BAB I
PENDAHULUAN
Gesekan adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat adanya kontak antara dua
buah permukaan benda satu sama lain. Akibat gesekan ini, maka muncul gaya
gesek yang melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda akan bergerak.
Benda-benda yang dimaksud disini, tidak harus berbentuk padat, melainan dapat
pula berbentuk cair ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah benda padat
misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara benda padat
dan cairan serta gas adalah gaya stokes. Gaya gesek dapat merugikan atau
bermanfaat. Panas pada poros yang berputar, engsel pintu yang berderit, dan tapak
sepatu yang aus adalah contoh kerugian yang diakibatkan oleh gaya gesek. Akan
tetapi tanpa gaya gesek, manusia tidak akan bisa berpindah tempat dan berjalan.
Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi antar kedua permukaan yang saling
bersentuhan.
Gesekan antara dua buah permukaan solid merupakan suatu fenomena yang
sangat kompleks. Hal ini tidak hanya bergantung pada sifat fisik maupun kimia
dari suatu material, akan tetapi juga terlibat persoalan secara mekanik permukaan
yang saling berkontak. Oleh karena itu, penyelesaian gesekan selalu didasarkan
pada data suatu eksperimen. Ada beberapa fenomena yang ditimbulkan akibat dari
gesekan, misalnya timbulnya bunyi lengkingan pada area yang saling bergesekan,
munculnya getaran di sekitar area yang saling bergesekan, dan lain sebagainya.
Salah satu fenomena yang muncul akibat adanya gesekan yaitu munculnya slip.
Slip merupakan suatu fenomena gesekan di mana permukaan yang saling
berkontak kehilangan gaya geseknya secara tiba-tiba. Besar gaya gesek itu
tergantung pada keadaan permukaan benda yang saling bersentuhan. Pada
permukaan yang licin. Ada banyak kasus yang terjadi akibat adanya fenomena
slip ini. Misalkan belt conveyor yang mengalami slip terhadap poros
pemutarannya, sehingga kecepatan berputar belt conveyor menurun atau sering
terjadi yaitu pada ban sepeda motor yang mengalami slip terhadap rel jalir kereta
api, Sehingga kendaraan susah untuk dikendalikan dan menimbulkan rasa
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud disini tidak harus berbentuk padat,
melainkan dapat pula berbentuk cair ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah
benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara
benda padat dan cairan serta gas adalah gaya stokes. Gaya gesek dapat merugikan
atau bermanfaat. Panas pada poros yang berputar, engsel pintu yang berderit dan
sepatu yang adalah contoh kerugian yang disebabkan oleh gaya gesek. Akan
tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak dapat berpindah tempat karena gerakan
kakinya hanya akan menggelincir di lantai. Tanpa adanya gaya gesek kita tidak
akan pernah bisa berjalan. Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi mikro antar
kedua permukaan yang saling bersentuhan. Permukaan yang sangat halus akan
menyebabkan gesek menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan permukaan
yang kasar, akan tetapi tidak lagi demikian. Kontruksi mikro ataupun nano pada
permukaan benda dapat menyebabkan gesekan menjadi minimum, bahkan cairan
tidak lagi dapat membasahi.
Gaya gesek dapat terjadi pada benda yang memiliki permukaan halus
maupun kasar. Semakin halus permukaan benda, maka semakin kecil gaya
geseknya. Sebaliknya, semakin kasar permukaan benda maka semakin besar gaya
geseknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya gaya dapat disebabkan
oleh halus atau kasarnya permukaan benda.
Koefisien gesekan timbul karena adanya perpaduan antara dua permukaan,
oleh karena itu dalam melukis vektor gaya gesekan selalu ada permukaan yang
bertemu. Koefisien gesekan dibedakan menjadi dua jenis yaitu koefisien gesek
statis dan koefisien gesek kinetis. Koefisien gesek satis adalah koefisien gesek
antara dua permukaan diam, sedangkan koefisien gesek kinetis adalah koefisien
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
gesekan yang terjadi pada benda-benda yang beradu dimana benda satu bergerak
relative terhadap benda lainnya. Bila ditinjau dari sifat geraknya maka
kemungkinan harga koefisien statis (µs) adalah µs. Apabila ditinjau dari sebuah
benda pada bidang miring.
Pada saat benda tepat akan bergerak, maka posisi itu berlaku
= Percepatan (m/s2).
Dari kedua syarat di atas dapat dibuktikan bahwa koefisien gesekan kinetis
dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
gaya tersebut terimbangi oleh suatu gaya gesekan yang besarnya sama dengan
berlawanan arah, yang dikerjakan oleh lantai terhadap peti (Francis,1998). Gaya
gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua
permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah gerak
benda. Jika sebuah balok yang beratnya w diletakkan pada bidan datar dan pada
balok tidak bekerja gaya luas, maka besarnya gaya normal (N) sama dengan besar
berat (W).
Gaya normal adalah gaya yang ditmbulkan oleh alas bidang dimana benda
ditempatkan dan tegak lurus terhadap bidang yaitu :
N = m.g.cos ........................................................................................(3.2.4)
Dimana :
Apabila ada dua benda yang berinteraksi melalui kontak atau sentuhan
langsung pada permukaan, maka akan selalu timbul suatu gaya yang disebut gaya
kontak. Gaya kontak ini memiliki komponen yang sejajar dengan permukaan
sentuh yang secara khusus disebut gaya gesekan, sedangkan komponen lain yang
tegak lurus dengan permukan sentuh disebut gaya normal. Karena arah gesekan
sejajar dengan permukaan sentuh, maka akan mempengaruhi gerak suatu benda.
Arah gaya gesekan ini selalu berlawanan dengan arah gerak benda sehingga
bersifat menghambat gerak benda. Walaupun gaya normal arahnya tegak lurus
dengan arah gerak benda, berpengaruh namun gaya normal memberikan pengaruh
pada besarnya gaya gesekan. Semakin besar gaya normal, maka semakin besar
pula gaya gesekan yang terjadi.
Besar gaya gesekan disamping bergantung pada gaya normal, juga sangat
bergantung pada kekasaran permukaan sentuh. Semakin kasar permukaan sentuh,
umumnya semakin besar gaya gesekan yang timbul. Hal ini menjelaskan mengapa
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
terjadi perbedaan jarak yang ditempuh oleh kelereng pada saat menggelinding
dikarpet dan dilantai berkeramik. Secara sepintas kita memperoleh pesan bahwa
setiap gaya gesekan akan bersifat merugikan, akan tetapi bila kita perhatikan tidak
sedikit keuntungan yang akan kita peroleh dengan adanya gaya gesekan ini,
misalnya gesekan antara roda dan porosnya akan mengurangi laju mobil, namun
tidak mungkin mobil bisa bergerak tanpa adanya gaya gesekan antara ban mobil
dengan permukaan jalan serta benda lain yang akan menggunakan roda untuk
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Jika permukaan suatu benda
bergesekan dengan permukaan benda lain, masing-masing benda tersebut
mengerjakan gaya gesek antara satu dengan yang lain. Jika permukaan suatu
benda bergesekan dengan permukaan benda lain.
Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling
bergerak lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan
antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti.
Untuk benda yang dapat menggelinding, terdapat pula jenis gaya gesek lain yang
disebut gaya gesek menggelinding (rolling friction). Untuk benda yang berputar
tegak lurus pada permukaan atau berspin, terdapat pula gaya gesek spin (spin
friction).
2.3.1 Gaya Gesek Statis
Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak
bergerak relatif atau sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah
benda meluncur kebawah pada bidang miring. Koefesien gesek statis umumnya
dinotasikan dengan 𝜇s, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek
kinetis. Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat
sebelum benda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan
sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis dikalikan dengan
gaya normal f = 𝜇s Fn. Ketika tidak ada gerakan yang terjadi gaya gesek dapat
memiliki nilai dari nol hingga gaya gesek maksimum. Setiap gaya yang lebih
kecil dari gaya gesek maksimum yang berusaha untuk menggerakkan salah satu
benda akan dilawan oleh gaya gesekan yang setara dengan besar gaya tersebut
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
namun berlawanan arah. Setiap gaya gesek yang lebih besar dari gaya gesek
maksimum akan menyebabkan gerakan terjadi.
2.3.2 Gaya Gesek Kinetis
Gaya gesek kinetis (dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak relatif satu
sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya
dinotasikan dengan 𝜇k dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis
untuk material yang sama. Lantai yang licin membuat kita sulit berjalan di atasnya
karena gaya gesekan yang terjadi antara kaki kita dengan lantai sangat kecil.
Permasalahan ini berhubungan dengan gaya gesekan. Gaya gesek atau gaya
gesekan merupakan gaya yang ditimbulkan oleh dua permukaan yang saling
bersentuhan. Untuk menggerakkan balok kayu diatas lantai dibutuhkan gaya yang
dapat mengatasi gaya gesekan statis. Setelah bergerak, gaya itu mempertahankan
gerak benda dan digunakan untuk mengatasi gaya gesekan kinetis. Sehingga
hanya diperlukan gaya yang lebih kecil dari pada gaya yang digunakan untuk
mulai menggerakkannya. Setelah bergerak, gaya gesek statis berkurang sedikit
demi sedikit dan berubah menjadi gaya gesekan kinetis, sehingga gaya gesekan
kinetis selalu lebih besar dari pada gaya gesekan statis maksimum.
Pemisahan gaya adalah besaran vector yang memiliki besar dan arah dalam
pelukisan gaya harus diperhatikan arahnya. Sebuah bidang miring menurunkan
gaya yang dibutuhkan untuk menaikkan benda ketempat tinggi dan menambah
jarak pemberian gaya yang harus diberikan keposisi tujuan bidang miring
besarnya digunakan pada alat pemotong dan sering menggunakan bidang miring
dalam bentuk baji, baji gerak maju diukur menjadi gerakan yang tegak lurus
terhadap wajah. Sekrup pada dasarnya adalah bidang miring yang dibungkus di
sekitar tabung dalam sebuah bidang miring. Gaya lurus dibidang horizontal di
ubah menjadi gaya vertikal ketika sekrup kayu diputar ulir sekrup mendorong
kayu sebuah gaya reaksi dan kayu mendorong kembali ulir itu dengan cara ulir
sekrup bergerak turun meskipun kekuatan pemutar sekrup pada bidang horizontal.
Berdasarkan hasil praktikum hubungan antara sudut dengan kecepatan laju gerak
benda terletak pada sudut yang ditentukan. Semakin besar sudut maka semakin
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi antara dua permukaan benda yang
saling bergesekan. Gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari memiliki keuntungan
dan kerugian.
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
benda nonconformal adalah jenis titik, keadaan rolling murni berlaku disini.
Gesekan karena gerakan gulir dapat disebabkan oleh berbagai kasus, tetapi walau
bagaimanapun, slipping/sliding lebih dominan sebagai penyebabnya. Kekasaran
adalah sebuah parameter penting dalam kontak bergulir dalam hubungannya
dengan gesekan dan aus. Kesempurnaan geometri rolling dapat dikurangi dengan
kekasaran sehingga microslip yang terjadi pada tingkat kekasaran saja. Deformasi
plastis pada asperiti juga dapat menyebabkan hilangnya energi selama gerakan
bergulir. Ditinjau dari sisi gaya gesek, permukaan yang halus mempunyai gaya
gesek yang lebih kecil jika dibandingkan permukaan yang kasar. Hampir setiap
kasus gesekan pada rolling contact, gaya gesek akan mengalami penurunan saat
running-in.
Dalam kehidupan sehari hari banyak sekali dijumpai contoh gaya gesek,
agar kita dapat memahami apa saja contoh gaya gesek dalam kehidupan sehari-
hari, berikut contohnya :
1. Ban mobil yang melaju di jalur beraspal bisa dikendalikan dengan baik
karena saat dioperasikan akan terjadi gaya gesekan antara permukaan aspal
dan juga ban.
2. Ketika melakukan olahraga terjun payung akan memanfaatkan gaya gesekan
antara parasut dengan udara sehingga bisa mendarat dengan lebih baik.
3. Ketika Anda berjalan dengan alas kaki seperti sepatu, pada permukaan lantai
dan permukaan sepatu mengalami gaya gesekan sehingga telapak kaki tidak
l dengan begitu Anda tidak akan tergelincir saat melewati lantai.
4. Saat mendorong lemari atau kursi maka akan terjadi gaya gesekan antara
permukaan lantai dengan permukaan benda sehingga memudahkan Anda
untuk memindahkan lokasi benda tersebut sesuai dengan keinginan.
2. 8 Mekanika Kontak
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
ditimbulkan saat dua permukaan solid saling bersentuhan satu sama lain pada satu
titik atau lebih, dimana gerakan kedua benda atau lebih dibatasi oleh suatu
constraint. Kontak yang terjadi antara dua benda dapat berupa titik, garis ataupun
permukaan. Jika kontak yang terjadi diteruskan dan dikenai suatu beban kontak,
maka kontak yang awalnya berupa titik dapat berubah menjadi bentuk ataupun
permukaan yang lain tergantung besar tegangan yang terjadi saat terjadinya
kontak. Hampir setiap permukaan dapat dipastikan menerima beban kontak,
dimana tegangan paling besar terdapat pada area titik atau permukaan tertentu.
Jenis konfigurasi pembebanan pada batas elastis dinamakan Hertzian Contact.
Kita mengetahui bahwa ketika dua permukaan yang terkena kontak terdapat
tekanan yang terbentuk pada suatu titik maupu garis. Kita dapat melihat titik atau
garis kontak pada permukaan lengkung saat kontak keduanya mempunyai gerakan
memutar. Kondisi ini akan muncul seperti halnya roda bertemu dengan suatu
permukaan dan bagian yang saling kontak pada roda gigi transmisi dan kontak
yang terjadi pada screw conveyor dengan bahan yang di angkut. Saat dua
permukaan benda, diletakkan dan diberi beban bersama-sama dan diamati dengan
skala mikron maka akan terbentuk deformasi pada kedua permukaan tersebut.
Dengan pengamatan skala mikron setiap benda memiliki kekasaran permukaan,
sehingga kontak aktual terjadi pada asperitiess dari kedua dan sifat materialnya,
asperities akan mengalami deformasi elastis, elastis plastis, atau fully plastis.
Salah satu faktor yang akan mempengaruhi gaya gesek adalah kekuatan pada
permukaan suatu benda yang bergerak.
2. 9 Kontak Statis
Kontak statis bermula ketika beban dikenakan pada benda. Dalam skala
mikro, surface yang merupakan sekumpulan dari asperiti-asperiti akan mengalami
deformasi. Daerah kontak akan bertambah banyak seiring dengan meningkatnya
jumlah asperiti yang saling kontak karena peningkatan beban. Akibat selanjutnya
adalah muncul fenomena deformasi. Deformasi yang terjadi karena beban vertikal
yang didefinisikan jackson et al (2005) dapat berupa elastis, elastis plastis atau
plastis. Rejin elastis mengacu pada ketiadaan defomasi plastis, yaitu ketika beban
yang dikenakan pada benda dihilangkan, maka benda tersebut dapat kembali ke
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
bentuk asal. Rejin elastis plastis ialah keadaan transisi dari elastis ke plastis.
Dalam rejim ini benda terdeformasi plastis, tetapi daerah kontak masih berada
pada daerah elastis serta kondisi ketiga adalah kondisi plastis (fully plastic).
Kondisi ini terjadi apabila daerah kontak telah terjadi luluh sepenuhnya, yaitu
nilai modulus elastisitas suatu material sudah terlewati. Untuk mempermudah
dalam menganalisa kontak, para peneliti membangun sebuah model. Model dapat
berupa formula matematis ataupun bentuk asperiti. Bentuk asperiti dapat
disederhanakan dengan memodelkannya dalam bentuk bola (sphere), setangah
bola (hemisphere), elips (ellips) ataupun bentuk datar (flat). Pendekatan model ini
dapat diperoleh dengan finite element dan juga data hasil percobaan. Fenomena
beralihnya keadaan dari elastis menuju plastis pada tingkat asperiti sangat menarik
untuk dikaji.
2. 10 Kontak Dinamis
2. 11 Konsep Dasar
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
a b
c d e
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB IV
TABEL PENGAMATAN
4. 1 Keadaan Statis
1 Kayu 41 gr 51 gr 51 gr 51 gr 51 gr Mkayu
= 0,169 Kg
2 Karpet 61 gr 61 gr 61 gr 61 gr 61 gr Mkarpet
= 0,21 Kg
3 Karet 81 gr 71 gr 71 gr 71 gr 71 gr Mkaret
= 0,195 Kg
Mpiringan
= 0,025 Kg
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
No
Keterangan
θ
Kayu 32 33 31 36 35 Mkayu
= 0,169 Kg
1
Karpet 34 37 38 37 35 Mkarpet
= 0,21 Kg
2
Karet 40 29 39 37 37 Mkaret
3 = 0,195 Kg
T (sekon)
Keterang
No an
1 Kayu 01,06 01,08 01,06 01,10 01,15 Mkayu =
0,169 Kg
2 Karpet 01,08 01,10 01,12 01,08 01,14 Mkarpet =
35 1,27
0,21 Kg
3 Karet 01,36 01,60 01,50 01,62 01,61 Mkaret =
0,195 Kg
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Asisten
( Nuryaumil Rislami )
BAB V
PENGOLAHAN DATA
1. Menghitung nilai µs untuk keadaan statis pada bidang datar dan bidang
miring.
a. Keadaan statis bidang datar pada benda peluncur
mp+ mt
µs ¿
mb
1). Untuk permukaan kayu
mp+ mt 1
µs1 ¿
mb
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
0,025+41 41,025
¿ ¿ ¿ 242,751
0,169 0,169
mp+ mt 2
µs2 ¿
mb
0,025+51 51,025
¿ ¿ ¿ 301,923
0,169 0,169
mp+ mt 3
µs3 ¿
mb
0,025+51 51,025
¿ ¿ =¿ 301,923
0,169 0,169
mp+ mt 2
µs4 ¿
mb
0,025+51 51,025
¿ ¿ ¿ 301,923
0,169 0,169
mp+ mt 3
µs5 ¿
mb
0,025+51 51,025
¿ ¿ =¿ 301,923
0,169 0,169
Nilai rata-rata µs
µs 1+ µs 2+ µs 3+ µs 4+ µs 5
µs ¿
n
2,921
¿ ¿ 0,584
5
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
0,025+61 61,025
¿ ¿ ¿ 290,595
0,21 0,21
mp+ mt 3
µs3 ¿
mb
0,025+61 61,025
¿ ¿ ¿ 290,595
0,21 0,21
mp+ mt 2
µs4 ¿
mb
0,025+61 61,025
¿ ¿ ¿ 290,595
0,21 0,21
mp+ mt 3
µs5 ¿
mb
0,025+61 61,025
¿ ¿ ¿ 290,595
0,21 0,21
Nilai rata-rata µs
µs 1+ µs 2+ µs 3+ µs 4+ µs 5
µs ¿
n
290,595+290,595+290,595+290,595+290,595
¿
5
1425,975
¿ ¿ 285,195
5
0,025+71 71,025
¿ ¿ ¿ 364,230
0,195 0,195
mp+ mt 3
µs3 ¿
mb
0,025+71 71,025
¿ ¿ ¿ 364,230
0,195 0,195
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
mp+ mt 2
µs4 ¿
mb
0,025+71 71,025
¿ ¿ ¿ 364,230
0,195 0,195
mp+ mt 3
µs5 ¿
mb
0,025+71 71,025
¿ ¿ ¿ 364,230
0,195 0,195
Nilai rata-rata µs
µs 1+ µs 2+ µs 3+ µs 4+ µs 5
µs ¿
n
415,512+364,230+364,230+364,230+364,230
¿
5
1872,432
¿ ¿ 374,486
5
No Mb Mt Mp µs µs Jenis
Peluncur
1 41 242,751
2 0,169 51 301,923 290,088 Kayu
3 51 301,923
4 51 0,025 301,923
5 51 301,923
1 61 0,233
2 0,189 61 0,214 0,231 Karpet
3 61 0,247
4 61
5 61
1 81 0,302
2 0,207 71 0,297 0,297 Karet
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
3 71 0,292
4 71
5 71
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
No ɵ µs µs Peluncur
1 32 0,624 0,6398 Kayu
2 33 0,649
3 31 0,600
4 36 0,726
5 35 0,700
1 34 0,675 0,732 Karpet
2 37 0,753
3 38 0,781
4 37 0,753
5 35 0,700
1 40 0,839
2 29 0,554 0,7416 Karet
3 39 0,809
4 37 0,753
5 37 0,753
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
X ¿ 1,27 m
t 1+t 2+t 3+ t 4 +t 5
t ¿
n
01,06+01,08+01,06 +01,10+01,05
¿ ¿ 1,07
5
t2 ¿ 1,144
2. x
μk = tanθ -
g . t 2 . cos θ
2 .1,28
= 0,839 -
9,81 .1,144 . 0,766
2,56
= 0,839 -
10,820
= 0,839 - 0,236
= 0,603
X = 1,27 m
t 1+t 2+t 3+ t 4 +t 5
t =
n
01,08+01,10+01,12+01,08+ 01,14
= ¿ 1,104
5
t2 ¿ 1,218
2. x
μk = tanθ - 2
g . t . cos θ
2. 1,28
= 0,839 -
9,81 .1,218 . 0,766
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
2,56
= 0,839 -
9,152
= 0,839 – 0,279
= 0,56
X = 1,27 m
t 1+t 2+t 3+ t 4 +t 5
t =
n
t2 ¿ 2,365
2. x
μk = tanθ - 2
g . t . cos θ
2. 1,28
= 0,839 -
9,81 .2,365 . 0,766
2,56
= 0,839 -
17,771
= 0,839 – 0,144
= 0,695
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
√( )
2
δμs
∆ μs= ¿¿
δmp
1. ( δmp
δμs
) ¿ mp+mbmt
,
Dimana :u=¿0,025 + 301,923 u ¿1
v ¿ 0,169 v’ ¿ 0
( )
δμs
δmp
¿
u, v−v , u
v2
¿ 1.0,169−0 .(0,025+301,923)
¿¿
0,169
¿
0,0285
¿ 5,929
1
2. ∆ mp= ×skala terkecil
2
1
¿ ×10-3
2
¿ 5 x 10-4
¿ 0,005
3. ( δμsδt ) ¿
mp+ mt
mA
v ¿ 0,169 v’ ¿ 0
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
( )
, ,
δμs u v−v u
¿
δt v2
1.0,169−0.(0,025+301,923)
¿ 2
(0,169)
0,169
¿
0,0285
¿ 5,929
mt 1+ mt 2 +mt 3
4. mt ¿
n
41+51+51+51+51
¿
5
¿ 49
∆mt ¿
√
2 2 2 2 2
¿ ( 40,975 ) + ( 5 0,975 ) + ( 50,975 ) + (50,975 ) + ( 50,975 )
20
¿
√ 1002,787
20
¿ √ 7,080914
¿ 2,6609
5. (δμs
δmA ) ¿
mp + mt
mA
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
v ¿ 0,169 vˈ ¿ 1
( )
, ,
δμs u v−v u
=¿
δmA v2
0.0,169−1.(0,025+ 301,923)
¿ 2
(0,169)
−301,948
¿
0,0285
¿ -10,594,6
1
6. ∆ mA= ×skala terkecil
2
1
= ×10-3
2
= 5 x 10-4
= 0,005
√( ) ( ) ( )
2 2 2
δμs δμs δμs
∆µs = ( ∆mp )2 + ( ∆t )2 + ( ∆mA )2
δmp δt δmA
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
∆ μs=
√( δμs 2
δm θ
¿¿)
1. ( δmδμsθ ) = tan θ = cos
sin θ
θ
v = cos v’ = -sin
( )
' '
δμs u v−v u
=
δm θ v2
40 . 40−( 40 ) . 40
= 2
40
1640,4
=
1600
= 1,025
2. ∆Ө = √ ¿ ¿ ¿
= √¿¿¿
=
√ 64 +49+ 81+ 16+25
20
=
√ 235
20
= √ 11,75
= 3,427
∆µs =
√( δµs 2
δmӨ
¿¿ )
= √¿¿
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
= √(1,050)(11,744)
= √ 12,331
= 3,5115
∆ µs
KR = ×100 %
2(∆ µs+ µs)
3,5115
= ×100 %
2(3,5115+0,6598)
3,5115
= ×100 %
8,3426
= 0,420%
KB = 100% - KR
= 100% - 0,420%
= 99,58%
2x
𝜇𝑘 = tanӨ -
g +t 2 . cosӨk
2(1,28)
= 0,839 -
9,81+1,144.0,766
2,56
= 0,839 -
10,91304
= 0,839 - 0,234
= 0,605
√( )
2
δµs
Δμk = ¿¿
δӨ
( )
2
δµs 2x
= tanθ -
δθ g¿¿
Dimana :
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
2x 2 x .−sinθ
v= v’=
g¿¿ g (t). cos θ
= se c 2 40. ¿¿
−(
( 9,81( 2(1,28) ) 9,81 ( 1,44 ) .0,766 )
2 ( 1,28 ) .−40
1,600. . 0,834
1,144). 0,766
=
( 9,81(1,144). 0,766 )
2
2(1,28)
= 232,926
1. Δθ = √(θ 1−θ)
= √ 40−40
=0
δμk 2x
= tanθ -
δx g . t 2.cosθ
Dimana:
u = tanθ u’= 0
2x 2 x . g . t 2 . sinθ
V = V’ = 2
g.¿¿ ( g . t2 . cosθ )
u' . v −v ' .u
¿ 2
v
¿ 0. ¿ ¿
−(
( 9,81.1,144 ) ( 9,81.1,144 .0,766 ) )
2(1,28) 2 ( 1,28 ) .9,81.1,144
0. . 0,839
. 0,766 ❑
¿
¿¿
−1,803
¿
0,0005
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
¿ - 5 0,963
1
2 . Δx ¿ ×skala terkecil
2
1
¿ × 0,001
2
¿0,0005
δμk 2x
= tan θ−
δt g + t 2 . Cos θk
Dimana : u = tan – 2x uˈ = 0
v = g + t2 . Cos θk vˈ = 2
δμk uˈ v - vˈ u
= 2
δt v
3,442
=
10,913
= 0,315
√
2 2 2
3. ∆t = ( t1 - t ) + ( t2 - t ) + ( t3 - t )
n (n - 1)
√
2 2 2 2 2
( 01,25−1,538 ) + ( 01,60−1,538 ) + ( 01,50−1,538 ) + ( 01,62−1,538 ) + ( 01,61−1,538 )
¿
3(3−1)
=
√ 0,031+ 0,003+ 0 , 001+ 0,006+0,005
20
=
√ 1,046
20
= √ 0,0023
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
= 0,047
√( ) ( ) ( )
2 2 2
δμs δμs δμs
∆µk = ( ∆ θ )2 + ( ∆ x )2 + ( ∆ t )2
δθ δx δt
√ ( 232,926 ) 2 2 2 2 2
( 0 ) + ( - 5 0,936 ) ( 0,0005 ) + ( 0,315 ) ( 0,047 )
2
¿ √ 0 + 0,000649 + 0,000198
¿ √ 0,000847
¿ 0,029
∆μk
KR = x 100%
μk
0,029
= x 100%
0,605
= 0,047 x 100%
= 0,047 %
KB = 100% - KR
= 100% - 0,047 %
= 99, 953 %
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
No Mb Mt Mp µs µs Jenis
Peluncur
1 41 242,751
2 0,169 51 301,923 290,088 Kayu
3 51 301,923
4 51 0,025 301,923
5 51 301,923
1 61 0,233
2 0,189 61 0,214 0,231 Karpet
3 61 0,247
4 61
5 61
1 81 0,302
2 0,207 71 0,297 0,297 Karet
3 71 0,292
4 71
5 71
No ɵ µs µs Peluncur
1 32 0,624 0,6398 Kayu
2 33 0,649
3 31 0,600
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
4 36 0,726
5 35 0,700
1 34 0,675
2 37 0,753
3 38 0,781 0,732 Karpet
4 37 0,753
5 35 0,700
1 40 0,839
2 29 0,554
3 39 0,809 0,7416 Karet
4 37 0,753
5 37 0,753
Pada keadaan statis bidang datar terdapat tiga buah benda peluncur yaitu
kayu, karpet, dan karet. Pada benda peluncur kayu menghasilkan gaya gesek yaitu
µs = 290,088. Adapun jenis benda peluncur karpet menghasilkan gaya gesek yaitu
µs = 290,595. Pada karet meghasilkan gaya gesek yaitu µs = 374,486.
Pada keadaan statis bidang miring ketiga benda peluncur akan dicari
derajat kemiringannya ketika diberi gaya. Jenis benda peluncur kayu yang
memiliki permukaan halus memiliki kemiringan 32° atau µs = 0,624 benda
peluncur karpet dengan 34° atau µs = 0,674 dan benda peluncur karet memiliki
derajat kemiringan 40° atau µs = 0,839.
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
GAYA GESEK