Anda di halaman 1dari 60

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT Satria Bahana Sarana adalah perusahaan mining contractor yang
bekerja di lokasi penambangan PT Bukit Asam, Tbk. dengan Izin Usaha
penambangan seluas 4500 Ha. PT Satria Bahana Sarana mulai beroperasi pada
bulan maret 2015 dengan wilayah operasi, yaitu di Banko Barat.
Sistem penambangan yang di terapkan oleh PT Satria Bahana Sarana
adalah sistem tambang terbuka (Open Pit) dengan metode strip mine. Dan dengan
menggunakan metode conventional mining yang melibatkan banyak alat berat
dengan berbagai fungsi, ukuran, dan tipe. Metode ini dilakukan dengan cara
mengupas permukaan tanah yang dilakukan secara berjenjang dengan
menggunakan sistem penambangan konvensional dengan kombinasi alat muat dan
alat angkut. Untuk menunjang kegiatan operasi penambangan maka perlu
koordinasi yang baik dari pembongkaran, pemuatan, pengangkutan, pengolahan,
dan penyimpanan sementara batubara sehingga antara produksi batubara dan
permintaan yang semakin meningkat dapat berjalan selaras. Jadi, salah satu
penentu keberhasilan untuk mencapai target produksi adalah seberapa besar
peralatan mekanis dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien agar hasil yang
diperoleh maksimal.
Pada pengupasan tanah penutup ada beberapa jenis material yang dapat
diberai menggunakan bulldozer dan dengan kekerasan tertentu yang tidak mampu
dikerjakan secara produktif oleh bulldozer dalam memberai material. Biasanya
jenis, material yang tidak dapat diberai oleh bulldozer maka akan dihancurkan
menggunakan metode blasting. Dalam aktifitas penambangan produktifitas alat
gali muat sangat perlu diperhatikan guna untuk mencapai target produksi. Selain
itu proses pengangkutan material harus diperhatikan meliputi kelancaran jalan
produksi dan keadaan lokasi dumpingan. Oleh karena itu, dibuatlah penulisan
kerja praktik dengan judul aktifitas penambangan dilokasi Pit 1 utara banko barat
Tanjung Enim sumatera selatan pada PT Satria Bahana Sarana.
2

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan kerja praktik sebagai
berikut:
1. Untuk memahami sistem dan metode penambangan pada Lokasi Pit 1
Utara Banko Barat Tanjung Enim PT Satria Bahana Sarana.
2. Untuk mengetahui aktivitas penambangan pada lokasi Pit 1 Utara Banko
Barat PT Satria Bahana Sarana.
3. Untuk mengetahui alat tambang utama dan penunjang pada lokasi Pit 1
Utara banko Barat PT Satria Bahana Sarana.
4. Untuk mengetahui fasilitas utama dan penunjang pada lokasi Pit 1 Utara
Banko Barat PT Satria Bahana Sarana.

1.2.2 Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan kerja praktik sebagai berikut:
1. Memberikan pemahaman tentang cara kerja dan metode penambangan pada
lokasi Pit 1 Utara Banko Barat di PT Satria Bahana Sarana.
2. Memahami dan mampu menjelaskan aktivitas penambangan pada lokasi Pit 1
Utara Banko Barat PT Satria Bahana Sarana.
3. Memahami dan mampu menjelaskan alat tambang utama dan penunjang pada
lokasi Pit 1 Utara Banko Barat PT Satria Bahana Sarana.
4. Memahami fasilitas utama dan penunjang pada lokasi Pit1 Utara Banko Barat
PT Satria Bahana Sarana.

1.3 Pembatasan Masalah


Laporan Praktik Kerja Lapangan ini hanya membahas tentang metode
penambangan di banko barat Pit 1 utara, aktifitas utama penambangan dan
aktifitas penunjang penambangan di banko barat Pit 1 utara PT Satria Bahana
Sarana.
3

1.4 Metodologi Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan antara lain:
1. Studi pustaka
Mempelajari literatur-literatur yang berkaitan dengan segala aktifitas
penambangan yang ada di PT Satria Bahana Sarana pada satuan Kerja
Penambangan Banko Barat PT Satria Bahana Sarana dan juga referensi-referensi
yang menjadi acuan dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
2. Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan tinjuan secara langsung
terhadap kondisi lapangan untuk mendapatkan gambaran global mengenai
segala aktifitas penambangan di Pit 1 Utara Banko Barat PT Satria Bahana
Sarana.
3. Diskusi
Metode ini melibatkan secara langsung mahasiswa untuk diskusi dengan
asistant manager, supervisor, operator, dan juga rekan-rekan sesama mahasiswa
yang sedang melakukan praktik kerja lapangan ataupun tugas akhir yang ada
disatuan kerja penambangan banko barat PT Satria Bahana Sarana Unit
Pertambangan Tanjung Enim (UPTE).
4. Pengumpulan data dan hasil pengamatan
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari hasil
pengamatan di lapangan, data primer yang didapat ialah dokumentasi alat,
dokumentasi lapangan dan data cycle time alat gali muat dan angkut.
b. Data Sekunder
Data sekunder berupa data pendukung seperti data geologi, curah hujan,
peta serta data-data yang berasal dari literatur yang berhubungan dengan
pengamatan hasil observasi orang lain.
5. Metode kerja lapangan
Menurut tahapan kerjanya metode kerja praktik terdiri dari tiga tahapan
yaitu tahap peninjauan/orientasi lapangan, tahap pengolahan data, dan tahap
penyusunan laporan akhir.
4

6. Pengolahan data
Mengolah data yang didapat dari data primer dan data sekunder yang
meliputi aktifitas pertambangan secara umum, aktifitas peralatan tambang dan alat
penunjang tambang secara umum di Banko Barat.
7. Kesimpulan
Dari pembahasan yang dibuat, maka penulis akan membuat suatu
kesimpulan dari Praktik Kerja Lapangan ini. Metodologi penulisan Laporan Kerja
Praktik dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Mulai

Aktifitas Penambangan Batubara di


PT Satria Bahana Sarana

Studi literatur

Observasi lapangan

Pengumpulan data

Data Primer : Data Skunder :


a. Data cycle time alat
a. Data curah hujan
gali muat dan alat
b. Peta
angkut
c. Data literatur
b. Foto dokumentasi

Pengolahan data

Kesimpulan

Selesai
Gambar 1.1 Bagan Alur Metode Penulisan
5

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan adalah tata cara menempatkan unsur-unsur
permasalahan dan urutannya sehingga menjadi satu kesatuan laporan yang
tersusun sistematika dan logis. Dalam pembahasan laporan ini disusun per bab
yang didalamnya sub bab yang akan menguraikan tentang aktifitas penambangan
di penambangan Banko Barat PT Satria Bahana Sarana Secara singkat dan jelas
Susunan dan pembagian tersebut adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini tercantum latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan,
pembatasan masalah, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJUAN UMUM
Bab ini membahas sejarah perusahaan, lokasi dan kesampaian daerah,
keadaan geologi, keadaan topografi, keadaan stratigrafi, kualitas dan satuan kerja
di PT Satria Bahana Sarana.
BAB III TINJAUN KHUSUS
Pada bab ini membahas tentang kegiatan penambangan, peralatan mekanis
dan aktifitas penambangan serta faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas
batubara yang ada di PT Satria Bahana Sarana.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil pengamatan di
lapangan yang dilakukan oleh penulis.
6

BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Singkat PT Satria Bahana Sarana


PT Satria Bahana Sarana (SBS) Tanjung Enim berdiri di Jakarta pada
tahun 2004 sebagai light vehicle (LV) rental. Pada tahun 2005 sampai dengan
tahun 2012 PT Satria Bahana Sarana bergerak sebagai heavy equipment rental,
dan sudah bekerja pada beberapa tempat atau perusahaan diantaranya, yaitu :
1. PT Sapta Indra Sejati (SIS) kontrak pada tahun 2005 sampai 2010.
2. PT Bina Mitra (BM) kontrak pada tahun 2008 sampai 2010.
3. PT Putra Muba Coal (PMC) kontrak pada tahun 2009 sampai 2010.
4. PT Pesona Katulistiwa Nusantara (PKN) kontrak pada tahun 2010 sampai
2015.
5. PT MTU kontrak pada tahun 2010 sampai 2012.
6. PT Nusantara Termal Coal (PMC) kontrak pada tahun 2009 sampai 2010.
7. PT Bukit Asam, Tbk. mulai kontrak pada tahun 2015 sampai dengan sekarang
Sebagai mining contractor, PT Satria Bahana Sarana mulai beroperasi
pada bulan Maret 2015 dengan menggunakan metode penambangan terbuka
(open Pit) dengan wilayah operasi, yaitu di Banko Barat. Tujuan proyek ini
terutama untuk memasok kebutuhan batubara bagi PLTU Suralaya Jawa barat.
Selain itu juga untuk memenuhi industri lainnya baik di dalam negri maupun di
luar negeri.
Kebutuhan di atas dapat dipenuhi dengan mengembangkan beberapa site
di Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) PT BukitAsam, Tbk. dimana PT
Satria Bahana Sarana sebagai mining contractor beroprasi di area Banko Barat.
Tambang Banko Barat memiliki luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan 4500 Ha.
PT Satria Bahana Sarana adalah mining contractor yang mengelola
tambang Banko Barat sektor Pit 1, Pit 1 Utara, Pit 2, dan Pit 3 Timur. jalan untuk
menuju lokasi penambangan Banko Barat dapat melalui tiga jalan alternatif yang
dapat digunakan yaitu, dari Selatan dapat melalui daerah desa Darmo. Dari Timur
melalui daerah desa Linga dan dari Utara dapat melalui daerah Suban Jeriji.
7

2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah


Lokasi penambangan PT Satria Bahana Sarana terletak di Tanjung Enim,
Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara enim, Sumatera Selatan dengan
jarak ±168 km barat daya dari pusat kota Palembang. Wilayah IUP PT Satria
Bahan Sarana terletak pada posisi 103º45’ BT-103º50’ BT dan 3º42’30 “ LS-
4º47’30” LS atau garis bujur 9.583.200-9.593.200 dan lintang 360.600-367.000
dalam sistem koordinat internasional. Jalan untuk menuju lokasi penambangan
banko barat dapat melalui tiga jalan alternatif yang dapat digunakan yaitu, dari
selatan dapat melalui daerah desa Darmo. dari timur melalui daerah desa lingga
dan dari utara dapat melalui daerah suban jeriji.
Kondisi topografi di daerah Banko Barat secara geomorfologi merupakan
perbukitan bergelombang dengan pola pengeringan melalui sejumlah sungai,
antara lain Enim, Lematang, Lawai, Serelo, Lengi, Niru, dan Kiahan dengan
vegetasi yang umumnya berupa belukar (alang alang), perkebunan (karet, sawit,
dan kopi) serta hutan sekunder berada pada ketinggian antara 20-120 m dari
permukaan laut. Data curah hujan tahunan berkisar antara 1.795 mm-3.832 mm
dengan temperatur tahunan rata-rata 27ºC-28ºC serta kelembaban udara ± 60-
80%. Secara umum dibagi 2 blok barat meliputi TAL, MTB, dan blok timur
Banko Barat yang membatasi, yaitu aliran sungai, tingkat pelapukannya termasuk
tingkat pelapukan tinggi yang bervariasi mulai dari 2 m hingga 12 m.
PT Satria Bahana Sarana sendiri tidak mengelola seluruh Pit yang ada di
Banko Barat, PT Satria Bahana Sarana hanya mengelola Pit 1 Utara, Pit 2, dan Pit
3 Timur.
Lokasi penambangan Banko Barat berjarak sekitar 7,8 km dari Tanjung
Enim kearah barat. Daerah operasional penambangan Banko Barat memiliki Izin
Usaha Pertambangan seluas 4.500 Ha dapat dilihat pada (Gambar 2.1).
8

Sumber: Satker Eksplorasi Rinci PT SBS, 2019

Gambar 2.1 Lokasi Tambang Banko Barat

2.3 Geologi dan Stratigrafi


2.3.1 Keadaan Geologi
Secara langsung maupun tidak langsung, efek penunjaman lempeng
tersebut mempengaruhi keadaan batuan, morfologi, tektonik dan struktur geologi
di daerah tanjung Enim dan sekitarnya yang berada di Cekungan Sumatera
Selatan (S. Gafoer, Dkk., dalam Herman, H. L. & Sidi F. H. 2000). Lokasi
penambangan PT Satria Bahana Sarana terletak di Tanjung Enim, Kecamatan
Lawang Kidul, Kabupaten Muara enim, Sumatera Selatan dengan jarak ±168 km
barat daya dari pusat kota Palembang. Wilayah IUP PT Bukit Asam,Tbk. terletak
pada posisi 103º45ʼ BT ˗ 103º50ʼ BT dan 3º42ʼ30 ʼʼ LS ˗ 4º47ʼ30ʼʼ LS atau garis
bujur 9.583.200 ˗ 9.593.200 dan lintang 360.600 ˗ 367.000 dalam sistem
koordinat internasional (Gambar 2.2).
9

Sumber: Satker Eksplorasi Rinci PT SBS, 2019

Gambar 2.2 Peta Lokasi Cekungan Sumatra Selatan

Lapisan batubara Banko Barat merupakan bagian dari sumbu sinklin dan
antiklin yang menujam kearah barat laut dengan kemiringan lapisan cukup terjal,
ada tiga lapisan batubara utama yaitu lapisan Mangus, lapisan Suban, dan lapisan
Petai yang tiap-tiap lapisan terdapat lapisan sisipan, yaitu lapisan batuan sedimen
berupa batu lempung, lanau sampai pasiran.
Geologi regional daerah Tanjung Enim dipengaruhi oleh sistem
penunjaman lempeng yang terdapat di sebelah barat Pulau Sumatera, yaitu
Lempeng Eurasia yang relatif diam dengan Lempeng India-Australia yang
bergerak ke arah Utara hingga Timur Laut.
Secara regional, wilayah penambangan PT Satria Bahana Sarana termasuk
dalam sub cekungan palembang yang merupakan bagian dari cekungan Sumatera
Selatan dan terbentuk pada zaman tersier. Sub cekungan Sumatera Selatan yang di
endapkan selama zaman kenozoikum terdapat urutan litologi yang terdiri atas dua
kelompok besar, yaitu kelompok telisa dan kelompok Palembang. Kelompok
Telisa terdiri dari formasi Lahat, formasi Talang Akar, formasi Baturaja, dan
10

formasi Gumai. Kelompok Palembang terdiri dari formasi Air Benakat, formasi
Muara Enim dan formasi Kasai (De Coster, 1974).
Secara lapisan batubara pada banko barat terdiri dari tiga lapisan batubara.
Lapisan batubara tersebut meliputi lapisan seam A, seam B, seam C. Lapisan
seam A terdiri dari lapisan seam A1 dan seam A2, pemisah lapisan seam A1 dan
seam A2 disebut interbuden. Interburden tersebut biasanya dilapisi oleh material
NAF (non acid forming). Sedangkan lapisan seam B terdiri dari lapisan seam B1
dan seam B2. Pemisah lapisan seam B1 dan seam B2 dilapisi oleh material tanah
liat (clay) sedangkan lapisan seam C hanya terdiri dari lapisan itu sendiri dapat
dilihat pada (Gambar 2.3).

Sumber: Satker Eksplorasi Rinci PT SBS, 2019

Gambar 2.3 Penampang Geologi (Engineering PT SBS, 2015).

a. Formasi Lahat
Formasi Lahat diendapkan tidak selaras di atas batuan pra-tersier pada
lingkungan darat. Formasi ini berumur oligosen bawah, tersusun oleh tuffan
breksi, lempung tuffan breksi dan konglomerat. Pada tempat lebih dalam fasiesnya
berubah menjadi serpih tuffan, batulanau dan batupasir dengan sisipan batubara.
ketebalan berkisar 0-300 meter.
11

b. Formasi Talang Akar


Formasi Talang Akar diendapkan tidak selaras diatas formasi Lahat.
formasi ini berumur oligosen bawah, tersusun oleh batupasir, batusampingan,
batulempung dan batulempung sisipan batubara. formasi Talang Akar di endapkan
di lingkungan fluviatil, delta dan laut dangkal dengan ketebalan berkisar 0-400
meter.
c. Formasi Baturaja
Formasi Baturaja diendapkan selaras di atas formasi Talang Akar. formasi
ini berumur miosen bawah yang tersusun dari napal, batugamping berlapis dan
batugamping terumbu. Ketebalan formasi ini berkisar antara 0- 400 meter.
d. Formasi Gumai
Formasi Gumai diendapkan selaras di atas formasi Baturaja yang berumur
miosen tengah. Formasi ini tersusun oleh serpih dan sisipan napal dengan batu
gamping di bagian bawah. Lingkungan pengendapan formasi ini adalah laut
dalam dengan ketebalan 300-2200 meter.
a. Formasi Air Benakat
Formasi Air Benakat diendapkan selaras di atas formasi Gumai yang
berumur miosen tengah, tersusun oleh batu lempung pasiran dan batu pasir
glaukonitan. Formasi Air Benakat diendapkan pada lingkungan laut neritik dan
berangsur menjadi laut dangkal, dengan ketebalan antara 100-800 meter.
b. Formasi Muara Enim
Formasi Muara Enim diendapkan selaras di atas formasi Air Benakat.
formasi ini berumur miosen atas yang tersusun oleh batu pasir lempung dan
batubara. Formasi ini merupakan pengendapan lingkungan laut neritik sampai
rawa, dengan ketebalan bekisar antara 150-750 meter.
2.3.2 Stratigrafi
Lapisan batubara Banko Barat merupakan bagian dari sumbu sinklin dan
antiklin yang menujam ke arah barat laut dengan kemiringan lapisan cukup terjal,
ada tiga lapisan batubara utam, yaitu lapisan Mangus, lapisan Suban, dan lapisan
petai yang tiap-tiap lapisan terdapat lapisan sisipan, yaitu lapisan batuan sedimen
berupa batu lempung, lanau sampai pasiran.
12

a. Formasi Air Benakat


Formasi ini tersingkap disebelah selatan, yang dicirikan dengan batuan
serpih karbonat yang kaya akan foraminifera dan sisipan batuan lempung bagian
bawah, semakin ke atas semakin banyak dijumpai tumbuh-tumbuhan dan
diperkirakan formasi ini berumur Miosen tengah.
b. Formasi Muara Enim
Formasi ini hampir tersingkap di seluruh Banko Barat, yang diendapkan
selaras lanau dan batu lempung setebal kurang lebih 650 m, dimana terdapat
sisipan batubara yang cukup tebal sehingga sering disebut sebagai formasi
pembawa batubara. Formasi ini berumur miosen atas pliosen bawah dan
diendapkan pada lingkungan delta plain di atas formasi Air Benakat dengan
penyusunannya terdiri dari batupasir dan batuglaukonitan.
Mine brand adalah penggolongan kualitas batubara berdasarkan lokasi
penambangan batubara sebelum dipasarkan (Tabel 2.1, Tabel 2.2 dan Tabel 2.3).

Tabel 2.1 Klasifikasi Batubara Mine Brand Air laya


Mine Brand
No. Tipe Batubara
1. AL-50 (4901-5200 kkal/kg,ar)
2. AL-52 (5201-5500 kkal/kg,ar)
3. AL-55 (5501-5800 kkal/kg,ar)
4. AL-58 (5801-6100 kkal/kg,ar)
5. AL-61 (6101-6400 kkal/kg,ar)
6. AL-64 (6401-6700 kkal/kg,ar)
7. AL-67 (6701-7100 kkal/kg,ar)
Sumber: Satker Eksplorasi Rinci PT SBS, 2019
13

Tabel 2.2 Klasifikasi Batubara Mine Brand Banko Barat


Mine Brand
No. Tipe Batubara
1. BB-46 (4600-4900 kkal/kg,ar)
2. BB-50 (4901-5200 kkal/kg,ar)
3. BB-52 (5201-5500 kkal/kg,ar)
Sumber: Satker Eksplorasi Rinci PT SBS, 2019

Tabel 2.3 Klasifikasi Batubara Mine Brand Muara Tiga Besar


Mine Brand
No. Tipe Batubara
1. MT-44(4400-4600 kkal/kg,ar)

2. MT-46(4601-4900 kkal/kg,ar)

3. MT-50(4901-5200 kkal/kg,ar)

Sumber: Satker Eksplorasi Rinci PT SBS, 2019

2.4 Stratigrafi dan Litologi


Pada wilayah penambangan PT Bukit Asam, Tbk. berada pada formasi
Muara Enim yang terdiri dari 3 kelompok besar, yaitu : lapisan tanah penutup
(overburden), kemudian kelompok lapisan utama batubara yang terdiri dari 5
(lima) lapisan, yaitu: Mangus Atas (A1), Mangus Bawah (A2), Suban Atas (B1),
Suban Bawah (B2) dan lapisan Petai (C), serta kelompok ketiga adalah ‘lapisan
antara’ lapisan batubara (interburden), yaitu terdiri dari interburden A1-A2, A2-
B1, B1-B2 dan interburden B2–C.Stratigrafi dan Litologi batuan yang dijumpai di
daerah penambangan Banko Barat tergolong ke dalam formasi Muara Enim. Di
antara lapisan batubara terdapat lapisan batuan atau sering disebut dengan istilah
lapisan antara (interburden). Stratigrafi dan litologi batuan yang ada di daerah
Banko Barat (Data Satker Eksplorasi Rinci PT SBS, 2019). Litologi batuan yang
ada di daerah Banko Barat adalah sebagai berikut:
14

1. Lapisan tanah penutup (Overburden)


Lapisan tanah penutup (overburden) terdiri dari tanah buangan lama,
batu lempung bentonitan, batupasir, gravel, dan endapan lumpur. Selain itu
juga dijumpai nodul clay ironstone.
2. Lapisan batubara A.1
Umumnya lapisan ini dicirikan oleh adanya lapisan pengotor sebanyak
2–3 lapis dan dibagian base kadang-kadang dijumpai lensa-lensa batu lanau.
Mengalami pemisahan menjadi A.1 U ( 4 meter ) dan A.1 L (3 meter) dan
Ketebalan lapisan ini 6,5-9 meter.
3. Lapisan interburden A.1 – A.2
Lapisan ini terdiri dari batulempung atau batupasir tufaan dengan
ketebalan 2-4 meter.Lapisan ini dicirikan dengan adanya batu pasir tufaan
berwarna putih hingga abu-abu terang dan juga ditemukan batu lempung
bentonitik dibeberapa tempat. Secara keseluruhan memperlihatkan adanya
struktur graded bedding dengan batupasir konglomerat pada bagian dasar dan
batupasir halus di bagian atas.
4. Lapisan batubara A.2
Lapisan ini dicirikan oleh adanya lapisan silikan pada bagian atas dan
kadang-kadang dijumpai Pita pengotor batu lempung karbonan serta dijumpai
juga lensa-lensa batu lanau. Ketebalan lapisan ini 7,5-11,5 meter.
5. Lapisan interburden A.2 – B.1
Lapisan ini merupakan perulangan batu pasir dan batu lanau dengan
sisipan tipis batubara/batu lempung karbonan disebut juga dengan Suban
Marker. Ketebalan lapisan ini 15-20 meter.
6. Lapisan batubara B.1
Biasanya terdapat lapisan pengotor sebanyak 2-3 lapis yang berupa batu
lempung, lanauan karbonan. Ketebalan lapisan ini 9,1-14,1 meter
7. Lapisan interburden B.1 – B.2
Lapisan ini merupakan selang-seling batulempung dan batu lanau.
Ketebalan lapisan ini 2-5 meter.
15

8. Lapisan batubara B.2


Pada lapisan ini dijumpai adanya Pita pengotor berupa batulempung
lanauan karbonan yang kadang-kadang berbentuk seperti lensa. Ketebalan
lapisan ini 4,35-5,55 meter.
9. Lapisan interburden B.2 – C
Lapisan ini merupakan perulangan batupasir dan batulanau dengan
ketebalan 38-44 meter.
10. Lapiasan batubara C
Pada lapisan ini dijumpai adanya 1–2 lapis Pita pengotor berupa batu
lempung, batu lanau karbonan. Dengan ketebalan lapisan ini 11 meter.
11. Lapisan interburden C
Lapisan terdiri dari batu pasir dengan ketebalan lapisan ini > 2 meter.
.. ….
Sat. endapan s ungai tua, Gravel o
.. …
o
o o
. . .
o .

pas ir, lanau, lempung . . . . .


.........
Interval di atas A.1, batupas ir ......... Lapis an batubara Gantung (Hanging )
..........
dijumpai adanya nodul clay ......... dengan tebal 0,3 - 3,0 meter.
ironstone. ..........
v -v -v -v -v -v
..........
v -v -v -v -v -v
Pita Pengotor (batulempung tufaan/
Batubara A.1, dijumpai adanya tuffaceous clays tone) dengan tebal
lapis an pengotor s ebanyak 2 - 3
A1U v -v -v -v -v -v
1 - 15 cm.
lapis dan dibagian "bas e" kadang-
kadang dijumpai lens a-lens a batu-
lanau. Mengalami pemis ahan men- . -_-.-_- .- _
- -
._- . Dijumpai lens a-lens a batulanau/s ilt-
._._._._.
jadi A.1U (4 m) dan A.1L (3 m). ._._._._. s tone (kadang-kadang s ilikaan) pada
v -v -v -v -v -v
pos is i 1 meter dari "bas e"
Tebal lapis an ini 6, 5 - 9 meter. A1L dengan tebal 2 - 15 cm.
v - v - v - v - v - v
Interval A.1 - A.2, berupa -v - v - v - v - v -
batulempung / batupas ir tufaan. v . v . v . v . v . v .
Tebal 2 - 4 meter.
Batubara s ilikaan (s ilicified coal)
s angat keras , tebal 20 - 40 cm.

Batubara A.2, dijumpai adanya - - - - - - - - Pita pengotor (batulempung karbon-


batubara s ilikaan pada bagian an / carbonaceous clays tone)
"top" dan kadang-kadang dijum- A.2 Tebal 2 - 15 cm.
pai pita pengotor batulempung
karbonan s erta dijumpai lens a- Dijumpai lens a-lens a batulanau/s ilt-
lens a batulanau. s tone (kadang-kadang s ilikaan) pada
Tebal 7,5 - 11,5 meter. 1 - 2 meter dari "bas e" dengan
tebal 1 - 15 cm.
Interval A.2 - B.1, perulangan . -_-.-_- .- _
- -
._- .
batupas ir dan batulanau dengan s i- .......... "Suban Marker" berupa batubara /
s ipan tipis batubara / batulempung
- - - - - - - - batulempung karbonan dengan
karbonan (" Suban Marker"). ._._._._. tebal 15 - 40 cm.
..........
Tebal 15 - 20 m. - - - - - - - -
._._._._. Pita pengotor (batulempung lanauan
Batubara B.1, dijumpai adanya karbonan/carbonaceous s ilty clay-
lapis an pengotor s ebanyak 2 - 3 ._._._._. 1 - 15 cm.
lapis berupa batulempung lanauan
karbonan. B.1 . _ . _ . _ . _ .
Tebal 9,1 - 14,1 meter. Dijumpai lens a-lens a batulanau / s ilt-
s tone (kadang-kadang s ilikaan) pada
1 - 2 meter dari "bas e" dengan
tebal 2 - 15 cm.

Interval B.1 - B.2, s elang - s eling . -_-.-_- .- _


- -
. - .
_
batulempung dan batulanau. - - - - - - - -
Tebal 2 - 5 meter. ._._._ . _.
Batubara B.2, dijumpai adanya Pita pengotor (batulempung lanauan
pita pengotor berupa batulempung B.2 . _ . _ . _ . _ . karbonan/carbonaceous s ilty clay-
lanauan karbonan kadang-kadang .......... s tone) dengan tebal 2 - 8 cm dengan
dalam bentuk lens a. ._._._._. pos is i 0,8 - 1, 0 meter dari "bas e".
Tebal 4,35 - 5,55 meter. ..........
......... Dijumpai lens a-lens a batulanau / s ilt-
._._._._. s tone (kadang-kadang s ilikaan) pada
Interval B.2 - C, perulangan ..........
batupas ir dan batulanau. ......... 1 - 2 meter dari "bas e" dengan
._._._._. tebal 2 - 15 cm.
Tebal 38 - 44 meter. ..........
.........
._._._._. Pita pengotor (batulempung / clay-
Batubara C / C1, dijumpai adanya 1 - s tone atau batulanau / s lts tone yang
2 lapis pita pengotor berupa batu- - - - - - - - - karbonan) dengan tebal 2 - 10 cm.
lempung / batulanau karbonan. C
Tebal 11 meter. Dijumpai lens a-lens a batulanau / s ilt-
s tone (kadang-kadang s ilikaan) pada
0.6 - 1,1 meter dari "bas e" dengan
tebal 2 - 15 cm.
..........
Interval di bawah C, batupas ir .........
dengan tebal > 2 meter. - - - - - - - -
.........

Sumber: Satker Eksplorasi Rinci PT SBS, 2019

Gambar 2.4 Lapisan Batubara


16

2.5 Iklim dan Curah Hujan


Daerah Tanjung Enim memiliki iklim yang sama dengan iklim di daerah
Indonesia pada umumnya, yaitu iklim tropis dengan kelembaban dan temperatur
yang tinggi, yang memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Seperti kebanyakan daerah di Indonesia, daerah penambangan batubara Banko
Barat memiliki iklim tropis dengan kelembaban dan temperatur tinggi, yaitu
berkisar antara 15° C sampai dengan 38° C, sedangkan kelembapan udara rata rata
berkisar 57% sampai 85%. Dengan metode penambangan terbuka maka seluruh
aktivitas pekerjaan berhubungan langsung dengan udara bebas, sehingga iklim
yang ada berdampak langsung pada operasional. Pada umumnya daerah Tambang
Banko Barat terdiri atas dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.

2. 6 Sumberdaya Cadangan dan Kualitas Batubara


2.6.1 Sumberdaya Batubara
Sumberdaya batubara adalah bagian dari endapan batubara yang
diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumberdaya batubara ini dibagi menjadi dalam
kelas-kelas sumberdaya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang ditentukan
secara jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi cadangan
apabila setelah dilakukan kajian kelayakan dan dinyatakan layak.
2.6.2 Cadangan Batubara
Cadangan batubara adalah bagian dari sumberdaya batubara yang telah
diketahui dimensi, sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat pengkajian
kelayakan dinyatakan layak untuk ditambang.
2.6.3 Kualitas Batubara
Pengklasifikasian batubara bertujuan untuk mengetahui memberikan
nama serta membuat batasan-batasan kelas menurut fix carbon yang dimiliki
batubara tersebut. Klasifikasi batubara yang umum digunakan adalah klasifikasi
menurut ASTM (American Standard for Testing Materials).
Klasifikasi ini didasarkan atas analisa proksimat batubara, yaitu
berdasarkan derajat perubahan selama proses pembatubaraan mulai dari lignit
sampai antrasit. Untuk itu,diperlukan data karbon tertambat (fixed carbon), zat
17

terbang(volatile matter) dan nilai kalor. Merek produk (brand) batubara di PT


Bukit Asam, Tbk..
Klasifikasi kualitas batubara bertujuan untuk mengetahui variasi mutu
batubara. Klasifikasi batubara yang umum digunakan oleh PT Bukit Asam, Tbk.
Adalah berdasarkan analisa proksimat batubara dan kalori batubara dengan
minebrand adalah nama produk hasil keluaran dari penambangan yang belum
mengalami proses pengolahan dan marketbrand adalah nama produk yang siap
untuk dipasarkan. Data pengklasifikasian batubara PT Bukit Asam, Tbk. (UPTE)
secara umum termasuk kelas sub-bituminus sampai antrasit.
Untuk batubara dengan kandungan (VM) kurang dari 31 %, klasifikasi
didasarkan pada fixed carbon (FC), yaitu :
a. Medium volatile bituminous coal 69% < FC < 78%.
b. Low volatile bituminous coal 78% < FC < 86%,
c. Semi anthracite coal 86% < FC < 92%,
d. Anthracite coal 92% < FC < 98%, dan
e. Meta anthracite coal FC > 98%.
18

BAB III
TINJAUAN KHUSUS

3.1 Sistem dan Metode Penambangan


Sistem penambangan yang digunakan di Banko Barat PT Satria Bahana
Sarana adalah tambang terbuka dengan cara metode Strip Mine. lokasi
penambangan Banko Barat sekitar 7 km dari Tanjung Enim kearah timur. Untuk
lapisan batubara dengan kemiringan (dip) di tambang banko barat 23° ke arah sisi
barat, dan untuk strike 8° dari utara ke selatan,untuk jumlah produksi dimulai dari
tahun 2015 sampai dengan sekarang mencapai 97 juta ton.

Sumber: Satker Eksplorasi Rinci PT SBS, 2019

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penambangan di Banko Barat

Kegiatan penambangan di Tambang Banko Barat Pit 1 Utara


menggunakan sistem penambangan covensional, yaitu menggunakan alat gali
muat dan alat angkut yang dikerjakan PT Satria Bahana Sarana sebagai pihak
kontraktor dengan sistem rental alat dan melakukan kegiatan penambangan
konvensional meliputi pengupasan tanah penutup (overburden), penggaruan
(ripping), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling), penimbunan disposal
19

(dumping), ripping batubara, loading batubara, hauling batubara, dumping


batubara.

3.2 Aktifitas Utama Penambangan


Aktifitas utama penambangan adalah kegiatan yang apabila tidak di
lakukan maka aktifitas penambangan tidak akan berjalan/beroperasi. Kegiatan
penambangan di pit 1 utara Banko Barat terdiri dari pengupasan overburden,
penggalian dan pemuatan overburden, penggangkutan overburden, cleaning roof
batubara,penggalian batubara, pemuatan batubara, dan penggangkutan batubara.
3.2.1 Pengupasan overburden
Overburden adalah lapisan tanah bagian atas yang terdiri dari lapisan
batuan yang diangkut ke tempat penimbunan yang telah ditetapkan sehingga kelak
dapat digunakan lagi untuk lahan reklamasi. di Tambang Pit 1 Utara Banko Barat
pengupasan overburden dilakukan dengan menggunakan hydraulic excavator
komatsu PC 2000 lalu di angkut dengan HD komatsu 785 serta di bantu dengan
Bulldozer Komatsu D375A.

Gambar 3.2 Pengupasan Overburden


20

3.2.2 Penggalian dan pemuatan overburden (loading overburden)


Kegiatan ini bertujuan untuk memindahkan overburden hasil galian ke
dalam alat angkut, yang selanjutnya dibawa ke disposal. Hal ini dilakukan agar
tidak mengganggu proses pengambilan batubara dan tidak tercampurnya tanah
dengan batubara. Proses pemuatan ini menggunakan metode single stopping
sedangkan untuk pola pemuatannya adalah top loading.

Gambar 3.3 Penggalian dan Pemuatan Overburden

3.2.3 Pengangkutan overburden


Setelah penggalian dan pemuatan overburden, selanjutnya material
diangkut ke area disposal dengan menggunakan HD Komatsu 785. pengangkutan
ini bertujuan untuk memindahkan material overburden yang ada di front
penambangan ke area disposal atau area tempat pembuangan Overburden.

Gambar 3.4 Pengangkutan overburden


21

Overburden yang telah digali dan dimuat akan diangkut kemudian


dikumpulkan pada lokasi tertentu yang dikenal dengan istilah disposal area
dengan jarak ± 3.3 km dari front penambangan. Kegiatan pengangkutan harus
memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi alat, karena apabila dalam
suatu penambangan dalam medan buruk akan mengakibatkan alat mekanis akan
sangat sulit dioperasikan secara optimal. Kondisi suatu medan kerja tercipta oleh
keadaan alam dan jenis material yang terkandung didalamnya, seperti ketinggian
tempat kerja, maupun fisik dari material itu sendiri. Sifat fisik material
berpengaruh besar terhadap pengoperasian alat-alat yang digunakan dan tafsiran
kapasitas produksi serta perhitungan volume pekerjaan. Material yang keras dapat
merusak alat angkut apabila muatan melebihi kapasitas yang telah ditentukan oleh
pengawas. Kerusakan sering terjadi pada bagian bak atau vessel high dump truck,
cepat habis kembang ban, dan pelumas mesin (oli ) cepat habis.
Pengangkutan material overburden menggunakan high dump truck dengan jumlah
sesuai kebutuhan, jika material banyak yang akan dilakukan pengangkutan maka
akan dilakukan penambahan alat angkut. Pengangkutan tanah penutup atau
overburden dilakukan dengan alat high dump truck Komatsu HD 785 dengan
kapasitas vessel 40 m3.

Gambar 3.5 High Dump Truck Komatsu HD 785


22

3.2.4 Cleaning roof batubara


Pembersihan atap batubara atau biasa disebut dengan cleaning roof ini
dilakukan pada lokasi penambangan Banko Barat Pit 1 Utara tentunya memiliki
standar opersional atau regulasi masing masing. Untuk material hasil cleaning
roof dalam hal ini overburden harus dijauhkan dari batubara yang sudah bersih,
bila secara visual jumlahnya sedikit hanya dilakukan pendorongan saja oleh
bulldozer dan bila secara visual jumlahnya banyak harus diangkut dan dibuang ke
disposal.
Keuntungan menggunakan excavator tipe cutting edge atau flat bucket,
yaitu recovery batubara relatif aman dan sesuai dengan batubara dengan
kemiringan tertentu (tegak,landai), lalu kerugiannya, yaitu proses celaning roof
cukup lama untuk batubara yang terbuka (expose).Pembersihan atap batubara
menggunakan excavator Volvo EC 330 dengan kapasitas bucket 3,3 m3, tetapi ada
juga yang menggunakan alat bantu (unit support) antara lain Bulldozer ripper
Komatsu D375A.

Gambar 3.6 Cleaning Roof Batubara

Gambar 3.7 Excavator Volvo EC 330


23

3.2.5 Penggalian batubara


Pengambilan batubara di PT Satria Bahana Sarana untuk 1 fleet kombinasi
antara 1 excavator dan 7 dumptruck. Cara pemuatan dari alat muat ke alat angkut
dengan cara menggunakan top loading dan buttom loading. Cara pemuatan top
loading merupakan cara memuat material overburden dan batubara, yaitu cara
pemuatan dengan kedudukan alat gali muat lebih tinggi dari alat angkut.
Sedangkan buttom loading cara muat material overburden dan batubara, yaitu
cara pemuatan kedudukan alat gali muat sejajar dengan alat angkut.
Sebelum itu, batubara terlebih dahulu di ripping supaya lebih mudah saat
penggalian oleh alat gali muat dan juga untuk mengurangi resiko cepat haus
ataupun patah pada kuku bucket dari excavator. Untuk penggalian batubara PT
Satria Bahana Sarana menggunakan excavator tipe Volvo EC330, dan
dikombinasikan dengan alat angkut dump truck Hino FM 260 JD dengan
kapasitas vessel, dan juga Bulldozer ripper Komatsu D375A untuk ripping
batubara yang keras.

Gambar 3.8 Penggalian Batubara

Gambar 3.9 Dump Truck Hino FM 260 JD


24

3.2.6 Pemuatan batubara


Cara Pemuatan top loading lebih sering di lakukam karea cara ini lebih
efektif karena waktu yang dibutuhkan untuk menumpahkan material batubara
lebih cepat dan operator lebih leluasa dalam melakukan pemuatan
Proses pemuatan batubara menggunakan alat excavator tipe Volvo EC330,
setiap dump truck diisi 7-8bucket sesuai dengan keadaan dan dapat bertambah
ataupun berkurang. Pemuatan batubara harus melihat kondisi lapangan, apabila
dump truck sudah penuh maka tidak perlu ditambah muatan.Pengawas lapangan
juga harus memperhatikan dump truck yang sedang menunggu saat akan
melakukan pemuatan, memberikan arahan agar menunggu di pinggir dan tidak
mengganggu jalan dump truck yang sudah membawa muatan.

Gambar 3.10 Pemuatan Batubara

3.2.7 Pengangkutan batubara


Pengangkutan batubara ke stockroom menggunakan dump truck, dengan
jarak 3.5 km. Pengangkutan batubara ini menggunakan 1 fleet, dapat berubah
tergantung dari keadaan lapangan apabila jumlah batubara banyak maka bisa juga
menggunaka 2-4 fleet. Kendala yang sering dihadapi adalah jalan tambang yang
bergelombang apabila terus dilalui alat angkut dump truck. Pengawas lapangan
harus sering memperhatikan kondisi jalan produksi, supaya terus diperbaiki agar
proses hauling dapat berjalan sesuai target yang telah ditentukan. Apabila target
tercapai maka perusahaan akan mengalami perkembangan yang lumayan
pesat.Pengangkutan batubara dilakukan dengan alat dump truck Hino FM 260JD .
25

Gambar 3.11 Pengangkutan Batubara

3.3 Aktivitas Penunjang Penambangan


Kegiatan-kegiatan pendukung proses penambangan, yaitu untuk
pembuatan dan perawatan jalan angkut yang bertujuan menjaga produktifitas alat
angkut pada operasi pengangkutan. Kegiatan ini di lakukan dengan menggunakan
grader dan compactor, selanjutnya kegiatan pendukung yang dilakukan yaitu
perawatan jalan dengan alat berat yang bertujuan menjaga kondisi jalan agar tetap
bisa beroperasi dengan optimal.
Selain alat yang ada di atas, alat pendukung lainnya adalah water truck alat
ini berfungsi untuk penyiraman jalan angkut yang beroperasi 2 unit dalam sehari
dalam kapasitas 16.000 liter, selama beroperasi yang bertujuan untuk mengurangi
debu yang sangat menggangu aktifitas pertambangan serta menggangu kesehatan
para pekerja. Dalam satu hari dilakukan dua kali penyiraman yakni pagi dan sore
hari dimusim hujan dan setiap 2 jam sekali selama musim kemarau dimana air
yang digunakan adalah air rawa yang berada jauh dari area kolam pengendapan
lumpur. Adapun kegiatan lain yang bertujuan untuk menunjang kegiatan
penambangan sehingga saat melakukan aktivitas penambangan tidak terjadi
masalah, antara lain :
26

3.3.1 Penyiraman jalan tambang


Kegiatan Penyiraman jalan yang dilakukan di PT Satria Bahana Sarana ini
dilakukan 2 kali sehari yakni pagi dan sore hari bertujuan untuk meminimalisir
debu yang berada di jalan penambangan serta jalan hauling yang berdampak
buruk bagi kesehatan pekerja serta masyarakat yang ada di sekitar pertambangan.
Untuk kegiatan penyiraman jalan ini sendiri memanfaatkan air sungai yang ada di
dekat lokasi penambangan yang bergerak ± 3 km. Hal tersebut dikarenakan tidak
adanya sumber air yang bergerak lebih dekat. Sebenarnya hal tersebut kurang
efektif karena jarak yang lumayan jauh serta akan berdampak kepada penggunaan
bahan bakar water truck sendiri.

Gambar 3.12 Penyiraman Jalan

3.3.2 Perawataan jalan


Kegiatan perawatan ini dilakukan agar jalan tetap pada kondisi ideal yang
bertujuan dalam proses produksi, perawatan jalan ini dilakukan apabila kondisi
jalan sudah mulai rusak. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh hujan, maupun
sebab-sebab lainnya. Perawatan jalan menggunakan alat motor grader ini
dilakukan unutk memperbaiki jalan dan juga sekaligus merawat kondisi parit/
saluran air di setiap kanan dan kiri jalan (drainage), kegiatan ini dilakukan hampir
setiap hari di PT Satria Bahana Sarana bertujuan untuk menjaga kondisi jalan agar
tidak menganggu kegiatan produktivitas.
27

Gambar 3.13 Perawatan Jalan

3.3.3 Pemberaian overburden (ripping overburden)


Ripping adalah suatu proses untuk memberaikan material dengan
menggaruk overburden menggunakan point ripper yang ditarik dengan bulldozer
D375A. Ripping bertujuan untuk membongkar overburden agar dapat diambil
dengan mudah oleh alat gali. Pada penambangan Pit 1 utara Banko Barat ripping
overburden dilakukan dengan menggunakan bulldozer Komatsu D375A. Kegiatan
ripping yang dilakukan antara lain :
a. Bulldozer bergerak mundur kemudian point ripper ditancapkan ke overburden
untuk mengambil posisi penggaruan. Kedalaman dari diiging depth kurang
lebih 1 meter.
b. Bulldozer bergerak maju yang akan memberaikan overburden. Jarak ripping
antara lain 10 – 15 meter.
c. Proses digging ini dilakukan sampai overburden akan dimuat.
28

Gambar 3.14 Ripping overburden

3.3.4 Perawatan alat mekanis


Alat mekanis seperti excavator, high dump truck, dump truck, motor
grader, compactor, water truck, dan bulldozer. Hal ini bertujuan untuk menjaga
kondisi alat agar tetap bisa beroperasi dengan optimal. Perawatan alat mekanis
meliputi ganti oli, servis mesin, dan pergantian suku cadang.Kegiatanperawatan
alat mekanis ini dilakukan di workshop yang lokasinya tidak berjauhan dengan
Kantor Tambang.
Perawatan alat mekanis ini biasanya dilakukan selama 2 bulan sekali untuk
pengecekan berkala dan pergantian suku cadang. Service dan penggantian oli
mesin (pelumas) dilakukan selama 1 bulan sekali, minyak pelumas(oli) yang
digunakan adalah oli pertamina mesran.

Gambar 3.15 Perawatan Alat Mekanis


29

3.3 Peralatan Penambangan dan penunjang penambangan di Pit 1 Utara


Banko Barat
Alat yang digunakan di pit 1 utara Banko Barat baik alat utama maupun
penunjang yang bertujuan untuk kelancaran suatu produksi.
3.4.1 Alat Utama Tambang
1. Alat Gali-Muat Hydraulic Excavator Pc 2000
Mesin yang menggunakan tekanan hydraulic untuk menggerakkan bucket
sehingga dapat menggali material. Berdasarkan pada cara bergeraknya bucket,
hydraulic Excavator terbagi menjadi dua macam: Backhoe dan power shovel.
Jenis Excavator di Pit 1 Utara Banko Barat, yaitu: Excavator Komatsu..
Pada kegiatan pengupasan overburden maupun batubara di tambang
menggunakan jenis backhoe yang merupakan alat gali yang menggunakan
tekanan hydraulic untuk menggerakkannya. Alat ini dalam pengoprasiannya
hampir sama dengan power shovel, tetapi yang membedakannya adalah cara
penggalian materialnya.
Bagian utama dari excavator antara lain :
a. Bagian atas reveloving unit (dapat berputar)
b. Bagian bawah travel unit (untuk berjalan)
c. Bagian attarachment (bagian yang dapat diganti)
Penggalian yang dapat dilakukan oleh Hydraulic Excavator antara lain :
 Menggali di bukit, misalnya untuk menggali tanah liat, pasir, batugamping, dan
pengupasan tanah penutup (overburden).
 Memuat (loading) material ke alat angkut, misalnya dump truck, belt conveyor,
dan lain-lain.
 Membuat tanah penutup ke bagian belakang daerah yang sudah kosong
(dumping of top into spoil bank) cara kerja ini disebut back filling digging
method.
Waktu edar alat gali muat yaalatng diamati adalah yang dibutuhkan oleh
alat ini untuk melakukan satu kali kegiatan penggalian yang meliputi :
 Waktu menggali,
 Waktu swing Isi,
30

 Waktu dumping, dan


 Waktu swing kosong.

Gambar 3.16 Hydraulic Excavator

2. Alat angkut dump truck


Alat angkut ini banyak dipakai untuk mengangkut material-material
seperti tanah, endapan bijih, batuan untuk bangunan dan lainnya pada jarak dekat,
sedang maupun jauh. Dump truck cukup fleksibel, artinya dapat dipakai untuk
mengangkut macam-macam barang dengan muatan, bentuk dan jumlahnya
beranekaragam dan tidak tergantung pada jalur jalan. Alat angkut ini dapat
digerakkan dengan menggunakan motor bensin, diesel, dan lain-lain.
Jenis alat ini dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Dump truck Hino FM 260JD


Dump truck Hino FM 260JD ini berfungsi untuk mengangkut atau
memindahkan batubara dari tempat pemuatan ke dump hopper atau temporary
stockpile.
Waktu edar dump truck dihitung melalui :
 Waktu untuk memuat,
 Waktu dari front ke dump hopper atau stockpile,
31

 Waktu untuk menunggu antrian di dump hopper atau stockpile,


 Waktu untuk manuver isi,
 Waktu untuk dumping,
 Waktu kembali kosong,
 Waktu menunggu untuk dimuat, dan
 Waktu manuver untuk muat.

Gambar 3.17 Dump Truck FM 260JD

3. Alat angkut HD Komatsu 785


HD Komatsu 785 berfungsi untuk mengangkut atau memindahkan lapisan
humus dan tanah penutup dari tempat pemuatan ke disposal area.

Gambar 3.18 HD Komatsu 785


32

4. Belt conveyor
Belt conveyor adalah peralatan yang cukup sederhana yang digunakan
untuk mengangkut material dengan kapasitas cukup besar. Alat tersebut terdiri
dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan
pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan. Misalnya karet,
plastik, kulit dan lain-lain yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan
diangkut. Biasanya belt conveyor ini memiliki jarak yang cukup jauh sehingga
memudahkan kita dalam mengangkut batubara.

Gambar 3.19 Belt Conveyor

3.4.2 Alat Penunjang Tambang


1. Bulldozer
Alat ini digunakan untuk pekerjaan menggaru (ripping) dan mendorong
agar memudahkan pekerjaan excavator memuat material ke dalam alat angkut.
Kemampuan bulldozer Komatsu D375A sangat beraneka ragam, antara lain:
a. Pembabatan atau penebasan (clearing)
b. Merintis (pioneering), merupakan kelanjutan dari pekerjaan pembabatan atau
penebasan dan meliputi pekerjaan meratakan, membuat jalan darurat untuk
lewatnya alat-alat mekanis, lalu membuat saluran air untuk penirisan tempat
kerja.
33

c. Mendorong tanah dan batubara ke tempat tertentu, misalkan membersihkan


suatu tempat penggalian pada tambang terbuka agar loading unit bisa lebih
mudah untuk mengambil material tersebut.
d. Menyebarkan material, yaitu menyebarkan material ke tempat-tempat tertentu
dengan ketebalan yang dikehendaki.
e. Menimbun kembali terhadap bekas-bekas lubang galian, seperti menutup
saluran air, menimbun lubang fondasi atau tiang penyangga.
Pada bagian buldozer Komatsu D375A dipasang ripper yang memiliki
fungsi, yaitu :
 Dapat digunakan untuk membongkar batuan pada material yang tidak terlalu
kompak sehingga tidak membutuhkan peledakan.
 Mempermudah kerja dari alat gali dengan memperkecil ukuran material yang
akan digali agar ukurannya sesuai dengan kapasitas bucket dari alat gali.

Gambar 3.20 Bulldozer Komatsu D375A


34

2. Motor grader
Alat ini berfungsi dalam berbagai jenis pekerjaan, misalnya untuk
perawatan jalan, penggalian parit, dan lain-lain.

Gambar 3.21 Motor Grader

3. Fuel truck
Truck ini berfungsi sebagai tempat pengisian bahan bakar untuk kendaraan
penambangan, truck ini sangat fleksibel dan mudah dibawa kemana saja. Truck ini
milik dari kontraktor, yaitu PT Satria Bahana Sarana dengan kapasitas tangki
sebesar 16.000 dan 20.000.

Gambar 3.22 Fuel Truck


35

4. Water truck
Truck ini berfungsi untuk mengurangi debu-debu di tambang dengan cara
menyemprotkan air ke jalan-jalan tambang. Truck ini dimiliki oleh PT Satria
Bahana Sarana sebagai kontraktor di Pit 1 Utara banko Barat, kapasitas tanki dari
truck air ini yaitu sebesar 16.000 dan 20.000 liter sama halnya dengan fuel truck
yang memiliki pasitas yang sama.

Gambar 3.23 Water Truck

5. Compactor
Compactor digunakan untuk memadatkan tanah atau material sedemikian
hingga tercapai tingkat kepadatan yang diinginkan, jenis rodanya biasanya terbuat
dari besi seluruhnya atau di tambahkan pemberat berupa air atau pasir

Gambar 3.24 Compactor


36

6. Tower lamp
Tower lamp digunakan untuk lampu penerangan dan dapat dimodifikasi
untuk antena wifi yang berguna untuk mengontrol unit kendaraan pada area
penambangan, daya yang digunakan dari 50 sampai 100 watt.di saat kondisi gelap
pada fleet atau disposal.

Gambar 3.25 Tower Lamp

3.5 Fasilitas Penambangan


Ada beberapa fasilitas yang digunakan perusahaan yang digunakan untuk
mendukung aktifitas penambangan, yaitu:
1. Area penambangan
Area Praktik Kerja Lapangan berada di Pit 1 Utara Banko Barat PT Satria
Bahana Sarana dengan menggunakan dua metode berdasarkan cara
penambangannya menggunakan metode stripe mine, dan berdasarkan alat yang
digunakan menggunakan metode conventional mining. Di Pit 1 Utara Banko
Barat terdapat 7 - 8 fleet bisa berubah sesuai kondisi dan keadaan di area lokasi
penambangan.
37

Gambar 3.26 Area Penambangan

2. Jalan tambang
Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting di area
seperti dari area tambang ke area stock room dan disposal. Jalan tambang selalu
dilakukan perawatan dan pemadatan material tanah agar tidak cepat amblas
apabila sering dilalui alat alat angkut. Jarak lokasi penambangan ke stockroom 3,3
km selalu dilakukan pemadatan dan penyiraman untuk mencegah debu jalan dari
material tanah yang kering kemudian dilewati alat angkut.
Penyiraman jalan tambang dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada siang saat
istirahat dan pergantian shift malam. Penyiraman pada saat kemarau dilakukan 2
kali sehari, pada saat musim hujan tidak perlu dilakukan penyiraman karena pada
saat hujan tidak akan menghasilkan debu yang berlebihan. Perawatan jalan
menggunakan motor grader CAT 14 m³

Gambar 3.27 Jalan Tambang


38

3. Disposal
Disposal merupakan tempat untuk penyimpanan material tanah penutup
(overburden). Material yang dihasilkan di Pit 1 Utara Banko Barat adalah
claystone, siltstone, carbonaceus, dan sandstone. Material ini kemudian dilakukan
perataan menggunakan bulldozer, dari lokasi penambangan material overburden
diangkut menggunakan high dump truck menuju ke disposal. Dilakukan perataan
untuk mengurangi kemungkinan adanya rekahan material tersebut dan kemudian
menyebabkan terjadinya longsor. Pada saat musim hujan akan sering terjadi
longsor karena tidak ada penahan hanya di padatkan dan diratakan.
Di Pit 1 Utara Banko Barat menggunakan finger disposal yang di buat
maju dengan bantuan unit Bulldozer ripper D 375 A. Disposal ini memiliki ciri
yaitu ketinggian kurang dari 15 meter dengan kemiringan lereng yang landai
kurang dari 40 derajat.

Gambar 3.28 Disposal area

4. Stockpile
Stockpile adalah sebuah tempat penumpukan atau bahan yang ditumpuk
untuk diambil, diolah, dipasarkan atau dimanfaatkan dikemudian. Penimbunan
batubara merupakan salah satu tahapan yang sangat penting, dari kegiatan
penambangan batubara. Apabila penimbunan kurang memadai, maka dapat
mengganggu kegiatan penimbunan batubara, terutama bagi batubara yang terbakar
dengan sendirinya. Stockpile PT Satria Bahana Sarana yang berseberangan dengan
39

disposal, karena lokasi disposal dan stockpile yangberjarak 100 m. Stockpile ini
hanya tempat penyimpanan batubara sementara sebelum dilakukan hauling
menuju ke pelabuhan yang berada di Kertapati Palembang.

Gambar 3.29 Stockpile

5. Kolam pengendap lumpur (KPL)


Kolam pengendap lumpur digunakan untuk mengendapkan material
terlarut, dan pengapuran pada KPL dilakukan agar air asam tambang menjadi
netral (tidak asam) sehingga tidak mengganggu aktifitas penambangan dan
mencemari lingkungan. Pada saat penggalian overburden, overburden diletakkan
disisi-sisi kolam pengendap lumpur guna untuk memperdalam kolam pengendap
lumpur sehingga air masih bisa tertampung dengan baik. Luas kolam pengendap
lumpur masing-masing yaitu panjang 25 meter,lebar 15 meter dengan kedalaman
3 meter.
Untuk penetralan air asam tambang dilakukan dengan pengapuran yang
dilakukan setiap dua hari sekali dan kalau cuaca hujan 2-3 kali dalam satu
minggu. Jenis kapur yang digunakan yaitu kapur tohor sebagai penetral dan kapur
tawas sebagai pengendap lumpur. Pada setiap jalur masuk air diberikan 25 kg
kapur. Kolam pengendap lumpur di PT Satria Bahana Sarana dimuat semacam
kanal, jika terjadi banjir yang mengalir dari sump tidak mengalir masuk kekolam
sehingga tidak merusak kolam tersebut.
40

Gambar 3.30 Kolam Pengendap Lumpur

6. Kantor
Kantor merupakan tempat penyimpanan berkas dan peralatan safety untuk
karyawan. Selain itu, kantor juga berfungsi sebagai tempat bekerja bagi karyawan
sesuai divisi masing-masing. Kantor merupakan fasilitas yang pertama kali di
bangun pada saat akan memulai aktifitas penambangan.
Kantor juga memberikan sistem pelayanan berupa komunikasi dan
penyimpanan. Kantor juga memberikan saran kepada masyarakat yang ingin
mengajukan bantuan kepada perusahaan berupa program Coorporate social
responsibility (CSR).

Gambar 3.31 Kantor PT Satria Bahana Sarana


41

7. Workshop
Workshop merupakan tempat untuk perbaikan alat berat, alat angkut, dan
alat penunjang yang sedang mengalami kerusakan baik kerusakan berat mapun
ringan. Selain tempat untuk perbaikan, workshop juga berfungsi sebagai tempat
penyimpanan suku cadang.

Gambar 3.32 Workshop


.
42

BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan PT


Satria Bahana Sarana yang dibahas dalam laporan PKL dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Sistem penambangan yang dilakukan pada PT Satria Bahana Sarana, yaitu
sistem tambang terbuka dengan metode penambangan stripe mine
berdasarkan peralatan yaitu dangan cara conventional.
2. Aktifitas utama penambangan di PT Satria Bahana Sarana, yaitu dari
tahapan pengupasan overburden sampai dengan pengangkutan batubara.
3. Kegiatan penunjang penambangan, seperti penyiraman jalan, perawatan
alat mekanis, dan perawatan jalan.
4. Berbagai jenis alat mekanis utama digunakan dalam proses penambangan
di PT Satria Bahana Sarana, seperti berupa excavator backhoe, HD 785,
Hino FM 260JD. alat-alat penunjang mekanis lainnya seperti: bulldozer,
motor grader, water truck, fuel truck, dan compactor juga digunakan oleh
PT Satria Bahana Sarana demi kelancaran kegiatan produksi.
43

DAFTAR PUSTAKA

Anggayana, Komang. 1999. Ganesa Batubara. Jurusan Teknik Pertambangan


ITB: Bandung.

Badan Standardisasi Nasional (BSN). 1997.ing sampai dengan pengankutan


batubaraKlasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara, Rancangan
Standar Nasional Indonesia.

DaulayBukin, dan Cook, A.C.. 1988. The Petrology Of Some Indonesian Coals..
Journal Of South East Asia, Earth Sciences Vol.2 No.2. hal. 45-64.

PoliteknikAkamigas..2016.Pedoman Laporan Praktek Kerja Lapangan. Program


Studi Teknik Pertambangan Batubara: Politeknik Akamigas Palembang.
44

LAMPIRAN A
SPESIFIKASI TEKNIS ALAT GALI MUAT
EXAVATOR PC 2000

Sumber : aplication dan sfecification komatsu

Merk : Komatsu
Item
Operating Weight : 200.000
-Bucket Capacity : 12-13,7
-Engine Oil : 120 L
-Max. Oil Flow : 2.137 L
-Max. Oil Pressure : 300 L
-Transmission Oil : 96 L
-Hydrolic Oil : 170 L
-Final Drive Oil : 1300 L
-Fuel Tank : 1360 L
-Length Boom : 7800 mm
-Length Arm : 3400 mm
45

LAMPIRAN B
SPESIFIKASI TEKNIS ALAT ANGKUT
HD KOMATSU 785

High Dump Truck HD 785


Model HD 785
Kapasitas tangki 200 L
Jarak sumbu roda 4430 – 1800
Panjang bak 6,42 m
Total Panjang 8,48 m
Total tinggi 2,7 m
Total lebar 2,45 m
Tenaga maksimal 1900 PS/rpm
Berat kosong 72000 kg
Kapasitas 166000 kg
Sumber : aplication dan sfecification komatsu
46

LAMPIRAN C
SPESIFIKASI TEKNIS ALAT DORONG
BULLDOZER

Sumber : aplication dan sfecification komatsu

Merk : Komatsu
Engine
-Engine oil : 86 L
-Fan drive method : Hydraulic
:
-Displancement 23.15
Weight
-Operating weight : 71640 Kg
-Blad weight : 10920 Kg
-Ripper weight : 6800 Kg
Operation/Applcation
-Blade capacity : 18.5 m3
-Blade type : Semi-U
-Blade length : 4695 mm
-Blade Hight : 2265 mm
-Blade cut depth : 735 mm
Service informaton
-Fuel tank : 1200 L
-Transmission oil : 150 L
47

LAMPIRAN D
SPESIFIKASI TEKNIS ALAT PENUNJANG
WATER TRUCK

Sumber : aplication dan sfecification komatsu

Merk : PATRIA
kapasitas : 16.000 – 20.000 liter
Kendaraan
- Dimensi keseluruhan
( panjang/lebar/tinggi ) : 9950 x 2495 x 3300,3690
- G V W ( kg ) : 31595
- Payload ( kg ) : 7000
- Kerb massa ( kg ) : 11370
- Depan/Suspensi belakang ( mm) : 1460/2840
- Jenis bahan bakar : Diesel
- Bahan bakar ( 1/100 km ) : 22
- Puncak kecepatan : 90
Mesin
- Knalpot/daya ( kw ) : 8300/180 247HP
- Produsen : Dongfeng mesin diesel
- Jenis : 6-In-line mesin turbo charge
48

LAMPIRAN E
SPESIFIKASI TEKNIS ALAT PENUNJANG
FUEL TRUCK

Sumber : aplication dan sfecification komatsu

Kendaraan
- Merk : PATRIA
- Capasity : 16.000 Liter
- Keseluruhan dimensi L*W*H : 8600*2470*3200
Bobot
- GVW : 16, 000kgs
- Nilai Payload : 8400kgs
Mesin
- Merk : Yuchai mesin
- Daya : 136Kw/185HP
- Emisi, Tingkat : EURO 2 atau EURO 3
Tank
- Kapasitas : 10-15 m dan sup3;
- Bahan : Karbon
49
50

LAMPIRAN F
CYCLE TIME EXCAVATOR PC 2000 (EX-2001)
CY
NO SWING SWING HAMBATAN /
PASING MANUVER DUMPING DIGING KETERANGAN TIME
LAMBUNG KOSONG ISI DETIK
Ham
19,76 Menunggu HD
1 19,76
- - - - Mundur
2 5,87 5,05 13,69 7,67 - 32
HD 1014
3 5,32 7,42 14,72 8,27 - 35
4 6,62 7,67 17,13 8,72 - 40
5 6,55 6,44 12,51 7,86 - 33
21,27 Menunggu HD
1
- - - - 21,27 Mundur
2 5,56 5,13 14,36 8,65 - 3
HD 1010
3 5,6 7,74 17,85 8,84 - 40
4 4,74 5,13 14,65 9,58 - 3
5 4,16 9,43 17,99 9,41 - 40
HD 1018 1 18,89 - - - - 18,89 Menunggu HD
51

Mundur
2 4,46 6,51 17,18 9,92 - 38
3 5,33 5,11 13,68 7,65 - 31
4 4,52 6,12 14,93 7,74 - 33
Perawatan front
5 40
4,92 9,79 11,92 13,44 101 loading
11,47 Menunggu HD
1
- - - - 11,47 Mundur
HD 1004 2 3,73 5,19 11,54 9,51 - 29
3 5,13 5,45 13,31 6,82 - 30
4 4,85 6,12 15,7 8,9 - 35
CY
NO SWING SWING
PASING MANUVER DUMPIING DIGING HAMBATAN/DETIK KETERANGAN TIME
LAMBUNG KOSONG ISI
ham
5 4,01 4,8 11,72 10,34 - 30
18,4 Menunggu HD
1
HD 1015 - - - - 18,4 Mundur
2 7,27 7,68 12,15 7,49 - 34
52

3 4,27 7,8 17,28 8,74 - 38


4 4,41 6,68 11,54 10,63 - 33
5 4,91 5,34 13,94 9,64 - 33
22,75 Menunggu HD
1
- - - - 22,75 Mundur
2 5,05 5,25 14,35 9,96 - 34
HD 1016 3 5,31 4,59 12,37 7,68 - 29
4 6,55 11,55 15,54 8,68 - 42
Perawatan front
5 33
5,03 5,81 14,66 7,94 49,61 loading
20,61 Menunggu HD
1
- - - - 20,61 Mundur
2 4,6 5,24 11,27 6,23 - 27
HD 1014
3 4,95 4,69 13,02 7,68 - 30
4 5,17 6,66 13,02 6,84 - 31
5 4,51 10,67 15,6 6,31 - 37
18,59 Menunggu HD
HHD 1010 1
- - - - 18,59 Mundur
53

2 4,67 7,28 11,01 11,05 - 34


3 8,32 7,61 18,64 8,67 - 43
4 4,99 10,37 13,85 5,25 - 34
5 3,07 5,94 13,44 7,4 - 29
Total Hambatan (s) 481,14
Rata-rata Hambatan (s) 60,14

LAMPIRAN D

CYCLE TIME ALAT ANGKUT HD KOMATSU 785

MANU MANUV HAULI


CYCL
VER LOADI HAULING ER DUMPI NG HAMBAT
NO E KETERANGAN
KOSON NG ISI KOSON NG KOSON AN
TIIME
G G G

1 18,4 157,55 382,26 36,97 23,97 343,89 962,9 38,87 Antrian

antrian + penyemPitan
2 32,22 177,97 382,44 23,59 23,89 365,09 1005,2 107,04
jalan
54

3 19,58 168,34 419,45 48,12 16,97 419,18 1091,6 0 -

4 21,37 171,91 374,36 45,38 16,27 390,93 1020,2 0 -

5 18,92 182,41 375,38 34,82 16,59 393,41 1021,5 170,68 Efiling

6 20,82 155,67 426,09 47,36 16,7 387,54 1054,2 0 -

7 18,62 166,72 376,13 39,68 16,5 395,46 1013,1 0 -

8 11,57 173,42 421,86 33,52 16,19 410,17 1066,7 0 -

9 22,75 169,84 370,17 36,72 19,45 398,87 1017,8 0 -

10 19,82 156,77 417,77 42,93 19,52 399,6 1056,4 0 -


55

HAULIN
MANUVE MANUVE
N LOADIN HAULIN DUMPIN G CYCLE HHAMBAT
R R KETERANGAN
O G G ISI G KOSON TIME AN
KOSONG KOSONG
G

11 20,22 178,16 433,61 39,91 18,73 378,87 1069,5 0 -

12 18,42 172,91 343,7 42,19 17,42 395,58 990,2 0 -

antrian + penyemPitan
13 19,66 167,74 472,7 39,18 19,32 380,76 1099,4 160,12
jalan

14 20,48 159,47 346,64 45,13 18,42 403,13 993,3 0 -

15 21,89 182,64 431,74 41,23 18,32 423,77 1119,6 0 -

16 22,26 190,81 346,64 42,38 19,73 397,87 1019,7 0 -

17 18,26 185,87 437,19 42,29 20,32 403,13 1107,1 0 -

18 28,47 177,69 346,64 43,37 21,49 442,86 1060,5 0 -

19 22,27 163,76 421,33 43,11 18,53 432,62 1101,6 0 -

20 20,68 176,12 432,13 28,43 20,49 414,32 1092,2 0 -


56

TOTAL 37025,2 673,5

RATA-RATA 2314,1 74,833333


57

LAMPIRAN E
SWELL FACTOR DAN DENSITY INSITU
TABEL E.1
SWELL FACTOR DAN DENSITY INSITU BERBAGAI MINERAL
Density Insitu Swell Faktor
Macam Material
(lb/cu yd) (%)
Bauksit 2700 – 4325 75
Tanah liat kering 2300 85
Tanah liat basah 2800 – 3000 80 – 82
Antrasit 2200 74
Batubara bituminous 1900 74
Bijih tembaga 3800 74
Tanah biasa kering 2800 85
Tanah biasa basah 3370 85
Tanah biasa bercampur pasir dan kerikil 3100 90
Kerikil kering 3250 89
Kerikil basah 3600 88
Granit pecah – pecah 4500 56 – 67
Hematit pecah – pecah 6500 – 8700 45
Bijih besi pecah – pecah 3600 – 5500 45
Batu kapur pecah – pecah 2500 – 4200 57 – 60
Lumpur 2160 – 2970 83
Lumpur sudah ditekan 2970 -3510 83
Pasir kering 2200 – 3250 89
Pasir basah 3300 – 3600 88
Serpih (shale) 3000 75
Batu sabak (slate) 4590 – 4860 77
58

LAMPIRAN F
FAKTOR EFISIENSI ALAT-ALAT MEKANIS
TABEL F.1
FAKTOR EFISIENSI KERJA HYDRAULIC EXCAVATOR
Kondisi Medan Effisiensi Kerja (%)
Baik 83
Sedang 75
Agak Buruk 67
Buruk 58

TABEL F.2
FAKTOR EFISIENSI KERJA DUMP TRUCK
Kondisi Medan Effisiensi Kerja (%)
Baik 83
Sedang 80
Agak Buruk 75
Buruk 70

TABEL F.3
FAKTOR KOREKSI BUCKET
Pemuatan Jenis bahan diangkut Bucket (%)
Easy Clay, Soft soil 1,1-1,2
Average Sandy Soil and Dry 1,0-1,1
Rather Difficult
Agak Sulit Sandy soil with gravel
LAMPIRAN A 0,8-0,9
Difficult
Sulit Loading blasted rock 0,7-0,8
CYCLE TIME ALAT
GALI – MUAT
EXCAVATOR PC
2000 (EX-2001)
TABEL A.1
59

LAMPIRAN K
BMKG LAPORAN CURAH HUJAN
PROVINSI SUMATERASELATAN
LOKASI BANKO BARAT

jan Feb Mar Apr mei jun jul Ags sep Okt nov des
Tahun Total
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)

2014 322,1 454,5 446,4 138,8 215,5 176,5 127 158,5 15,1 26,4 319,3 441 2841,1

2015 521,9 505,8 409,2 433,6 315,6 114,2 179,6 141,5 181,6 299,2 349 531,8 3983

2016 439,6 446,6 365,4 380,5 258,7 106,6 148,2 129,4 148,1 244,1 315 475,3 3457,5

2017 115 502 218 332 336,9 66,2 139,8 119,9 215,4 304,7 237,8 300,9 2888,6

2018 417,2 345,2 366,2 315 582,7 76 454,3 147,3 252,8 193,2 279,5 466 3895,4

Total 1815,8 2254,1 1805,2 1599,9 1709,4 539,5 1048,9 696,6 813 1067,6 1500,6 2215 17065,6

Rata-Rata 363,16 450,82 361,04 319,98 341,88 107,9 209,78 139,32 162,6 213,52 300,12 443 3413,12
60

Anda mungkin juga menyukai