Anda di halaman 1dari 27

PLTU

Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Disusun Oleh :
Kelompok 3
I Komang Bagus Andriantara (1905541011)
I Made Adi Suryantara (1905541033)
I Nyoman Hary Putra Darma (1905541039)
I Made Tata Abdi Nugraha (1905541041)
I Kadek Bagus Jaya Kusuma (1905541043)
I Gusti Agung Khrisnayana Insaningrat (1905541048)
I Gusti Putu Ananta Mahanata (1905541056)
I Nyoman Candra Erawan (1905541084)
I Nyoman Daton Trisnadana (1905541093)
I Nyoman Dehi Pranipata (1905541095)
I Putu Angga Tata Pradana (1905541128)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
APRIL 2021
Abstrak
Pemaparan materi ini dengan judul Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Dengan banyak informasi yang tersedia sehingga kami mencakup semua informasi
tersebut menjadi satu hasil laporan. Dengan tujuan untuk memberi informasi atau
gagasan mengenai Pembangkit listrik Tenaga Uap (PLTU). Yang mencakupi segala
usia dan kalangan. Dengan hasil laporan kami berisikan tinjauan definisi mengenai
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), bagian-bagian pada PLTU, cara kerja
PLTU, siklus yang terjadi, Analisa Analisa yang dapat ditentukan pada Pembangkit
Listrik Tenaga Uap, hingga keunggulan serta kelemahan pada Pemangkit Listrik
Tenaga Uap. Hasil dari laporan ini menunjukan bahwa keunggulan dari PLTU
meliputi dari segi penggunaan, dari segi pembangunan. Namun tak hanya
keunggulan yang didapatkan dari PLTU ini. Kelemahan pun timbul, dilihat dari
segi penggunaan, dan segi pembangunan. Sehingga dengan ini data laporan dari
kelompok kami yang didapatkan berdasarkan sumber-sumber terpercaya ini
semoga menambah wawasan bagi pembaca serta informasi yang luas bagi pembaca.

Kata kunci: Pembangkit Listrik Tenaga Uap, bagian-bagian, cara kerja, Analisa,
keunggulan dan kelemahan

Daftar Isi

ii
Abstrak ................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
Daftar Gambar ..................................................................................................... iv
1.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ..................................1
1.2 Komponen Utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ......................2
1.2.1 Boiler (Ketel Uap) .................................................................................... 2
1.2.2 Turbin Uap ............................................................................................... 4
1.2.3 Kondensor ................................................................................................ 4
1.2.4 Generator .................................................................................................. 5
1.3 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap ............................................6
1.4 Siklus Termodinamika.....................................................................................8
1.4.1 Siklus Rankine ......................................................................................... 8
1.4.2 Siklus Rankine Ideal ................................................................................ 9
1.5 Proses Pendukung PLTU ..............................................................................11
1.5.1 Desalination Plant .................................................................................. 11
1.5.2 Demineralizer Plant................................................................................ 12
1.5.3 Reserve Osmosis (RO) ........................................................................... 12
1.5.4 Auxiliary Boiler (Boiler Bantu) ............................................................. 13
1.5.5 Coal Handling System............................................................................ 13
1.5.6 Ash Handling (Unit Pembuangan Abu) ................................................. 13
1.6 Bahan Bakar PLTU .......................................................................................13
1.7 Analisa-Analisa Menentukan Efisiensi ........................................................15
1.7.1 Analisa Eksergi ...................................................................................... 15
1.7.2 Efisiensi Generator ................................................................................. 17
1.8 Kelebihan dan Kekurangan ..........................................................................18
1.8.1 Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dilihat dari System Penyedia
Listrik .............................................................................................................. 18
1.8.2 Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Uap ........................................... 19
1.8.2.1 Segi Penggunaan ............................................................................19
1.8.2.2 Segi Pembangunan .........................................................................19
1.8.3 Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap ........................................ 20
1.8.4 Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap ........................................ 21
1.8.4.1 Segi Penggunaan ............................................................................21
1.8.4.2 Segi Pembangunan .........................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................23

iii
Daftar Gambar

Gambar 1.1 Siklus fluida pada PLTU ............................................................ 2


Gambar 1.2 Boiler ......................................................................................... 2
Gambar 1.3 Aliran Uap pada Turbin Uap ...................................................... 4
Gambar 1.4 Kondeser..................................................................................... 5
Gambar 1.5 Generator .................................................................................... 6
Gambar 1.6 Proses Konversi Energi PLTU ................................................... 6
Gambar 1.7 Siklus Fluida pada PLTU ........................................................... 7
Gambar 1.8 Siklus Rankine............................................................................ 9
Gambar 1.9 Siklus Rangkine Ideal............................................................... 10

iv
1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
1.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah suatu pusat pembangkit
tenaga listrik yang menggunakan turbin uap sebagai penggerak mulanya atau
dengan kata lain menggunakan energi uap untuk memutar turbin. PLTU
menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup
artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya
secara singkat adalah sebagai berikut :
1. Pertama, air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh permukaan
pemindah panas. Di dalam boiler, air ini mendapatkan panas dengan
menyerap gas panas hasil pembakaran bahan bakar batubara, HSD serta
udara sehingga berubah menjadi uap untuk memutar turbin.
2. Kedua, uap hasil prduksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin HP (High Pressure), IP (intermediet
Pressure) dan LP (Low Pressure) sehingga menghasilkan daya mekanik
berupa putaran.
3. Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar
menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan megnet
dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik
dari terminal output generator.
4. Keempat, Uap bekas keluaran turbin masuk kedalam kondensor untuk
didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air
kondensat. Air kondensat hasil kondensiasi uap kemudian digunakan lagi
sebagai air pengisian boiler.
5. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang. Gambar
1.1 dibawah ini akan menjelaskan garis besar prinsip kerja dari PLTU.

1
Gambar 1.1 Siklus fluida pada PLTU
1.2 Komponen Utama Pemabngkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
1.2.1 Boiler (Ketel Uap)

Gambar 1.2 Boiler


Boiler adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk merubah air
menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap dilakukan dengan memanaskan air
yang berada didalam pipa-pia dengan panas hasil pembakaran bahan bakar. Proses
pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan
bahan bakar dan udara dari luar. Uap yang dihasilkan adalah uap superheat dengan
tekanan dan temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas
permukaan pemindah panas, laju aliran bahan bakar, dan panas pembakaran yang
diberikan.

2
Bagian-bagian dari bolier dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Ruang Bakar
Ruang bakar adalah bagian dari boiler yang berfungsi untuk tempat
berlangsungnya proses pembakaran antara bahan bakar dan udara.
2. Sootblower
Sootblower berfungsi sebagai pembersih abu, debu atau jelaga yang
menempel pada pipa boiler.
3. Fan
Fan pada boiler terdiri dari Induced Draft Fan (ID Fan), Primary Air Fan
(PA Fan), dan Forced Draft Fan (FD Fan). ID Fan berfungsi sebagai
pengendali tekanan di ruang bakar. PA Fan berfungsi sebagai mendorong
bahan bakar batubara menuju ruang bakar. FD Fan berfungsi sebagai
pemasok udara pembakaran kedalam ruang bakar.
4. Air Heater
Air heater berfunsi sebagai mengambil panas dari gas bekas dan kemudian
di transfer ke udara pembakaran dengan mekanisme perpindahan panas
konveksi.
5. Economizer
Economizer adalah penukar kalor yang dipasang pada saluran air pengisi
sebelum air masuk ke Boiler Drum.
6. Boiler Drum
Boiler drum adalah tempat menampung air yang datang dari Economizer
dan uap hasil penguapan dari Tube Wall.
7. Tube Wall dan Downcomer
Downcomer dan Tube Wall merupakan pipa yang berfungsi sebagai saluran
sirkulasi boiler drum untuk fluida yang masih berfase cair.
8. Superheater dan Reheater
Superheater berfungsi untuk memanaskan uap basah yang keluar dari boiler
drum menjadi uap panas lanjut. Reheater berfungsi untuk memanaskan
Kembali uap yang telah keluar dari turbin tekanan tinggi dan dialirkan
Kembali menuju turbin tekanan sedang.

3
1.2.2 Turbin Uap
Turbin uap berfungsi untuk merubah energi panas yang terkandung dalam
uap menjadi gerakan memutar (putaran). Uap dengan tekanan dan temperatur tinggi
diarahkan untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros sehingga
poros turbin berputar. Tekanan dan temperatur uap keluar turbin turun akibat
melakukan kerja di turbin hingga hingga menjadi uap basah. Uap setelah keluar dari
turbin dialirkan ke kondeser, sedangkan tenaga putar yang dihasilkan digunakan
untuk memutar generator.

Gambar 1.3 Aliran Uap pada Turbin Uap


1.2.3 Kondensor
Kondenser adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air. Proses
perubahan uap menjadi air dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam suatu
ruangan yang berisi pipa-pipa pendingin (tubes). Uap mengalir diluar pipa-pipa
sedangkan air sebagai pendingin mengalir didalam pipa-pipa. Proses perubahan uap
menjadi air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini kondenser
berada pada kondisi dibawah tekanan atmosfer. Apabila laju perpindahan panas
terganggu, maka akan berpengaruh terhadap tekanan dan condenser4e didalam
condenser.

4
Gambar 1.4 Kondeser
1.2.4 Generator
Generator berfungsi mengubah energi mekanik berupa putaran menjadi
energi listrik dengan menerapkan prinsip induksi magnet. Komponen utama
generator terdiri dari bagian yang diam disebut stator dan bagian berputar disebut
rotor. Stator terdiri dari casing yang berisi kumparan dan rotor yang merupakan
medan magnet listrik terdiri dari inti yang berisi kumparan.

Gambar 1.5 Generator

5
1.3 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Prinsip kerja dari PLTU adalah dengan menggunakan siklus air-uap-air
yang merupakan suatu sistem tertutup air dari kondensat atau air dari hasil proses
pengkondensasian di kondensor dan make up water (air yang dimurnikan) dipompa
oleh condensat pump ke pemanas tekanan rendah. Disini air dipanasi kemudian
dimasukkan oleh daerator untuk menghilangkan oksigen, kemudian air ini dipompa
oleh boiler feed water pump masuk ke economizer. Dari economizer yang
selanjutnya dialirkan ke pipa untuk dipanaskan pada tube boiler.

Gambar 1.6 Proses Konversi Energi PLTU


Pada tube, air dipanasi berbentuk uap air. Uap air ini dikumpulkan kembali
pada steam drum, kemudian dipanaskan lebih lanjut pada superheater sudah
berubah menjadi uap kering yang mempunyai tekanan dan temperatur tinggi, dan
selanjutnya uap ini digunakan untuk menggerakkan sudu turbin tekanan tinggi,
untuk sudu turbin menggerakkan poros turbin. Hasil dari putaran poros turbin
kemudian memutar poros generator yang dihubungkan dengan coupling, dari
putaran ini dihasilkan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan dari generator
disalurkan dan di distribusikan lebih lanjut ke pelanggan. Uap bebas dari turbin
selanjutnya di kondensasikan dari kondensor dan bersama air dari make up
water pump dipompa lagi oleh pompa kondensat masuk ke pemanas tekanan
rendah, daerator, boiler feed water pump, pemanas tekanan tinggi, economizer, dan
akhirnya menuju boiler untuk dipanaskan menjadi uap lagi. Proses ini akan terjadi
berulang-ulang.

6
Gambar 1.7 Siklus Fluida pada PLTU
Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan
dengan diagram T – s (Temperatur – entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus
rankine ideal. Adapun urutan langkahnya adalah sebagai berikut :
1. a – b : Air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah langkah
kompresi isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.
2. b – c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik
didih. Terjadi di LP heater, HP heater dan Economiser.
3. c – d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut
vapourising (penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi diboiler
yaitu di wall tube (riser) dan steam drum.
4. d – e : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur
kerjanya menjadi uap panas lanjut (superheated vapour). Langkah ini terjadi
di superheater boiler dengan proses isobar.
5. e – f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun.
Langkah ini adalah langkah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.
6. f – a : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat.
Langkah ini adalah isobar isothermis, dan terjadi didalam kondensor.

1.4 Siklus Termodinamika

7
1.4.1 Siklus Rankine
Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi
kerja. Panas yang disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya
menggunakan air sebagai fluida bergerak. Pada steam boiler, ini akan menjadi
reversible tekanan konstan pada proses pemanasan air untuk menjadi uap air, lalu
pada turbin proses ideal akan menjadi reversible ekspansi adiabatik dari uap, pada
kondenser akan menjadi reversible tekanan konstan dari panas uap kondensasi yang
masih saturated liquid dan pada proses ideal dari pompa akan terjadi reversible
kompresi adiabatik pada cairan akhir dengan mengetahui tekanannya. Ini adalah
siklus reversible, yaitu keempat proses tersebut terjadi secara ideal yang biasa
disebut Siklus Rankine.
Salah satu peralatan yang sangat penting di dalam suatu pembangkit tenaga
listrik adalah Boiler (Steam Generator) atau yang biasanya disebut ketel uap. Alat
ini merupakan alat penukar kalor, dimana energi panas yang dihasilkan dari
pembakaran diubah menjadi energi potensial yang berupa uap. Uap yang
mempunyai tekanan dan temperatur tinggi inilah yang nantinya digunakan sebagai
media penggerak utama turbin uap. Energi panas diperoleh dengan jalan
pembakaran bahan bakar di ruang bakar.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada
keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan
alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan
untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan.
Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan
bakar yang digunakan pada sistem. Berikut ini adalah gambar diagram siklus
rankine.

8
Gambar 1.8 Siklus Rankine
1-2 : Merupakan proses kompresi isentropik dalam kompressor, kondisi 1 adalah
udara atmosfer. Temperatur udara hasil kompresi T2 dapat diketahui dari
persamaan :

............................................ (1.1)

Keterangan:
rp = rasio tekanan
γ = Perbandingan panas spesifik pada tekanan konstan dan panas
spesifik pada volume konstan, untuk udara.
2-3 : Proses penambahan panas pada tekanan konstan dalam ruang bakar. Panas
yang ditambahkan dalam ruang bakar adalah :
Qin = Cp (T3 – T2)........................................(1.2)
3-4 : Proses ekspansi isentropik dalam turbin. Temperatur gas keluaran dihitung
melalui persamaan :
T4 = T3 (1/rp ) γ-1/γ......................................(1.3)
4-1 : Merupakan proses pelepasan kalor (heat rejection) ke lingkungan pada
tekanan konstan. Hal ini dapat dihitung melalui persamaan :
Qc = (h4 – h1) ............................................(1.4)
1.4.2 Siklus Rankine Ideal
Siklus ideal yang mendasari siklus kerja dari suatu pembangkit daya uap
adalah siklus rankine. Siklus rankine berbeda dengan siklus – siklus udara ditinjau
dari fluida kerjanya yang mengalami perubahan fase selama siklus pada saat
evaporasi dan kondensasi. Perbedaan lainnya secara termodinamika siklus uap

9
dibandingkan dengan siklus gas adalah bahwa perpindahan kalor pada siklus uap
dapat terjadi secara isothermal.
Proses perpindahan kalor yang sama dengan proses perpindahan kalor pada
siklus carnot dapat dicapai pada daerah uap basah, perubahan entalpi fluida kerja
akan menhasilkan penguapan atau kondensasi, tetapi tidak pada perubahan
temperature. Temperature hanya diatur oleh tekanan uap fluida.
Kerja pompa pada siklus rankine untuk menaikkan tekanan fluida kerja dalam
fase cair akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan pemampatan untuk campuran
uap dalam tekanan yang sama pada siklus carnot. Siklus rankine ideal dapat
digambarkan dalam diagram T-S dan H-S seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 1.9 Siklus Rangkine Ideal


Siklus rankine ideal terdiri dari 4 tahapan proses:
1. 1-2 kompresi isentropic dengan pompa.
2. 2-3 penambahan panas dalam boiler secara isobar
3. 3-4 ekspansi isentropic pada turbin
4. 4-1 pelepasan panas pada condenser secara isobar dan isothermal
Air masuk pompa pada kondisi 1 sebagai cairan jenuh (saturated liquid) dan
dikompresi sampai tekanan operasi boiler. Temperature air akan meningkat selama
kompresi isentropic karena menurunnya volume spesifik air. Air memasuki boiler
sebagai cairan terkompresi (compressed liquid) pada kondisi 2 dan akan menjadi
uap superheated pada kondisi 3. Dimana panas diberikan oleh boiler ke ar pada
tekanan yang tetap. Boiler dan seluruh bagian yang dihasilkan steam ini disebut
sebagai steam generator. Uap superheated pada kondisi 3 kemudian akan memauki

10
turbin untuk diekspansi secara isentropic dan akan menghasilkan kerja untuk
memutar shaft yang terhubung dengan generator listrik sehingga dapat dihasilkan
listrik. Tekanan dan temperatur dari steam akan turun selama proses ini menuju
keadan 4 steam akan masuk kondensor dan biasnya sudah berupa uap jenuh. Stem
ini akan dicairkan pada tekanan konstan didalam condenser dan akan meninggalkan
kondensor sebagai cair jenuh yang akan masuk pompa untuk melengkapi siklus ini.
1.5 Proses Pendukung PLTU
1.5.1 Desalination Plant
Fungsi desalination plant adalah mengolah air laut menjadi air murni. Proses
desalination yang umum dilakukan adalah dengan cara menguapkan (evaporating)
air laut. Bila air laut dipanaskan, maka airnya akan menjadi uap dan garam-
garamnya akan tertinggal. Selanjutnya bila uap tersebut didinginkan akan diperoleh
air kondensat yang disebut air desal atau fresh water. Untuk lebih jelasnya berikut
proses desalinasi air laut:
1. Air laut yang menjadi bahan baku utama dialirkan menuju sea water pit, dan
untuk menghambat pertumbuhan biota-biota laut diinjeksikan Chlorin
dengan kadar tertentu. Selanjutnya air laut difiltrasi untuk menghilangkan
kotorankotoran yang berukuran besar.
2. Dari sea water pit, air laut dialirkan menuju primary filter dengan
menggunakan sebuah pompa. Diperjalanan, air tersebut diinjeksi senyawa
koagulan FeSO4 yang berfungsi untuk mengumpulkan partikel-partikel
berukuran kecil menjadi partikel-partikel berukuran lebih besar sehingga
lebih mudah dilakukan proses filtrasi.
3. Kemudian air laut selanjutnya dipanaskan dalam pemanas garam dan
kemudian dialirkan ke dalam chamber
4. Air laut yang telah panas mengalir dari tahap bertemperatur tinggi ke tahap
bertemperatur rendah melalui suatu bukaan kecil, sementara itu penguapan
tiba-tiba (flash evaporates) terjadi dalam chamber
5. Uap air yang terjadi dalam chamber pada setiap tahap mengalir melalui
pemisah, dan mengeluarkan panas laten ke dalam tabung penukar panas
sementara air laut mengalir melalui bagian dalam dan kemudian uap

11
berkondensasi. Air yang terkondensasi dikumpulkan dalam penampung dan
kemudian dipompa keluar sebagai air tawar.
1.5.2 Demineralizer Plant
Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang terkandung dalam
air tawar. Air sebagai fluida kerja PLTU harus bebas dari mineral, karena jika air
masih mengandung mineral berarti konduktivitasnya masih tinggi. Hal ini dapat
menimbulkan korosi pada peralatan PLTU. Berikut proses demineralisasi air laut:
1. Air laut dipompakan menuju filter (reverse osmosis) yang mengalirkan air
asin yang berkonsentrasi tinggi menuju air tawar yang berkonsentrasi
rendah melalui suatu membrane semipermeabel
2. Kemudian air tawar dipompa menuju tangki tempat pertukaran kation.
Dimana HCL disuntikkan yang akan menukar ion-ion positif dalam air
seperti Ca, Mg, Na dengan ion H+
3. Air dipompakan lagi menuju sebuah tangki dimana CO2 harus dihilangkan
karena ia akan membentuk bikarbonat di dalam air dan dapat menurunkan
pH. Proses ini dengan jalan menghembuskan udara ke dalam tangki air sisi
bawah menggunakan fan, sehingga udara akan mengikat CO2 dalam air.
4. Air dipompakan lagi menuju tangki tempat pertukaran anion. Air yang
keluar dari cation bersifat asam maka NaOH perlu disuntikkan, anion
menukar ionion negatif dalam air seperti Cl, SO4, SiO2 dengan ion OH- .
5. Kemudian air dipompakan lagi ketangki terakhir dimana HCl dan NaOH
disuntikkan kembali untuk memastikan tidak ada lagi ion ion positif dan
negative seperti Ca, Mg, Na, SO4, SiO2.
6. Kemudian air dipompakan lagi ketangki terakhir dimana HCl dan NaOH
disuntikkan kembali untuk memastikan tidak ada lagi ion ion positif dan
negative seperti Ca, Mg, Na, SO4, SiO2.
1.5.3 Reverse Osmosis (RO)
Mempunyai fungsi yang sama seperti desalination plant namun metode
yang digunakan berbeda. Pada peralatan ini digunakan membran semi permeable
yang dapat menyaring garam-garam yang terkandung pada air laut, sehingga dapat
dihasilkan air tawar seperti pada desalination plant.
1.5.4 Auxiliary Boiler (Boiler Bantu)

12
Pada umumnya merupakan boiler berbahan bakar minyak (fuel oil), yang
berfungsi untuk menghasilkan uap (steam) yang digunakan pada saat boiler utama
start up maupun sebagai uap bantu (auxiliary steam). Penggunaan Auxiliary Boiler
hanya bersifat sementara yaitu ketika unit (boiler) utama masih belum
menghasilkan utama.Jika unit sudah beroperasi normal, pasokan dapat diambil dari
ketel utama sehingga auxiliary boiler dapat dimatikan.
1.5.5 Coal Handling System
Coal handling system berfungsi menangani mulai dari pembongkaran
batubara dari kapal/tongkang (unloading area), penimbunan/penyimpanan di stock
area atapun pengisian ke bunker (power plant) yang digunakan untuk pembakaran
di Boiler. Alat transportasi yang digunakan dengan system conveyor.
1.5.6 Ash Handling (Unit Pembuangan Abu)
Ash handling Plant merupakan peralatan yang berfungsi sebagai
penampung dan penyalur abu sisa pembakaran yang berasal dari ruang bakar
(furnace). Ash handling Plant mempunyai 2 buah bagian / system, yaitu :
1. Fly Ash system adalah peralatan Ash Handling yang berfungsi menyalurkan
abu terbang (fly ash) yang merupakan sisa pembakaran dari ruang bakar
boiler. Sisa pembakaran yang mengandung partikel-partikel abu dialirkan
ke Atmosfir melalui ruang yang telah dipasang EP (Electrostatic
Precipitator). Partikel abu yang terdapat dalam sisa pembakaran akan
ditangkap oleh EP dan disalurkan ke pembuangan melalui Transporter atau
Conveyor.
2. Bottom Ash System adalah sistem Ash Handling Plant yang khusus
menangani atau menyalurkan abu sisa pembakaran dari bagian bawah ruang
bakar. Selain menangani dan menyalurkan abu dari dalam furnace, Bottom
Ash System juga menyalurkan abu yang berasal dari Ruang Economizer dan
coal rejhect dari Pulverizer
1.6 Bahan Bakar PLTU
Dalam PLTU, energi primer yang dikonversikan menjadi energi listrik
adalah bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan dapat berupa batubara (padat),
minyak (cair), atau gas. Ada kalanya PLTU menggunkan kombinasi beberapa

13
macam bahan bakar. Untuk setiap macam bahan bakar, komposisi perpindahan
panas berbeda.
Batubara merupakan bahan baku pembangkit energi listrik yang pada
umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga uap.
Batubara dibedakan berdasarkan nilai kalor serta lama proses pembentukannya.
Pengelompokan ini menunjukkan kualitas batubara yang akan membedakan nilai
ekonomis serta kegunaan batubara tersebut. Terdapat empat jenis batubara mulai
dari kualitas rendah hingga tinggi, yaitu: lignit, sub-bituminous, bituminous, dan
antrasit.
1. Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan
(luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur Karbon (C) dengan
kadar air kurang dari 8%. Nilai kalor batubara jenis ini lebih dari 6900
kcal/kg.
2. Bituminous mengandung 68 - 86% unsur Karbon (C) dan berkadar air 8-
10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di
Indonesia, tersebar di pulau sumatera, kalimantan dan Sulawesi, biasa
digunakan untuk proses pemanasan. Bituminous memiliki nilai kalor 5700
kcal/kg hingga 6900 kcal/kg.
3. Sub-bituminus mengandung sedikit Karbon dan banyak air, dan oleh
karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan
bituminous. Batubara sub-bituminous memiliki nilai kalor 4166 kcal /kg
hingga 5700 kcal/kg
4. Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang
mengandung air 35-75% dari beratnya. Lignit atau sering disebut sebagai
brown coal. Batubara ini merupakan batubara kelas rendah dengan nilai
kalor kurang dari 4165 kcal/kg.
Komposisi kimiawi batubara berpengaruh kuat pada daya pembakarannya.
Sifat-sifat batubara secara luas diklasifikasikan kedalam sifat fisik dan sifat kimia.
Sifat fisik batubara termasuk nilai panas, kadar air, bahan mudah menguap dan abu.
Sifat kimia batubara tergantung dari kandungan berbagai bahan kimia seperti
karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur.

14
Terdapat dua metode untuk menganalisis batubara, yaitu analisis ultimate
dan analisis proximate. Analisis ultimate menganalisis seluruh elemen komponen
batubara, padat atau gas dan analisis proximate meganalisis hanya fixed carbon,
bahan yang mudah menguap, kadar air dan persen abu. Analisis ultimate harus
dilakukan oleh laboratorium dengan peralatan yang lengkap oleh ahli kimia yang
trampil, sedangkan analisis proximate dapat dilakukan dengan peralatan yang
sederhana.
1.7 Analisa-Analisa Menentukan Efisiensi
1.7.1 Analisa Eksergi
Analisa eksergi digunakan untuk mencari nilai rugi-rugi akibat eksergi yang
musnah pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Dalam sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Uap terdapat yang dinamakan Analisa eksergi untuk mengidentifikasi
penurunan performa pada masing-masing komponen pada PLTU. Eksergi suatu
sistem adalah jumlah maksimum energi yang daoat diubah menjadi usaha hingga
sistem tersbeut mencapai keadaan keseimbangan dengan lingkungan. Sebagai
langkah awal, seluruh penilitian tersebut menggunakan anlisa eksergi. Pada
perbandingan perhitungan eksergi terdapat empat komponen utama yaitu eksergi
fisik, eksergi kimia, eksergi kinetic, dan eksergi potensial dimana rumus total
eksergi adalah
ETOT = EKN + EPT + EPH + ECH ......................... (1.5)
Dengan keterangan :
ETOT = eksergi total (kW)
EKN = eksergi kinetic (kW)
EPT = eksergi potensial (kW)
EPH = eksergi fisik (kW)
ECH = eksergi kimia (kW)
a. Eksergi fisik merupakan eksergi yang berhubungan dengan perubahan
tekanan dan temperature dalam aliran. Eksergi fisik juga kerja yang
diperoleh melalui subsatansi melewati proses reversible dari kondisi
temperature T dab tekanan awal P ke kondisi yang ditentukan berdasarkan
temperature T0 dan tekanan lingkungan P0. Eksergi fisik dapat dihotung
menggunakan persamaan berikut dalam menurut Bejan, 1996:

15
EPH = m[(h – h0) – T0(S – S0 ......................................(1.6)
Dengan keterana
EPH = eksergi fisik (kW)
m = laju Fluida (kg/s)
H = entalpi Fluidka (kJ/kg)
H0 = entalpi lingkungan (Kj/kg)
T0 = temperature linkungan (℃)
S = entropi Fluida (kL/kg℃)
S0 = entropi lingkungan (kL/kg℃)
b. Eksergi kimia adalah komponen eksergi yang terkait dengan pembedaan
komponen kimia dari suatu sistem dengan yang dimiliki lingkunga. Eksergi
kimia dapat dihiung dengan menggunakan persamaan berikut mnurut
Bejan, 1996:
ECH = 𝑚 × 𝑒 𝐶𝐻 .................................. (1.7)
Dengan keterangan
ECH = eksergi kimia (kW)
m = laju fluida (kg/s)
eCH = nilai eksergi molar (kL/kmol)
dengan nilai eCH dapat diitung melalui persamaan berikut menurut Beijan,
1996:
𝑒 −𝐶𝐻
eCH = ....................................... (1.8)
𝑀

dengan keterangan
eCH = nilai eksergii molar (kJ/kmol)
M = massa molekul relative (kg/kmol)
e-CH = niai eksergi molar standar (kJ/kmol)
Dan eksergi kimia molar standar dapat dicari pada table C1 dan C2 pada
buku Therml Design abd Optimization ataupun dpat dihitung menggunakan
persamaan berikut:
1
̅̅̅̅̅̅ (𝑇0 × 𝑃0 ) − 𝑇0 [𝑆
𝑒 −𝐶𝐻 = 𝐻𝐻𝑉 ̿̿̿𝐹 + (𝑎 + 𝑏) ̿̿̿̿ ̿̿̿̿̿̿
𝑆02 − 𝑎𝑆 𝐶𝑂2 −
4
1 𝑏 𝑏
̿̿̿̿̿̿
𝑏𝑆 𝐻20 ] (𝑇0 𝑃0 ) + {𝑎𝑒𝐶𝑂2−𝐶𝐻 + 2 𝑒𝐻20−𝐶𝐻 − (𝑎 + 4 ) 𝑒02−𝐶𝐻 } .. (1.9)
2

Dengan keterangan

16
e-CH = nilai eksergi molar standar (kJ/kmol)
HHV = Heat Heating Value
T0 = temperature lingkungan (℃)
P0 = tekanan lingkungan (bar)
S = entropsi fluida (kJ/kg℃)
a,b = konstanta molar pembakaran
Konsep eksergi yang musnah melengkapi konsep termodinamika dalam
mencari ketidakefisienan suatu sistem pembangkit. Laju eksergi yang
musnah pada suatu komponen dapat dicari dengan mencari selisih antara
eksergi yang masuk dan eksergi yang keluar dengan persamaan sebagai
berikut (Bejan, 1996):
ED = Ein – Eout ..................................... (1.10)
Dengan keterangan
ED = eksergi yang musnah (kW)
Ein = eksergi fluida masuk (kW)
Eout = eksergi dluida keluar (kW)
1.7.2 Efisiensi Generator
Secara umum efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara
outputterhadap input dalam suatu proses. Efisiensi merupakan salah satu
persamaan yang penting dalam termodinamika untuk mengetahui seberapa
baik konversi energi yang terjadi.Daya masukan untuk generator berupa daya
mekanik atau sama dengan gaya yang dihasilkan oleh turbin, karena turbin
dengan generator dikopel dan bekerja bersama dan menghasilkan daya
keluaran berupa daya listrik. Untuk menghitung efisiensi dari generator
menggunakan persamaan
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛
𝜂𝑔𝑒𝑛 = 𝑃 × 100% ............................ (1.11)
𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛

Dengan keterangan
𝜂𝑔𝑒𝑛 = efisiensi generator %
Beban = daya beban generator (kW)
Pturbin = daya turbin (MW)

17
Untuk menentukan kerja turbin dengan menggunakan temperature dan
tekanan uap yang masuk dan keluar pada turbin serta dengan diketahuinya nilai
entalpi uap masuk dan uap keluar turbin, yang dapat dunyatakan dengan persamaan
WT = m(h1 – h2).................................. (1.12)
Dengan keterangan
m = laju aliran massa steam turbin (kg/h)
h1 = entalpii steam inlet turbin (kJ/kg)
h2 = entalpi steam exhaust turbin (kJ/kg)
Sedangkan untuk mencari daya yang dihasilkan oleh turbin dengan cara
mengalikan energi yang dihasilkan ole turbin dengan efisiensi dari turbin, yang
dapat dinyatakan dengan persamaan
Pturbin = WT x 𝜂𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 ............................ (1.13)
Dengan keterangan
WT = kerja turbin (MW)
𝜂𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 = efisiensi turbin (%)
1.8 Kelebihan dan Kekurangan
1.8.1 Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dilihat dari System
Penyedia Listrik
Sebagai salah satu sistem penyedia listrik yang paling banyak digunakan di
Indonesia, ada sejumlah kelebihan dari PLTU, antara lain:
1. Murah, karena energi yang bersumber dari batubara harganya terjangkau
dan kenaikannya tidak terlalu signifikan, bahkan saat ini harganya terus
menurun. Harga batubara pun jauh lebih murah dibandingkan dengan bahan
bakar tenaga angin, biomassa, maupun surya.
2. Dapat bekerja secara berkelanjutan selama 24 jam.
3. Jumlah cadangan batu bara di Indonesia sampai saat ini masih sangat
melimpah. Sehingga untuk kedepannya, jenis pembangkit listrik ini dapat
bekerja secara optimal.
4. Sifat batubara mudah terbakar sehingga cepat dalam menghasilkan energi
panas untuk penguapan.
5. Untuk pertambangan, pemrosesan, transportasi, serta penggunaan batubara,
infrastrukturnya telah tersedia.

18
6. Batubara sebagai sumber energi awal mudah disimpan, dikirim kemanapun.
Hal ini jauh lebih efisien dibandingkan energi primer lainnya, misalnya air,
angin, dan sebagainya.
7. Batubara dapat diperoleh di seluruh dunia. Terdapat banyak cadangan
batubara di kawasan Amerika Utara, Asia, Eropa, hingga Australia.
8. Produk akhir dari batubara dapat digunakan oleh industri lain, misalnya
industri semen.
9. Load Factor PLTU tinggi, yaitu dapat mencapai 80%.
10. Sebagai penghasil batubara, Indonesia dapat menggunakan bahan bakar
tersebut dari negaranya sendiri tanpa perlu impor atau bergantung ke negara
lainnya.
1.8.2 Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan jenis pembangkit listrik lainnya. Keunggulan tersebut antara
lain dibagi menjadi 2, dari segipenggunaandanpembangunan
1.8.2.1 Segi Penggunaan
a. Dapat dioperasikan dengan menggunakan berbagai jenis bahan bakar(padat,
cair, gas).
b. Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi
c. Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan
d. Kontinyuitas operasinya tinggi
e. Usia pakai (life time) relatif lama
1.8.2.2 Segi Pembangunan
a. Pembangunan PLTU memiliki dampak tersendiri baik bagi
lingkunganmasyarakat maupun baik lingkungan di lokasi PLTU tersebut
dibangun.Dampak positif dari pembangunan PLTU diantaranya adalah
sebagaiberikut :
b. Menambah sumber tenaga listrik baru, sehingga dapat membantumengatasi
masalah kekurangan sumber energi listrik yang sedang terjadi.
c. Mengurangi angka pengangguran, karena PLTU akan
mempekerjakanwarga di sekitar lokasi untuk menjadi karyawan.
d. Membuka lahan pekerjaan baru bagi warga.

19
Lokasi dibangunnya PLTU akan lebih berkembang dari sebelumnya
1.8.3 Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Dibalik keuntungan yang diperoleh dari PLTU, terdapat beberapa
kekurangan atau kelemahan. Isu lingkungan merupakan sisi yang perlu dikritisi dari
Pembangkit Listrik Tenaga Uap, antara lain:
1. Pembakaran batubara akan menghasilkan zat berbahaya bagi kesehatan,
seperti sulphur dioxide. Efek paling buruk dari kontaminasi zat tersebut
adalah penyakit pernapasan jika pembakaran dari batubara tidak terkontrol.
2. Ekstrasi batubara memerlukan investasi mahal. Kondisi ini menyebabkan
harga listrik dari sumber satu ini terus menerus mengalami kenaikan.
3. PLTU berpotensi menghasilkan gas rumah kaca. Sedangkan turbin angin
menghasilkan gas CO2 delapan kali lebih rendah dibandingkan yang
dihasilkan dari PLTU.
4. Penambangan batubara berpotensi merusak lingkungan dan cukup
berbahaya untuk jangka panjang.
5. PLTU dinilai tidak ramah terhadap flora dan fauna yang ada di sekitar
pembangkit.
6. Limbah yang dihasilkan dapat mencemari perairan penduduk yang berada
di sekitarnya.
7. Abu terbang merupakan sisa dari hasil pembakaran PLTU. Sisa pembakaran
ini merupakan zat yang sangat beracun. Selain itu, dengan adanya sisa
pembakaran tersebut kualitas udara yang ada di sekitar kawasan akan
menurun.
8. Jutaan ton limbah dihasilkan dari operasional PLTU batubara. Limbah
tersebut mengandung berbagai zat berbahaya dan terus menumpuk
membawa dampak buruk pada kondisi lingkungan.
9. Perubahan topografi dari alam yang terjadi karena adanya penambangan
batubara. Bekas galian yang tidak lagi digunakan akan membuat
penampakan alam berubah drastis.
1.8.4 Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap

20
Namun PLTU mempunyai beberapa kelemahan yang harus
dipertimbangkan dalam memilih jenis pembangkit termal, Kelemahan tersebut juga
dibagi menjadi 2, dari segi penggunaan dan pembangunan
1.8.4.1 Segi Penggunaan
a. Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar
b. Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasok listrik dari luar
c. Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu
d. Investasi awalnya mahal
e. PLTU menghasilkan banyak gas rumah kaca
1.8.4.2 Segi Pembangunan
Namun tidak hanya dampak positif yang timbul dari pembangunan
PLTU,dampak negatifnya juga timbul seiring pembangunan PLTU, diantaranya
adalah :
a. Tahap pra konstruksi :
pembukaan lahan, pencemaran akibat pembakaranlahan, kecemburuan
sosial antara pemilik lahan dengan masyarakat sekitar Pembangkit Tenaga
Listrik 54
b. Tahap konstruksi :
kerusakan jalan akibat angkutan berat yang membawaalat dan bahan untuk
membangun PLTU, timbulnya permasalahan sosialdi sekitar lokasi
pembangunan PLTU, pencemaran udara oleh semen yangdigunakan untuk
pembangunan bangunan PLTU.
c. Tahap operasi :
1. Dampak Kerusakan Akibat Pencemaran Lingkungan :
Dalam dampakterhadap lingkungan secara makro dapat dikelompokkan
kedalamdampak terhadap lingkungan Abiotik (A), Biotik (B), dan
Cultur (C).ketiga jenis lingkungan tersebut saling interaksi dan
interdependensisatu dengan yang lain. Adanya interaksi menyebabkan
terjadinya dampak secara langsung yang dirasakan, sedangkan
terjadinya dampak secara langsung yang dirasakan, sedangkan adanya
inter dependensi menyebabkan dampak secara tidak langsung.
2. Dampak Terhadap Kesehatan :

21
Dampak terhadap kesehatan terjadi akibat perubahan kualitas
lingkungan. Meningkatkan kasus diare, ISPA, penyakit kulit, penurunan
IQ akibat Pb atau logam berat lain, merupakan contoh penyakit yang
terjadi akibat pencemaran lingkungan. Pada umumnya mekanisme
terjadi melalui oral (mulut), pernafasan atauiritasi melalui kulit.
Kerugian terhadap kesehatan merupakan kerugian besar akibat
kerusakan lingkungan.
3. Dampak Terhadap Perairan :
Perairan pada suatu wilayah terdiri dari materi dan energi untuk
mendukung kehidupan, yang popular dengan daya dukung lingkungan.
Polutan merupakan materi dan energi asing yang memasuki badan air,
sehingga menurunkan daya dukung lingkungan. Kondisi tercemar
terjadi bila perubahan tersebut menyebabkan badan air berubah dari
peruntukannya. Bahan organic merupakan bahan yang dominan sebagai
polutan.
d. Pasca operasi :
Lahan yang tidak bisa dipergunakan lagi, kasus penyakit pada masyarakat
yang tinggi, perairan yang telah tercemar, meningkatnya angka
pengangguran karena ketiadaan lahan pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA
Karyadi, A. and Rangkuti 2, C., 2016. ANALISA ENERGI DAN EKSERGI
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BANTEN 3 LONTAR. [online]
Media.neliti.com. Available at: <

22
https://media.neliti.com/media/publications/172422-ID-none.pdf > [Accessed 7
April 2021].
Kurniasari, B., Handajadi, I. and Hani, S., 2017. View of ANALISA EFISIENSI
TURBIN GENERATOR BERDASARKAN KUALITAS DAYA PADA PLTU PABRIK
GULA MADUKISMO. [online] Ejournal.akprind.ac.id. Available at: <
https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/elektrikal/article/view/2545/1957 >
[Accessed 7 April 2021].
Google.com. n.d. [online] Available at:
<https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.polsri.a
c.id/1950/3/03.%2520BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwiUmufR9-
nvAhWr7XMBHf0uCTEQFjADegQICBAC&usg=AOvVaw0bAq17lDbv2x2At7
PtrFNZ> [Accessed 7 April 2021].
Nurhening, Y. and Eko, P., n.d. Pembangkit Tenaga Listrik. [online]
Staffnew.uny.ac.id. Available at: <
http://staffnew.uny.ac.id/upload/198104152015041002/pendidikan/Buku%20Pem
bangkit%20Tenaga%20Listrik_NHY_EKO%20Plus%20Cover.pdf > [Accessed 7
April 2021]..
de Kok, R., 2019. https://www.nparks.gov.sg/sbg/research/publications/gardens-
bulletin-singapore/-/media/sbg/gardens -
bulletin/gbs_71_01_y2019_v71_01/71_01_06_y2019_v71p1_gbs_pg87.pdf.
Gardens' Bulletin Singapore, 71(1), pp.89-139.

23

Anda mungkin juga menyukai