Anda di halaman 1dari 9

BAHAN AJAR

Bahan Kajian : Sistem Persamaan Linear


Kode : ELA1.61.1102
sks :2
Minggu ke- :4
Program Studi : Pendidikan Teknik Elektronika
Fakultas : Teknik

Capaian Pembelajaran

Memahami defenisi sistem persamaan linier (SPL) sederhana dan sistem


persamaan linear dengan solusi tunggal untuk dua variabel

Materi :
A. Persamaan Linear
B. Sistem Persamaan Linear
C. Sistem Persamaan Linear dengan solusi tunggal untuk satu variabel
D. Sistem Persamaan Linear dengan solusi tunggal untuk dua variabel
A. Persamaan Linear
Suatu persamaan linear dalam n peubah x1,x2, .., xn sebagai suatu persamaan
yang dapat disajikan dalam bentuk :
a1x1 + a2x2 + … +anxn = b
Dengan a1, a2, …, an dan b konstanta real

Contoh.
1. x + 3y = 7
2. x + 3y2 = 1
3. x1 + 3x2 – 2x3 + x4 = 9
4. 2x + y – xz + z = 3
5. y = sin x – 1
6. y = 2x – 3z
Nomor 1, 3, dan 6 adalah contoh persamaan linear, sedangkan nomor 2, 4,
dan 5 bukan contoh persamaan linear

Penyelesaian (solusi) suatu persamaan linear a1x1 + a2x2 + … +anxn = b


adalah barisan n bilangan s1, s2, …, sn, sedemikian sehingga persamaan tersebut
bernilai benar, jika mensubsitusikan x1 = s1, x2 = s2, …, xn = sn.

B. Sistem Persamaan Linear


Sistem persamaan linear adalah suatu himpunan terhingga dari persamaan
linear dalam peubah x1, x2, …, xn.

Contoh :
1. x + y = 2
2x + 2y = 6

2. x – y + z = 4
x+y=0

Pada contoh 1, merupakan sistem persamaan linear dengan 2 peubah,


sedangkan contoh 2, merupakan sistem persamaan linear dengan 3 peubah.

Barisan bilangan s1, s2, …, sn disebut penyelesaian sistem persamaan linear,


jika x1 = s1, x2 = s2, …, xn = sn merupakan penyelesaian (solusi) dari setiap
persamaan dalam sistem tersebut.

Tidak semua sistem persamaan linear memiliki penyelesaian (solusi), sistem


persamaan linear yang memiliki penyelesaian memiliki dua kemungkinan yaitu
penyelesaian tunggal atau penyelesaian banyak. Secara lebih jelas dapat dilihat
pada diagram berikut :
tidak memiliki penyelesaian (tak konsisten)
SPL { Solusi tunggal
memiliki penyelesaian (konsisten) {
Solusi banyak
Ketiga kemungkinan banyaknya solusi ini dapat digambarkan sebagai
kombinasi dua buah garis pada bidang xy, yaitu :

C. Sistem Persamaan Linear Dengan Solusi Tunggal untuk Satu Variabel


Persamaan linear dengan suatu variabel tunggal melibatkan pangkat-
pangkat variabel yang tidak lebih tinggi daripada pangkat pertama. Suatu
persamaan linear disebut juga sebagai persamaan sederhana.
Penyelesaian persamaan sederhana pada dasarnya berupa penyederhanaan
pernyataan pada setiap sisi persamaan tersebut untuk memperoleh suatu
persamaan yang berbentuk :
ax + b = cx + d
ax – cx = d – b
d−b
x= asalkan a ≠ c
a−c

Contoh.
Tentukan nilai x jika 6x + 7 + 5x – 2 + 4x – 1 = 36 + 7x
Penyelesaian :
6x + 7 + 5x – 2 + 4x – 1 = 36 + 7x
15x + 4 = 7x + 36
15 x – 7x = 36 – 4
8x = 32
x = 32/8
x=4

Persamaan – persamaan yang muncul bukan sebagai persamaan sederhana,


kadang-kadang berkembang menjadi persamaan – persamaan sederhana
sewaktu penyederhanaan.

Contoh.
Tentukan nila x jika 5(x – 1) + 3(2x + 9) – 2 = 4(3x – 1) + 2(4x + 3)
Penyelesaian :
5(x – 1) + 3(2x + 9) – 2 = 4(3x – 1) + 2(4x + 3)
5x – 5+ 6x + 27 – 2 = 12x – 4 + 8x + 6
5x + 6x – 12x – 8x = -4 + 6 + 5 – 27 + 2
-9x = -18
x = -18/-9
x=2

Latihan.
Tentukan nilai x untuk persamaan berikut :
1. (4x + 1)(x + 3) – (x + 5)(x – 3) = (3x + 1)(x – 4)

2. 4(x + 5) – 6(2x + 3) = 3(x + 14) – 2(5 – x) + 9

𝑥+2 𝑥+5 2𝑥−5 𝑥+3


3. − = +
2 3 4 6

4 2 6
4. + =
𝑥−3 𝑥 𝑥−5

D. Sistem Persamaan Linear Dengan Solusi Tunggal untuk Dua Variabel


Sistem Persamaan Linear (SPL) dengan dua persamaan dan dua peubah
dituliskan :
a11x1 + a12x2 = b1
a21x1 + a22x2 = b2

Bentuk SPL dimensi dua muncul secara alami. Sebagai contoh bilamana
Anda mempunyai dua buah garis di bidang yang dinyatakan dengan persamaan:
2x + 3y = 5 dan 2x – y = 1. Maka dapat dibentuk SPL,
2x + 3y = 5
2x – y = 1

Solusi dari SPL diatas berupa pasangan bilangan yang memenuhi kedua
persamaan tersebut. Secara geometri, solusi merupakan titik potong antara kedua
garis. Dapat dilihat bahwa (1,1) merupakan solusi SPL karena :
2(1) + 3(1) = 5 dan 2(1) – 1 = 1

Suatu pertanyaan menarik adalah bagaimana cara mengetahui bahwa (1,1)


merupakan solusi SPL. Berikut diuraikan cara mendapatkan solusi SPL :
1. Metode Grafik
Persamaan garis 2x + 3y = 5 dan 2x – y = 1 dapat dituliskan berturut-
turut menjadi :
2
𝑦 = −3𝑥 + 5 dan y = 2x – 1.
2
Persamaan 𝑦 = − 3 𝑥 + 5 melalui titik koordinat (0,5) dan (3,3),
sedangkan persamaan garis y = 2x – 1 melalui titik koordinat (0,-1) dan
(1,1). Kedua garis diperlihatkan pada gambar berikut :
y

(1,1)

x
1/2

-1

Dari gambar terlihat bahwa titik (1,1) merupakan titik potong kedua
garis. Ini berarti solusi SPL 2x + 3y = 5 dan 2x – y = 1 adalah pasangan
bilangan (1,1) atau x = 1 dan y = 1.

Penggunaan metode grafik ini tentu saja sangat terbatas sekali,


karena :
a. Metode ini bukan merupakan metode umum untuk SPL dengan
dimensi lebih tinggi
b. Ketidaktepatan dalam menggambarkan grafik yang akan
menimbulkan kesalahan dalam menentukan solusi SPL.

Jadi, ada baiknya mamfaatkan metode ini sebatas pengetahuan


tambahan saja, namun jangan digunakan untuk mencari solusi SPL.

2. Metode subsitusi
Dimulai dengan mencari solusi untuk y dari persamaan kedua
kemudian hasilnya disubsitusikan kepada persamaan pertama.
Contoh.
Tentukan nilai x dan y dari persamaan :
2x + 3y = 5 (1)
2x – y = 1 (2)
Penyelesaian :
Dimulai dengan mencari solusi untuk y dari persamaan (2)
2x – y = 1
y = 2x -1

Subsitusi hasil ini pada persamaan (1), sehingga diperoleh solusi


untuk x :
2x + 3y = 5
2x + 3(2x – 1) = 5
2x + 6x – 3 = 5
2x + 6x = 5 + 3
8x = 8
x = 8/8 = 1

Subsitusi x = 1 pada salah satu persamaan, misal pada persamaan


(2) :
y = 2x – 1
y = 2(1) – 1
y=1
Ini menunjukkan bahwa (1,1) atau x =1 dan y = 1 merupakan solusi
SPL.

Seringkali metode ini merupakan cara termudah untuk mendapatkan


solusi SPL dua variabel, namun untuk SPL dengan variabel / dimensi
lebih tinggi akan memakan waktu pengerjaan yang cukup banyak,
sehingga dirasa kurang efisien.

3. Metode Eliminasi
Contoh.
Tentukan nilai x dan y dari persamaan :
2x + 3y = 5 (1)
2x – y = 1 (2)
Penyelesaian :
Jika kita kalikan kedua sisi pers (1) dengan 1 dan kalikan kedua sisi pers
(2) dengan 3 maka diperoleh :
2x + 3y = 5
6x - 3y = 3
Jika sekarang kita tambahkan kedua baris, suku y akan hilang :
2x + 3y = 5
6x - 3y = 3 +
8x = 8 ➔ x = 8/8= 1

Subsitusikan hasil ini, nilai x = 1 ke dalam persamaan aslinya, akan


memberikan nilai y pada (1)
2x + 3y = 5
2(1) + 3y = 5
2 + 3y = 5
3y = 5 – 2 ➔ y = 3/3 = 1

Ini menunjukkan bahwa (1,1) atau x =1 dan y = 1 merupakan solusi SPL.

4. Eliminasi Gauss dengan Substitusi Balik


Contoh.
Tentukan nilai x dan y dari persamaan :
2x + 3y = 5 (1)
2x – y = 1 (2)
Penyelesaian :
Bila kedua ruas dari persamaan pertama dikalikan dengan ½ maka
didapatkan :
3 5
𝑥 + 2𝑦 = 2
2x – y = 1
Langkah yang ditempuh adalah mengeliminasi peubah x dari
persamaan kedua. Caranya dengan melakukan pengurangan
persamaan kedua oleh 2 kali persamaan pertama
Untuk peubah x ➔ 2x – 2(x) = 0x
3
Untuk peubah y ➔ −1 − 2 (2 𝑦) = −4𝑦
5
Untuk suku diruas kanan ➔ 1 − 2 ( ) = −4
2

Jadi didapatkan bentuk SPL :


3 5
𝑥 + 2𝑦 = 2
0x – 4y = -4

Terlihat bahwa persamaan pertama tidak berubah sedangkan persamaan


kedua masih berlaku 0(x) – 4y = -4.
Selanjutnya, akan dibuat koefisien dari y pada persamaan kedua dari
SPL menjadi satu. Caranya dengan mengalikan kedua ruas dari
persamaan kedua dengan -1/4, didapatkan SPL :
3 5
𝑥 + 2𝑦 = 2
0x – y = -1

Maka diperoleh solusi dari persamaan kedua y =1.


Akhir dari metode ini adalah dengan melakukan subsitusi balik nilai y
= 1 pada persamaan pertama :
3 5
𝑥 + 2𝑦 = 2
3 5
𝑥+ (1) = 2
2
x =1
Jadi, diperoleh solusi SPL x = 1 dan y = 1

5. Eliminasi Gauss – Jordan


Yang membedakan metode Gauss Jordan dengan metode
sebelumnya adalah tidak digunakannya subsitusi balik, namun proses
dilanjutkan untuk mendapatkan ekivalensi SPL.
Contoh.
Tentukan nilai x dan y dari persamaan :
2x + 3y = 5 (1)
2x – y = 1 (2)
Penyelesaian :
Bagi kedua ruas pada persamaan pertama dengan 2, sehingga diperoleh:
3 5
𝑥 + 2𝑦 = 2
2x – y = 1

Selanjutnya, kurangkan persamaan kedua dengan dua kali persamaan


pertama, didapatkan :
3 5
𝑥 + 2𝑦 = 2
0x – 4y = -4
Jika dikalikan -1/4 pada persamaan kedua untuk membuat koefisien
dari y sama dengan satu maka didapatkan :
3 5
𝑥 + 2𝑦 = 2
0x + y = 1

Lanjutkan pekerjaan dengan mengurangkan persamaan pertama dengan


3/2 kali persamaan kedua, didapatkan :
x + 0y = 1
0x + y = 1
Dengan mudah dilihat bahwa solusinya adalah (1,1), sedangkan SPL ini
ekivalen dengan SPL awal. Jadi solusi SPL adalah (1,1)

Dari beberapa metode yang dibahas diawal menunjukkan bahwa dua


metode terakhir merupaka metode yang akan sering Anda pakai untuk
mendapatkan solusi SPL. Hal ini sangat dimungkinkan ketepatan dan keakuratan
dalam mendapatkan solusi sangat tinggi. Terlebih lagi, dua metode ini akan
sangat membantu sekali bila dihadapkan pada SPL dengan dimensi lebih tinggi.

Berikut operasi sederhana yang dapat digunakan untuk membangun


ekivalensi SPL :
1. Perkalian atau pembagian terhadap kedua ruas dari suatu persamaan
2. Menggantikan sebuah persamaan yang diperoleh dari hasil penambahan
atau pengurangan dari suatu persamaan dengan perkalian suatu bilangan
dari persamaan yang lain.
3. Pertukarkan sembarang dua persamaan

Latihan.
Selesaikan persamaan linear berikut :
1. Dengan metode eliminasi Gauss dengan subsitusi balik :
a. 3x + 2y = 16
4x – 3y = 10

b. 3x + y = 18
4x + 2y = 21

2. Dengan metode eliminasi Gauss - Jordan


a. 3x + 4y = 9
2x + 3y = 8
b. 7x – 4y = 23
4x – 3y = 11

Anda mungkin juga menyukai