Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TERMODINAMIKA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Telaah Kurikulum Fisika
Dosen Pengampu:
Dyah Palupi Rohmiati, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 10
Arihna Roihatul Janah (12211173032)
Luthfia Nuraeni (12211173039)

JURUSAN TADRIS FISIKA VB


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
NOPEMBER 2019
A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


Kompetensi Dasar :
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan
keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap
kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik
fenomena alam fisis dan pengukurannya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
Kompetensi Dasar :
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu,
objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung
jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap
dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan
percobaan dan melaporkan hasil percobaan.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan
hukum termodinamika
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar :
4.7 Membuat karya/ model penerapan hukum I dan II
termodinamika berikut presentasi makna fisisnya
B. Luasan Materi
1. Usaha
Apabila melakukan usaha pada suatu sistem, maka kita
memindahkan tenaga kita ke sistem.

Gambar: Sebuah tabung yang diisi gas. Luas piston atau


penghisap adalah A. Piston dapat bergeser sebesar ds. ds bisa
ke atas atau ke bawah. Tekanan dalam tabung dapat
menggerakkan piston.
a. Usaha pada Tekanan Tetap
Bila kita mengatur agar P konstan maka proses yang terjadi kita
namakan proses isobarik.
Jika P konstan kemudian suhu kita ubah, maka akan terjadi
perubahan volume. Persamaan keadaan pada proses isobarik
adalah:
𝑃𝑉
= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛,
𝑇
𝑉 𝑉1 𝑉2
= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛, atau =
𝑇 𝑇1 𝑇2
Diagram PV pada proses isobarik ditunjukkan gambar:

Besarnya usaha yang dilakukan gas adalah:


𝑊 = 𝑃∆𝑉
W adalah luasan yang diarsir pada gambar. Jika selama proses
volumenya membesar maka usahanya positif, artinya gas
melakukan usaha. Jika selama proses volume gas mengecil
maka usaha dilakukan pada gas.
b. Usaha pada Suhu Tetap
Proses dengan suhu konstan disebut proses isotermal.
Persamaan keadaan pada proses isotermal adalah:
𝑃𝑉
= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛, 𝑃𝑉 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2
𝑇
𝑛𝑅𝑇
Kaitan antara P dan V adalah 𝑃 = 𝑉

Usaha yang dilakukan gas adalah luas daerah di bawah kurva


PV atau kita dapat menghitungnya.
∫ 𝑛𝑅𝑇
𝑊 = ∫ 𝑃𝑑𝑉 = 𝑑𝑉
𝑉
𝑉2
𝑊 = 𝑛𝑅𝑇𝐼𝑛
𝑉1
c. Proses dengan Volume Tetap
Proses dengan volume tetap dinamakan proses isokorik.
Persamaan keadaan pada proses ini:
𝑃𝑉 𝑃
= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛, = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑇 𝑇
atau
𝑃1 𝑃2
=
𝑇1 𝑇2
Pada proses isokorik volume konstan. Jadi tidak ada kerja yang
dilakukan oleh gas. Jika suhu ditambah dengan pemanasan,
maka tekanan akan bertambah, gaya yang bekerja pada dinding
bertambah tetapi karena volume tetap maka usaha yang
dilakukan adalah nol.
d. Proses Adiabatik
Pada proses adiabatik adalah suatu proses perubahan keadaan
gas tanpa ada tenaga yang masuk atau tenaga yang keluar.
Bentuk tenaga yang kita pakai adalah kalor,sehingga kita bisa
mengatakan pada proses adiabatik tidak ada kalor yang mengalir
keluar ataupun mengalir masuk.
Persamaan yang menyatakan grafik pada diagram PV proses
adiabatik dari keadaan awal (P1,V1) menjadi keadaan akhir
(P2,V2) adalah

𝑃𝑉 𝛾 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝛾 𝛾
𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2
𝛾 adalah perbandingan antara kapasitas panas pada tekanan
konstan dengan kapasitas panas pada volume konstan. Berikut
ini kita akan mempelajari lebih lanjut tentang kapasitas panas.

2. Hukum Termodinamika I
Hukum pertama termodinamika menyatakan: Panas yang
ditambahkan pada suatu sistem sama dengan perubahan energi
internal sistem ditambah usaha yang dilakukan oleh sistem.
𝑄 = ∆𝑈 + 𝑊
Untuk proses isobarik usaha yang dilakukan gas adalah 𝑊 =
𝑃∆𝑉 maka hukum termodinamika pertama menjadi:
𝑄 = ∆𝑈 + 𝑃∆𝑉
Pada proses isotermik usaha yang diakukan gas adalah 𝑊 =
𝑉
𝑛𝑅𝑇𝐼𝑛 𝑉2, karena suhu konstan maka energi dalam sistem juga konstan
1

atau ∆𝑈 = 0. Hukum termodinamika pertama menjadi:


𝑉2
𝑄 = 𝑛𝑅𝑇𝐼𝑛
𝑉1
Pada proses isokorik,usaha yang dilakukan gas adalah nol,
maka 𝑄 = ∆𝑈. Dengan demikian semua kalor yang masuk digunakan
untuk menaikkan tenaga dalam sistem.

3. Kapasitas Kalor Gas


Kapasitas panas adalah panas yang diperlukan untuk menaikkan
suhu suatu zat sebesar 1 kelvin.
Kita mengetahui proses perubahan suhu pada gas dapat terjadi
pada tekanan tetap atau volume tetap. Sehingga kapasitas panas pada
gas berupa kapasitas pada tekanan tetap dan kapasitas panas pada
volume tetap.
Kapasitas panas pada tekanan tetap 𝐶𝑝 didefinisikan sebagai
kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhunya pada tekanan tetap.
𝑄𝑝
𝐶𝑝 =
∆𝑇
Kapasitas panas pada volume tetap 𝐶𝑣 didefinisikan sebagai
kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhunya pada volume tetap.
𝑄𝑣
𝐶𝑣 =
∆𝑇

4. Hukum Termodinamika II
Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Hukum II termodinamika membatasi perubahan energi mana yang dapat
terjadi dan yang tidak dapat terjadi. Pembatasan ini dapat dinyatakan
dengan berbagai cara, antara lain, hukum II termodinamika dalam
pernyataan aliran kalor: “Kalor mengalir secara spontan dari benda
bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara
spontan dalam arah kebalikannya”; hukum II termodinamika dalam
pernyataan tentang mesin kalor: “Tidak mungkin membuat suatu mesin
kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata menyerap kalor
dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi usaha luar”;
hukum II termodinamika dalam pernyataan entropi: “Total entropi
semesta tidak berubah ketika proses reversibel terjadi dan bertambah
ketika proses ireversibel terjadi”.

5. Siklus karnot
Pada saat belajar termodinamika kita akan menemui gabungan
proses-proses yang akan kembali ke keadaan semula atau siklus yang
dinamakan siklus Carnot.

Siklus Carnot inilah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk


membuat mesin kalor. Siklus Carnot terdiri atas empat proses yaitu 2
proses adiabatis dan 2 proses isotermis lihat Gambar diatas. AB dan CD
adalah proses isotermis. Sedangkan BC dan DA adalah proses adiabatis.
Pada proses AB proses menyerap kalor Q1 dan saat proses CD melepas
kalor sisa Q2. Selama siklus terjadi dapat menghasilkan usaha. Dan
berlaku hubungan seperti persamaan berikut.
𝑄1 = 𝑊 + 𝑄2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑊 = 𝑄1 − 𝑄2

6. Entropi
Entropi adalah ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak
dapat diubah menjadi usaha. Besarnya entropi suatu sistem yang
mengalami proses reversibel sama dengan kalor yang diserap sistem dan
lingkungannya (ΔQ) dibagi suhu mutlak sistem tersebut (T). Perubahan
entropi diberi tanda ΔS, secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
ΔQ
ΔS =
𝑇
Ciri proses reversibel adalah perubahan total entropi (∆S = 0) baik bagi
sistem maupun lingkungannya. Pada proses irreversibel perubahan
entropi ∆𝑆𝑠𝑒𝑚𝑒𝑠𝑡𝑎 > 0. Proses irreversibel selalu menaikkan entropi
semesta.
∆𝑆𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 + ∆𝑆𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = ∆𝑆𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 ≥ 0

C. Urutan Materi
Dalam penyampaian materi juga harus memperhatikan tata
urutannya. Biasanya penentuan urutan materi disesuaikan dengan tingkat
pemahaman siswa. Materi dengan tingkat pemahaman mudah ditempatkan
pada urutan teratas dan disampaikan paling awal dalam pembelajaran. Pada
materi termodinamika memang tidak memiliki sub bab yang terlalu banyak
namun penjabaran dalam setiap sub babnya sangat luas sekali sehingga
untuk penyampaian materi membutuhkan waktu yang lama.

Dalam urutan materi pada termodinamika ini sudah sangat


sistematis dari materi yang mudah di berikan di awal bab sehingga
memudahkan siswa untuk memahami materi sub bab selanjutnya yang
tentunya masih sangat berkaitan.

Urutan materi termodinamika, yaitu :

1. Usaha

2. Hukum pertama termodinamika

3. Kapasitas kalor gas

4. Hukum termodinamika kedua

5. Siklus carnot
6. Entropi

D. Kedalaman Materi

Dalam materi termodinamika ini kedalaman materinya sudah sangat


cukup. Namun dalam buku-buku pembelajaran fisika SMA terdapat sedikit
perbedaan dengan penyajian materi, ada yang memasukkan sub bab sifat
gas-gas ideal yang sudah dibahas pada bab sebelumnya ke bab
termodinamika walaupun memang masih berhubungan dengan gas ideal
dan ada yang memasukkan sub bab energi pada bab termodinamika.

Dari beberapa buku fisika yang sudah dibandingkan dalam


penyajian materinya, materi yang kita bawakan termasuk materi yang rata-
rata disajikan pada bab termodinamika sehingga dalam kedalaman materi
sub bab yang kami sajikan diatas sudah mencakup semua bab
termodinamika. Kedalaman materi ini terdapat beberapa sub bab yang perlu
melakukan percobaan ataupun membuat produk dari sub bab tersebut.

E. Penyajian Materi
Penyajian materi dilakukan dengan menampilkan peristiwa
termodinamika dalam bentuk presentasi power point. Penggunaan materi
dengan media e-learning juga dapat memperluas wawasan peserta didik.
Materi juga dapat disajikan dengan pemberian masalah kepada peserta didik
untuk diselesaikan dalam praktikum.
F. Rencana dan Simulasi Pembelajaran
Pada materi termodinamika, dapat digunakan model pembelajaran
problem based learning, discovery learning, project learning. Model
pembelajaran dilakukan secara terstruktur dan kelompok yang bertujuan
untuk memecahkan masalah dan penyelesaian tugas. Tidak lupa
pemahaman materi oleh tiap individu juga harus ditekankan dengan tugas
individu.
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Sri. 2009. Buku Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Nurachmandani, Setya. 2009. Buku Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Grahadi
Palupi, Dwi Satya. 2009. Buku Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : CV Sahabat.
Widodo, Tri. 2009. Buku Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : CV Meti Caraka.

Anda mungkin juga menyukai