Anda di halaman 1dari 14

Parasitologi

Rhizopoda
MICROSPIRIDIA
Hospes dan Nama Penyakit
Microsporidia ditemukan pada invertebrate dan vertebrata
termasuk insekta, ikan ,burung dan mamalia. Penyakit
yang ditimbulkan disebut mikrosporidiosis.
Tablel 1. Tempat infeksi Microsporidia pada hospes
Spesies Hospes TempatInfeksi
Enterocytozoonbieneusi Manusia, Epitelusushalus,
babi,
primata epitelsalurandankandungempedu, hati,
yang jarangpoliphidungdanepitelbronkial

Encephalitozooncuniculi Mamaliater Hati, peritoneum, ginjal, usus, mata


masukmanu
sia
Encephalitozoonhellem Manusia, Epitelkorneadankonjungtiva, poliphidung,
burungbetet
ginjal

Encephalitozoon intestinalis Manusia Epitelusushalussampaikolon,makrofagpad


a lamia propria, ginjal,
matadankandungempedu

Trachipleistophorahominis Manusia Ototskelet, ototjantung, epitelkornea,


ginjal, nasofaring

Trachipleistophoraanthropophthera Manusia Otak, ginjal, jantung, pancreas, tiroid,


paratiroid, hati, limpa, sumsumtulang
Spesies Hospes Tempat infeksi

Pleistophoraspp Manusia, ikan Ototskelet

Vittaformacorneae Manusia Stroma kornea

(nosemacorneum)
Nasemaocularum Manusia Stroma kornea

Microsporidium Manusia Stroma kornea

ceylonensis
Microsporidium africanum Manusia Stroma kornea
Distribusi Geografik
Parasit ini ditemukan di seluruh dunia

Morfologi dan DaurHidup


Microsporidia adalah parasit obligat intraseluler yang
mempunyai 2 fase perkembanga nya itu fase skizogoni
(merogoni) dan fase sporogoni. Microsporidia berukuran 1-20
mikron. Spora dapat berbentuk sferis, oval, atau memanjang.
Infeksi dimulai dengan masuknya spora ke dalam sel hospes.
Setelah terjadi penonjolan polar filament dan pengeluaran isi
spora kedalam sel hospes, parasit akan membelah diri melalui
proses merogoni yang diikuti diferensiasi menjadi spora
(sporogoni).
Sporoplasma yang masuk kedalam sel hospes akan
bermultipikasi dan berkembangbiak menjadi meron berinti
banyak, membrane selakan menebal yang kemudian akan
berdiferenisiasi membentuk sporon. Sporon membelah dan
membentuk sporoblas. Pada akhirnya sporoblas akan
mengalami sitokinensis dan menghasilkan spora matang. Sel
hospes yang terinfeksi pecah dan mengeluarkan spora, yang
dapat menginfeksi sel lain. Infeksi E.bieneusi terutama
berlokasi pada usus halus, walaupun traktusbilier dapat
terkena. Tempat lainnya adalah ginjal, hati, sinus, dan otak.
Patologi / Penyakit dan Gejala Klinis

Lesi dan responimun yang ditimbulkan oleh


Microsporidia tergantung pada status imun hospes. Pada
Hospes imunokompeten infeksi dapat menjadi kronis dan
subklinis. Pada hospes imunokompromais dapat
mengakibatkan kematian. Microsporidia dapat
menyebabkan berbagai penyakit pada manusia dan
melibatkan berbagai sitem organ yaitu intestinal, mata,
otak, jantung, hati, sinus, paru, otot, dan ginjal.
Diagnosis
Diagnosis Microsporidia pada umumnya berdasarkan
pemeriksaan dengan mikroskop cahaya atau electron, metode
molekuler dan uji serologi. Specimen yang dapat digunakan
adalah tinja, urin, sputum, bilasan bronkoalveolar, sekresi
nasal, cairan serebrospinal dan biopsy jaringan. Untuk
diagnosis konjungtivitis atau keratis dapat dilakukan dengan
pemeriksaan apus konjungtiva atau kornea, kerokan atau
biopsy specimen.
Penilaian semi kuantitatif jumlah spora per
sampel tinja menurut Molina :
0 :tidak ada spora
1 :spora jarang
2 :beberapa spora
3: banyak spora
Mikroskop cahaya dan transmission electron microscopy
(TEM) adalah standar untuk diagnosis mikrosporidiosis,
namun tidak dapat membedakan spesies.
Preventif / Pencegahan
Umumnya, mikrosporidia tidak menyebabkan penyakit pada
orang sehat, tetapi lebih pada orang-orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah, misalnya pada orang-orang
dengan AIDS. Untuk itu, salah satu pencegahan infeksi
mikrosporidia adalah dengan mencegah agar tidak terkena
HIV/AIDS, misalnya dengan cara tidak berganti-ganti pasangan
seksual dan tidak menggunakan jarum suntik bersama-sama
pada pengguna obat-obat terlarang.
yang terinfeksiataudidugaterinfeksimikrosporidia.
Pada orang-orang dengan AIDS, diperlukan pengobatan
dengan obat antiretroviral untuk membantu
memperbaiki kekebalan tubuh dan mencegah infeksi
mikrosporidia. Selain itu, untuk orang-orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang lemah, disarankan sering
mencuci tangan dan membatasi kontak dengan hewan
yang terinfeksi atau diduga terinfeksi mikrosporidia.
Curatif / Pengobatan
Albendazol untuk Microsporidia invasive terutama
genus Encephalitozoon. Kerjanya menghambat polimerisasi
mikrotubul selama pembelahan inti sehingga mencegah
pemisahaan kromosom. Dengan demikian pembelahan
parasit dihambat dan mempunyai efek parasitosid.
Fumagillin merupakan antibiotik yang diproduksi oleh
jamur Aspergillus fumigatus. Jika diberikan secara sistemik
dengan dosis 20 mg 3 x sehari selama 2 minggu efektif untuk
infeksi E.bienuesi dan secara topical dapat mengobati kerato
konjungtivitis yang disebabkan oleh Encephalistozoon spp.
Talidomid dapat digunakan untuk mengobati Infeksi
E.bieneusi yang tidak respon terhadap albendazol, dengan
dosis 100 mg 4 x sehari selama 30 hari. Nitazoksanid
diberikan 2 x 1 g perhari selama 60 hari. Itrakonazol,
metronidazole, isetionat propamidin topical digunakan
untuk infeksiepitelkornea.
Epidemiologi
Person : Transmisi transplasental sering pada
karnivora, tetapi belum dibuktikan pada
manusia.

Time : Pada suhu 4oC selama lebih dari 1 tahun.

Place : Hidup di air pada usus.

Anda mungkin juga menyukai