Anda di halaman 1dari 42

ALJABAR LINEAR ELEMENTER

Silabus :
Persamaan linear adalah persamaan dimana
peubahnya tidak memuat eksponensial, trigonometri
(seperti sin,cos, dll.), perkalian, pembagian dengan
peubah lain atau dirinya sendiri.

Contoh :
Jika perusahaan A membeli 1 Laptop (x) dan 2 PC (y)
maka ia harus membayar $ 5000, sedangkan jika
membeli 3 Laptop dan 1 PC maka ia harus membayar
$ 10000.
Representasi dari masalah tersebut dalam bentuk SPL
x + 2y = 5000
3x + y = 10000
Solusi SPL
Himpunan bilangan Real dimana jika disubstitusikan pada
peubah suatu SPL akan memenuhi nilai kebenaran SPL
tersebut.
Perhatikan SPL :
x + 2y = 5000
3x + y = 10000
Maka
{x = 3000, y =1000 } merupakan solusi SPL tersebut
{x = 1000, y =3000 } merupakan bukan solusi SPL itu
Suatu SPL, terkait dengan solusi, mempunyai tiga
kemungkinan :
SPL mempunyai solusi tunggal
SPL mempunyai solusi tak hingga banyak
SPL tidak mempunyai solusi
SISTEM PERSAMAAN LINIER (SPL)
Bentuk umum :
dimana x
1
, x
2
, . . . , x
n
variabel tak diketahui, a
ij
, b
i
,
i = 1, 2, . . . , m; j = 1, 2, . . . , n bil. diketahui.
Ini adalah SPL dengan m persamaan dan n variabel.
SPL
Mempunyai penyelesaian
disebut KONSISTEN
Tidak mempunyai penyelesaian
disebut TIDAK KONSISTEN
TUNGGAL
BANYAK
ILUSTRASI GRAFIK
SPL 2 persamaan 2 variabel:

Masing-masing pers berupa garis lurus. Penyelesaiannya
adalah titik potong kedua garis ini.
kedua garis sejajar
kedua garis berpotongan kedua garis berhimpitan
Tentukan solusi sistem persamaan linier berikut:
1) x + 2y = 4
2x + y = 2

2) 2x y = 3
4x 2y = 8

3) x + 2y = 2
2x + 4y = 4
Tentukan solusi sistem persamaan linier berikut:
4)



5)


10 8 3
3 3
2 2 3
= + +
= +
= + +
z y x
z y x
z y x
5
13 4 2
2 2
=
=
= +
z y x
z y x
z y x
PENYAJIAN SPL DALAM MATRIKS
SPL BENTUK MATRIKS
STRATEGI MENYELESAIKAN SPL:
mengganti SPL lama menjadi SPL baru yang mempunyai
penyelesaian sama (ekuivalen) tetapi dalam bentuk yang
lebih sederhana.

Berdasarkan nilai-nilai konstanta dalam SPL
tersebut, SPL dapat dibedakan menjadi dua
yaitu SPL Homogen dan SPL Tak Homogen.
Disebut SPL Homogen , apabila semua
konstanta dalam SPL bernilai nol, bila minimal
ada satu konstanta bernilai tidak nol maka
disebut SPL Tak Homogen
SPL Homogen selalu konsisten (memiliki
solusi), memiliki solusi trivial atau non trivial
SPL Homogen dikatakan memiliki solusi
trivial, hanya terpenuhi jika dan hanya semua
variabel dalam SPL tersebut bernilai nol,
sebaliknya apabila ada solusi lain yang juga
memenuhi SPL tersebut maka disebut SPL Tak
Homogen.
SPL Tak Homogen, akan memenuhi satu
diantara tiga hal berikut :
a) memiliki solusi tunggal
b) tidak memiliki solusi (tak konsisten)
c) memiliki tak hingga solusi

TIGA OPERASI YANG MEMPERTAHANKAN
PENYELESAIAN SPL
SPL
1. Mengalikan suatu persamaan
dengan konstanta tak nol.

2. Menukar posisi dua
persamaan sebarang.

3. Menambahkan kelipatan suatu
persamaan ke persamaan
lainnya.
MATRIKS
1. Mengalikan suatu baris
dengan konstanta tak nol.

2. Menukar posisi dua baris
sebarang.

3. Menambahkan kelipatan suatu
baris ke baris lainnya.
Ketiga operasi ini disebut OPERASI BARIS ELEMENTER (OBE)

SPL atau bentuk matriksnya diolah menjadi bentuk seder-
hana sehingga tercapai 1 elemen tak nol pada suatu baris
Notasi pada OBE
1. Mengalikan suatu baris dengan konstanta
tak nol : (B
i
(c)) atau c B
i
B
i
2. Menukar posisi dua baris sebarang:
B
ij
atau B
i
B
j

3. Menambahkan kelipatan suatu baris ke
baris lainnya : B
ji
(c) atau B
j
+ cB
i
B
j

CONTOH
DIKETAHUI
kalikan pers (i)
dengan (-2), kemu-
dian tambahkan ke
pers (ii).
kalikan baris (i)
dengan (-2), lalu
tambahkan ke
baris (ii).
(i)
(ii)
(iii)
kalikan pers (i)
dengan (-3), kemu-
dian tambahkan ke
pers (iii).
kalikan baris (i)
dengan (-3), lalu
tambahkan ke
baris (iii).
kalikan pers (ii)
dengan (1/2).

kalikan baris (ii)
dengan (1/2).
kalikan pers iii)
dengan (-2).
(
kalikan brs (iii)
dengan (-2).
LANJUTAN CONTOH
kalikan pers (ii)
dengan (1/2).

kalikan baris (ii)
dengan (1/2).
kalikan pers (ii)
dengan (-3), lalu
tambahkan ke pers
(iii).
kalikan brs (ii)
dengan (-3),
lalu tambahkan
ke brs (iii).
kalikan pers (ii)
dengan (-1), lalu
tambahkan ke pers
(i).
kalikan brs (ii)
dengan (-1), lalu
tambahkan ke brs
(i).
Lanjutan CONTOH
kalikan pers (ii)
dengan (-1), lalu
tambahkan ke pers
(i).
kalikan brs (ii)
dengan (-1), lalu
tambahkan ke brs
(i).
kalikan pers (iii)
dengan (-11/2), lalu
tambahkan ke pers (i)
dan kalikan pers (ii) dg
(7/2), lalu tambahkan
ke pers (ii)
kalikan brs (iii)
dengan (-11/2), lalu
tambahkan ke brs (i)
dan kalikan brs (ii) dg
(7/2), lalu tambahkan
ke brs (ii)
Diperoleh penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3. Terdapat
kaitan menarik antara bentuk SPL dan representasi
matriksnya. Metoda ini berikutnya disebut dengan
METODA ELIMINASI GAUSS.
BENTUK ECHELON-BARIS
Misalkan SPL disajikan dalam bentuk matriks berikut:



maka SPL ini mempunyai penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3.
Matriks ini disebut bentuk echelon-baris tereduksi.

Untuk dapat mencapai bentuk ini maka syaratnya adalah sbb:
1. Jika suatu brs matriks tidak nol semua maka elemen
tak nol pertama adalah 1. Brs ini disebut mempunyai leading 1.
2. Semua brs yg terdiri dari nol semua dikumpulkan di bagian bawah.
3. Leading 1 pada baris lebih bawah posisinya lebih kanan daripada
leading 1 baris di atasnya.
4. Setiap kolom yang memuat leading 1, elemen lain semuanya 0.
Bentuk echelon-baris dan echelon-baris tereduksi
Matriks yang memenuhi kondisi (1), (2), (3) disebut
bentuk echelon-baris. Yang memenuhi (1), (2), (3), (4)
disebut echelon baris tereduksi
CONTOH bentuk echelon-baris tereduksi:



CONTOH bentuk echelon-baris:


Bentuk umum echelon-baris
dimana lambang dapat diisi bilangan real sebarang.
Bentuk umum echelon-baris tereduksi
dimana lambang dapat diisi bilangan real sebarang.
Penyelesaian SPL melalui bentuk echelon-baris
Misal diberikan bentuk matriks SPL sbb:
Tentukan penyelesaian masing-masing SPL di atas.
METODA GAUSS-JORDAN
Ide pada metoda eliminasi ini adalah mengubah
matriks ke dalam bentuk echelon-baris tereduksi.
CONTOH: Diberikan SPL berikut.



Bentuk matriks SPL ini adalah:


-2B
1
+ B
2
B
2

5B
2
+B
3
B
3

(
(
(
(

6 18 0 8 4 0 0
0 0 0 0 0 0 0
1 - 3 - 0 2 - 1 - 0 0
0 0 2 0 2 - 3 1
B
4
B
4
+4B
2

B
3
B
4

B
3
B
3
/3
-3B
3
+B
2
B
2

2B
2
+B
1
B
1

Akhirnya diperoleh:




Akhirnya, dengan mengambil x
2
:= r, x
4
:= s dan x
5
:= t maka diperoleh
penyelesaian:


dimana r, s dan t bilangan real sebarang. Jadi SPL ini mempunyai tak
berhingga banyak penyelesaian.



METODA SUBSTITUSI MUNDUR
Misalkan kita mempunyai SPL dalam matriks berikut:
Bentuk ini ekuivalen dengan:
LANGKAH 1: selesaikan variabel leading, yaitu x
6
. Diperoleh:
LANGKAH 2: mulai dari baris paling bawah subtitusi ke atas, diperoleh
Eliminasi Gaussian
Mengubah menjadi bentuk echelon-baris (tidak perlu direduksi), kemudian
menggunakan substitusi mundur.
CONTOH: Selesaikan dengan metoda eliminasi Gaussian
PENYELESAIAN: Diperhatikan bentuk matriks SPL berikut:
Dengan menggunakan OBE diperoleh bentuk echelon-baris berikut:
LANJUTAN SUBSTITUSI MUNDUR
LANGKAH 3: subtitusi baris 2 ke dalam baris 1, diperoleh:
LANGKAH 4: Karena semua persamaan sudah tersubstitusi maka peker-
jaan substitusi selesai. Akhirnya dengan mengikuti langkah pada
metoda Gauss-Jordan sebelumnya diperoleh:
Latihan Soal
1. Reduksilah (lakukan operasi baris dasar)
matriks berikut sehingga menjadi matriks
eselon baris (bentuk eselon) dan kemudian
menjadi matriks eselon baris tereduksi (bentuk
kanonik baris) :
(
(
(

12 5 1
9 1 2
2 1 1
(
(
(

7 7 3 6 3
3 2 1 4 2
1 2 1 2 1
Bentuk eselon baris tereduksi dari matriks
berikut :




2. Jika ada tentukan solusi SPL-SPL berikut:
(
(
(
(

9 6 3 4 2 1
11 10 9 4 6 3
7 5 5 3 4 2
2 1 2 1 2 1
(
(
(
(

10 7 2 0
6 4 0 0
12 8 3 0
3 2 1 0
2 3
3 5 4
1 2 3
= +
= +
=
y x
y x
y x
4 2 5 4 3
5 6 8 5 2
2 2 3 2
= + +
= + +
= + +
t z y x
t z y x
t z y x
2. Tentukan nilai a dan b agar SPL berikut
mempunyai :
(i) satu solusi ; (ii) tak ada solusi ; (iii) banyak solusi



3. Jika 0 o 2t; 0 2t; dan 0 t
maka tentukan nilai dari sistem persamaan tak
linear berikut :
5
1 2
= +
=
by ax
y x
3
1
= +
=
ay x
by x
b z y x
az y x
y x
= +
= +
= +
5 4 3
5 3 2
4 3z 2
9 tan cos 3 sin 6
2 tan 2 cos 2 sin 4
3 tan 3 cos sin 2
= +
= +
= +
| o
| o
| o
4.Tentukan nilai x, y, dan z dari sistem
persamaan tak linear berikut:



5. Tentukan syarat yang harus dipenuhi b agar
SPL konsisten :
3
2
1
3 3 3
8z 5 4
5 2
b z y x
b y x
b z y x
= + +
= +
= +
3 2
2 2
6
2 2 2
2 2 2
2 2 2
= +
= +
= + +
z y x
z y x
z y x
Matriks dan Operasi Matriks

Matriks adalah susunan persegi panjang dari
bilangan-bilangan atau unsur-unsur (elemen-
elemen) yang teratur dalam baris dan kolom
Secara umum matriks bisa di ditulis sebagai
berikut :

Ukuran (ordo) dari matriks dinyatakan dengan
m x n, dimana m menyatakan banyaknya baris,
dan n menyatakan banyaknya kolom dari
matriks tersebut. Elemen matriks dapat ditulis
dengan tanda kurung siku [ ] atau dalam
tanda kurung besar ( ). Notasi matriks
dinyatakan dengan huruf kapital , sedangkan
elemen-elemennya dengan huruf kecil. Maka
matriks A di atas dapat dinotasikan dengan :
[a
ij
]
m x n
atau elemen baris ke-i dan kolom
ke-j matriks A dinotasikan dengan (A)
ij
= a
ij

OPERASI MATRIKS
1. Dua matriks didefinisikan sama jika keduanya
mempunyai ukuran yang sama dan anggota
anggotanya yang berpadanan/bersesuaian sama
Tinjau matriks matriks berikut:


Agar A = B maka nilai x = 5. Matriks C tidak
mungkin sama dengan A atau B karena ordonya beda.

2. Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Matriks matriks berukuran berbeda tidak bisa
ditambahkan atau dikurangkan.





3. Jika A adalah sebarang matriks dan c adalah
sebarang skalar tak nol, maka hasil kali cA adalah
matriks yang diperoleh dengan mengalikan setiap
anggota matriks A dengan konstanta c .



3. Jika A adalah sebarang matriks dan c adalah
sebarang skalar tak nol, maka hasil kali cA adalah
matriks yang diperoleh dengan mengalikan setiap
anggota matriks A dengan konstanta c .



4. Jika A
1
, A
2
, , A
n
matriks dengan ukuran
sama; c
1
, c
2
, , c
n
adalah skalar, maka bentuk
c
1
A
1
+ c
2
A
2+
+A
n
disebut sebagai
kombinasi linier dari A
1
, A
2
, , A
n
dengan
koefisien c
1
, c
2
, , c
n
.
Jika



5. Jika matriks A berukuran m x n dan matriks
B berukuran n x r, maka hasil kali AB adalah
suatu matriks berukuran m x r dengan unsur
unsur sebagai berikut:






Invers Matriks
Jika A sebuah matriks segi (bujur sangkar),
dan matriks B berukuran sama didapatkan
sedemikian hingga AB = BA = I, maka A
disebut bisa dibalik (invertible) dan B adalah
invers dari A.
Sifat-Sifat Invers
a. Invers suatu matriks bersifat unik.
Jika B dan C keduanya merupakan invers dari A
maka B = C.

Sifat-sifat invers (lanjutan)
Suatu hasil kali berapapun banyaknya matriks
yang bisa dibalik adalah matriks yang bisa
dibalik, dan invers dari hasil kali tersebut
adalah hasil kali invers inversnya dalam
ukuran terbalik. Jika A dan B matriks-matriks
berukuran sama dan dapat dibalik, maka:
AB dapat dibalik
(AB)
-1
= B
-1
A
-1

Metode untuk mencari matriks kebalikan
adalah melalui operasi baris dasar matriks
gandengan antara A dan I :

Jenis-jenis matriks
Matriks Segi (bujur sangkar)
Matriks Segitiga (S. Atas, S. Bawah)
Matriks Diagonal
Matriks Skalar
Matriks Identitas

Anda mungkin juga menyukai