Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Nasruddin

NIM : 1805102010061
Mata Kuliah : Mekanisme Pertanian
Kelas : 02 (Dua)

A. Alat Pengolah Tanah


Sebelumnya, perlu diketahui bahwa alat pengolahan tanah dibagi menjadi dua
macam, yakni: alat dan mesin pengolahan pertama (primary tillage equipment) dan alat
dan mesin pengolahan tanah kedua (secondary tillage equipment).
1. Alat dan mesin pengolahan pertama (primary tillage equipment)
Alat berat ini diperlukan dalam proses awal pengolahan tanah. Biasanya meliputi
bajak (plow) dan laat lain sejenisnya. Nah, alat untuk membajak itu sendiri terbagi dalam
beberapa jenis lagi. Berikut di antaranya:
 Bajak singkal. Merupakan bajak yang paling umum digunakan oleh petani di
Indonesia. Bajak ini digunakan dengan menggunakan tenaga ternak sebagai
penariknya.
 Bajak piringan. Lebih cocok digunakan untuk membajak tanah yang berat, misalnya
seperti pada tanah yang lengket, tanah berbatu, dan lain-lain.
 Bajak putar. Biasanya dalam pembajakan tanah masih ada bongkahan yang cukup
besar, sehingga harus diperhalus lagi. Bajak putar inilah yang berfungsi untuk
menghaluskannya.
 Bajak pahat. Berfungsi untuk merobek dan menembus tanah agar lebih halus.
 Bajak tanah bawah. Fungsinya mirip dengan bajak pahat tapi bajak tanah bawah ini
bisa menjangkau tanah yang lebih dalam.

2. Alat dan mesin pengolahan tanah kedua (secondary tillage equipment)


Jika proses pengolahan tanah pertama menggunakan bajak, pada proses kedua
biasanya dibutuhkan berbagai alat berat berjenis garu atau harrow. Sama halnya dengan
bajak, garu juga dibagi dalam beberapa jenis, yakni:
 Garu piringan. Garu ini memiliki fungsi yang sama dengan bajak piringan tapi
dengan ukurang dan kecekungan piringan yang lebih kecil. Hal ini dikarenakan
pengolahan tanah kedua lebih dangkal.
 Garu bergigi paku. Biasanya terbuat dari kayu dan biasa digunakan dalam pengolahan
tanah dalam keadaan basah. Garu ini digunakan dengan bantuan hewan ternak dan
paling umum digunakan oleh para petani.
 Garu bergigi per. Alat ini biasa digunakan ketika tanah sudah lebih halus dan cocok
digunakan untuk memberantas gulma.
 Garugaru khusus. Digunakan untuk pengolahan tanah dengan tujuan khusus seperti
menggemburkan tanah, memusnahkan tanaman pengganggu, dan lainnya.

Sedangkan untuk mesin itu sendiri yaitu :


 Handtraktor :
Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan, traktor tangan dapat dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu : Traktor tangan berbahan bakar Solar, Traktor tangan berbahan bakar
bensin, dan Traktor tangan berbahan bakar minyak tanah (kerosin). Berdasarkan
besarnya daya motor, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : Traktor
tangan berukuran kecil (tenaga penggeraknya kurang dari 5 hp), Traktor (tangan
berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 5 – 7 hp), Traktor tangan berukuran
besar( tenaga penggeraknya antara 7–12 hp)
 Traktor roda empat :
Traktor roda empat ini sendiri terbagi menjadi 2 kalo diliat dari dayanya yaitu mini
traktor yang memili daya 12,5 – 20 HP sedangkan four wheel drive traktor lebih
lebih dari 20 HP yang artinya ini biasa digunakan untuk areal yang luas sehingga
dapat bekerja lebih efektif dan tidak memakan waktu yang banyak.

B. Mesin Pemanen Padi.


Panen merupakan salah satu kegiatan budidaya tanaman yang perlu mendapat
perhatian khusus. Saat panen merupakan waktu kritis, karena untuk tanaman tertentu,
apabila saat panen terlambat maka kualitas maupun kuntitas hasil atau produksinya akan
turun bahkan dapat rusak sama sekali. Padi sebagai tanaman yang dibudidayakan dengan
pola tanam serentak, pada saat dipanen membutuhkan tenaga kerja yang sangat banyak
agar panen dapat dilakukan tepat waktu. Kebutuhan tenaga kerja yang besar pada saat
panen ini menjadi masalah pada daerah-daerah tertentu yang penduduknya sedikit.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan
tenaga kerja adalah dengan cara meningkatkan kapasitas dan efisiensi kerja dengan
menggunakan mesin panen. Keuntungan menggunakan mesin panen antara lain lebih
efisien dan biaya panen per hektar dapat lebih rendah dibanding cara tradisional.
1. Jenis dan pemilihan mesin panen padi
Ada beberapa jenis mesin panen padi, yaitu
 Reaper (windrower), yang hanya memotong dan merebahkan hasil potongan dalam
alur, atau collection type reaper yang memotong dan mengumpulkannya.
 Binder, mesin yang memotong dan mengikat
 Combine harvester, mesin yang memotong dan merontokkan
Dalam memilih mesin yang tepat untuk pemanenan padi, maka hal-hal berikut
harus dipertimbangkan:
 Unjuk kerja dan upah dalri buruh panen dengan cara tradisional
 Harga, biaya perawatan, umur, kinerja, dsb, dari setiap mesin
 Ukuran petakan lahan
 Tinggi malai padi, kemudahan rontok
 Tingkat kekeringan dan daya dukung tanah pada saat panen
 Cara pengumpulan, pengeringan, transportasi, perontokan dan pengeringan gabah
setelah pemotongan

C. Sumber tenaga yang penting di bidang pertanian adalah:


 Manusia : Manusia dapat merubah energi makanan yang dicernanya menjadi kerja
mekanis. Dalam hal ini manusia berfungsi sebagai motor dan hasil kerja mekanisnya
dapat digunakan dalam berbagai bentuk, baik untuk menarik atau mendorong beban
ataupun memutar engkol dan sebagainya. Seorang manusia mampu mengangkat berat
sampai dua kali berat badannya, sedangkan kemampuan tarik hanya sekitar 80 sampai
90% dari berat badannya.
 Hewan : Tenaga hewan merupakan sumber tenaga yang memegang peranan penting
di bidang pertanian khususnya untuk negara yang sedang berkembang. Tenaga ternak
pada umumnya digunakan untuk pekerjaan menarik beban dan kurang sesuai untuk
pekerjaan stasioner. Seekor kuda dapat menarik beban 1/10 dari berat badannya
secara terus menerus dengan kecepatan 3.75 km/jam tanpa terlalu lelah.
 Angin : Tenaga angin relatif terbatas penggunaanya karena susah untuk dikontrol dan
sering tidak tersedia pada saat-saat dibutuhkan. Sejauh ini penggunaan tenaga angin
di bidang pertanian terbatas pada pemompaan air dengan kincir angin. Besarnya
tenaga yang dihasilkan oleh angin tergantung dari kecepatan angin dan diameter
kincir yang digunakan.

 Air : Tenaga air merupakan sumber tenaga yang populer digunakan khususnya pada daerah
aliran air di daerah-daerah yang berbukit atau bergunung dimana terdapat aliran-aliran terjal.
Besarnya tenaga yang dapat dihasilkan tergantung dari debit air yang mengalir dan tinggi
jatuhnya air.
 Motor Listrik :Penggunaan tenaga listrik di bidang pertanian semakin populer dengan sudah
tersedianya listrik sampai ke perdesaan. Tenaga listrik dapat digunakan untuk berbagai
keperluan seperti penerangan, pemanasan, pendinginan, menggerakkan motor listrik untuk
mesin-mesin pengolahan dan lain-lain.

D. Mesin Penggilingan padi


Secara umum, mesin-mesin yang digunakan dalam usaha industri jasa
penggilingan padi dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Mesin pemecah kulit/sekam atau pengupas kulit/sekam gabah kering giling (huller
atau husker)
2. Mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit (brown rice separator)
3. Mesin penyosoh atau mesin pemutih (polisher)
4. Mesin pengayak bertingkat (sifter)
5. Mesin atau alat bantu pengemasan (timbangan dan penjahit karung)
Mesin pemecah kulit/sekam gabah kering giling berfungsi untuk memecahkan
dan melepaskan kulit gabah. Input bahan dari mesin ini adalah gabah kering giling
(GKG), yaitu gabah dengan kadar air sekitar 14% basis basah dan outputnya berupa beras
pecah kulit (BPK) yang berwarna putih kecoklatan (kusam) atau disebut juga brown rice.
Mesin pemecah kulit gabah yang banyak digunakan dewasa ini adalah mesin tipe rubber
roll yang prinsip kerjanya memecah kulit gabah dengan cara memberikan tenaga tarik
akibat kecepatan putar yang berbeda dari dua silinder karet yang dipasang berhadapan.
Persentase gabah terkupas, beras patah dan beras menir tergantung pada kerapatan dan
kelenturan silinder karet ini. Silinder yang telah mengeras atau yang terlalu rapat satu
sama lain akan meningkatkan jumlah beras patah dan beras menir, sedangkan jarak kedua
silinder yang renggang akan menyebabkan persentase gabah tidak terkupas meningkat.
Biasanya gabah yang tidak terkupas akan dipisahkan dari beras pecah kulit dan
dimasukkan lagi ke dalam pengumpan hingga semuanya terkupas. Pekerjaan ini
dilakukan menggunakan mesin lain yang disebut mesin pemisah BPK dan gabah, atau
secaram umum disebut pengayak.
Selanjutnya beras pecah kulit mengalami proses penyosohan yang dilakukan
menggunakan mesin penyosoh atau disebut juga mesin pemutih. Hasil dari proses
penyosohan adalah beras putih yang siap dipasarkan atau dimasak. Mesin penyosoh yang
umum digunakan di Indonesia adalah mesin tipe friksi jetpeller. Beras pecah kulit yang
diumpankan ke dalam mesin ini didorong memasuki silinder dengan permukaan dalam
tidak rata dan pada bagian dalamnya terdapat silinder lain yang lebih kecil dan
mempunyai permukaan luar yang tidak rata serta berlubang-lubang. Beras pecah kulit
akan berdesakan dan bergesekan dengan permukaan silinder yang tidak rata sehingga
lapisan kulit arinya (aleuron) yang berwarna kecoklatan terkikis. Kulit ari yang terkikis
ini menjadi serbuk dedak yang dapat menempel pada permukaan beras dan juga
permukaan dinding silinder, sehingga dapat menurunkan kapasitas penyosohan. Oleh
karena itu mesin penyosoh tipe jetpeller dilengkapi dengan hembusan udara yang kuat
dari dalam silinder kecil yang berlubang-lubang, sehingga mendorong dan melepaskan
serbuk dedak dari permukaan beras dan dinding silinder untuk mendapatkan beras putih
yang bersih dan menjaga kapasitas giling tidak menurun. Selain itu hembusan udara ini
juga berfungsi untuk menjaga suhu beras tetap rendah selama proses penyosohan
sehingga penurunan mutu akibat perubahan kimia (menyebabkan cracking pada beras)
yang disebabkan oleh panas dapat dicegah. Gambar 3 memperlihatkan mesin penyosoh
beras.
Beras putih hasil proses penyosohan kemudian perlu dipisahkan menurut
kelompok mutunya yaitu beras utuh dan beras kepala sebagai mutu terbaik, beras patah
sebagai mutu kedua, dan beras menir sebagai mutu ketiga. Pemisahan dilakukan
menggunakan mesin pengayak bertingkat (sifter) atau silinder pemisah (silinder
separator). Ketiga macam mutu beras tadi akan dicampurkan kembali dengan
perbandingan tertentu untuk menentukan harga jual sebelum beras dikemas bila akan
dipasarkan. Pengemasan umumnya menggunakan karung plastik berukuran 50 kg.
Penimbangan dilakukan secara manual, demikian pula penutupan karung, dapat
dilakukan secara manual baik dengan atau pun tanpa bantuan alat penjahit portabel.
Gambar 4 memperlihatkan cara kerja mesin pengayak beras dengan saringan bertingkat
beserta hasil pemisahannya.

Anda mungkin juga menyukai