BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Cahaya putih jatuh pada bidang batas dua medium dengan sudut
tertentu, maka gelombang yang masuk mengalami pembiasan. Besarnya
sudut bias bergantung pada kecepatan rambat gelombang dalam medium
tersebut. Karena gelombang dengan frekuensi berbeda memiliki kecepatan
rambat berbeda, maka gelombang dengan frekuensi berbeda memiliki
sudut bias yang berbeda-beda. Akibatnya dalam medium kedua, berkas
dengan frekuensi berbeda, bergerak dalam arah yang sedikit berbeda.
Peristiwa ini dapat diamati pada penguraian cahaya putih atas spektrum-
spektrum yang memiliki frekuensi berbeda. Contohnya peristiwa dispersi
nyata adalah pembentukan pelangi.2
1Marthen Kanginan, 2007, Fisika 1 untuk SMA kelas X, Jakarta: penerbit Erlangga, hlm. 168
2Mikrajudin Abdullah, 2007, Suplemen materi kuliah FI-1102 Fisika Dasar II, Bandung, hlm. 95.
4
B. Sudut Deviasi
Gambar 1.1
3 Marthen kanginan, 2007, Fisika 1 SMA untuk kelas X, Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm. 170.
5
180° − θ2 – θ3 + β = 180°
δ = α1 + α2
δ = θ1 – θ2 + θ4 – θ3
δ = θ1 + θ4 – (θ2 + θ3)
Setiap sinar yang datang pada prisma akan mengalami deviasi yang
menghasilkan sudut deviasi tertentu. Salah satu sinar datang pasti akan
menghasilkan nilai sudut deviasi minimum. deviasi minimum dapat terjadi
pada saat sudut datang pertama sama dengan sudut bias kedua (θ 1 = θ4).
Besarnya sudut deviasi minimum sebuah prisma dapat dicari sebagai
berikut:
β = θ2 + θ3
β = θ2 + θ2
β = 2θ2
δmin = θ1 + θ4 – β
δmin = θ1 + θ1 – β
6
δmin = 2θ1 – β
½ nu(δmin + β) = ½npβ
nu(δmin + β) = npβ
4, Marthen kanginan, 2007, Fisika SMA kelas X, Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm. 168.
7
Keterangan:
C. Sudut Dispersi
Gambar 1.2
Dari gambar tersebut, cahaya putih terdiri dari warna merah dengan
panjang gelombang 622-720 nm, jingga (597-622 nm), kuning (577-597
nm), hijau (492-577 nm), biru (455-492 nm), dan unggu (390-455 nm).
Apabila cahaya putih melalui sebuah prisma segitiga, maka cahaya
5Aris Sudarmono, Tim penyusun, 2013, Buku Pintar Belajar Fisika SMA kelas XII, Sagufindo
Kinarya, hlm. 29.
8
tersebut akan mengalami pembiasan sebanyak dua kali. Pertama, pada saat
cahaya masuk dari udara ke dalam prisma dan kedua pada saat cahaya
keluar dari prisma menuju ke udara kembali. Sebagai hasil dari pembiasan
yang berbeda-beda tersebut, warna-warna yang berbeda dipisahkan ketika
warna-warna itu keluar dari prisma.6
Gambar 1.3
Keterangan:
Jika indeks bias warna merah adalah nm dan sudut deviasi warna
merah adalah δm sedangkan indeks bias warna ungu adalah nu dan sudut
deviasinya adalah δu, dengan sudut pembias prisma <150 serta medium di
sekitar prisma adalah udara.Maka lebar sudut spektrum antara cahayaungu
dan merah yang dihasilkan oleh prisma adalah sebagai berikut:
φ = δu – δm .. . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2)
φ = (nu – 1)β – (nm – 1)β
keterangan:
φ = sudut dispersi
nu = indeks bias warna ungu
nm = indeks bias warna merah
β = sudut pembias prisma
δu = deviasi sinar ungu
δm = deviasi sinar merah
10
D. Warna
Gambar 1.4
7Halliday, Resnick, Walker, 2010, Fisika Dasar II edisi 7 jilid 2 .Jakarta: penerbit Erlangga, hlm.
379.
11
8Marthen kanginan, 2013, Fisika untuk SMA/MA kelas X, Jakarta: penerbit Erlangga, hlm.403-404
12
Sudut yang terbentuk oleh arah sinar merah dan sinar ungu disebut
sudut dispersi. Sinar dengan frekuensi terkecil (merah) mengalami deviasi
terkecil, semakin besar frekuensinya semakin besar pula deviasi yang
dialami.
13
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Halliday, Resnick, Walker. 2010. Fisika Dasar II edisi 7 jilid 2. Jakarta: penerbit
Erlangga.