan
8
Tabel 3 Baku Mutu Emisi Genset Dengan Bahan Bakar Minyak
Kadar
Bahan
No. Kapasitas Parameter Maksimum
Bakar
(mg/Nm3)
Total Partikulat 95
Total Partikulat 90
Sumber: berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2021 tentang Baku Mutu Emisi
Dengan Pembakaran Dalam
9
3. RENCANA PEMANTAUAN
Kegiatan produksi yang dilakukan PT. GMIT memiliki proses pembakaran dengan
menggunakan boiler sehingga perlu dilakukan pemantauan emisi dari boiler dengan bahan
bakar minyak. Lokasi pemantauan berada pada bagian stack atau cerobong dari output unit
boiler. Lokasi pemantauan dapat dilihat pada peta pemantauan dalam dokumen UKL - UPL
2) Jenis Pemantauan
Metode pengujian yang digunakan adalah metode manual, yang memerlukan pengambilan
sampel kemudian dilakukan analisa di laboratorium. Sehingga hasil tidak bisa langsung
3) Frekuensi Pemantauan
Frekuensi pemantauan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2021 adalah sekali dalam 6
bulan.
Laboratorium yang digunakan adalah laboratorium yang sudah memiliki sertifikasi KAN.
Serta petugas pengambil contoh uji yang tersertifikasi.
10
b. Rencana Pemantauan Emisi Genset
Lokasi pemantauan berada pada bagian exhaust genset Lokasi pemantauan dapat dilihat
2) Jenis Pemantauan
Metode pengujian yang digunakan adalah metode manual, yang memerlukan pengambilan
sampel kemudian dilakukan analisa di laboratorium. Sehingga hasil tidak bisa langsung
3) Frekuensi Pemantauan
Frekuensi pemantauan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Laboratorium yang digunakan adalah laboratorium yang sudah memiliki sertifikasi KAN.
Serta petugas pengambil contoh uji yang tersertifikasi.
11
c. Rencana Pemantauan Kualitas Udara Ambien
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan PT. GMIT memiliki proses pembakaran dari
sumber tidak bergerak, maka perlu dilakukan pemantauan kualitas udara ambien. Lokasi
pemantauan dapat dilihat pada peta pemantauan dalam dokumen UKL - UPL
Waktu Sistem
No Parameter Baku Mutu
Pengukuran Pengukuran
## : Konsentrasi yang dilaporkan untuk waktu pengukuran selama 8 (delapan) jam adalah konsentrasi dari waktu
Sumber: Peraturan Pemerintan No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
12
4. Metode Pengujian
5. Frekuensi Pemantauan
Frekuensi pemantauan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2021 adalah sekali dalam 6
bulan
13
5. INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN
Solar H2O
BOILER
14
C 79,39 0,7939 12 0,0662
H 19,84 0,1984 1 0,1984
S 0,26 0,0026 32 0,0001
H2O 0,51 0,0051 18 0,0003
Total 100 1 0,2649
C + 1/2O2 ⟶ CO
m 0,0198
b 0,0198 0,0099 0,0198 kmol
s - 0,0099 0,0198 kmol
H + 1/4O2 ⟶ 1/2H2O
m 0,1984
b 0,1984 0,0496 0,0992 kmol
s - 0,0496 0,0992 kmol
S + O2 ⟶ SO2
m 0,000008
b 0,000008 0,000008 0,000008 kmol
s - 0,000008 0,000008 kmol
0,79
N2 = x O2 teoritis
0,21
15
0,79
= x 0,1059 kmol
0,21
= 0,3985 kmol
= 0,3985 kmol x 28 kg/kmol
= 11,1565 kg
massa udara teoritis = mol O2 + mol N2
= 0,1059 kmol + 0,3985 kmol
= 0,5044 kmol
= 0,5044 kmol x 29 kg/mol
= 14,627 kg
Menentukan nilai AFR
Massa udara
AFR =
Massa Fuel gas
14,627 kg
=
1kg bahan bakar
= 14,427 kg udara/kg bahan bakar
16
Maka nilai Humidity = 0,08 mol H2O/mol udara kering,
H2O dari udara = 0,08 x jumlah mol udara
= 0,08 x 0,5044 kmol
= 0,040 kmol
= 0,727 kg
Solar
Stream 1:
C = 2.400 kg CO2 = 6.160 kg
H = 601 kg CO = 1.676 kg
H2O = 5.399 kg O2 = 2.223 kg
CO2 = 6.160 kg N2 = 33.709 kg
H2O = 5.399 kg
SO2 = 1,935 kg
17
BOILER
Stream 2:
H2O = 2.196 kg
O2 = 10.240 kg
N2 = 33.709 kg
Solar H2O
GENERATOR
18
Data Komposisi Bahan Bakar Solar
Komponen %W
C 79,39
H 19,84
S 0,26
H2O 0,51
Total 100
C + 1/2O2 ⟶ CO
m 0,0198
b 0,0198 0,0099 0,0198 kmol
s - 0,0099 0,0198 kmol
H + 1/4O2 ⟶ 1/2H2O
m 0,1984
b 0,1984 0,0496 0,0992 kmol
s - 0,0496 0,0992 kmol
S + O2 ⟶ SO2
m 0,000008
b 0,000008 0,000008 0,000008 kmol
19
s - 0,000008 0,000008 kmol
0,79
N2 = x O2 teoritis
0,21
0,79
= x 0,1059 kmol
0,21
= 0,3985 kmol
= 0,3985 kmol x 28 kg/kmol
= 11,1565 kg
massa udara teoritis = mol O2 + mol N2
= 0,1059 kmol + 0,3985 kmol
= 0,5044 kmol
= 0,5044 kmol x 29 kg/mol
= 14,627 kg
Menentukan nilai AFR
Massa udara
AFR =
Massa Fuel gas
14,627 kg
=
1kg bahan bakar
= 14,427 kg udara/kg bahan bakar
20
mol oksigen berlebih = 0,106 kmol -0,1059 kmol = 0,001 kmol = 0,019 kg
Oksigen berlebih
%Oksigen berlebih = 𝑥 100%
Oksigen berlebih+Oksigen berlebih
0,001 kmol
= x 100 %
0,001 kmol+0,11
= 0,005 x 100%
= 0,523%
Menghitung kelembapan udara
Temperatur bola kering = 50oC
Temperatur bola basah = 30oC
Maka nilai Humidity = 0,08 mol H2O/mol udara kering,
H2O dari udara = 0,08 x jumlah mol udara
= 0,08 x 0,5044 kmol
= 0,040 kmol
= 0,727 kg
21
CO2 - - 91,67
CO - - 24,95
O2 - 152,39 33,09
SO2 - - 0,03
N2 - 501,63 501,63
Total 45,02 686,70 731,72
731,72
H2O = 2.196 kg
Solar O2 = 10.240 kg
N2 = 33.709 kg
CO2 = 6.160 kg
CO = 1.676 kg
C = 2.400 kg O2 = 2.223 kg
H = 601 kg N2 = 33.709 kg
H2O = 5.399 kg H2O = 5.399 kg
CO2 = 6.160 kg SO2 = 1,935 kg
GENERATOR
22