Alfiyah Faridawati
31171035
Alfiyah Faridawati
31171035
Pembimbing I Pembimbing II
ABSTRAK
Gastritis terjadi karena adanya peradangan pada dinding lambung terutama pada
selaput lendir lambung yang mengakibatkan rasa nyeri pada bagian perut.
Omeprazole adalah salah satu obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit
gastritis dan termasuk kedalam golongan PPI (Proton Pump Inhibitor) atau
penghambat pompa proton. Menurut data dari WHO (World Health Organization),
insiden gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap
tahunnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola peresepan obat omeprazole
pada pasien gastritis periode Februari-April 2020 berdasarkan jenis kelamin, usia,
dan aturan pakai. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data
retrospektif dan dilakukan pada bulan juni di salah satu Apotek Kota Bandung.
Populasinya adalah seluruh lembar resep pada periode Februari-April 2020.
Sampelnya adalah resep yang mengandung obat omeprazole. Dari hasil penelitian
diketahui kesimpulannya penggunaan obat Omeprazole paling banyak terjadi pada
bulan Februari sebanyak 64 orang (10,81%). Berdasarkan jenis kelamin paling
banyak terjadi pada pasien laki-laki sebanyak 63 orang (54,78%). Berdasarkan usia
paling banyak terjadi pada rentang usia 21-30 tahun sebanyak 34 orang (29,56%).
Berdasarkan aturan pakai, obat Omeprazole diminum sebelum makan oleh pasien
sebanyak 97 orang (84,35%).
i
OMEPRAZOLE MEDICINE PRESCRIPTION PATTERN IN ONE OF THE
PHARMACIES OF BANDUNG CITY
FEBRUARY-APRIL PERIOD OF 2020
ABSTRACT
membranes of the stomach which results pain in the abdomen. Omeprazole is one
of the drugs used to treat gastritis and included the PPI (Proton Pump Inhibitor).
gastritis in Southeast Asia is around 583,635 of the total population each year. The
Gastritis patients in the February-April 2020 period based on sex, age, and usage
rules. The research method used was retrospective data collection and was carried
out in June at one of the Bandung City Pharmacy. The population is all recipes in
the February-April 2020 period. The sample is a recipe containing the drug
Omeprazole. From the research results it is concluded that the most common use
sex the most occurred in male patients as many 63 people (54.78%). Based on age
most occurred in the age range of 21-30 years as many 34 people (29.56%).
According to the rules of use, the drug Omeprazole is taken before meals by patients
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pola Peresepan
Obat Omeprazole di Salah Satu Apotek Kota Bandung Periode Februari-April
Tahun 2020”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Program Studi Diploma 3 Fakultas Farmasi dalam pencapaian mengemban gelar
Ahli Madya Farmasi di Universitas Bhakti Kencana. Dengan selesainya Karya
Tulis ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. apt. Entris Sutrisno, MH.Kes, selaku Rektor Universitas Bhakti
Kencana Bandung.
2. Ibu Dr. apt. Patonah, M.Si, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Bhakti
kencana Bandung.
3. Ibu apt. Ika Kurnia Sukmawati, M.Si, selaku pembimbing utama yang telah
berkenan mengorbankan waktunya memberi bimbingan dan arahan kepada
penulis selama penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
4. Ibu apt. Purwaniati, M.Si, selaku pembimbing serta yang telah berkenan
meluangkan waktunya memberi bimbingan dan dorongan kepada penulis
selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Dosen, Staf dan karyawan Program Studi Diploma 3 di Universitas
Bhakti Kencana atas kerjasama dan bantuannya selama ini.
6. Apotek Sehati yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian dan
mengambil data sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
7. Seluruh teman seangkatan Program Studi Diploma 3 Fakultas Farmasi di
Universitas Bhakti Kencana.
8. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu mendoakan, mendukung, memberi
semangat dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tentunya
masih ada kekurangan dan kekeliruan, maka akhir kata penulis mengucakan mohon
iii
maaf apabila terdapat kesalahan dan perkataan yang kurang berkenan dihati.
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi
semua pihak pada umumnya, bagi penulis sendiri dan mahasiswa Fakultas Farmasi
di Universitas Bhakti Kencana.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
4.2.1 Populasi .................................................................................................. 8
4.2.2 Sampel.................................................................................................... 8
4.3 Pengumpulan Data ......................................................................................... 8
4.4 Analisis Data.................................................................................................. 8
4.4.1 Data Bulan Februari................................................................................ 9
4.4.2 Data Bulan Maret ................................................................................... 9
4.4.3 Data Bulan April..................................................................................... 9
Bab V ................................................................................................................ 10
Hasil Dan Pembahasan....................................................................................... 10
Bab VI ............................................................................................................... 14
Kesimpulan........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15
vi
DAFTAR TABEL
vii
Bab I
Pendahuluan
Menurut data dari WHO (World Health Organization), insiden gastritis di Asia
Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Indonesia
menempati urutan ke 4 dengan jumlah penderita gastritis terbanyak setelah negara
Amerika, Inggris, dan Bangladesh yaitu berjumlah 430 juta penderita gastritis. Pada
tahun 2013 prevalensi penyakit gastritis di Indonesia sangat tinggi yaitu mencapai
274.396 kasus (Wahyuni dkk, 2017).
Secara garis besar, penyebab gastritis dibedakan menjadi 2 yaitu zat internal dan
zat eksternal. Zat internal yaitu adanya kondisi yang memicu pengeluaran asam
lambung yang berlebihan, dan zat eksternal yaitu yang menyebabkan iritasi dan
infeksi. Beberapa faktor risiko gastritis adalah memiliki kebiasaan minum-
minuman beralkohol, kebiasan merokok, sering mengalami stress, waktu makan
yang tidak teratur, serta terlalu banyak makan makanan yang asam dan pedas
(Gustin, 2011).
1
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penyakit gastritis perlu mendapatkan
perhatian serius karena bila dibiarkan secara terus menerus, dapat merusak fungsi
lambung dan meningkatkan resiko terkena kanker lambung hingga menyebabkan
kematian. Hal ini mendorong penulis melakukan penelitian tentang pola peresepan
obat omeprazole di salah satu Apotek Kota Bandung pada periode bulan Februari
sampai dengan bulan April tahun 2020.
2
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1 Resep
Resep merupakan permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker,
baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan
obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku (Permenkes No.73, Tahun 2016).
3
Meskipun lambung mengandung sekresi asam yang bisa mencerna zat, pertahanan
instrinsik melindungi membran mukosa lambung dari luka. Lapisan lendir lambung
yang tebal dan kuat melindungi perut dari gangguan pencernaan dan prostaglandin
memberikan garis pertahan lain. Helicobacter pylory melepaskan racun yang
menghancurkan mukosa lambung dan mengurangi resistensi epitel untuk
pencernaan asam yang menyebabkan gastritis. Salisilat dan NSAID lainnya
menghambat sekresi prostaglandin. Alkohol, kopi, dan tembakau dapat
mempercepat terjadinya pengosongan lambung dan meningkatkan kerusakan
mukosa. Stres juga berpengaruh terhadap pembentukan luka karena meningkatnya
stimulasi asam dan sekresi pepsin sehingga pertahanan mukosa menurun
(Elizabeth, 2010).
4
Antasida. Antasida mengandung alumunium dan magnesium yang dapat
membantu penurunan keluhan gastritis dengan menetralkan asam lambung.
Penghambat H2. Agen ini mempunyai mekanisme sebagai penghambat reseptor
histamin. Histamin dipercaya mempunyai peran penting dalam sekresi asam
lambung. Penghambat H2 secara efektif akan menekan pengeluaran asam
lambung dan stimulasi pengeluaran asam oleh makanan dari sistem saraf.
Beberapa contoh obatnya seperti cimetidin, ranitidin, famotidin, dan nizatidin.
Penghambat pompa proton. Agen ini menghambat pompa proton seperti enzim,
H+, K+, dan ATP-ase yang berlokasi didalam sekretori membran apikal dari sel-
sel sekresi asam lambung (sel parietal). Agen ini mempunyai kemampuan
menghambat produksi asam dengan durasi panjang. Jenis obatnya seperti
omeprazole.
Antibiotik. Agen ini digunakan pada gastritis dengan infeksi bakteri seperti
Helicobacter pylory. Beberapa antibiotik yang dianjurkan adalah amoksisilin,
tetrasiklin, atau metronidazol secara oral (Muttaqin, 2011).
Jika pengobatan awal gagal, pengobatan lini kedua harus menggunakan antibiotik
yang tidak termasuk kedalam pengobatan awal, dan tidak terkait dengan resistensi.
Menggunakan obat yang memiliki efek topikal seperti bismut dan memperpanjang
durasi pengobatan hingga 14 hari. Jika helicobacter pylori positif, dimulai
pengobatan dengan tiga obat berbasis PPI. Jika helicobacter pylori negatif, diobati
dengan PPI, obat antagonis reseptor H2, atau sukralfat (Dipiro et al, 2015).
5
2.3 Omeprazole
2.3.1 Pengertian Omeprazole
Omeprazole merupakan obat golongan penghambat pompa proton yang mekanisme
kerjanya mengurangi sekresi asam (yang normal dan yang dibuat) dengan jalan
menghambat enzim H+/K+ATPase secara selektif dalam sel-sel parietal, dan
kerjanya panjang akibat kumulasi di sel-sel tersebut. Kadar penghambatan asam
tergantung dari dosis dan pada umumnya lebih kuat daripada perintangan oleh H2-
bloker. Omeprazole merupakan senyawa benzimidazol. Benzimidazol adalah
penghambat pompa proton pertama (1998) yang digunakan dalam terapi untuk
menurunkan produksi asam lambung dengan sangat kuat (Nuryati, 2017).