Anda di halaman 1dari 3

Kenapa Kita Harus Punya Kehidupan Terarah?

Dulu saat masih kecil, seringkali mendapatkan pertanyaan tentang cita-cita.


“Kalau nanti kamu sudah besar mau jadi apa?”

Sebagian ada yang memang memiliki cita-citanya sendiri, entah ia terinspirasi dari orang
tua, saudara, atau tokoh yang ia idolakan.
Dan sebagian lain ada yang menjawab dengan seadanya, hanya ikut-ikutan jawaban teman
misalnya, yang penting kamu punya jawaban ketika ditanya pertanyaan itu.
Kamu termasuk golongan yang mana?

Jika kamu termasuk golongan yang memang bercita-cita dari hati, maka selamat.
Setidaknya saat itu kamu sudah memahami bahwa hidup perlu memiliki tujuan/cita-cita.

Tapi tenang, jawaban di masa kecilmu tidak sepenuhnya akan berpengaruh di masa
depanmu. Sekarang, mari fokus pada kondisimu saat ini.

Kini kamu sudah beranjak dewasa. Lalu, bagaimana kabarmu sekarang?


Bagaimana kondisi kehidupanmu saat ini? Dan bagaimana kamu menjalaninya?

Apakah kamu sudah benar bisa menikmati hidup ini dan memperbanyak bersyukur?
Sudahkah kamu menjadi pribadi yang bermanfaat?

Atau justru kamu merasakan banyak kebingungan dalam menjalani hidup ini? Mudah
merasa insecure, kurang bersyukur, dan bingung menentukan arah hidup?

Mari tarik nafas sejenak..Apapun kondisi kita saat ini, hal utama yang perlu dilakukan adalah
bersyukur. Alhamdulillah kita semua dipertemukan pada Life Planning Canvas (LPC) Batch
10 ini, Bismillah semoga dengan mengikuti LPC ini, kondisi kita masing-masing menjadi
lebih baik lagi dan lagi.

Di LPC ini insyaAllah kita akan sama-sama belajar bagaimana caranya merencanakan
kehidupan yang lebih baik, menjadi penggerak peradaban, menjadi orang yang berdampak
dan bermanfaat bagi sekitar.

Tapi sebelum sampai pada hal tersebut, kita perlu memahami kondisi kita saat ini. Hidup di
era digital, semua bagian kehidupan kita serba berkaitan dengan teknologi. Terutama kita
para millenialls, yang rasanya memang tidak dapat dipisahkan dengan teknologi, dari
bangun tidur hingga tidur kembali, teknologi selalu membersamai hari-hari kita. Maka
penting bagi kita untuk bisa beradaptasi dengan teknologi.

Hadirnya teknologi tersebut membuat muncul 3 prilaku umum yang terasosiasi dengan kita
para millenialls
1. Life Balance
Pengen hidup berjalan dengan ideal, dengan standar umum yang ia lihat dalam
dalam teknologi, terutama di media sosial. Ingin jadi orang yang pinter, kaya, good
looking, punya banyak manfaat, dll. Ada rasa keinginan hidup yang sempurna.
2. Digital Mindset
Apapun hal dalam kehidupannya dikaitkan dengan digital. Menjadikan teknologi
sebagai jalan utamanya mendapatkan jawaban segala persoalan. Padahal apa yang
tersajikan pada digital, belum tentu benar.
3. Instant
Pengen segalanya dapat dilakukan secara lebih cepat. Banyaknya fasilitas yang bisa
didapatkan dengan teknologi, membuat kita terlalu bergantung kepadanya dan
candu terhadap segala hal yang bersifat instant.

Dan diantara anak muda yang sedang beradaptasi dengan teknologi, terbagi menjadi 2
jenis.
1. Runner (Run with machine) yakni dia yg bisa memanfaatkan teknologi untuk dirinya
dengan baik, hidupnya terarah, tahu mana yg perlu dan tidak perlu dikerjakan,
menikmati hidup dengan kepastian, tahu kapan lanjut atau berhenti.

2. Defeated by the machine (diperbudak dengan teknologi), sering disebut Mediocre.


Tidak bisa mengendalikan teknologi dengan baik, kehidupannya dihabiskan untuk
menggunakan segala fitur pada teknologi tanpa menjadikan mafaat pada dirinya. Ia
hanya menghabiskan waktunya untuk kesenangan saja, tanpa ada tujuan yang
berarti. Mediocre adalah orang-orang yg median (rata2), orang yang punya
kemampuan biasa-biasa aja atau ga menonjol, arah hidupnya kurang jelas,
menampilkan diri yang biasa-biasa aja, memiliki banyak aktivitasnya tapi gatau
dibawa kemana.

Namun, sebenarnya memiliki kemampuan rata-rata juga bukanlah hal yang


benar-benar buruk, tidak semua orang bisa memiliki kemampuan diatas rata-rata.
Yang terpenting apapun kemampuan yang kita miliki, kita bisa memaksimalkan
dengan sebaik-baiknya usaha yang telah kita lakukan. Mediocre yang disebut disini
ialah ia yang yang memang tidak ada usaha untuk mengarah kepada perbaikan, ia
yang merasa nyaman saja dengan kondisinya, dan tidak memiliki tujuan hidup yang
terarah.

Setiap diri kita memiliki potensi untuk menjadi runner maupun mediocre, jadi kamu mau
memilih jadi yang seperti apa? Choice is yours.
#MudaProduktif
Sebagai seorang yang masih berusia muda, saat ini kita memiliki banyak sekali privilage
untuk berproduktif. Jiwa yang masih muda, raga yang masih bugar, fikiran yang masih fresh,
dll. Tentu akan sangat rugi jika kita tidak maksimalkan masa muda ini.

Memangnya apa dampak tidak produktif bagi pemuda?


1. Terbelakang, merasa tertinggal tanpa sadar atau tidak
2. Angan tanpa nyata, mengharapkan sesuatu yang mustahil
3. Stress, keinginan yang tidak pernah terwujud

Yuk bismillah, semoga kita terhidar dari dampak buruk tersebut. Semoga Allah mudahkan
kita semua untuk senantiasa berproduktif, menghasilkan produk yang bisa menjadi investasi
surga.

Allah sudah ciptakan kita menjadi manusai dengan sebaik-baik penciptaan. Maka sudah
menjadi tugas utama kita untuk menjalankan kehidupan ini dengan sebaik-baik perencanaan
dan usaha yang bisa kita ikhtiarkan. Adapun hasil, pasrahkan semuanya kepada Allah.
Berekspetasilah pada proses bukan hasil. Semoga Allah meridhoi perjalanan kita di LPC ini.
BIsmillah...

Anda mungkin juga menyukai