Anda di halaman 1dari 19

Resume kelompok Matdas

KELAS : B1-PAGI
NAMA:

1.Nama npm
2. Nama npm
3. Nama npm
4. Nama npm

TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
TAHUN 2024
RANGKUMAN MATERI MATDAS
A. SISTEM PERSAMAAN LINEAR
Menurut Sandi Ragil Putra dalam bukunya yang berjudul Mengenal POM QM, sistem
persamaan linear adalah salah satu persamaan aljabar. Persamaan ini memiliki karakteristik
yang mana tiap sukunya mengandung konstanta, atau perkalian konstanta dengan variabel
tunggal.
Persamaan ini dikatakan linear sebab hubungan matematis ini dapat digambarkan sebagai
garis lurus dalam sistem koordinat Kartesius, sistem yang menetapkan setiap titik secara unik
dalam bidang dengan serangkaian koordinat numerik.
Sistem persamaan linear ini umumnya memiliki dua sifat utama, yakni:
Misal l adalah persamaan linear, maka:
 Penambahan dan pengurangan bilangan di kedua ruas persamaan l, tidak mengubah
solusi persamaan tersebut.
 Perkalian bilangan tidak nol di kedua ruas pada persamaan l, tidak mengubah solusi
persamaan tersebut.
Persamaan linear dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan jumlah variabelnya. Adapun
jenis-jenis sistem persamaan linear, yakni:
1. Persamaan Linear Satu Variabel
Bentuk umum dari jenis persamaan ini ialah ax + b = 0, dengan syarat a ≠ 0 dan b = konstanta
Penyelesaian: x = - b/a.
Contohnya, 5x + 10 maka x = - 10/5, jadi nilai dari huruf x adalah -2.
2. Persamaan Linear Dua Variabel
Bentuk umum dari jenis persamaan ini adalah ax + by = c, dengan syarat a, b, c adalah
bilangan konstanta.
Penyelesaian dapat menggunakan metode eliminasi, yakni metode meniadakan atau
menghilangkan nilai dari sebuah variabel dan metode subtitusi, yakni mengganti nilai suatu
variabel di suatu persamaan dari persamaan lainnya.
3. Persamaan Linear Tiga Variabel
Bentuk umum dari persamaan ini adalah ax + by + cz = d, yang mana a, b, c, d adalah
konstanta. Penyelesaian persamaan linear tiga variabel dapat menggunakan cara penyelesaian
persamaan dua variabel, yakni dengan metode eliminasi seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya Persamaan linear tiga variabel juga bisa diselesaikan dengan metode subtitusi,
integrasi dan determinasi.

Contohnya adalah:
Sistem ini terdiri dari tiga persamaan dengan tiga variabel x, y, z. Solusi sistem linear ini
adalah nilai yang dapat menyelesaikan persamaan ini. Solusinya adalah:

Kata "sistem" di sini penting karena menunjukkan bahwa persamaan-persamaannya perlu


dipertimbangkan bersamaan dan tidak berdiri sendiri.
Dalam ilmu matematika, teori sistem linear merupakan dasar aljabar linear. Aljabar linear
sangat diperlukan dalam bidang fisika, kimia, ilmu komputer, dan ekonomi.

Contoh sederhana
Contoh sistem linear yang paling sederhana adalah sistem linear dengan dua persamaan dan
dua variabel:

Salah satu cara untuk menyelesaikan sistem tersebut adalah dengan mengubah persamaan
pertama menjadi seperti ini:

Kemudian masukkan nilai x ke dalam persamaan kedua:

Bentuk umum
Sistem persamaan linear m dengan n yang tidak diketahui dapat ditulis seperti ini

Persamaan vektor

Persamaan matriks

A di sini adalah matriks m×n, x adalah vektor kolom dengan entri n dan b vektor kolom
dengan entri m.

Cara menyelesaikan
Eliminasi variabel

Contohnya, dalam sistem berikut:

Berdasarkan persamaan pertama, x = 5 + 2z − 3y, dan nilai ini bisa dimasukkan ke dalam
persamaan kedua dan ketiga:
Dari persamaan pertama dapat diketahui bahwa y = 2 + 3z, dan jika y dimasukkan ke dalam
persamaan kedua, dapat diketahui bahwa z = 2. Dari sini z dapat dimasukkan ke persamaan
yang lain dan hasilnya adalah y = 8 dan x = −15. Maka dari itu, (x, y, z) = (−15, 8, 2).

Pengurangan baris
Metode pengurangan baris atau eliminasi Gauss menyelesaikan sistem persamaan linear
dengan mewakilkan persamaan-persamaan yang ada dalam bentuk matriks:

Matriks ini lalu diubah dengan menukar posisi baris, menambahkan atau mengurangi satu
baris dengan baris yang lain, atau mengalikan satu baris dengan skalar. Berikut adalah
contohnya:

Dari sini dapat disimpulkan bahwa x = −15, y = 8, dan z = 2.

B. SISTEM PERSAMAAN KUADRAT


1.persamaan kuadrat
Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan yang variabelnya mempunyai pangkat
tertinggi sama dengan 2. Bentuk baku persamaan kuadrat adalah dalam x adalah :

…..Rumus 1
Dengan : a ≠ 0 dan a, b, c adalah anggota himpunan bilangan nyata. Ada beberapa bentuk
khusus persamaan kuadrat yaitu :

Contoh :
2. Akar – akar Persamaan Kuadrat
Nilai yang memenuhi persamaan kuadrat disebut akar persamaan kuadrat dan dinotasikan
dengan x 0 2 ax + bx + c = 1 dan x2. Akar – akar persamaan kuadrat dapat dicari dengan
beberapa cara, yaitu :
a. Faktorisasi
Bentuk x2 +bx+c =0 di uraikan ke bentuk

Contoh :

b. Melengkapkan Kuadrat Sempurna

Bentuk x2 +bx +c =0 di jabarkan ke bentuk

Contoh :
3. Jumlah dan hasil kali akar – akar persamaan kuadrat
Misal akar – akar dari persamaan kuadrat ax 2 + bx + c = 0 adalah x1
dan x2. Rumus pemyelesaian dari persamaan kuadrat tersebut :

Maka jumlah akar-akar tersebut adalah :

Atau

Sedangkan hasil kali akar – akar tersebut adalah :

Atau

Selisih akar – akar tersebut adalah :


Contoh :
2x2 + 4x + 6 = 0
Tentukan nilai X12 + x 22 tanpa mencari x1 dan x2
Jawab :

C. PERTIDAKSAMAAN
1. Sifat Pertidaksamaan
Secara umum, pertidaksamaan matematika adalah suatu pernyataan dalam istilah
matematika yang digunakan untuk menunjukkan kalau dua ekspresi atau nilai tidak memiliki
besaran yang sama. Karena itu, penulisan pertidaksamaan tidak menggunakan simbol sama
dengan (=).

Sebagai gantinya, ada empat simbol pertidaksamaan matematika yang biasa digunakan.
Yaitu lebih kecil dari (<), lebih besar dari (>), lebih kecil dari atau sama dengan (≤), dan lebih
besar dari atau sama dengan (≥).

Biasanya, pertidaksamaan digunakan untuk menunjukkan batasan atau rentang nilai tertentu
atau suatu variabel. Karena itu, penerapan konsep pertidaksamaan dapat ditemukan secara
luas dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sifat Sifat Pertidaksamaan
Saat kamu memahami materi pertidaksamaan dengan baik, kamu akan mengetahui dan
menghafal sifat-sifat pertidaksamaan dengan sendirinya. Namun, tidak ada salahnya juga
untuk mengetahui sifat-sifat pertidaksamaan matematika terlebih dahulu. Jadi, kamu bisa
menyelesaikan soal-soal pertidaksamaan dengan lebih mudah.
1. Tanda pertidaksamaan tidak akan berubah kalau setiap ruas ditambah atau dikurangi
dengan bilangan nyata yang sama.

2. Tanda pertidaksamaan tidak akan berubah kalau setiap ruas dibagi atau dikalikan dengan
bilangan positif yang sama.

3. Tanda pertidaksamaan akan berubah kalau setiap ruas dibagi atau dikalikan dengan
bilangan negatif yang sama.

Perhatikan bahwa simbol “>” berubah menjadi “<” setelah dikalikan dengan k bilangan
negatif.
4. Penggabungan dua pertidaksamaan
Dua buah pertidaksamaan dapat digabungkan dengan kata “dan” atau “atau”. Untuk lebih
jelas mengenai penggabungan ini, kamu bisa melihat contoh berikut:
 Penggunaan “dan” berarti pertidaksamaan I dan II harus beririsan sehingga memenuhi
keduanya. Contoh: x<5 dan x≥3. Maka bentuk garis bilangan himpunan penyelesaian
pertidaksamaan adalah sebagai berikut:
 Penggunaan “atau” berarti gabungan dari pertidaksamaan I dan II atau salah satunya
terpenuhi. Contoh X<5 atau X>7 . Maka bentuk pertidaksamaannya adalah sebagai
berikut:

3. Penyelesaian Pertidaksamaan
Dalam matematika, ada banyak bentuk pertidaksamaan yang akan kamu temukan. Termasuk
diantaranya pertidaksamaan linear, kuadrat, pecahan, dan akar. Setiap bentuk pertidaksamaan
memiliki cara penyelesaiannya masing-masing.

Karena itu, kamu perlu mengenal bentuk-bentuk pertidaksamaan terlebih dulu agar bisa
menyelesaikan soal pertidaksamaan. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan sifat-sifat
pertidaksamaan untuk menjawab soal-soal pertidaksamaan.

4.Bentuk-bentuk Pertidaksamaan
Ada banyak bentuk dari pertidaksamaan dalam matematika. Saat ini, kita akan mulai
mempelajari dari 4 pertidaksamaan yang paling umum. Yaitu pertidaksamaan linear, kuadrat,
pecahan, dan akar.
Pertidaksamaan Linear
Pertidaksamaan linear adalah jenis pertidaksamaan yang kedua sisinya memiliki fungsi linear
dari variabel yang sama. Fungsi linear sendiri dapat dituliskan dalam rumus
pertidaksamaan y>mx+b
Di mana m dan b adalah konstanta, x adalah variabel, dan simbol > dapat diganti dengan
simbol pertidaksamaan lain seperti <, ≤, atau ≥. Contoh sederhana dari pertidaksamaan linear
adalah . Dalam pertidaksamaan tersebut, 2x+5 merupakan fungsi linear dari x.
Pertidaksamaan Kuadrat
Ciri utama pertidaksamaan kuadrat adalah salah satu variabel harus memiliki pangkat dua.
Sehingga, bentuk umum dari pertidaksamaan ini adalah ax2+bx+x<0 atau ax2+bx+x>0. Di
mana a, b, dan c adalah konstanta dan x adalah variabel.
Contoh sederhana dari pertidaksamaan kuadrat adalah x2−4>0 .
Dalam pertidaksamaan tersebut, variabel x memiliki pangkat 2 dengan –4 sebagai konstanta.
Penyelesaian pertidaksamaan ini dapat dilakukan dengan teknik faktorisasi.
Dengan menggunakan contoh x2−4>0, bentuk persamaannya menjadi x+2x−2>0. Sehingga
ditemukan x<−2 atau x>2 .
Pertidaksamaan kuadrat dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang lebih rumit.
Termasuk untuk menyelesaikan fungsi kuadrat, fungsi eksponensial, dan fungsi logaritma.
Jika digambarkan dalam bentuk grafik, pertidaksamaan kuadrat akan membentuk grafik
parabola. Sehingga, kamu juga bisa menggunakan grafik untuk menyelesaikan
pertidaksamaan ini.
Pertidaksamaan Akar
pertidaksamaan akar juga sering disebut sebagai pertidaksamaan irasional. Ciri utama dari
pertidaksamaan ini adalah keberadaan bentuk akar di dalamnya.

Contoh Soal Pertidaksamaan


Contoh 1
Tentukan penyelesaian dari contoh soal pertidaksamaan pecahan berikut ini:

Pembahasan:
Untuk menyelesaikan soal ini, kamu boleh memindahkan pertidaksamaan pecahan menjadi
satu ruas seerti berikut ini

Sehingga didapatkan akar-akarnya adalah: x1=−2,x 2=−0,5,x3=1

Contoh 2
Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan bentuk akar berikut ini:
Pembahasan:
Untuk menjawab soal ini, kamu dapat menghilangkan akar dengan mengkuadratkannya agar
memudahkan kamu dalam mengoperasikannya.
Kuadratkan masing-masing ruas kanan dan ruas kiri.

Sehingga didapatkan akar-akarnya adalah:

Sehingga, penyelesaian dari pertidaksamaan adalah:


−5<x<−1 atau x>3
D. MATRIKS
A. Pengertian Matriks
Matriks adalah susunan bilangan dalam bentuk persegi panjang yang disusun dalam baris dan
kolom, serta ditempatkan dalam tanda kurung (Kurung biasa atau kurung siku). Baris sebuah
matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang mendatar dalam matriks. Kolom sebuah
matriks adalah susunan bilangan- bilangan yang tegaak dalam matriks.

Contoh

tabel di atas dapat disajikan kedalam bentuk yang lebih sederhana.


B. Transpose Matriks
Matriks A adalah matriks baru yang diperoleh dengan cara menukar baris matriks A menjadi
kolom matriks baru, dan kolom matriks A menjadi baris matriks baru.

C. Kesamaan Matriks
Dua matriks A dan B dikatakan sama, ditulis A = B jika kedua matriks itu ordonya sama dan
elemen- elemen yang seletak bernilai sama.

D. Operasi Hitung Pada Matriks


1. Penjumlahan
2. Pengurangan

c. Pengurangan terhadap matriks


A dan B adalah matriks yang diperoleh dengan cara menjumlahkan matriks A dengan
lawan dari matriks B, yaitu:
𝐴 − 𝐵 = 𝐴 + (−𝐵)

3. Perkalian Matriks Dengan Skalar


Jika A sebuah matriks dan k bilangan real maka hasil kali kA adalah matriks yang diperoleh
dengan mengalikan masing- masing elemen matriks A dengan k.

Sifat- sifat perkalian skalar dengan matriks


4. Perkalian Matriks Dengan Matriks
Metode menggabungkan dua matriks ini disebut perkalian matriks. Aturannya adalah “
kalikan baris dengan kolom dan jumlahkan hasilnya”

Sifat- sifat perkalian matriks

Jika k bilangan real (skalar) ; A, B, dan C matriks yang dapat dikalikan; serta B dan C
dapat dijumlahkan maka berlaku sifa- sifat perkalian matriks sebagai berikut.
E. Determinan Matriks
1. Determinan ordo 2 x 2

2. Determinan ordo 3 x 3

a. Metode Sarrus

b. Determinan Matriks

F. Invers Matriks
Matriks A disebut invers dari matriks B jika A x B = B x A = 1, dengan I adalah matriks
identitas.
Invers dari matriks B ditulis 𝐵 −1 , sedangkan invers matriks A dituliskan dengan 𝐴 −1
Contoh soal matriks :

1. Hitunglah determinan matriks berikut:

A=[2 4]

[3 1]

Solusi: Determinan matriks 2×2 dapat dihitung dengan rumus berikut:

det(A) = (a * d) – (b * c)

Di mana a, b, c, dan d adalah elemen-elemen matriks A. Dalam kasus ini:

det(A) = (2 * 1) – (4 * 3)

det(A) = 2 – 12

det(A) = –10

Jadi, determinan matriks A adalah -10.

Contoh soal 2

2. Diberikan dua matriks A dan B:

A=[1 2]
[3 4]
B=[5 6]
[7 8]
Hitunglah A * B.
Solusi: Untuk mengalikan dua matriks, kita mengambil jumlah perkalian antara baris
matriks pertama dengan kolom matriks kedua. Misalnya, untuk menghitung elemen
pertama dari hasil A * B (baris pertama dari A dan kolom pertama dari B), kita
memiliki:

A * B[1,1] = (1 * 5) + (2 * 7) = 5 + 14 = 19
Lakukan perhitungan serupa untuk elemen-elemen lainnya:
A * B[1,2] = (1 * 6) + (2 * 8) = 6 + 16 = 22
A * B[2,1] = (3 * 5) + (4 * 7) = 15 + 28 = 43
A * B[2,2] = (3 * 6) + (4 * 8) = 18 + 32 = 50
Sehingga hasil perkalian A * B adalah:
A * B = [ 19 22 ]
[ 43 50 ]
E. TRIGONOMETRI

Anda mungkin juga menyukai