Anda di halaman 1dari 3

C.

Peluruhan Gamma
Peluruhan gamma terjadi bila suatu inti X yang memiliki energi berlebih atau berada
pada keadaan tereksitasi X*, melepaskan kelebihan energinya dalam bentuk radiasi
gelombang elektromagnetik atau foton. Foton tersebut dikenal sebagai sinar gamma. Dengan
demikian,
peluruhan gamma dapat ditulis sebagai
A
X* → AX* + γ

Dalam peluruhan gamma, tidak ada perubahan nomor atom Z maupun nomor massa
A. Yang terjadi hanyalah perubahan keadaan inti dari keadaan tereksitasi tingkat tinggi ke
keadaan tereksitasi yang lebih rendah, atau ke keadaan dasar. Masing-masing transisi
memiliki energi yang khas (dari keV sampai MeV) dan intensitas yang berbeda, sebagai
berikut:

Dari gambar tersebut, terlihat bahwa inti Ga-69 dapat menghasilkan jenis sinar
gamma, masing-masing dengan energi 871,70 MeV (terkait dengan transisi keadaan teksitasi
3− 3−
dengan 𝐼 = 2 ke keadaan dasar dengan 𝐼 = 2 , dengan intensitas 99, 967% × 0, 00025% = 0,
0002499%), 573,90 MeV (terkait dengan transisi 0, 0002499%), 573,90 MeV (terkait dengan
5− 3−
transisi 𝐼 = 2 ke 𝐼 = 2 , dengan intensitas 0, 033% × 100% = 0, 033%), serta 318,4 MeV
1− 3−
(terkait dengan transisi 𝐼 = 2 ke 𝐼 = 2 , dengan intensitas 99, 967% × 99, 9986% = 99,
9656%). Terlihat bahwa total intensitasnya adalah = 0, 0002499% + 0, 033% + 99, 9656% _
100%.

Pada beberapa kasus, inti dapat memiliki 2 konfigurasi dengan perbedaan energi yang
sangat kecil tetapi perbedaan momentum yang sangat besar. Transisi antara dua keadaan
tersebut cenderung dihindari karena foton harus memilki momentum yang sangat besar.
Kondisi ini membuat keadaan dengan energi yang lebih tinggi memiliki waktu paro yang
sangat lama, dan dikenal sebagai keadaan isomerik. Peluruhan gamma yang terjadi dikenal
sebagai peruruhan transisi isomerik (isomeric transition decay, IT decay). Contoh peluruhan
9+ 1−
IT adalah peluruhan Zn-69m ( 𝐼 = 2 ) ke Zn-69 (𝐼 = 2 ) dengan waktu paro 13 hari.

Secara makro, peluruhan gamma biasanya mengiringi peluruhan beta atau alfa. Hal
ini terjadi jika inti baru yang dihasilkan dalam peluruhan alfa dan/atau beta tidak berada pada
keadaan dasar karena aturan seleksi. Selanjutnya, inti tersebut akan bertransisi ke keadaan
dasar dengan cara memancarkan sinar gamma. Contoh untuk kasus ini adalah peluruhan beta
dari Co-60 menghasilkan Ni-60, seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

1. Energi pada Peluruhan Gamma


Misalkan inti induk mula-mula dalam keadaan diam dan setelah mengalami peluruhan
γ akan mengalami gerakan mundur (recoil) dengan momentum PR dan energi kinetik
TR. Jika keadaan sebelum peluruhan memiliki energi Ei dan keadaan setelah peluruhan
gamma memiliki energi Ef , maka persamaan energi pada peluruhan gamma adalah

𝐸𝑖 = 𝐸𝑓 + 𝐸𝛾 + 𝑇𝑅

Selanjutnya dengan menggunakan hukum kekekalan momentum didapatkan

(∆𝐸)2
𝐸𝛾 = ∆𝐸 − 2𝑚𝑐 2
di mana ∆𝐸 = 𝐸𝑖 + 𝐸𝑓 dan m adalah masa inti.

Contoh : Menghitung 𝐸𝛾
Hitunglah 𝐸𝛾 sebagai fungsi ∆𝐸 dan massa inti m.
Penyelesaian
Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum pR +pγ = 0
𝑃𝑅2
didapatkan pR = pγ, sehingga energi kinetik rekoil inti adalah 𝑇𝑅 = =
2𝑚
𝐸𝛾 2
𝑃𝛾2 ( ) 𝐸2
= 𝑐
= 𝛾 2. Sekarang kita bisa menuliskan persamaan energi
2𝑚 2𝑚 2𝑚𝑐
sebagai
𝐸𝛾2
∆𝐸 = 𝐸𝛾 +
2𝑚𝑐 2

Persamaan terakhir dapat ditulis sebagai 𝐸𝛾2 + (2𝑚𝑐 2 )𝐸𝛾 − (2𝑚𝑐 2 )∆𝐸 =
0 yang solusinya adalah
∆𝐸 1/2
𝐸𝛾 = 𝑚𝑐 2 [−1 + (1 + 2 ) ]
𝑚𝑐 2
Karena suatu inti terdiri atas A nucleon dengan 𝑚𝑐 2 =931,5 MeV,

Anda mungkin juga menyukai