di-interpretasikan:
Jika p, maka q
p benar
maka q benar
p: “Kita memiliki akun yang masih berlaku”
q: “Kita boleh log on ke jaringan komputer JTK”
Bagaimana menentukan apakah suatu
argumen valid atau tidak?
• Suatu bentuk argumen dikatakan valid, tak peduli apapun
proposisi-proposisi yang disubstitusikan ke variabel-variabel
dalam premis - nya, jika argumen tersebut konklusi-nya benar
untuk seluruh premis yang benar.
• Kunci untuk menentukan apakah suatu argumen itu valid
adalah dengan menunjukkan bahwa bentuk argumen-nya valid.
• Kita memerlukan suatu metoda untuk melakukan hal ini.
• Rules of Inference (Aturan-aturan Inferensi) dapat digunakan
sebagai metoda untuk melakukan hal ini.
• Dari definisi argumen valid kita dapat menyimpulkan
bahwa bentuk argumen dengan premis-premis p1 , p2 , . .
. , pn dan konklusi q adalah valid, jika (p1 ∧ p2 ∧ · · · ∧ pn )
→ q berupa tautology.
• Contoh 1: periksalah dengan menggunakan truth table
bahwa
adalah tautologi.
Aturan Inferensi
Aturan Referensi Tautologi Nama
p (p ∧ (p → q)) → q Modus ponens
p→q
________________
∴q
∴ ¬p
∴p→r
Aturan Inferensi
Aturan Referensi Tautologi Nama
p∨q ((p ∨ q) ∧¬p) → q Disjunctive
¬p
_______________
syllogism
∴q
p__________________
p → (p ∨ q) Addition
∴p∨q
p∧q (p ∧ q) → p Simplification
______________
∴p
∴p∧q
Aturan Inferensi
Aturan Referensi Tautologi Nama
p∨q ((p ∨ q) ∧ (¬p ∨ r)) → (q ∨ r) Resolution
¬p ∨ r
__________________
∴q∨r
Contoh 2: menggunakan Rules of Inference
Tentukan Aturan Inferensi mana yang digunakan pada Argumen berikut:
“Saat ini temperaturnya di bawah titik beku. Karena itu, saat ini
temperaturnya di bawah titik beku atau sedang hujan.”
Solusi
p: “Saat ini temperaturnya di bawah titik beku” (Fakta)
q: “Saat ini sedang hujan.”
Argumennya adalah dalam bentuk seperti ini
Solusi
p: “Hari ini hujan.”
q: “Kita tidak akan mengadakan barbecue hari ini.”
r: “Kita akan mengadakan barbecue besok.”
Argumennya adalah dalam bentuk seperti ini
Misalkan,
p:> q: >
Langkah Alasan
1. p q Premise
2. p Simplification menggunakan (1)
3. r → p Premise
4. r Modus tollens menggunakan (2) dan (3)
5. r → s Premise
6. s Modus ponens menggunakan (4) dan (5)
7. s → t Premise
8. t Modus ponens menggunakan (6) dan (7)
Catatan: perhatikanlah bahwa kita bisa saja menggunakan truth table untuk
menunjukkan bahwa mana kala keempat premise tersebut benar maka
konklusinya juga benar. Tetapi itu akan terlalu panjang, karena kita akan
memerlukan 32 baris untuk sebanyak 5 variabel (p, q, r, s, dan t).
Contoh 7: menggunakan Rules of Inference
untuk membangun Argumen
Tunjukkan bahwa premise-premise berikut
“Jika kamu mengirim pesan e-mail kepada saya, maka
saya akan menyelesaikan program tersebut.” “Jika kamu
tidak mengirim pesan e-mail kepada saya, maka saya
akan tidur lebih dini.” Dan “Jika saya tidur lebih dini,
maka saya akan bangun dengan perasaan segar.”
menghasilkan konklusi “Jika saya tidak
menyelesaikan program tersebut, saya akan bangun
dengan perasaan segar.”
• Solusi
Misalkan,
p: “Kamu mengirim pesan e-mail kepada saya”
q: “Saya akan menyelesaikan program tersebut.”
r: “Saya akan tidur lebih dini.”
s: “Saya akan bangun dengan perasaan segar.”
Step Reason
1. p → q Premise
2. q →p Contrapositive dari (1)
3. p → r Premise
4. q → r Hypothetical syllogism menggunakan (2) and (3)
5. r → s Premise
6. q → s Hypothetical syllogism menggunakan (4) and (5)
Resolusi
• Banyak program komputer telah dikembangkan untuk mengotomasi
pekerjaan penalaran (reasoning) dan pembuktian teorema-teorema.
Program-program ini memanfaatkan suatu rule of inference yang dikenal
sebagai resolusi (resolution). Rule ini didasarkan pada tautology
• Catatan:
– Jika kita biarkan q = r, kita dapatkan (p ∨ q) ∧ (p ∨ q) → q.
– Lebih lanjut, jika kita biarkan r = F, kita dapatkan
(p ∨ q) ∧ (p) → q (karena q ∨ F ≡ q),
yang merupakan tautology di mana rule of disjunctive syllogism
didasarkan.
Contoh 8:
• Gunakanlah resolusi untuk menunjukkan bahwa hipotesis berikut
“Jasmine sedang bermain ski atau saat itu sedang tidak turun salju” dan
“Saat itu sedang turun salju atau Bart sedang bermain hockey”
berimplikasi bahwa “Jasmine sedang bermain ski atau or Bart sedang
bermain hockey.”
• Solusi:
p: “Saat itu sedang turun salju.”
q: “Jasmine sedang bermain ski.”
r: “Bart sedang bermain hockey.”
Dengan menggunakan proposisi diatas kita dapat merepresentasikan
hipotesisnya sebagai p ∨ q dan p ∨ r . Selanjutnya, dengan
menggunakan resolusi, didapatkan proposisi q ∨ r, yakni “Jasmine
sedang bermain ski atau or Bart sedang bermain hockey.”
• Untuk mengkonstruksi pembuktian (proofs) dengan
menggunakan resolusi sebagai satu-satunya rule of inference,
premise-premise dan konklusinya harus diekspresikan sebagai
klausa, di mana klausa adalah disjungsi dari variabel-variabel
atau negasi dari variabel-variabel ini.
• Kita dapat mengganti suatu statemen yang bukan merupakan
klausa dengan satu atau lebih statemen yang merupakan
klausa. Sebagai contoh, misalkan kita mempunyai suatu
statemen yang berbentuk p ∨ (q ∧ r).
• Karena p ∨ (q ∧ r) ≡ (p ∨ q) ∧ (p ∨ r), kita dapat mengganti
statemen p ∨ (q ∧ r) dengan dua statemen p ∨ q dan p ∨ r,
yang masing-masing merupakan klausa.
• Kita dapat mengganti (p ∨ q) dengan p dan q karena
hukum De Morgan mengatakan bahwa (p ∨ q) ≡ p ∧ q.
• Kita juga dapat mengganti p → q dengan p ∨ q.
Contoh 9:
Tunjukkan bahwa premise-premise (p ∧ q) ∨ r dan r → s
menghasilkan konklusi p ∨ s.
Solusi:
Kita dapat menuliskan kembali premise (p ∧ q) ∨ r
sebagai dua klausa, p ∨ r dan q ∨ r.
Kita juga dapat menggantikan r → s dengan klausa yang
ekuivalen, yakni r ∨ s.
Dengan menggunakan kedua klausa p ∨ r dan r ∨ s,
kita dapat menggunakan resolusi untuk menyimpulkan
bahwa p ∨ s.
Kekeliruan Dalam Membangun Argumen
Proposisi ((p → q) ∧ q) → p bukan tautologi, karena ia false ketika p false dan q true.
Tetapi, kita sering khilaf dan memperlakukan ini sebagai suatu tautologi. Dengan
kata lain, memperlakukan argumen dengan premis p → q dan q serta konklusi p
sebagai bentuk argument yang valid, yang pada kenyataannya tidak.