Anda di halaman 1dari 5

KAMPUS FARMASI

kumpulan materi kuliah mahasiswa farmasi dan bahan ajar dosen farmasi

Wednesday, September 9, 2015

ANALISA KEMATIAN ALDA RISMA

ANALISA KEMATIAN ALDA RISMA

Kasus kematian Alda risma di hotel Menteng Jakarta pada Selasa malam 12 Desember 2006 lalu
hingga saat ini masih menjadi misteri. Berbagai spekulasi timbul sebagai penyebab kematian Alda.
Sejauh ini kondisi pasti kematian Alda dipastikan disebabkan karena overdosis pemakaian obat-obatan,
hal ini dibuktikan dari beberapa data klinis yang diperoleh dari tempat kejadian dan hasil visum dari
jenazah Alda Risma.

Berikut dikemukakan beberapa fakta yang bisa dijadikan dasar untuk menganalisa kematian korban

Data-data klinis

Anamnesa korban

Ø Alda adalah seorang pengkonsumsi alkohol

Ø alda diketahui sering dan sudah lama mengknsumsi obat tidur dan penggunaannya bersamaan
dengan alkohol, dan tidak jarang diberikan melalui parental

Ø Alda sedang menggunakan obat pelangsing. Penggunaannya dilakukan dengan cara suntikan dan
diperkirakan obatnya termasuk jenis amfetamin dan metamfetamin (psikotropika golongan III)

Daftar obat dan alat medis yang dikonsumsi dan digunakan Alda sebelum meninggal

Ø obat tidur

Ø Omeprazol (OMZ)
Ø Infus ringer laktat

Ø Dormicum

Ø Neurobion

Ø Diazepam (Valium®)

Ø Propofol

Ø Obat untukmenghilangkan bengkak karena suntikan

Ø 30 keping alkohol usap

Ø Jarum suntik 5 buah

Fakta hasil visum jenazah

Ø Pada perut ditemukan sabu cair

Ø pada empedu dan ginjal ditemukan residu narkotika berupa morfin. Dari hasil analisa ginjal korban
kemungkinan pemakaian narkotika ini sudah dalam waktu lama minimal satu tahun, dan residu ini bisa
dipastikan tidak diperoleh dari minuman keras ataupun obat-obat yang baru dikonsumsi.

Ø Pada urin korban ditemukan zat psikotropika golonngan amfetamin dengan kadar yang tinggi

Ø Pada tubh korban ditemukan senyawa propofol dan benzodentin yang merupakan penyebab kematian
Alda. Selain itu juga ditemukan obat tidur dan obat penenang diperkirakan dari dormikum

Ø ditemukan 25 bekas suntikan dan 8 diantaranya merupakan suntikan lama yang menyebar di kaki
tangan dan paha (suntikan baru) dan ditmukan ada pembuluh darah yang pecah akibat suntikan

Ø korban diperkirakan telah meninggal dalam waktu 8 jam

Ø Adanya cairan putih yang terdapat pada kemaluan korban terjadi karena jenazah telah meninggal
lebih dari 8 jam

Ø keluarnya darah pada mulut yang terjadi akibat tekanan obat sehingga pembuluh darah terbuka dan
terjadi gangguan pada otak dan paru-paru

Farmakokinetik dan Farmakodinamik Obat


Diazepam

obat ini menyen\babkan tidur, penurunan kesadaran dan tidak berefek analgesik. Diazepam
digunakan untuk menimbulkan sedasi basal pada anastesi regional dan untuk anastersi untuk penderita
kardiovaskular

Di hati diazepam dimetabolisme mejadi metabolit yang aktif, antara lain N-desmetil diazepam yang
juga aktif dengan t1/2 plasma panjang antara 4-122 jam. Sedangkan t1/2 diazepam sendiri antara 20-54
jam. Pemberian dizepam secara i.v menibulkan takikardia sedang dan depresi nafas ringan serta
kegagalan sirkulasi dan henti nafas pada orang sehat yang mendapatkan suntikan 20mg diazepam iv
secara tepat.Untuk induksi diazepam diberikan sebanyak 0,1-0,5 mg/kg BB. Pada orang sehat, dosis
diazepam 0,1 mg/kg BB. Pada penderita dengan dosis tinggi 0,1-0,2 mg/kg BB.

dormicum

Indikasi untuk premedikasi, induksi anastesi dan penunjang anastesi umum, sedasi untuk tindakan
diagnostik dan anastesi lokal. mulaikerja obat ini cepat yaitu dalam 30 menit, dan bertahan sampai 5-7
jam dan terikat pada protein plasma sebanyak 96%. Metabolismenya berjalan dengan cepat dan
sempurna (50-80%) menjadi metabolit aktif 1-hidroksimetil-midazolam yang dikeluarkan lewat urin
melalui glukoronida. Pada dosis diatas 0,1-0,15 mg/kg BB akan timbul efek samping berupa hambatan
pernapasan yangbisa fatal, nyeri dan trombofebitis pada tempat pada tempat injeksi. Dosis untuk
premedikasi oral 25 mg, diberikan 45 menit sebelum pembedahan, pemberian i.v 2,5 mg.

Propofol

Derivat isopropofenol ini digunakan untuk induksi dan pemiliharaan anastesi umum. Setelah injeksi
propovol dengan cepat disalurkan ke otak, jantung, hati dan ginjal yang kemudian disusul dengan
redistribusi yang cepat ke otot, kulit, tulang dan lemak. Redistribusi ini menyebabkan kadar dalam otak
menurun dengan cepat. Di hati propofol dirombak menjadi metabolit-metabolit inaktif yang dieksresikan
melalui urin. Propovol menurunkan tekanan arteri sistemik kira-kira 80% tetapi efek ini lebih disebabkan
karena vasodilatasi perifer daripada penurunan curah jnatung.

Efek samping yang timbul akibat penggunaan obat ini adalah sesak napas dan depresi sistem
kardiovaskular (hipotensi dan bradikardia),eksitasi ringan dan trombofebitis.

Amfetamin dan metamfetamin

Merupakan psikotropika golongan dua. Amfetamin dan derivatnay menyebabkan peningkatan amin
biogenik dari neuron sinaptik leminal.Amfetaminjuga menghambat reuptake amin biogenik. Dosis
yangberlebihan ini bisa menyebabkab intoksikasi akut. Efek sampingnya gejala sentral berupa
kegelisahan, pusing kepala, tremor, reflek hiperaktif, insomnia dan kadang-kadang euforia. Stimulasi
sentral kadang-kadang disebabkan oleh kelelahan fisik. Gejala kardiovaskuler, ganguan saluran cerna dan
diakhiri dengan konvulsi, koma dan kematian karena pendarahan otak.

Analisa kasus dari segi farmasi

1. Alda sudah sejak lama mengkonsumsi obat tidur. Dalam penggunaan jangka panjang obat tidur bisa
menyebabkan ketergantungan dan untuk pencapaian efek yang sama akan timbul toleransi. Kondisi akan
lebih berbahaya jika penggunaannya bersamaan dengan alkohol seperti yang dilakukan alda. Hal ini
menyebabkan peningkatan efek dari kerja obat tidur yang memungkinkan terjadinya keracunan.

2. Alkohol yang telah digunakan dalam waktul lama akan menyebabkan

- Gemetar / tremor

- Halusinasi

- Kejang-kejang

- Bila disertai dengan nutrisi yang buruk, akan merusak organ vital seperti otak dan hati

Bila seseorang mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol, zat tersebut. diserap oleh
lambung, masuk ke aliran darah dan tersebar ke seluruh jaringan tubuh, yang mengakibatkan
terganggunya semua sistem yang ada di dalam tubuh.

Besar akibat alkohol tergantung pada berbagai faktor, antara lain berat tubuh, usia, gender, dan sudah
tentu frekuensi dan jumlah alkohol yang dikonsumsi.

Konsumsi alkohol dalam kondisi perut kosong akan menstimulasi produksi asam lambung, dan keadaan
inlah yang menyebabkan feri memberi omeprazol yang dapat menghambat produksi asam lambung
melalui penghambatan pompa proton.

3. Penggunaan amfetamin akanmenyebabkan peransangan sistem saraf pusat, dan akan


menyebabkan peningkatan frekuensi jantung dan tekanan darah, seperti halnya penggunaan obat tidur
tadi, penggunaan yang berulang dari amfetamin ini akan menyebabkan timbulnya toleransi sehingga
dosis penggunaan harus selalu ditingkatkan sedangkan bila dilakukan penghentian mendadak
akanmengakibatkan depresi yang berlebihan.

4. Kondisi alda yang over dosis tidak dapat diatasi dengan penggunaan neurobion. Memang benar
kalau neurobion dapat digunakan untuk mengatasi rasa nyeri (neuralgia) tapi pada kondisi ini tidak dapat
digunakan untuk mengatasi keracunan. Begitujuga dengan penggunaan diazepam yang diberikan oleh
feri, yang kemungkinan ditujukan untuk mengatasi terjadinya kejang yang merupakan salah satu tanda
terjadinya keracunan. Pemberian diazepam untuk mengatasi keracunan pada sistem saraf pusat
dilakukan bila keracunan tidak disebabkan oleh kondisi hipoksia (berhentinya denyut jantung karena
kekurnag oksigen). Tetapi pada kasus alda kemungkinan korban telah mengalami hipoksia diakibatkan
olehkomsumsi amfetamin dan obat tidur yang berlebihanyang dapat memaksa kerja jantung, sehingga
pemberian diazepam tidak rasional lagi. Kondisi ino diperparah dengan oleh dosis pemberian diazepam
yang tidak tepat. Penggunaan obat diazepam biasanya 2-4 kali sehari dengan dosis2-10 mg.Sedangkan
pemberian melalui i.v hanya 5-10 mg dengan menyuntikkan perlahan. akan tetapi feri memberikan
diazepam dengan dosis yang sanagt besar yaitu 400 mg. Hal ini sudah pasti memperparah kondisi
hipoksia korban dan dapat menyebabkan henti nafas seketika. Karena dosis 20 mg diazepam saja melalui
i.v dengan pemberian cepat sudah bisa menimbulkan depresi pernapasan . belum lagi jika dilihat bahwa
diazepam menghasilkan metabolit yang aktif dengan waktu paruh yang lama.

Unknown at 7:37 PM

Share

No comments:

Post a Comment

Home

View web version

thank you from bengkulu

Unknown

View my complete profile

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai