Anda di halaman 1dari 18

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

RANGKUMAN MATERI PRESENTASI


Disusun untuk memenuhi tugas kuliah Matematika Sosial yang dibina oleh

Bapak Eddy Budiono

Oleh Kelompok 3:
07 Chusnul Maulidiyah I (170311611656)

08 Cynthia Permadani (170311611618)


09 Desy Tri Indriani (170311611549)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PENDIDIKAN MATEMATIKA
2019
2.1 Sistem Persamaan Linier : Pengenalan

Sistem Persamaan
Ingatlah bahwa dalam Bagian 1.4 kita harus menyelesaikan dua persamaan linear
simultan secara berurutan untuk menemukan titik impas dan titik keseimbangan. Ini adalah dua
contoh masalah dunia nyata yang membutuhkan solusi sistem persamaan linear menjadi dua
atau lebih banyak variabel. Dalam bab ini kami mengambil studi yang lebih sistematis dari
sistem seperti itu. Kami mulai dengan mempertimbangkan sistem dua persamaan linear dalam
dua variabel. Ingatlah bahwa sistem seperti itu dapat ditulis dalam bentuk umum
ax + by = h
cx + dy = k (1)
Ingatlah bahwa grafik setiap persamaan dalam Sistem (1) adalah garis lurus bidang,
sehingga secara geometris solusi untuk sistem adalah titik persimpangan dari dua garis lurus
L1 dan L2, diwakili oleh persamaan pertama dan kedua dari sistem.
Diberikan dua garis L1 dan L2, satu dan hanya satu dari yang berikut ini dapat terjadi:
a. L1 dan L2 berpotongan tepat pada satu titik.
b. L1 dan L2 adalah paralel dan bertepatan.
c. L1 dan L2 adalah paralel dan berbeda.
Dalam kasus pertama, sistem memiliki solusi unik yang sesuai dengan satu titik persimpangan
dua garis. Dalam kasus kedua, sistem memiliki tak terhingga banyaknya solusi yang
berhubungan dengan titik-titik yang terletak pada garis yang sama. Akhirnya, dalam kasus
ketiga, sistem tidak memiliki solusi karena dua garis tidak bersinggungan.

Ilustrasi tiap solusi yang mungkin dengan beberapa contoh spesifik.

1. Sistem Persamaan dengan tepat satu solusi

2x – y = 1
3x + 2y = 12

Penyelesaian persamaan pertama untuk y dalam suku x, kita tentukan persamaannya

y = 2x – 1

Mensubstitusikan persamaan tersebut pada persamaan kedua

3x + 2 (2x-1) = 12

3x + 4x – 2 = 12

7x = 14

x =2

Akhirnya, dengan substitusi x = 2 ke y yang telah ditentukan, didapat

y = 2(2) – 1

=4–1=3

Sehingga, didapat solusi tunggal untuk sistem yang diberikan x = 2 dan y = 3

Secara geometris, dua garis tersebut merupakan garis linear yang ditunjukkan pada figure 2, di
mana didapatkan titik potong pada satu titik (2,3)

Catatan : untuk mengecek hasilnya, dengan mensubstitusikan x = 2 dan y = 3 ke dalam kedua


persamaan, didapat

2(2) – (3) =1

3(2) + 2(3) = 12

Dari hasil substitusi tersebut, diketahui bahwa titik (2,3) melewati kedua garis.
2. Sistem Persamaan dengan Banyak Solusi

2x – y = 1

6x – 3y = 3

Penyelesaian persamaan pertama untuk y dalam suku x, ditentukan persamaannya

y = 2x -1

mensubstitusikan persamaan di atas e persamaan kedua,

6x – 3(2x-1) = 3

6x – 6x + 3 = 3

0 =0

Dimana, hal itu merupakan pernyataan yang benar. Hasil ini menyatakan bahwa persamaan
pertama ekuivalen dengan persamaan kedua. Dapat disimpulkan bahwa kedua persamaan
tersebut berada pada satu garis, sehingga pasangan titik berurutan (x,y) melewati kedua garis
tersebut. Secara khusus dengan mengganti nilai t ke x , di mana t adalah bilangan real,
ditentukan bahwa y = 2t – 1 , sehingga titik berurutan menjadi (t, 2t-1) adalah solusi dari
sistem tersebut. Variabel t disebut parameter. Sehingga garis tersebut saling ketergantungan.
Seperti pada figure 3

3. Sistem Persamaan yang Tidak Punya Solusi


2x – y = 1
6x – 3y = 12

Persamaan pertama diubah dalam y = 2x – 1, kemudian disubstitusikan dalam persamaan


kedua, sehingga didapat
6x – 3(2x -1) = 12

6x - 6x + 3 = 12

0 =9

Dimana, hal tersebut jelas tidak mungkin. Sehingga, tidak ada solusi untuk sistem persamaan.
Untuk menunjukkan situasi geometrinya, dicari gradien dari masing-masing persamaan, dan
didapat

y = 2x – 1

y = 2x – 4

Dapat dilihat bahwa, kedua garis tersebut parallel dan jelas berbeda. Karena persamaan
pertama memotong sumbu y di -1 dan persamaan kedua memotong sumbu y di -4. Sistem
yang tak punya solusi, disebut tidak konsisten. Lihat figure 4.

Solusi-Solusi dari Sistem Persamaan

Dalam sistem persamaan linear, tidak hanya membahas persamaan linear 2 variabel,
tetapi juga membahas sistem persamaan linear dengan 3 variabel. Dalam bentuk umum,
sistem persamaan linear dengan 3 variabel, sebagai berikut:

a1x + b1 y + c1z = d1

a2x + b2y + c2z = d2

a3x + b3y + c3z = d3 (2)


Dalam persamaan linear 2 variabel, didapatkan gambar berupa garis lurus pada suatu bidang,
dapat ditunjukkan untuk persamaan linear ax + by + cz = d (untuk a, b, c, d tida semuanya
sama dengan 0) dalam 3 variabel ditunjukkan dalam bidang 3 dimensi. Sehingga sistem (2)
ditunjukkan dengan gambar bidang 3 dimensi, dan solusi didapat dari perpotongan 3 bidang
tersebut. Seperti pada sistem persamaan linear 2 variabel, solusi untuk sistem persamaan
linear 3 variabel juga mempunyai 3 kemungkinan solusi, yaitu satu solusi, banyak solusi, dan
tanpa solusi, tergantung bagaimana bidang tersebut berpotongan satu sama lain. Figure 5(a)
menunjukkan solusi tunggal, 5(b) banyak solusi, 5(c) tanpa solusi.

Persamaan Linear untuk n variabel

Sebuah persamaan linear n variabel, x1, x2, x3,..., xn salah satunya berbentuk

a1x1 + a2x2 + a3x3 + ... + anxn = c

dimana a1, a2, ..., an (tidak semua nol) dan c adalah konstan.
2.2 Sistem Persamaan Linier : Solusi Tunggal

1. Metode Gauss-Jordan
Metode eliminasi Gauss-Jordan adalah teknik yang cocok untuk menyelesaikan sistem
persamaan linear dari berbagai ukuran. Metode ini melibatkan operasi baris pada suatu
sistem persamaan linear yang terdiri dari setiap tahap sistem yang ekuivalen yaitu, SPL
memiliki solusi yang sama dengan SPL aslinya. Pereduksian selesai ketika SPL asli telah
diubah sehingga dalam bentuk yang lebih sederhana yang mana solusinya dapat dengan
mudah dibaca.

Operasi metode eliminasi Gauss-Jordan adalah:

1. Menukar posisi dua persamaan.


2. Mengganti persamaan dengan suatu kelipatan konstanta taknol.
3. Mengganti sebuah persamaan dengan menjumlahkan persamaan itu dan mengalikan
persamaan dengan sebarang konstan taknol dari persamaan lainnya.

Untuk mengilustrasikan metode eliminasi Gauss-Jordan dalam memecahkan sistem


persamaan linier, mari kita terapkan ke solusi sistem berikut:

Contoh 1 :

2𝑥 + 4𝑦 = 8 (1)

3𝑥 − 2𝑦 = 4 (2)

Pertama, ubah SPL menjadi SPL yang ekivalen/setara di mana koefisien x dalam
persamaan pertama adalah 1:

Mengalikan persamaan 𝑥 + 2𝑦 = 4
(1) dengan ½ (Operasi 2)
3𝑥 − 2𝑦 = 4

Selanjutnya, mengeliminasi x dari persamaan kedua :

Ganti pers. Kedua dengan 𝑥 + 2𝑦 = 4


mengalikan persamaan pertama
dengan -3 kemudian −8𝑦 = −8
menjumlahkannya dengan
persamaan kedua.

Kemudian, kita memperoleh sistem persamaan linier ekuivalen berikut ini di mana
Hasilnya
koefisien y dalam persamaan kedua adalah 1:
Mengalikan persamaan kedua
1
dengan − 8 (Operasi 2)
𝑥 + 2𝑦 = 4

𝑦=1

Selanjutnya, eliminasi y dalam persamaan pertama:


Mengganti persamaan pertama
𝑥=2 dengan mengalikan persamaan
kedua dengan -2 kemudian
𝑦=1 menjumlahkannya dengan
persamaan pertama

SPL ini sekarang dalam bentuk sederhana, dan kita dapat membaca solusinya yaitu
𝑥 = 2 dan 𝑦 = 1. Solusi ini juga dapat dinyatakan sebagai (2, 1) dan menafsirkannya secara
geometris sebagai titik perpotongan dari dua garis yang diwakili oleh dua persamaan linier
yang membentuk sistem persamaan yang diberikan.

Contoh 2 pada sistem persamaan tiga persamaan linear dan tiga variabel:

2𝑥 + 4𝑦 + 6𝑧 = 22 . . . . . (1)

3𝑥 + 8𝑦 + 5𝑧 = 27 . . . . . (2) (A)

−𝑥 + 𝑦 + 2𝑧 = 2 . . . . . (3)

Penyelesaian :

Pertama, ubah SPL ini menjadi SPL yang ekivalen di mana koefisien x pada persamaan
pertama adalah 1:

1
Mengalikan persamaan pertama pada bagian (A) dengan 2 :

𝑥 + 2𝑦 + 3𝑧 = 11 . . . . . (1)

3𝑥 + 8𝑦 + 5𝑧 = 27 . . . . . (2) (B)

−𝑥 + 𝑦 + 2𝑧 = 2 . . . . . (3)

Selanjutnya, mengeliminasi variabel 𝑥 dari semua persamaan kecuali yang pertama:

Mengganti persamaan kedua bagian (B) dengan mengalikan −3 × persamaan pertama +


persamaan kedua:

−3𝑥 − 6𝑦 − 9𝑧 = −33
3𝑥 + 8𝑦 + 5𝑧 = 27 +

2𝑦 − 4𝑧 = −6

Maka,

𝑥 + 2𝑦 + 3𝑧 = 11 . . . . . (1)

2𝑦 − 4𝑧 = −6 . . . . . (2) (C)

−𝑥 + 𝑦 + 2𝑧 = 2 . . . . . (3)

Mengganti persamaan ketiga bagian (C) dengan menjumlakan persamaan pertama dengan
persamaan ketiga :

𝑥 + 2𝑦 + 3𝑧 = 11

−𝑥 + 𝑦 + 2𝑧 = 2 +

3𝑦 + 5𝑧 = 13

Maka,

𝑥 + 2𝑦 + 3𝑧 = 11 . . . . . (1)

2𝑦 − 4𝑧 = −6 . . . . . (2) (D)

3𝑦 + 5𝑧 = 13 . . . . . (3)

Kemudian ubah SPL (D) menjadi SPL yang ekivalen, di mana koefisien y pada persamaan
kedua adalah 1:

1
Dengan mengalikan persamaan kedua pada bagian (D) dengan 2

𝑥 + 2𝑦 + 3𝑧 = 11 . . . . . (1)

𝑦 − 2𝑧 = −3 . . . . . (2) (E)

3𝑦 + 5𝑧 = 13 . . . . . (3)

Sekarang mengeliminasi y dari semua persamaan kecuali persamaan kedua, menggunakan


operasi 3 dari metode eliminasi:

Mengganti persamaan pertama bagian (E) dengan menjumlahkan persamaan pertama + (-2) ×
persamaan kedua:
𝑥 + 7𝑧 = 17 . . . . . (1)

𝑦 − 2𝑧 = −3 . . . . . (2) (F)

3𝑦 + 5𝑧 = 13 . . . . . (3)

Mengganti persamaan ketiga bagian (F) dengan menjumlahkan (-3) × persamaan kedua +
persamaan ketiga:

𝑥 + 7𝑧 = 17 . . . . . (1)

𝑦 − 2𝑧 = −3 . . . . . (2) (G)

11𝑧 = 22 . . . . . (3)

1
Kemudian, mengalikan persamaan ketiga dengan 11 pada bagian (G) :

𝑥 + 7𝑧 = 17 . . . . . (1)

𝑦 − 2𝑧 = −3 . . . . . (2) (H)

𝑧=2 . . . . . (3)

Mengeliminasi 𝑧 dari semua persamaan kecuali yang ketiga :

𝑥=3 . . . . . (1)

𝑦=1 . . . . . (2) (I)

𝑧=2 . . . . . (3)

Dalam bentuk akhirnya, solusi untuk sistem persamaan yang diberikan dapat dengan mudah
dibaca. Sehingga 𝑥 = 3, 𝑦 = 1, dan 𝑧 = 2. Secara geometris, titik (3, 1, 2) terletak pada
perpotongan dari tiga bidang yang digambarkan oleh tiga persamaan yang terdiri sistem
persamaan linear yang diberikan.

2. Matriks Diperbesar (Matriks Augmentasi)

Perhatikan dari contoh sebelumnya bahwa variabel x, y, dan z tidak signifikan dalam setiap
langkah proses reduksi, kecuali sebagai pengingat posisi masing-masing koefisien dalam
sistem. Dengan bantuan matriks, yang merupakan array persegi panjang dari suatu bilangan,
kita bisa menghilangkan penulisan variabel pada setiap langkah reduksi sehingga lebih cepat
dan mudah dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Contoh 1,

2𝑥 + 4𝑦 + 6𝑧 = 22

3𝑥 + 8𝑦 + 5𝑧 = 27 (A)

−𝑥 + 𝑦 + 2𝑧 = 2

Dapat diwakili oleh matriks,

2 4 6 22
[3 8 5| 27] (B)
−1 1 2 2

Contoh 2,

𝑥=3

𝑦=1 (C)

𝑧=2

Dapat diwakili oleh matriks,

1 0 0 3
[0 1 0| 1] (D)
0 0 1 2

Submatriks yang terdiri dari tiga kolom pertama dari Matriks (B), disebut matriks
koefisien SPL(A). Matriks (B) disebut sebagai Matriks Augmentasi SPL(A) karena diperoleh
dengan menggabungkan matriks koefisien ke kolom (matriks) konstanta. Garis vertikal
memisahkan kolom konstanta dari matriks koefisien.

Matriks diperbesar dalam (D) adalah contoh dari matriks dalam bentuk reduksi baris.
Matriks yang diperbesar dengan m baris dan n kolom (disebut matriks 𝑚 × 𝑛) adalah dalam
bentuk reduksi baris jika memenuhi kondisi berikut.

Bentuk Reduksi Baris dari Matriks

1. Setiap baris terdiri dari entri nol yang letaknya berada dibawah setiap entri baris lainnya
yang taknol.
2. Entri taknol pertama di setiap baris adalah 1 (disebut 1 utama).
3. Dalam dua baris berturut-turut (tak nol), 1 utama di baris bawah terletak di sebelah
kanan 1 utama di baris atas.
4. Jika suatu kolom terdiri dari 1 utama, maka entri lain dalam kolom itu adalah nol.

Operasi Baris

1. Pertukarkan dua baris yang sebarang.


2. Mengganti sebarang baris dengan kelipatan konstan taknol dari dirinya sendiri.
3. Mengganti sebarang baris dengan menjumlahkan baris itu dan mengalikan konstanta
dari baris sebarang lainnya.

Untuk membantu menjelaskan metode eliminasi Gauss-Jordan menggunakan matriks, pahami


beberapa istilah dan penggunaannya :

Kolom Satuan

Suatu kolom pada matriks koefisien dalam bentuk satuan jika salah satu entri dalam kolom
adalah 1 dan entri lainnya nol.

Notasi untuk Operasi Baris

Misalkan Ri menunjukkan baris ke-i dari sebuah matriks, kita menulis :

Operasi 1 Ri → Rj berarti: Pertukaran Baris i dengan baris j.

Operasi 2 𝑐𝑅i berarti: Mengganti baris i dengan 𝑐 kali baris 𝑖.

Operasi 3 Ri + aRj berarti: Mengganti baris i dengan menjumlahkan baris i dan kali baris j.

Contoh :

Putar matriks tentang elemen yang dilingkari.

Penyelesaian :

Kolom pertama, yang awalnya berisi entri 3, sekarang menjadi bentuk satuan, dengan 1 di
mana elemen pivot digunakan dulu, dan kita selesai.

Solusi Alternatif :
Dalam solusi pertama, menggunakan Operasi 2 untuk mendapatkan 1 tempat elemen pivot
awalnya. Atau, kita dapat menggunakan Operasi 3 sebagai berikut:

Catatan : Dalam contoh diatas ada dua matriks

terlihat sangat berbeda, tetapi matriks-matriks tersebut sebenarnya setara/ekivalen. Dapat


diverifikasi dengan mengamati bahwa mereka mewakili sistem persamaan linier

Keduanya memiliki solusi yang sama: 𝑥 = −2 dan 𝑦 = 3. Contoh diatas juga menunjukkan
bahwa kita dapat menghindari menyelesaikan dengan pecahan dengan menggunakan operasi
baris yang sesuai.

Metode Eliminasi Gauss-Jordan

1. Tuliskan matriks yang diperbesar sesuai dengan sistem linear.


2. Pertukarkan baris (operasi 1), jika perlu, untuk mendapatkan matriks yang diperbesar
di mana entri pertama di baris pertama adalah bukan nol. Kemudian pivot matriks
mengenai entri ini.
3. Pertukarkan baris kedua dengan baris di bawahnya, jika perlu, untuk mendapatkan
sebuah matriks augmentasi di mana entri kedua di baris kedua adalah bukan nol. Putar
matriks mengenai entri ini.
4. Lanjutkan sampai matriks terakhir dalam bentuk reduksi baris.

Contoh :

Selesaikan Sistem Persamaan berikut :


Penyelesaian :

Menggunakan metode eliminasi Gauss-Jordan, diperoleh urutan matriks augmentasi yang


ekivalen:

Solusi untuk Sistem Persamaan diatas diberikan oleh 𝑥 = 3, 𝑦 = 4, dan 𝑧 = 1. Ini dapat
dibuktikan dengan mensubstitusi ke dalam Sistem Persamaan sebagai berikut:
2.3 Sistem Persamaan Linear : Underdetermined dan Overdetermined
Sistem persamaan linear tidak selalu memiliki tepat satu solusi. Bahkan adapula yang
memiliki solusi tak hingga, atau tidak ada solusi sama sekali
Berikut ini kami berikan contoh penyelesaian system persamaan linear yang memiliki solusi
tak hingga :
Contoh :
1. Selesaikan system persamaan linear berikut ini
𝑥 + 2𝑦 − 3𝑧 = −2
3𝑥 − 𝑦 − 2𝑧 = 1
2𝑥 + 3𝑦 − 5𝑧 = −3
Penyelesaian :
Dengan menggunakan metode eliminasi Gauss-Jordan, maka akan kita dapatkan augmented
matrix sebagai berikut,

Pada augmented matrix baris terakhir, menunjukkan bahwa menghasilkan system persamaan
linear
𝑥−𝑧 =0
𝑦 − 𝑧 = −1
Terdiri dari dua persamaan dalam tiga variabel 𝑥, 𝑦, dan 𝑧
Subtitusikan satu variabel, katakan 𝑧, dan selesaikan 𝑥 dan 𝑦. Sehingga kita dapatkan
𝑥=𝑧
𝑦=𝑧−1
Jika 𝑧 = 0, maka kita dapat 𝑥 = 0 dan 𝑦 = −1 sehingga solusinya (0, −1,0)
Jika 𝑧 = 1, maka solusinya adalah (1,0,1)
Secara umum, jika kita misalkan 𝑧 = 𝑡, dimana 𝑡 merupakan bilangan real, maka kita
mendapatkan solusi yaitu (𝑡, 𝑡 − 1, 𝑡). Karena 𝑡 bilangan real, maka system persamaan
tersebut memliki solusi yang tak hingga.
Secara geometris, solusi tersebut terletak pada garis lurus dalam ruang tiga dimensi yang
didapatkan dari perpotongan tiga bidang pada tiga sistem persamaan linear.
Sehingga penyelesaian diatas jika diilustrasikan. maka akan seperti pada gambar berikut

Contoh selanjutnya yaitu penyelesaian system persamaan linear yang tidak memiliki solusi
2. Selesaikan system persamaan linear berikut ini
𝑥+𝑦+𝑧 =1
3𝑥 − 𝑦 − 𝑧 = 4
𝑥 + 5𝑦 + 5𝑧 = −1
Penyelesaian :
Dengan menggunakan metode eliminasi Gauss-Jordan, maka akan kita dapatkan augmented
matrix sebagai berikut,

Amati pada matriks terakhir baris ketiga, menunjukkan 0𝑥 + 0𝑦 + 0𝑧 = −1 bahwa 0 = −1.


Oleh karena itu, kita menyimpulkan bahwa system persamaan tersebut tidak konsisten dan
tidak memiliki solusi.
Secara geometris, terdapat dua bidang yang berpotongan pada garis lurus tetapi bidang ketiga
sejajar dengan garis perpotongan dari dua bidang. Akibatnya, tidak ada titik perpotongan dari
ketiga bidang.
Jika terdapat bilangan semua nol pada suatu baris dalam matriks koefisien, akan tetapi
terdapat bilangan tidak nol pada matriks konstanta, maka system persamaan tersebut tidak
memiliki solusi
Mungkin anda sadar bahwa dalam semua contoh sebelumnya, kita hanya berurusan dengan
system persamaan yang melibatkan jumlah persamaan sama dengan jumlah variabel. Namun,
system persamaan dimana jumlah persamaan berbeda dengan jumlah variabel. Memang,
kami akan membahas system seperti ini di contoh 3 dan 4.

Teorema 1
a. Jika jumlah persamaan lebih besar atau sama dengan jumlah variabel dalam system
linear (Overdetermined), maka salah satu dari yang berikut ini, benar:
i. System tidak memiliki solusi
ii. System memiliki tepat satu solusi
iii. System memiliki solusi tak hingga
b. Jika terdapat lebih sedikit persamaan daripada variabel dalam system linear, maka
system persamaan tersebut tidak memiliki solusi atau memiliki banyak solusi
(Underdetermined)
Jika terdapat dua persamaan dalam system, maka hanya berikut ini kemungkinan yang ada :
1. Kedua bidang sejajar dan berbeda
2. Kedua bidang berpotongan pada garis lurus
3. Kedua bidang berhimpit (dua persamaan mendefinisikan bidang yang sama)

3. Selesaikan system persamaan linear berikut ini


𝑥 + 2𝑦 = 4
𝑥 − 2𝑦 = 0
4𝑥 + 3𝑦 = 12
Penyelesaian :
Dengan menggunakan metode eliminasi Gauss-Jordan, maka akan kita dapatkan augmented
matrix sebagai berikut,
Baris terakhir pada augmented matrix menyatakan bahwa 0 = 1, yang tidak mungkin, jadi
kita menyimpulkan bahwa system yang diberikan tidak memiliki solusi. Secara geometris,
tiga garis yang didefinisikan oleh tiga persamaan dalam system, tidak berpotongan pada suatu
titik.
4. Selesaikan system persamaan linear berikut ini
𝑥 + 2𝑦 − 3𝑧 + 𝑤 = −2
3𝑥 − 𝑦 − 2𝑧 − 4𝑤 = 1
2𝑥 + 3𝑦 − 5𝑧 + 𝑤 = −3
Penyelesaian :
Pertama, amati bahwa system yang diberikan terdiri dari tiga persamaan dalam empat
variabel. Sesuai dengan teorema 1b, bahwa system persamaan tersebut tidak memiliki solusi
atau memiliki banyak solusi. Untuk menyelesaikannya.
Dengan menggunakan metode eliminasi Gauss-Jordan, maka akan kita dapatkan augmented
matrix sebagai berikut,

Pada augmented matrix baris terakhir, menunjukkan bahwa menghasilkan system persamaan
linear
𝑥−𝑧−𝑤 =0
𝑦 − 𝑧 + 𝑤 = −1
Terdiri dari dua persamaan dalam empat variabel.
Jika kita misalkan 𝑧 = 𝑠 dan 𝑤 = 𝑡, maka kita dapatkan
𝑥 = 𝑠+𝑡
𝑦 =𝑠−𝑡−1
𝑧=𝑠
𝑤=𝑡
Solusinya dapat dituliskandalam bentuk (𝑠 + 𝑡, 𝑠 − 𝑡 − 1, 𝑠, 𝑡), dimana 𝑠 dan 𝑡 merupakan
bilangan real. Sehingga system tersebut memiliki solusi tak hingga.

Anda mungkin juga menyukai