1
x 3z 1
2
x1 2 x2 3x3 x4 7
x1 x2 xn 1
3 x 2 y z xz 4
x1 2 x2 x3 1
x t,
y 2t
1
2
Solusi secara khusus dapat diperoleh dengan mensubstitusikan nilai nilai tertentu untuk
t . Misalnya, jika t 3 maka persamaan (1.3) menghasilkan x 3, y 11 2 dan jika
t 1 2 maka akan diperoleh x 1 2 , y 3 2.
Untuk mendapatkan solusi dari persamaan (ii) dapat dilakukan dengan cara yang
sama yaitu menetapkan sembarang nilai untuk dua variabel tertentu dan
mensubsitusikannya ke persamaan semula untuk mendapatkan nilai variabel ketiga.
Sebagai ilustrasi cara yang dimasksud, misalkan ditetapkan nilai nilai s dan t untuk
masing-masing x2 dan x3 yaitu
x2 s, x3 t
untuk mendapatkan nilai variabel x1 subsitusikan x2 s dan x3 t ke persamaan (ii)
akan diperoleh
x1 5 4s 7t
Definisi 1.1 (Sistem Persamaan Linear):
Sebuah himpunan berhingga dari persamaan persamaan linear dalam variabel- variabel
x1 , x2 , , xn dinamakan sebuah sistem persamaan linear atau sebuah sistem linear
dan ditulis dalam bentuk
a11 x1 a12 x2 a1n xn b1
(1.3)
a21 x1 a22 x2 a2 n xn b2
am1 x1 am 2 x2 amn xn bm
4 x1 x2 3 x3 1
3 x1 x2 9 x3 4
Sebuah sistem persamaan yang tidak mempunyai solusi dikatakan tak konsisten
(inconsistent). Sebaliknya sistem yang mempunyai solusi dinamakan konsisten
(consistent).
Tinjaulah sebuah sistem umum dari dua persamaan linear dalam bilangan
bilangan yang tak diketahui x dan y :
a1 x b1 y c1 a1 , b1 0
(1.5)
a2 x b2 y c2 a2 , b2 0
Kedua persamaan ini memberikan grafik berbentuk garis lurus. Namakan garisgaris
tersebut g1 dan g 2 . Dari posisi letak kedua garis, ada tiga kemungkinan yang dapat
dibuat yaitu kedua garis sejajar atau kedua garis berhimpit/berpotongan di satu titik atau
kedua garis berhimpit/berpotongan di banyak titik. Perhatikan Gambar 1.1.
g1
g2
g1
g2
a.
Gambar 1.1
g1
g2
b.
c.
(1.6)
a21 x1 a22 x2 a2 n xn 0
am1 x1 am 2 x2 amn xn 0
maka sistem persamaan linear (1.7) dikatakan sebagai Sistem Persamaan linear
Homogen.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa tiaptiap sistem persamaan linear
mempunyai satu solusi, atau banyak solusi, atau tidak ada solusi sama sekali.
Berkenaan dengan konsisten atau tidak konsisten, sistem persamaan (1.7) adalah sistem
yang konsisten, karena x1 0, x2 0, , xn 0 selalu merupakan sebuah solusi. Solusi
tersebut dinamakan solusi trival (trival solution). Selanjutnya jika ada solusi lain, maka
solusi tersebut dinamakan solusi non-trivial (non-trival solution).
Untuk sebuah sistem persamaan linear homogen salah satu diantara pernyataan
berikut bernilai benar.
1. Sistem tersebut hanya mempunyai pemecahan trivial.
2. Sistem tersebut mempunyai tak terhingga banyaknya pemecahan yang tak trivial
sebagai tambahan kepada pemecahan trivial tersebut.
Pada kasus khusus dimana sebuah sistem homogen dipastikan mempunyai solusi nontrivial yaitu ketika sistem tersebut memiliki variabel lebih banyak daripada persamaan
yang dilibatkan.
2. PENULISAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DALAM BENTUK MATRIKS
Definisi 1.2 (Matriks}:
Sebuah matriks adalah sebuah susunan segi empat sikusiku dari bilanganbilangan yang
disebut entri.
Ukuran sebuah matriks dinyatakan dengan menyatakan baris (arah horisontal)
dan banyaknya kolom (arah vertikal) yang terdapat di dalam matriks tersebut. Matriks
pertama di dalam Contoh 1.3 mempunyai 3 baris dan 2 kolom sehingga ukurannya
dinyatakan dengan "3x2". Angka "3" menunjukan banyaknya baris dan angka "2"
menunjukkan banyaknya kolom. Lebih lanjut, pada Contoh 3 matriks yang berikutnya
berturut turut berukuran "1x4", "3x3", "2x1", dan "1x1".
Pada konteks matriks umumnya digunakan hurufhuruf bold-uppercase
(misalnya, A, B, C, dst) untuk menyatakan suatu matriks dan digunakan hurufhuruf
lowercase (a, b, c, dst) untuk menyatakan skalar (kuantitaskuantitas numerik). Sebagai
contoh dari ketentuan ini penulisan matriks
2 i 7
a bc
A
atau
C
d e f
3 4 2
D 4 2
d e F
adalah salah.
Bila digunakan notasi aij untuk menyatakan entri dengan posisi baris ke- i dan
kolom ke- j dari matriks A , maka sebuah matriks A berukuran 3x4 dapat ditulis sebagai
a11 a12 a13 a14
A a21 a22 a23 a24
a31 a32 a33 a34
Dengan cara yang sama sebuah matriks B
berukuran m x n dengan entri
bij i 1, 2,L , n; j 1, 2,L , m dapat dituliskan sebagai
b11 b12 L b1n
b b L b
2n
B 21 22
MM M
bm1 bm 2 L bmn
Tinjau kembali sistem persamaan linear (1.4). Penulisan indeks bawah ganda pada
skalar aij adalah menyatakan posisi di dalam sistem tersebut. Indeks bawah pertama (i)
pada skalar aij menunjukan letak persamaan dimana bilangan tersebut muncul dalam hal
ini aij berada pada persamaan ke-i. Selanjutnya indeks bawah kedua (j) menunjukan
koefisien untuk variabel ke-j. Sebagai contoh, skalar a12 terdapat dalam persamaan
pertama dan merupakan koefisien dari variabel x2 .
Dengan beranggapan bahwa pada sistem persamaan (1.4) tanda " ", dan tanda "
" sebagai pemisah antar kolom, maka sistem tersebut dapat disingkat dengan hanya
menuliskan susunan empat persegi panjang dari skalar-skalarnya:
Dinamakan matriks yang diperbesar (augmented matrix) untuk sistem tersebut.
Perlu diingat bahwa anggapan di atas bukanlah alasan matematis untuk menulis matriks
augmented tersebut. Alasan yang sebenarnya akan dibicarakan pada bab berikutnya.
Untuk sistem persamaan linear berikut
x1 x2 2 x3 9
2 x1 4 x2 3 x3 1
(1.7)
3 x1 6 x2 5 x3 0
Ide dasar untuk menyelesaikan sebuah sistem persamaan linear adalah mengganti
sistem tersebut dengan sebuah sistem yang baru yang mempunyai himpunan pemecahan
yang sama, tetapi lebih mudah untuk diselesaikan. Sistem baru yang dimaksud umumnya
diperoleh dengan operasi-operasi:
1. Mengalikan sebuah persamaan dengan sebuah konstanta yang tak sama dengan
nol.
2. Mempertukarkan dua persamaan.
3. Menambahkan kelipatan dari satu persamaan kepada yang lainnya.
Operasi operasi ini dinamakan operasi baris elementer. Contoh berikut melukiskan
bagaimana operasi operasi dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan
linear (disadur dari buku Elementary Linear Algebra by Howard Anton alih bahasa Pantur
Silaban, 1981).
Contoh 1.3
Pada kolom sebelah kiri sebuah sistem persamaan linear (persamaan (1.8)) diselesaikan
dengan melakukan operasi operasi pada persamaan tersebut. Sedangkan pada kolom
sebelah kanan sistem yang sama terlebih dahulu diterjemahkan dalam bentuk matriks
yang diperbesar lalu dilakukan operasioperasi pada baris-baris dari matriks tersebut.
x y 2z 9
2 x 4 y 3z 1
3x 6 y 5 z 0
x y 2z 9
2 y 7 z 17
3x 6 y 5 z 0
x y 2z 9
2 y 7 z 17
3 y 11z 27
x y 2z 9
7
17
y z
2
2
3 y 11z 27
x y 2z 9
7
17
y z
2
2
1
3
z
2
2
x y 2z 9
7
17
y z
2
2
z3
11
35
z
2
2
7
17
y z
2
2
z3
Tambahkanlah
11
kali persamaan
2
baris
Ketiga kepada persamaan pertama
7
dan
kali persamaan ketiga persa2
kepada
maan kedua untuk mendapatkan
Tambahkanlah
11
2
kali
7
kali
2
baris
ketiga
1
y
2
z3
Jadi, solusi sistem persamaan linear (1.9) adalah
x 1, y 2, z 3
Contoh berikut ditujukan kepada sistem persamaan linear homogen. Pada contoh ini akan
diperlihatkan bahwa mengapa sistem dengan variabel lebih banyak daripada persamaan
memiliki solusi non-trivial.
x
Contoh 1.4
Selesaikanlah sistem persamaan linear homogen berikut dengan menggunakan operasi
baris elementer.
2 x1 2 x2 x3
(1.8)
x5 0
x1 x2 2 x3 3 x4 x5 0
x1 x2 2 x3
x5 0
x3 x4 x5 0
Perhatikan bahwa sistem (1.9) memiliki lima variabel dan empat persamaan.
x1 x2
x5 0
x5 0
x3
(1.9)
x4
(1.10)
x3 x5
x4
Di dalam langkah terakhir dari Contoh 1.4 diperoleh bentuk matriks berikut ini
1 0 0 1
0 1 0 2
0 0 1 3
Bentuk matriks seperti ini adalah sebuah contoh dari suatu matriks yang dikatakan dalam
bentuk eselon baris yang direduksi (reduced row-echelon form).
Perhatikan bentuk-bentuk matriks dalam contoh berikut
Contoh 1.5
Diberikan sejumlah matriks dalam bentuk sebagai berikut
0 1 2 0 1
1 0 0
, 0 1 0 , 0 0 0 1 3 , 0 1 .
0 0
0 0 0 0 0
0 0 1
0 0 0 0 0
Matriksmatriks tersebut dikatakan berada di dalam bentuk eselon baris yang direduksi.
dikatakan berada dalam bentuk eselon baris.
Dari dua bentuk matriks yang berbeda di atas, suatu matriks dikatakan dalam bentuk
eselon baris tereduksi bila entri aij tersusun sebagai berikut
1. Entri pada baris ke-i tidak seluruhnya bernilai nol tetapi bilangan tak nol pertama
di dalam baris tersebut untuk urutan kolom ke-j terkecil adalah 1 (baca: 1 utama).
Bila kondisi ini terpenuhi maka baris tersebut ditempatkan di baris ke-i terkecil. Hal
yang sama dilakukan pada kolom ke-j terkecil berikutnya untuk diletak pada baris kei terkecil berikutnya lagi. Demikian untuk seterusnya.
2. Jika ada satu atau lebih baris yang seluruh entri-entrinya bernilai nol, maka baris
tersebut ditempatkan di baris-baris akhir matriks.
3. Matriks pada sembarang dua baris yang berturutan yang tidak terdiri seluruhnya
dari nol, maka 1 utama di dalam baris yang lebih rendah terdapat lebih jauh kekanan
dari pada 1 utama di dalam baris yang lebih tinggi.
4. Setiap kolom yang mengandung sebuah 1 utama mempunyai nol ditempat lain.
0 0 4
1
0 1
0 7
0 0 1 1
bentuk eselon baris yang direduksi ketika ia mempunyai nilai nol di atas dan di bawah
setiap 1 utama.
Suatu sistem persamaan linear yang diterjemahkan ke dalam matriks yang
diperbesar yang oleh sebuah urutan operasi baris elementer matriks tersebut berbentuk
eselon baris yang direduksi maka solusi untuk sistem tersebut dapat dengan mudah
diperoleh. Matriks yang diperbesar berikut merupakan hasil reduksi oleh operasi baris
elementer dari suatu sistem persamaan linear menjadi bentuk eselon baris yang direduksi
seperti apa yang diberikan.
Penyelesaian:
(a). Sistem persamaan linear yang dimaksud adalah
5
x1
x2
x3 4
x2 2, x3 4
x1
2 x4
x3 3x4
x2
x1 1 4 x4
x2 6 2 x4
(1.12)
x3 2 3 x4
Karena x4 dapat diberikan sebarang nilai, katanlah t , maka kita mempunyai tak
terhingga banyaknya pemecahan. Himpunan pemecahan ini diberikan oleh rumus
rumus
x1 1 4t , x2 6 2t , x3 2 3t , x4 t
(1.13)
(c). Sistem persamaan linear yang dimaksud adalah
x1 6 x2
(1.14)
4 x5 2
x3
3x5
x4 5 x5 2
Di sini variabelvariabel utama adalah x1 , x3 dan x4 . Dengan memecahkan variabel-
x1 2 4 x5 6 x2
(1.15)
x3 1 3 x5
x4 2 5 x5
dapat diberikan sebarang nilai t , dan x2
Karena x5
dapat diberika sebarang nilai s ,
maka akan ada tak terhingga banyaknya pemecahan. Himpunan pemecahan tersebut
diberikan oleh rumus rumus
x1 2 4t 6 s, x2 s, x3 1 3t , x4 2 5t , x5 t
(1.16)
(d). Persamaan terakhir di dalam sistem persamaan persamaan yang bersangkutan
adalah
0 x1 0 x2 0 x3 1
Karena persamaan ini tidak pernah dapat dipenuhi, maka tidak ada pemecahan untuk
sistem tersebut.
Dari uraian di atas, sebuah sistem persamaan linear akan mudah diselesaikan
ketika matriks augmented berada dalam bentuk eselon baris yang direduksi. Untuk
sampai kepada matriks eselon baris tereduksi ada prosedur yang biasanya dipakai yang
dikenal dengan nama eliminasi Gauss-Jordan Prosedur ini dapat digunakan untuk
mereduksi sebarang matriks menjadi bentuk eselon baris yang direduksi. Contoh berikut
mendemonstrasikan prosedur yang dimaksud.
Langkah 1. Letakkanlah kolom yang paling kiri (garis vertikal) yang tidak terdiri
seluruhnya dari nol.
Langkah 2. Pertukarkanlah baris atas dengan sebuah baris lain, jika perlu, membawa
sebuah entri tak nol ke atas kolom yang didapatkan di dalam
Langkah 3. Jika entri yang sekarang ada diatas kolom yang didapatka di dalam
langkah
1 adalah a , kalikanlah baris pertama dengan 1 a untuk
memperoleh sebuah 1 utama.
Langkah 4. Tambahkanlah kelipatan yang sesuai dari baris atas kepada baris baris
yang dibawah sehingga entri di bawah 1 utama menjadi nol.
Langkah 5. Sekarang tutuplah baris atas di dalam matriks tersebut dan mulailah sekali
lagi dengan langkah 1 yang dipakaikan kepada submatriks yang masih
sisa. Teruskanlah dengan cara ini sampai keseluruhan matriks tersebut
berada di dalam bentuk eselon baris
Langkah 6. Dengan memulai dari baris tak nol terakhir dan bekerja kearah atas,
tambahkanlah angka pengali yang sesuai dari setiap baris kepada baris
baris yang diatas untuk mendapatkan nol diatas 1 utama.
Contoh 1.6
(1.17)
2 x5
2 x1 6 x2 5 x3 2 x4 4 x5 3 x6 1
5 x3 10 x4
2 x1 6 x2
15 x6 5
8 x4 4 x5 18 x6 6
Dengan menambahkan 2 kali baris pertama kepada baris pertama dan keempat. Dengan
mengalikan baris kedua dengan 1 dan kemudian menambahkan 5 kali baris kedua
kepada baris baris ketiga dan 4 kali baris kedua kepada baris keempat. Dengan
mempertukarkan baris ketiga dan baris keempat dan kemudian mengalikan baris ketiga
dari matriks yang dihasilkan dengan 1/6 maka akan memberikan bentuk eselon baris
mbahkan 3 kali baris ketiga kepada baris kedua dan kemudian menambahkan 2 kali
baris kedua dari matriks yang dihasilkan kepada baris pertama maka akan menghasilkan
bentuk eselon baris yang direduksi
4 x4 2 x5
x3 2 x4
0
0
x6
1
3
(1.18)
x6
1
3
Jika kita menetapkan nilai nilai sebarang r , s, dan t berturut turut untuk x2 , x4 ,
dan xs , maka himpunan pemecahan tersebut diberikan oleh rumus rumus
(1.19)
x1 3r 4s 2t , x2 r , x3 2s, x4 s, x5 t , x6
1
3
Selain metode yang telah dikemukan metode lain yang dapat digunakan adalah metode
substitusi balik ( back substitution ). Metode ini bekerja dengan mengubah matriks yang
diperbesar ke dalam bentuk eselon baris.
Untuk jelasnya berikut diperagakan metode
subsitusi balik untuk sistem yang ada
Langkah 1. Selesaikanlah persamaan persamaan tersebut untuk variabel variabel
utama yaitu
x1 3 x2 2 x3 2 x5
x3 1 2 x4 3 x6
x6
1
3
Dengan mensubstitusikan
menghasilkan
x 1 =3x22x32x5
x 3 =2x4
x 6=
1
3
x 3 =2x4
Dengan mensubstitusikan
menghasilkan
1
3
Langkah 3. Tetapkanlah nilai nilai sebarang kepada setiap variabel yang tak utama.
Jika nilai nilai sembarang katakanlah r , s , dan t berturut turut untuk x 2 , x 4 , dan
x 5 , himpunan penyelesaian tersebut diberikan oleh rumus rumus berikut
1
x 1 =3r 4s 2t , x 2= r , x 3=2s , x 4 = s , x 5 =t , x 6 =
(1.20)
3
Bandingkan hasil ini dengan hasil sebelumnya pada Contoh 8.
Pada kedua metode yang telah dibicarakan di atas, upaya untuk menyelesaikan sistem
persamaan linear dengan mereduksi matriks yang diperbesar menjadi bentuk eselon baris
dinamakan Eliminasi Gauss.
Contoh 1.7
Gunakan Eliminasi Gauss untuk menyelesaikan sistem persamaan berikut
x y2z=9
2x4y3z=1
(1.21)
3x6y5z=0
Penyelesaian.
Ini adalah sistem di dalam Contoh 1.3. Di dalam contoh tersebut kita mengubah matriks
yang diperbesar.menjadi bentuk eselon baris Sistem yang bersesuaian dengan matriks ini
adalah
x y2z =9
7
y z=1
2
z =3
17
2
z
2
z =3
4. OPERASI MATRIKS
Dua matriks dikatakan sama jika kedua matriks tersebut mempunyai sama ukuran
dan sama nilai entri entrinya di baris-kolom yang bersesuaian dikedua matriks.
Contoh 1.11
Perhatikan tiga matriks berikut
2 1 0
2 1
2 1
A
B
C
3 4 0
3 4
3 5
Di sini A C karena A dan C tidak mempunyai ukuran yang sama. Karena alasan
yang sama maka B C . Juga, A B karena tidak semua entri yang bersangkutan sama.
Definisi 1.3 (Pejumlahan Dua Matriks):Jika A dan B adalah matriks yang berukuran
sama, maka jumlah kedua matriks ( A + B ) adalah matriks baru yang diperoleh dari
menambahkan nilai-nilai entri pada baris-kolom yang bersesuaian. Matriks matriks
yang ukurannya berbeda tidak dapat dijumlahkan.
Contoh 1.8
Tinjaulah matriks matriks
2 1 0 3
A 1 0 2 4
4 2 7 0
4 3 5 1
B 2 2 0 1
3 2 4 5
1 1
C
2 2
Maka
2 4 5 4
A + B = 1 2 2 3
7 0 3 5
sedanngkan A + C dan B + C tidak didefinisikan.
Definisi 1.4 (Perkalian Matriks dengan sebuah Skalar/Konstanta):
Jika A adalah suatu matriks dan c adalah suatu skalar/konstanta, maka hasil kali
matriks dengan kalar/konstanta tersebut ( c A ) adalah sebuah matriks yang diperoleh
dengan mengalikan setiap entri dari A dengan sklar c .
Contoh 1.13
Jika A adalah matriks
4 2
A 1 3
1 0
maka
8 4
2 2 6
2 0
dan
4 2
1 A 1 3
1 0
1 2 1
1 3 5
Dari catatan di atas maka
0 2 7
B
1 3 5
dan
atau
2 3 4
A-B
1 2 1
0 2 7
2 1 3
1 3
0 5 4
5
20 32
2 3 4 0 2 7
A-B
1 1 2 3
1 2 1 1 3 5
4 7
2 1 3
1 5 0 5 4
b
a22 L a2 r
b22 L b2 n
21
21
A
B
dan
M M O
M M O M
M
am1 am 2 L amr
br1 br 2 L brn
Perhatikan ukuran kolom A = ukuran baris B .
Hasil kali A dengan B (katakanlah C ) yaitu AB C adalah matriks baru yang
didefinisikan sebagai
r
dengan
i 1, 2,K m
j 1, 2,K n
Untuk pemahaman sederhana, misalkan ingin diketahui entri c23 dari matriks C yaitu
a1r b11
a21 a22 L a2 r b21
AB
M M
M M O
am1 am 2 L amr br1
a12 L
b12
b22
M
br1
L
L
O
L
c11
b1n
b2 n
c21
M
M
brn
cm1
c12
c22
M O
cm 2 L
c1n
c2 n
C
M
c21
Contoh 1.9
Tinjaulah matriks matriks
1 2 4
A=
2 6 0
4 1 4 3
B = 0 1 3 1
2 7 5 2
Dengan cara yang sama akan diperoleh hasil sebagai mana ditunjukkan berikut ini
c11 1 4 2 0 4 2 12
c12 1 1 2 1 4 7 27
c14 1 4 2 3 4 5 30
c21 2 4 6 0 0 2 8
c22 2 1 6 1 0 7 4
c23 2 4 6 3 0 5 26
c24 2 3 6 1 0 2 12
AB =
0 1 3 1
C
2 6 0 2 7 5 2
8 4 26 12
(yang diberi tanda bujur sangkar) merupakan hasil kali untuk entri c13 .
(1.23)
a 11 x 1 a 12 x 2 a1n x n=b1
a 21 x1 a 22 x 2 a 2n x n=b2
a m1 x 1 a m2 x 2 a mn x n=b m
Karena dua matriks dikatakan sama jika dan hanya jika entri entri yang
bersangkutan sama, maka kita dapat menggantikan persamaan m di dalam sistem ini
dengan sebuah persamaan matriks tunggal