Anda di halaman 1dari 9

SISTEM PERSAMAAN LINIER

A. Persamaan Linier
Istilah persamaan linier terdiri dari dua istilah yaitu “persamaan” dan “linier”. Mari
kita selidiki kapan bentuk matematika disebut persamaan linier.
Perhatikan bentuk matematika atau model matematika secara umum sebagai berikut:
ax +by =c (dimana a , b ∈ R , a , b ≠ 0)
Model matematika tersebut disebut dengan persamaan. Cobalah berikan 5 contoh
persamaan linier jika a , b , c ∈ R dan a , b ≠ 0

1.
2.
3.

Jika ax +by =c merupakan persamaan linier, maka coba berikanlah 3 contoh yang
BUKAN persamaan linier

1.
2.
3.
Setelah memberikan contoh persamaan linier maupun yang bukan, coba amati Kembali
bentuk umum persamaan linier kemudian berikan karakteristik kapan model
matematika disebut persamaan linier

1.
2.
3.

Bentuk umum persamaan linier di atas mempunyai dua variable yaitu x dan y . Jika
terdiri dari 3 variabel biasanya akan melibatkan variable z atau menggunakan huruf
non kapital lainnya.
Perhatikan kembali bentuk umum persamaan linier lainnya sebagai berikut:
a 1 x 1+ a2 x 2 +…+ an x n =b

Variabel dari persamaan linier tersebut yaitu x 1 , x 2 , … , x n dan a 1 , a2 , … , an adalah


konstanta yang bukan nol. Jika b=0 maka persamaan tersebut disebut sebagai
persamaan linier homogen.
B. Sistem Persamaan Linier
Perhatikan model matematika berikut:
5 x 1+7 x 2=3

3 x 1−4 x 2=1

Model matematika tersebut disebut sebagai sistem persamaan linier. Fokuslah pada
istilah “sistem”. Jika contoh sistem seperti model matematika tersebut, jelaskanlah
menurut pendapatmu kapan persamaan linier disebut sebagai suatu sistem?

Sistem persamaan linier pada contoh di atas terdiri dari dua persamaan linier.
Sistem tersebut dapat diperbesar ukurannya menjadi lebih dari 2 persamaan linier.
Secara umum, sistem persamaan linier ditulis sebagai berikut:
a 11 x1 + a1 2 x 2+ …+a1 n x n=b1

a 21 x1 + a2 2 x 2+ …+a 2n x n=b 2

.
.
.
a m 1 x 1+ am 2 x2 +…+ am n x n=bm

Indeks pada koefisien variable tersebut menunjukkan posisi dari suku persamaan linier.

C. Solusi Sistem Persamaan Linier


Solusi sistem persamaan linier bergantung dari n variable atau x 1 , x 2 , … , x n yaitu
berupa barisan bilangan sebanyak n dari s1 , s 2 , … , s nyang dapat disubtitusikan
sebagai berikut:
x 1=s1 , x 2=s 2 , … , x n=s n
Sehingga membuat persamaan menjadi pernyataan yang benar.
Penulisan solusi dari sistem persamaan linier dapat ditulis dengan menggunakan
himpunan pasangan berurutan. Notasi solusi sistem persamaan linier dalam bentuk
himpunan pasangan berurutan ini dapat menunjukkan bentuk geometri dari
persamaan linier.

1) Sistem Persamaan Linier Dua Variabel


Perhatikan sistem persamaan linier dua variable sebagai berikut:
−x + y=70
2 x− y=30
Untuk mendapatkan solusi sistem persamaan linier tersebut dapat digunakan
beberapa metode. Cobalah menyebutkan metode tersebut.

1.
2.
3.
4.

Perhatikan gambar berikut:

Grafik tersebut menunjukkan 3 macam solusi yang memungkinkan dari


penyelesaian sistem persamaan linier dua variable, yaitu sejajar, berpotongan,
dan berhimpit. Cobalah jelaskan perbedaan ketiga grafik tersebut dikaitkan
dengan 3 macam solusi dari sistem persamaan linier dua variable.

1. Dua garis sejajar jika


2. Dua garis berpotongan jika
3. Dua garis berhimpit jika

Jika solusi dari sistem persamaan linier sedikitnya adalah satu maka sistem
persamaan linier tersebut dikatakan sebagai sistem persamaan linier yang
konsisten. Namun, jika sistem persamaan linier TIDAK mempunyai solusi maka
disebut sebagai sistem persamaan linier inkonsisten. Cobalah membuat 1
contoh sistem persamaan linier yang konsisten dan inkonsisten kemudian beri
alasannya.

Sistem Persamaan Linier Konsisten Sistem Persamaan Linier Inkonsisten


Contoh SPL: Contoh SPL:

Alasan: Alasan:
2) Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel
Sistem persamaan linier tiga variable mempunyai bentuk umum sebagai berikut:
a 1 x+ b1 y+ c 1 z=d1
a 2 x +b2 y+ c 2 z=d 2
a 3 x +b3 y +c 3 z =d 3
Sistem persamaan linier tersebut jika diubah ke dalam bentuk geometris akan
berada pada dimensi 3. Perhatikan kemungkinan solusi yang dapat ditentukan
melalui gambar berikut.

Cobalah jelaskan setiap gambar tersebut.

1. tiga bidang sejajar jika


2. dua bidang sejajar yang tidak beririsan jika
3. Tidak ada irisan yang sama untuk tiga bidang jika
4. dua bidang bertumpuk dan sejajar dengan bidang ketiga jika
5. ketiga bidang berpotongan pada satu titik jika
6. ketiga bidang berpotongan pada satu garis jika
7. semua bidang bertumpuk jika
8. dua bidang bertumpuk dan perpotongannya berupa garis jika

D. Matriks Augmented
Perhatikan Sistem Persamaan Linier berikut.
x 1+ x2 +2 x 3=9

2 x1 + 4 x 2−3 x3 =1

3 x 1+6 x 2−5 x 3=0


Sistem persamaan linier tersebut dapat diubah menjadi bentuk berikut.

[ ]
1 1 2 9
2 4 −3 1
3 6 −5 0

Coba ceritakan bagaimana mengubah sistem persamaan linier tersebut menjadi bentuk
matriks.

Matriks yang merupakan konversi bentuk sistem persamaan linier disebut dengan
augmented matrix. Cobalah konversikan contoh SPL konsisten dan SPL tidak
konsisten yang telah Saudara buat di atas menjadi bentuk augmented matrix

EXERCISE 1
1. Ubahlah augmented matrix berikut menjadi SPL

2. Konversikan SPL berikut menjadi augmented matrix

3. Gunakan aplikasi Graphmatica atau kalkulator grafik lain untuk menyelesaikan


SPL berikut

4. Selidiki kebenaran pernyataan berikut.


Suatu persamaan linier atau persamaan linier tunggal dengan jumlah variable
sebanyak dua atau lebih pasti mempunyai solusi yang tak hingga.
5.
OPERASI MATRIKS

Ingat kembali apa itu Matriks.


Matriks merupakan himpunan bilangan yang mempunyai posisi membentuk segi
empat dan bilangan pada himpunan tersebut disebut dengan entri matriks. Ukuran dari
matriks dideskripsikan sebagai banyaknya baris dan banyaknya kolom. Jika matriks
terdiri dari satu baris maka disebut sebagai vector baris atau matriks baris. Namun,
jika matriks terdiri dari satu kolom maka disebut dengan vector kolom atau matriks
kolom. Notasi dari matriks menggunakan huruf kapital diikuti oleh kurung siku yang
mengapit entri matriks.

A. Operasi Penjumlahan
Dua matriks didefinisikan SAMA jika mereka mempunyai ukuran yang sama dan
korespondensi entrinya sama.

Jika A dan B adalah matriks yang berukuran sama maka hasil penjumlahan A+ B
merupakan suatu matriks yang diperoleh dari menambahkan entri-entri pada B yang
berkorespondensi dengan A .

Diketahui matriks A , B , C sebagai berikut.

Coba hitung hasil penjumlahan dari A+ B , A +C , B+C , B+ A ,C + A , C+ B

Sifat operasi penjumlahan yaitu komutatif. Selidikilah dari hasil penjumlahan di atas
apakah sifat komutatif berlaku pada penjumlahan?

B. Operasi Pengurangan
Jika A dan B adalah matriks yang berukuran sama maka hasil pengurangan A−B
merupakan suatu matriks yang diperoleh dari mengurangkan entri-entri pada B
yang berkorespondensi dengan A .
Diketahui matriks A , B , C sebagai berikut.

Coba hitung hasil pengurangan dari A−B , A−C , B−C , B− A , C− A , C−B

Sifat operasi penjumlahan yaitu komutatif. Selidikilah dari hasil pengurangan di atas
apakah sifat komutatif berlaku pada pengurangan?

C. Operasi Perkalian
Jika A adalah sebarang matriks dan c adalah scalar/bilangan maka perkalian cA
merupakan matriks yang diperoleh dari perkalian setiap entri pada A dengan c .
Oleh sebab itu, matriks cA disebut sebagai perkalian scalar dari A .
Tentukan hasil dari 3 A jika A= [ ]
2 3
1 0

Jika suatu matriks berukuran m× r dan matriks B berukuran r ×n maka perkalian


AB merupakan matriks berukuran m× n yang entrinya diperoleh dengan cara:
Untuk menentukan entri pada baris i dan kolom j dari AB maka operasikan setiap
entri pada baris i dari matriks A dengan setiap entri pada kolom j dari matriks B
dengan cara mengalikan kedua entri yang berkorespondensi kemudian
dijumlahkan.

Dikatahui matriks sebagai berikut.


Karena ordo A adalah 2 ×3 dan ordo B adalah 3 × 4 maka perkalian matriks
tersebut mempunyai ordo 2 ×4 . Isikan hasil perkaliannya pada kotak kosong
berikut

Selidiki apakah perkalian dua matriks berlaku sifat komutatif, dimana AB=BA ?

D. Tranpose
Jika A adalah sebarang matriks berukuran m× n maka transpose dari A
dinotasikan dengan AT didefinisikan sebagai matriks berukuran n × m yang
menghasilkan entri pada baris dioper ke entri pada kolom A . Dengan kata lain,
kolom pertama dari AT merupakan baris pertama dari A , dan seterusnya
Contoh:
EXERCISE 2
1. Diketahui matriks dengan ukuran sebagai berikut.

Buatlah contoh matriksnya dengan entri sebarang bilangan Riil kemudian


tentukan hasil operasi matriks berikut.

2. Diketahui matriks sebagai berikut.

Tentukanlah:
a. Baris pertama dari AB
b. Baris ketiga dari BB
c. Kolom pertama dari BA
d. Kolom kedua dari AB
e. Baris ketiga dari AA
3. Setelah melakukan operasi perkalian pada matriks, konversikan perkalian
matriks berikut menjadi bentuk Sistem Persamaan Linier

4. Selidiki kebenaran dari pernyataan berikut.


T
Untuk setiap matriks, BENAR jika ( AT ) =A

Anda mungkin juga menyukai