1. Bintik mata : Cacing pita yang hidup bebas memiliki bintik mata atau oseli yang
mengandung pigmen peka terhadap cahaya sehingga dapat digunakan untuk
membedakan gelap dan terang saja. Namun cacing parasit tidak memiliki bintik
mata karena mereka hidup dalam jaringan tubuh inangnya sehingga tidak
membutuhkan adanya bintik mata. Bintik mata tersebut biasanya berjumlah
sepasang dan terdapat di bagian anterior (kepala).
2. Sel api: Sel api memiliki silia yang akan menggerakkan air menuju saluran-
saluran (tubula) yang berakhir pada pori di epidermisnya.
3. Lapisan epidermis : Pada lapisan epidermis terdapat banyak sel kelenjar yang
disebut rhabdoid yang berfungsi untuk melekat, membungkus mangsa, dan
sebagai jejak lendir pada waktu merayap. Tubuh tertutup oleh
lapisan epidermis bersilia, yang tersusun oleh sel-sel sinsitium dan sebagian
mengandung mikrofili. Sementara pada Trematoda dan Cestoda parasit tidak
memiliki epidermis bersilia dan tubuhnya tertutup oleh kutikula.
6. alat isap : memiliki kait yang fungsinya untuk melekatkan diri pada tubuh
inangnya
8. Mulut : tempat masuk makanan dan keluar sisa makanan karena platyhelmintes
tidak memiliki anus sebagai sistem pembuangan sisa makanan
10. Otak : berada pada bagian depan tubuh untuk mengatur sistem syaraf pada
platyhelminthes
11. Ganglion : ganglion adalan percabangan dari yang akan membentuk beberapa
cabang sampai mempersarafi setiap bagian tubuh lalu sistem saraf akan
membentuk sebuah sistem tangga tali dengan otak yang terdapat pada bagian
depan tubuh
12. sel saraf sensorik, motorik, dan asosiasi : sel pembawa sinyal dari indra ke otak,
sel pembawa sinyal dari otak ke efektor, dan perantara
13. silia (rambut getar) : silia ini terdapat pada permukaan tubuhnya yang berfungsi
sebagai alat gerak.
https://www.edubio.info/2015/01/filum-platyhelminthes.html?m=1
https://duniapendidikan.co.id/platyhelminthes/
https://ruangseni.com/filum-platyhelminthes-struktur-fungsi-organ-tubuh-pembagian-
divisinya