Oleh Kelompok 3:
07 Chusnul Maulidiyah I (170311611656)
Sistem Persamaan
Ingatlah bahwa dalam Bagian 1.4 kita harus menyelesaikan dua persamaan linear
simultan secara berurutan untuk menemukan titik impas dan titik keseimbangan. Ini adalah dua
contoh masalah dunia nyata yang membutuhkan solusi sistem persamaan linear menjadi dua
atau lebih banyak variabel. Dalam bab ini kami mengambil studi yang lebih sistematis dari
sistem seperti itu. Kami mulai dengan mempertimbangkan sistem dua persamaan linear dalam
dua variabel. Ingatlah bahwa sistem seperti itu dapat ditulis dalam bentuk umum
ax + by = h
cx + dy = k (1)
Ingatlah bahwa grafik setiap persamaan dalam Sistem (1) adalah garis lurus bidang,
sehingga secara geometris solusi untuk sistem adalah titik persimpangan dari dua garis lurus
L1 dan L2, diwakili oleh persamaan pertama dan kedua dari sistem.
Diberikan dua garis L1 dan L2, satu dan hanya satu dari yang berikut ini dapat terjadi:
a. L1 dan L2 berpotongan tepat pada satu titik.
b. L1 dan L2 adalah paralel dan bertepatan.
c. L1 dan L2 adalah paralel dan berbeda.
Dalam kasus pertama, sistem memiliki solusi unik yang sesuai dengan satu titik persimpangan
dua garis. Dalam kasus kedua, sistem memiliki tak terhingga banyaknya solusi yang
berhubungan dengan titik-titik yang terletak pada garis yang sama. Akhirnya, dalam kasus
ketiga, sistem tidak memiliki solusi karena dua garis tidak bersinggungan.
2x – y = 1
3x + 2y = 12
y = 2x – 1
3x + 2 (2x-1) = 12
3x + 4x – 2 = 12
7x = 14
x =2
y = 2(2) – 1
=4–1=3
Secara geometris, dua garis tersebut merupakan garis linear yang ditunjukkan pada figure 2, di
mana didapatkan titik potong pada satu titik (2,3)
2(2) – (3) =1
3(2) + 2(3) = 12
Dari hasil substitusi tersebut, diketahui bahwa titik (2,3) melewati kedua garis.
2. Sistem Persamaan dengan Banyak Solusi
2x – y = 1
6x – 3y = 3
y = 2x -1
6x – 3(2x-1) = 3
6x – 6x + 3 = 3
0 =0
Dimana, hal itu merupakan pernyataan yang benar. Hasil ini menyatakan bahwa persamaan
pertama ekuivalen dengan persamaan kedua. Dapat disimpulkan bahwa kedua persamaan
tersebut berada pada satu garis, sehingga pasangan titik berurutan (x,y) melewati kedua garis
tersebut. Secara khusus dengan mengganti nilai t ke x , di mana t adalah bilangan real,
ditentukan bahwa y = 2t – 1 , sehingga titik berurutan menjadi (t, 2t-1) adalah solusi dari
sistem tersebut. Variabel t disebut parameter. Sehingga garis tersebut saling ketergantungan.
Seperti pada figure 3
6x - 6x + 3 = 12
0 =9
Dimana, hal tersebut jelas tidak mungkin. Sehingga, tidak ada solusi untuk sistem persamaan.
Untuk menunjukkan situasi geometrinya, dicari gradien dari masing-masing persamaan, dan
didapat
y = 2x – 1
y = 2x – 4
Dapat dilihat bahwa, kedua garis tersebut parallel dan jelas berbeda. Karena persamaan
pertama memotong sumbu y di -1 dan persamaan kedua memotong sumbu y di -4. Sistem
yang tak punya solusi, disebut tidak konsisten. Lihat figure 4.
Dalam sistem persamaan linear, tidak hanya membahas persamaan linear 2 variabel,
tetapi juga membahas sistem persamaan linear dengan 3 variabel. Dalam bentuk umum,
sistem persamaan linear dengan 3 variabel, sebagai berikut:
a1x + b1 y + c1z = d1
Sebuah persamaan linear n variabel, x1, x2, x3,..., xn salah satunya berbentuk
dimana a1, a2, ..., an (tidak semua nol) dan c adalah konstan.
2.2 Sistem Persamaan Linier : Solusi Tunggal
1. Metode Gauss-Jordan
Metode eliminasi Gauss-Jordan adalah teknik yang cocok untuk menyelesaikan sistem
persamaan linear dari berbagai ukuran. Metode ini melibatkan operasi baris pada suatu
sistem persamaan linear yang terdiri dari setiap tahap sistem yang ekuivalen yaitu, SPL
memiliki solusi yang sama dengan SPL aslinya. Pereduksian selesai ketika SPL asli telah
diubah sehingga dalam bentuk yang lebih sederhana yang mana solusinya dapat dengan
mudah dibaca.
Contoh 1 :
2𝑥 + 4𝑦 = 8 (1)
3𝑥 − 2𝑦 = 4 (2)
Pertama, ubah SPL menjadi SPL yang ekivalen/setara di mana koefisien x dalam
persamaan pertama adalah 1:
Mengalikan persamaan 𝑥 + 2𝑦 = 4
(1) dengan ½ (Operasi 2)
3𝑥 − 2𝑦 = 4
Kemudian, kita memperoleh sistem persamaan linier ekuivalen berikut ini di mana
Hasilnya
koefisien y dalam persamaan kedua adalah 1:
Mengalikan persamaan kedua
1
dengan − 8 (Operasi 2)
𝑥 + 2𝑦 = 4
𝑦=1
SPL ini sekarang dalam bentuk sederhana, dan kita dapat membaca solusinya yaitu
𝑥 = 2 dan 𝑦 = 1. Solusi ini juga dapat dinyatakan sebagai (2, 1) dan menafsirkannya secara
geometris sebagai titik perpotongan dari dua garis yang diwakili oleh dua persamaan linier
yang membentuk sistem persamaan yang diberikan.
Contoh 2 pada sistem persamaan tiga persamaan linear dan tiga variabel:
2𝑥 + 4𝑦 + 6𝑧 = 22 . . . . . (1)
3𝑥 + 8𝑦 + 5𝑧 = 27 . . . . . (2) (A)
−𝑥 + 𝑦 + 2𝑧 = 2 . . . . . (3)
Penyelesaian :
Pertama, ubah SPL ini menjadi SPL yang ekivalen di mana koefisien x pada persamaan
pertama adalah 1:
1
Mengalikan persamaan pertama pada bagian (A) dengan 2 :
𝑥 + 2𝑦 + 3𝑧 = 11 . . . . . (1)
3𝑥 + 8𝑦 + 5𝑧 = 27 . . . . . (2) (B)
−𝑥 + 𝑦 + 2𝑧 = 2 . . . . . (3)
−3𝑥 − 6𝑦 − 9𝑧 = −33
3𝑥 + 8𝑦 + 5𝑧 = 27 +
2𝑦 − 4𝑧 = −6
Maka,
𝑥 + 2𝑦 + 3𝑧 = 11 . . . . . (1)
2𝑦 − 4𝑧 = −6 . . . . . (2) (C)
−𝑥 + 𝑦 + 2𝑧 = 2 . . . . . (3)
Mengganti persamaan ketiga bagian (C) dengan menjumlakan persamaan pertama dengan
persamaan ketiga :
𝑥 + 2𝑦 + 3𝑧 = 11
−𝑥 + 𝑦 + 2𝑧 = 2 +
3𝑦 + 5𝑧 = 13
Maka,
𝑥 + 2𝑦 + 3𝑧 = 11 . . . . . (1)
2𝑦 − 4𝑧 = −6 . . . . . (2) (D)
3𝑦 + 5𝑧 = 13 . . . . . (3)
Kemudian ubah SPL (D) menjadi SPL yang ekivalen, di mana koefisien y pada persamaan
kedua adalah 1:
1
Dengan mengalikan persamaan kedua pada bagian (D) dengan 2
𝑥 + 2𝑦 + 3𝑧 = 11 . . . . . (1)
𝑦 − 2𝑧 = −3 . . . . . (2) (E)
3𝑦 + 5𝑧 = 13 . . . . . (3)
Mengganti persamaan pertama bagian (E) dengan menjumlahkan persamaan pertama + (-2) ×
persamaan kedua:
𝑥 + 7𝑧 = 17 . . . . . (1)
𝑦 − 2𝑧 = −3 . . . . . (2) (F)
3𝑦 + 5𝑧 = 13 . . . . . (3)
Mengganti persamaan ketiga bagian (F) dengan menjumlahkan (-3) × persamaan kedua +
persamaan ketiga:
𝑥 + 7𝑧 = 17 . . . . . (1)
𝑦 − 2𝑧 = −3 . . . . . (2) (G)
11𝑧 = 22 . . . . . (3)
1
Kemudian, mengalikan persamaan ketiga dengan 11 pada bagian (G) :
𝑥 + 7𝑧 = 17 . . . . . (1)
𝑦 − 2𝑧 = −3 . . . . . (2) (H)
𝑧=2 . . . . . (3)
𝑥=3 . . . . . (1)
𝑧=2 . . . . . (3)
Dalam bentuk akhirnya, solusi untuk sistem persamaan yang diberikan dapat dengan mudah
dibaca. Sehingga 𝑥 = 3, 𝑦 = 1, dan 𝑧 = 2. Secara geometris, titik (3, 1, 2) terletak pada
perpotongan dari tiga bidang yang digambarkan oleh tiga persamaan yang terdiri sistem
persamaan linear yang diberikan.
Perhatikan dari contoh sebelumnya bahwa variabel x, y, dan z tidak signifikan dalam setiap
langkah proses reduksi, kecuali sebagai pengingat posisi masing-masing koefisien dalam
sistem. Dengan bantuan matriks, yang merupakan array persegi panjang dari suatu bilangan,
kita bisa menghilangkan penulisan variabel pada setiap langkah reduksi sehingga lebih cepat
dan mudah dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Contoh 1,
2𝑥 + 4𝑦 + 6𝑧 = 22
3𝑥 + 8𝑦 + 5𝑧 = 27 (A)
−𝑥 + 𝑦 + 2𝑧 = 2
2 4 6 22
[3 8 5| 27] (B)
−1 1 2 2
Contoh 2,
𝑥=3
𝑦=1 (C)
𝑧=2
1 0 0 3
[0 1 0| 1] (D)
0 0 1 2
Submatriks yang terdiri dari tiga kolom pertama dari Matriks (B), disebut matriks
koefisien SPL(A). Matriks (B) disebut sebagai Matriks Augmentasi SPL(A) karena diperoleh
dengan menggabungkan matriks koefisien ke kolom (matriks) konstanta. Garis vertikal
memisahkan kolom konstanta dari matriks koefisien.
Matriks diperbesar dalam (D) adalah contoh dari matriks dalam bentuk reduksi baris.
Matriks yang diperbesar dengan m baris dan n kolom (disebut matriks 𝑚 × 𝑛) adalah dalam
bentuk reduksi baris jika memenuhi kondisi berikut.
1. Setiap baris terdiri dari entri nol yang letaknya berada dibawah setiap entri baris lainnya
yang taknol.
2. Entri taknol pertama di setiap baris adalah 1 (disebut 1 utama).
3. Dalam dua baris berturut-turut (tak nol), 1 utama di baris bawah terletak di sebelah
kanan 1 utama di baris atas.
4. Jika suatu kolom terdiri dari 1 utama, maka entri lain dalam kolom itu adalah nol.
Operasi Baris
Kolom Satuan
Suatu kolom pada matriks koefisien dalam bentuk satuan jika salah satu entri dalam kolom
adalah 1 dan entri lainnya nol.
Operasi 3 Ri + aRj berarti: Mengganti baris i dengan menjumlahkan baris i dan kali baris j.
Contoh :
Penyelesaian :
Kolom pertama, yang awalnya berisi entri 3, sekarang menjadi bentuk satuan, dengan 1 di
mana elemen pivot digunakan dulu, dan kita selesai.
Solusi Alternatif :
Dalam solusi pertama, menggunakan Operasi 2 untuk mendapatkan 1 tempat elemen pivot
awalnya. Atau, kita dapat menggunakan Operasi 3 sebagai berikut:
Keduanya memiliki solusi yang sama: 𝑥 = −2 dan 𝑦 = 3. Contoh diatas juga menunjukkan
bahwa kita dapat menghindari menyelesaikan dengan pecahan dengan menggunakan operasi
baris yang sesuai.
Contoh :
Solusi untuk Sistem Persamaan diatas diberikan oleh 𝑥 = 3, 𝑦 = 4, dan 𝑧 = 1. Ini dapat
dibuktikan dengan mensubstitusi ke dalam Sistem Persamaan sebagai berikut:
2.3 Sistem Persamaan Linear : Underdetermined dan Overdetermined
Sistem persamaan linear tidak selalu memiliki tepat satu solusi. Bahkan adapula yang
memiliki solusi tak hingga, atau tidak ada solusi sama sekali
Berikut ini kami berikan contoh penyelesaian system persamaan linear yang memiliki solusi
tak hingga :
Contoh :
1. Selesaikan system persamaan linear berikut ini
𝑥 + 2𝑦 − 3𝑧 = −2
3𝑥 − 𝑦 − 2𝑧 = 1
2𝑥 + 3𝑦 − 5𝑧 = −3
Penyelesaian :
Dengan menggunakan metode eliminasi Gauss-Jordan, maka akan kita dapatkan augmented
matrix sebagai berikut,
Pada augmented matrix baris terakhir, menunjukkan bahwa menghasilkan system persamaan
linear
𝑥−𝑧 =0
𝑦 − 𝑧 = −1
Terdiri dari dua persamaan dalam tiga variabel 𝑥, 𝑦, dan 𝑧
Subtitusikan satu variabel, katakan 𝑧, dan selesaikan 𝑥 dan 𝑦. Sehingga kita dapatkan
𝑥=𝑧
𝑦=𝑧−1
Jika 𝑧 = 0, maka kita dapat 𝑥 = 0 dan 𝑦 = −1 sehingga solusinya (0, −1,0)
Jika 𝑧 = 1, maka solusinya adalah (1,0,1)
Secara umum, jika kita misalkan 𝑧 = 𝑡, dimana 𝑡 merupakan bilangan real, maka kita
mendapatkan solusi yaitu (𝑡, 𝑡 − 1, 𝑡). Karena 𝑡 bilangan real, maka system persamaan
tersebut memliki solusi yang tak hingga.
Secara geometris, solusi tersebut terletak pada garis lurus dalam ruang tiga dimensi yang
didapatkan dari perpotongan tiga bidang pada tiga sistem persamaan linear.
Sehingga penyelesaian diatas jika diilustrasikan. maka akan seperti pada gambar berikut
Contoh selanjutnya yaitu penyelesaian system persamaan linear yang tidak memiliki solusi
2. Selesaikan system persamaan linear berikut ini
𝑥+𝑦+𝑧 =1
3𝑥 − 𝑦 − 𝑧 = 4
𝑥 + 5𝑦 + 5𝑧 = −1
Penyelesaian :
Dengan menggunakan metode eliminasi Gauss-Jordan, maka akan kita dapatkan augmented
matrix sebagai berikut,
Teorema 1
a. Jika jumlah persamaan lebih besar atau sama dengan jumlah variabel dalam system
linear (Overdetermined), maka salah satu dari yang berikut ini, benar:
i. System tidak memiliki solusi
ii. System memiliki tepat satu solusi
iii. System memiliki solusi tak hingga
b. Jika terdapat lebih sedikit persamaan daripada variabel dalam system linear, maka
system persamaan tersebut tidak memiliki solusi atau memiliki banyak solusi
(Underdetermined)
Jika terdapat dua persamaan dalam system, maka hanya berikut ini kemungkinan yang ada :
1. Kedua bidang sejajar dan berbeda
2. Kedua bidang berpotongan pada garis lurus
3. Kedua bidang berhimpit (dua persamaan mendefinisikan bidang yang sama)
Pada augmented matrix baris terakhir, menunjukkan bahwa menghasilkan system persamaan
linear
𝑥−𝑧−𝑤 =0
𝑦 − 𝑧 + 𝑤 = −1
Terdiri dari dua persamaan dalam empat variabel.
Jika kita misalkan 𝑧 = 𝑠 dan 𝑤 = 𝑡, maka kita dapatkan
𝑥 = 𝑠+𝑡
𝑦 =𝑠−𝑡−1
𝑧=𝑠
𝑤=𝑡
Solusinya dapat dituliskandalam bentuk (𝑠 + 𝑡, 𝑠 − 𝑡 − 1, 𝑠, 𝑡), dimana 𝑠 dan 𝑡 merupakan
bilangan real. Sehingga system tersebut memiliki solusi tak hingga.