Anda di halaman 1dari 30

Unit 3:

Argumen dan Aturan-aturan Inferensi


Logika Proposisional
Matematika Diskrit 1 D4
JTK Politeknik Negeri Bandung
2020
Introduksi
• Argumen:
– Argumen adalah suatu sekuen dari statemen-statemen yang berujung
dengan suatu konklusi.
Contoh
Statemen 1 : Jika kita memiliki SIM C yang valid, maka kita boleh
mengendarai motor di jalan raya.
Statemen 2 : Kita memiliki SIM C yang valid.
Konklusi : Karena itu, kita boleh mengendarai motor di jalan raya.
– Dalam logika proposisional, argumen adalah sekuen dari proposisi-
proposisi. Semua proposisi dalam suatu argumen, kecuali proposisi
yang terakhir, disebut sebagai premis. Proposisi yang terakhir disebut
sebagai konklusi.
Introduksi
• Argumen Valid:
– Suatu argumen dikatakan valid jika nilai kebenaran
seluruh premis-nya berimplikasi ke konklusi yang
benar.
– Suatu argumen dikatakan valid jika dan hanya jika
tidak mungkin untuk semua premisnya bernilai
benar dan konklusinya bernilai salah.
Contoh Argumen Valid

Premis 1 : Jika kita memiliki akun yang masih


berlaku, maka kita boleh log on ke
jaringan komputer JTK. [Rules]
Premis 2 : Kita punya akun yang masih
berlaku. [Fakta]
Konklusi : Kita boleh log on ke jaringan
komputer JTK.
Contoh Argumen yang Tidak Valid

Premis 1 : Jika kita memiliki akun yang masih


berlaku, maka kita boleh log on ke
jaringan komputer JTK. [Rules]
Premis 2 : Kita punya akun yang masih
berlaku. [Fakta]
Konklusi : Kita tidak boleh log on ke jaringan
komputer JTK.
Contoh Argumen yang Tidak Valid

Premis 1 : Jika kita memiliki akun yang masih


berlaku, maka kita boleh log on ke
jaringan komputer JTK. [Rules]
Premis 2 : Kita punya akun yang sudah tidak
berlaku. [Fakta]
Konklusi : Kita boleh log on ke jaringan
komputer JTK.
Bentuk Argumen (Argument Form)
• Bentuk Argumen (Argument Form) dalam logika proposisional adalah urutan
proposisi-proposisi majemuk yang melibatkan variabel proposisional.
• Contoh:
Argumen:
“Jika kita memiliki akun yang masih berlaku, maka kita boleh log on ke
jaringan komputer JTK.
Kita punya akun yang masih berlaku.
Kita boleh log on ke jaringan komputer JTK.”
memiliki bentuk argumen

di-interpretasikan:
Jika p, maka q
p benar
maka q benar
p: “Kita memiliki akun yang masih berlaku”
q: “Kita boleh log on ke jaringan komputer JTK”
Bagaimana menentukan apakah suatu
argumen valid atau tidak?
• Suatu bentuk argumen dikatakan valid, tak peduli apapun
proposisi-proposisi yang disubstitusikan ke variabel-variabel
dalam premis - nya, jika argumen tersebut konklusi-nya benar
untuk seluruh premis yang benar.
• Kunci untuk menentukan apakah suatu argumen itu valid
adalah dengan menunjukkan bahwa bentuk argumen-nya valid.
• Kita memerlukan suatu metoda untuk melakukan hal ini.
• Rules of Inference (Aturan-aturan Inferensi) dapat digunakan
sebagai metoda untuk melakukan hal ini.
• Dari definisi argumen valid kita dapat menyimpulkan
bahwa bentuk argumen dengan premis-premis p1 , p2 , . .
. , pn dan konklusi q adalah valid, jika (p1 ∧ p2 ∧ · · · ∧ pn )
→ q berupa tautology.
• Contoh 1: periksalah dengan menggunakan truth table
bahwa

adalah tautologi.
Aturan Inferensi
Aturan Referensi Tautologi Nama
p (p ∧ (p → q)) → q Modus ponens
p→q
________________

∴q

¬q (¬q ∧ (p → q)) →¬p Modus tollens


p→q
________________

∴ ¬p

p→q ((p → q) ∧ (q → r)) → (p → r) Hypothetical


q→r syllogism
___________________

∴p→r
Aturan Inferensi
Aturan Referensi Tautologi Nama
p∨q ((p ∨ q) ∧¬p) → q Disjunctive
¬p
_______________
syllogism
∴q

p__________________
p → (p ∨ q) Addition
∴p∨q

p∧q (p ∧ q) → p Simplification
______________

∴p

p ((p) ∧ (q)) → (p ∧ q) Conjunction


q
__________________

∴p∧q
Aturan Inferensi
Aturan Referensi Tautologi Nama
p∨q ((p ∨ q) ∧ (¬p ∨ r)) → (q ∨ r) Resolution
¬p ∨ r
__________________

∴q∨r
Contoh 2: menggunakan Rules of Inference
Tentukan Aturan Inferensi mana yang digunakan pada Argumen berikut:
“Saat ini temperaturnya di bawah titik beku. Karena itu, saat ini
temperaturnya di bawah titik beku atau sedang hujan.”
Solusi
p: “Saat ini temperaturnya di bawah titik beku” (Fakta)
q: “Saat ini sedang hujan.”
Argumennya adalah dalam bentuk seperti ini

Argumen ini menggunakan Addition Rule.


Contoh 3: menggunakan Rules of Inference
Tentukan Aturan Inferensi mana yang digunakan pada Argumen berikut:
“Saat ini temperaturnya di bawah titik beku dan sedang hujan. Karena itu,
saat ini temperaturnya di bawah titik beku.”
Solusi
p: “Saat ini temperaturnya di bawah titik beku” (Fakta)
q: “Saat ini sedang hujan.”
Argumennya adalah dalam bentuk seperti ini

Argumen ini menggunakan Simplification Rule.


Contoh 4: menggunakan Rules of Inference
Tentukan Aturan Inferensi mana yang digunakan pada Argumen berikut:
“Jika hari ini hujan, maka kita tidak akan mengadakan barbecue hari ini. Jika kita tidak
akan mengadakan barbecue hari ini, maka kita akan mengadakan barbecue besok.
Karena itu, jika hari ini hujan, maka kita akan mengadakan barbecue besok.“

Solusi
p: “Hari ini hujan.”
q: “Kita tidak akan mengadakan barbecue hari ini.”
r: “Kita akan mengadakan barbecue besok.”
Argumennya adalah dalam bentuk seperti ini

Argumen ini menggunakan hypothetical syllogism.


Contoh 5: menggunakan rules of inference
untuk memeriksa suatu argumen
“Jika hari ini hari Selasa, maka kita belajar Matematika Diskrit 1”.
Misalkan,
p : “Hari ini hari Selasa”
q: “Kita belajar Matematika Diskrit 1”

Kita tahu bahwa


p  q benar dan
p benar
maka dengan menggunakan Modus Ponens, kita dapat
menetapkan bahwa q benar.
• Apakah argumen yang valid selalu mengarah ke
konklusi yang benar, jika satu atau lebih premise nya
bernilai salah?
• Argumen yang valid dapat menghasilkan konklusi
yang salah, jika satu atau lebih premise nya bernilai
salah.
Contoh 5 Jika > , maka >
>
Karena itu, >

Misalkan,
p:> q: >

Premis dari argumen ini adalah adalah p  q dan p, serta q adalah


konklusi -nya. Argumen ini valid, karena dibangun dengan
menggunakan Modus Ponens, suatu bentuk argumen yang valid.
Namun demikian salah satu premise nya, yakni > salah .
Karena itu, kita tidak dapat menyimpulkan bahwa konklusi dari
argumen ini adalah benar.
Contoh 6: menggunakan Rules of Inference
untuk membangun Argumen
Tunjukkan bahwa premise-premise berikut
“Siang ini tidak cerah dan lebih dingin dari kemarin.”
“Kita akan pergi berenang jika hari ini cerah.” “Jika
kita tidak pergi berenang, maka kita akan berjalan-
jalan di kebun teh.” Dan, “Jika kita berjalan-jalan di
kebun teh, maka kita bisa pulang dan sampai di
rumah sebelum magrib”
menghasilkan konklusi “kita bisa pulang dan
sampai di rumah sebelum magrib.”
• Solusi:
Misalkan
p: “Siang ini cerah.”
q: “Siang ini lebih dingin dari kemarin.”
r: “Kita akan pergi berenang.”
s: “Kita akan berjalan-jalan di kebun teh.”
t: “Kita bisa pulang dan sampai di rumah sebelum
magrib.”
Maka premise-premise-nya menjadi p  q, r → p,
r → s, dan s → t . Konklusinya adalah t.
Selanjutnya, kita mengkonstruksi suatu argumen untuk menunjukkan bahwa
premise-premise tersebut menghasilkan konklusi yang diinginkan, sebagai
berikut.

Langkah Alasan
1. p  q Premise
2. p Simplification menggunakan (1)
3. r → p Premise
4. r Modus tollens menggunakan (2) dan (3)
5. r → s Premise
6. s Modus ponens menggunakan (4) dan (5)
7. s → t Premise
8. t Modus ponens menggunakan (6) dan (7)

Catatan: perhatikanlah bahwa kita bisa saja menggunakan truth table untuk
menunjukkan bahwa mana kala keempat premise tersebut benar maka
konklusinya juga benar. Tetapi itu akan terlalu panjang, karena kita akan
memerlukan 32 baris untuk sebanyak 5 variabel (p, q, r, s, dan t).
Contoh 7: menggunakan Rules of Inference
untuk membangun Argumen
Tunjukkan bahwa premise-premise berikut
“Jika kamu mengirim pesan e-mail kepada saya, maka
saya akan menyelesaikan program tersebut.” “Jika kamu
tidak mengirim pesan e-mail kepada saya, maka saya
akan tidur lebih dini.” Dan “Jika saya tidur lebih dini,
maka saya akan bangun dengan perasaan segar.”
menghasilkan konklusi “Jika saya tidak
menyelesaikan program tersebut, saya akan bangun
dengan perasaan segar.”
• Solusi
Misalkan,
p: “Kamu mengirim pesan e-mail kepada saya”
q: “Saya akan menyelesaikan program tersebut.”
r: “Saya akan tidur lebih dini.”
s: “Saya akan bangun dengan perasaan segar.”

Maka premise-premise nya adalah p → q,p → r,


and r → s. Konklusi yang diinginkan adalah q → s.
Selanjutnya, kita mengkonstruksi suatu argumen untuk menunjukkan bahwa
premise-premise tersebut menghasilkan konklusi yang diinginkan, sebagai
berikut.

Step Reason
1. p → q Premise
2. q →p Contrapositive dari (1)
3. p → r Premise
4. q → r Hypothetical syllogism menggunakan (2) and (3)
5. r → s Premise
6. q → s Hypothetical syllogism menggunakan (4) and (5)
Resolusi
• Banyak program komputer telah dikembangkan untuk mengotomasi
pekerjaan penalaran (reasoning) dan pembuktian teorema-teorema.
Program-program ini memanfaatkan suatu rule of inference yang dikenal
sebagai resolusi (resolution). Rule ini didasarkan pada tautology

((p ∨ q) ∧ (p ∨ r)) → (q ∨ r).

• Disjungsi terakhir pada rule tersebut, yakni q ∨ r, disebut sebagai resolvent.

• Catatan:
– Jika kita biarkan q = r, kita dapatkan (p ∨ q) ∧ (p ∨ q) → q.
– Lebih lanjut, jika kita biarkan r = F, kita dapatkan
(p ∨ q) ∧ (p) → q (karena q ∨ F ≡ q),
yang merupakan tautology di mana rule of disjunctive syllogism
didasarkan.
Contoh 8:
• Gunakanlah resolusi untuk menunjukkan bahwa hipotesis berikut
“Jasmine sedang bermain ski atau saat itu sedang tidak turun salju” dan
“Saat itu sedang turun salju atau Bart sedang bermain hockey”
berimplikasi bahwa “Jasmine sedang bermain ski atau or Bart sedang
bermain hockey.”
• Solusi:
p: “Saat itu sedang turun salju.”
q: “Jasmine sedang bermain ski.”
r: “Bart sedang bermain hockey.”
Dengan menggunakan proposisi diatas kita dapat merepresentasikan
hipotesisnya sebagai p ∨ q dan p ∨ r . Selanjutnya, dengan
menggunakan resolusi, didapatkan proposisi q ∨ r, yakni “Jasmine
sedang bermain ski atau or Bart sedang bermain hockey.”
• Untuk mengkonstruksi pembuktian (proofs) dengan
menggunakan resolusi sebagai satu-satunya rule of inference,
premise-premise dan konklusinya harus diekspresikan sebagai
klausa, di mana klausa adalah disjungsi dari variabel-variabel
atau negasi dari variabel-variabel ini.
• Kita dapat mengganti suatu statemen yang bukan merupakan
klausa dengan satu atau lebih statemen yang merupakan
klausa. Sebagai contoh, misalkan kita mempunyai suatu
statemen yang berbentuk p ∨ (q ∧ r).
• Karena p ∨ (q ∧ r) ≡ (p ∨ q) ∧ (p ∨ r), kita dapat mengganti
statemen p ∨ (q ∧ r) dengan dua statemen p ∨ q dan p ∨ r,
yang masing-masing merupakan klausa.
• Kita dapat mengganti (p ∨ q) dengan p dan q karena
hukum De Morgan mengatakan bahwa (p ∨ q) ≡ p ∧ q.
• Kita juga dapat mengganti p → q dengan p ∨ q.
Contoh 9:
Tunjukkan bahwa premise-premise (p ∧ q) ∨ r dan r → s
menghasilkan konklusi p ∨ s.
Solusi:
Kita dapat menuliskan kembali premise (p ∧ q) ∨ r
sebagai dua klausa, p ∨ r dan q ∨ r.
Kita juga dapat menggantikan r → s dengan klausa yang
ekuivalen, yakni r ∨ s.
Dengan menggunakan kedua klausa p ∨ r dan r ∨ s,
kita dapat menggunakan resolusi untuk menyimpulkan
bahwa p ∨ s.
Kekeliruan Dalam Membangun Argumen

• Dalam membangun argument, biasanya digunakan


aturan-aturan inferensi yang berbasis pada tautologi.
• Namun ada kalanya kita khilaf, membangun argument
dengan berbasiskan pada kontingensi (contingency),
seolah-olah kita membangun argumen dengan
berbasis pada tautologi. Di sinilah terjadi kekeliruan.
• Kekeliruan ini akan menghasilkan argumen yang tidak
betul (incorrect argument).
Kekeliruan Dalam Membangun Argumen
• Contoh:
“Jika kita mengerjakan semua soal yang ada pada buku ini, maka kita telah belajar
matematika diskrit.”
“Kita telah belajar matematika Diskrit.”
“Karena itu, kita telah mengerjakan semua soal yang ada pada buku ini.”
• Secara selintas tampaknya penalarannya betul. Tetapi kalau kita teliti, ada
kekeliruan di sini.
• Perhatikanlah bahwa argument tersebut berbentuk
pq
q
--------
p

Proposisi ((p → q) ∧ q) → p bukan tautologi, karena ia false ketika p false dan q true.
Tetapi, kita sering khilaf dan memperlakukan ini sebagai suatu tautologi. Dengan
kata lain, memperlakukan argumen dengan premis p → q dan q serta konklusi p
sebagai bentuk argument yang valid, yang pada kenyataannya tidak.

Anda mungkin juga menyukai