ABSTRAK
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan koefisien distribusi (Rf) dari berbagai asam
amino dan menentukan kandungan asam amino pada sampel melalui kromatografi kertas dengan teknik
ascending. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode kuantitatif dengan cara kromatografi
kertas. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini yaitu nilai Rf dari asam amino triptofan, leusin, tirosin,
metionin dan glisin dalam eluen fenol berturut-turut adalah 0,554, 0,92, 0,14, 0,89, dan 0,78, sedangkan
perbandingan koefisien distribusi (Rf) dari asam amino triptofan, leusin, tirosin, metionin dan glisin dalam
eluen campuran n-butanol, akuades dan asam aetat glasial berturut-turut: 0,59, 0,7, 0,21, 0,42 dan 0,2.
Diidentifikasi berdasarkan perbandingan nilai Rf sampel dengan standar dan karakteristik larutan sampel dan
standar diprediksi bahwa sampel sampel unknown A mengandung asam amino leusin, triptofan, glisin dan
metionin, sampel unknown B mengandung asam amino metionin dan glisin, dan sampel unknown C
mengandung asam amino glisin dan triptofan.
ABSTRACT
This experiment purpose to compare the distribution coefficient (Rf) of various amino acids and
determine the amino acid content in the sample through the ascending paper chromatography techniques. The
method used in this experiment is a quantitative method by means of paper chromatography. The results
obtained from this experiment that the Rf value of the amino acid tryptophan, leucine, tyrosine, methionine, and
glycine in the eluent successive phenol was 0.554, 0.92, 0.14, 0.89, and 0.78, while the ratio of the coefficient
distribution (Rf) of the amino acid tryptophan, leucine, tyrosine, methionine, and glycine in the eluent a mixture
of n-butanol, distilled water and glacial aetat acid, respectively: 0.59, 0.7, 0.21, 0.42 and 0, 2. Rf values were
identified by comparison with standard samples and the characteristics of the sample solution and the standard
predicted that the unknown sample A sample containing amino acids leucine, tryptophan, glycine and
methionine, unknown sample B contains the amino acid methionine and glycine, and unknown sample C
contains amino acids glycine and tryptophan.
PENDAHULUAN
Manusia dalam hidupnya selalu Asam amino memiliki peranan yang
membutuhkan nutrisi untuk dapat tumbuh dan penting bagi kehidupan manusia. Mulai dari
berkembang. Nutrisi dapat diperoleh dari memastikan bahwa pembelahan sel terjadi
berbagai bahan makanan. Pada umumnya dengan sempurna, fungsi-fungsi metabolisme,
bahan makanan mengandung tiga kelompok memelihara daya ingat, pertumbuhan,
utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, penyembuhan hingga sebagai bangunan blok
protein, dan lemak. Protein merupakan suatu protein yang linear dari rantai asam amino.
senyawa yang terdapat dalam semua jaringan Banyaknya manfaat dari asam amino dalam
hidup baik tumbuhan maupun hewan. Fungsi tubuh, sehingga diperlukan suatu analisis
biologis protein sangat beragam, antara lain untuk mengidentifikasi keberadaan asam
sebagai pembangun, pengatur, pertahanan, dan amino yang terkandung dalam suatu sampel.
sebagai sumber energi. Protein tergolong Salah satu cara untuk mengidentifikasi asam
senyawa makromolekul polimer yang amino adalah teknik kromatografi kertas.
terbentuk melalui reaksi kondensasi asam-
asam amino sebagai monomernya (Frieda, Teknik pemisahan kromatografi ini
dkk. 2002). pertama kali diperkenalkan oleh Michael
Tswet (1906) seorang ahli botani dari Rusia.
“chroma” dan “graphein”. Dalam
Kromatografi berasal dari kata
O O
H
OH O OH
O O
O O
OH H H H
N N 3H2O(l)
OH (aq) H2 O (aq) (aq)
H (aq)
O O
O O
Terbentuknya dua lapisan ini disebabkan kromatografi kertas. Molekul air sebagai fasa
karena ketiga larutan tidak bercampur secara diam yang teradsorpsi pada permukaan kertas
sempurna. Hal ini disebabkan karena air dan menghasilkan ribuan tetes kecil sehingga
asam asetat dapat bercampur secara sempurna memungkinkan air bertindak sebagai fasa
dikarenakan ke dua senyawa tersebut adalah diam. Fasa diam yang teradsorpsi akan
kovalen polar. Demikian juga, dengan n- dilewati oleh fasa gerak yaitu komponen non
butanol dan asam asetat dapat bercampur polar dari eluen (n-butanol) atau fenol (non
sempurna ke dua-duanya sama-sama polar). Hal ini mengakibakan terjadi partisi
merupakan senyawa organik. Sedangkan air atau pemisahan campuran karena adanya
dan n-butanol hanya bercampur sebagian perbedaan distribusi asam amino yang
sehingga ketika campuran tersebut didiamkan menyusun campuran asam amino dalam fasa
setelah dikocok, terlihat adanya dua lapisan. gerak dan air sebagai fasa diam.
Tahap selanjutnya adalah tahap merendam totolan asam amino dan sampel
pengembangan. Pada tahap pengembangan, atau garis awal. Setelah kertas kromatografi
kertas kromatografi yang sudah berisi larutan dicelupkan, eluen langsung merembes
yang akan diuji dimasukkan ke dalam wadah melewati totolan larutan yang diuji (gambar
kromatografi yang sudah dijenuhkan dengan 4).
eluen fenol. Pencelupan diusahakan tidak
(a) (b)
Gambar 5. (a)Warna noda ungu pada kromatografi larutan I, II, III, dan IV dengan eluen
fenol, (b) warna noda ungu pada kromatografi larutan V, A, B dan C dengan eluen
fenol
Reaksi yang terjadi antara ninhidrin dengan asam amino adalah sebagai berikut.
O O
H
OH O OH
H2N C C NH3(aq) CO2 RCHO
(g) (aq)
OH H
(aq) OH (aq) (aq)
R
O O
O O
O O
OH H H H
N N 3H2O(l)
OH (aq) H2 O (aq) (aq)
H (aq)
O O
O O
Setelah timbul warna maka Rf dapat dihitung senyawa dari garis dasar relatif terhadap jarak
sebagai jarak yang ditempuh asam amino tempuh pelarut/eluen, dengan rumus sebagai
berbanding dengan jarak yang ditempuh eluen. berikut.
Rf merupakan jarak yang ditempuh oleh setiap
Jarak yang ditempuh sampel dari garis dasar
Rf
Jarak yang ditempuh pelarut dari garis dasar
Untuk mengidentifikasi jenis asam unknown A, B, dan C dapat dilakukan dengan
amino apa saja yang terdapat pada sampel membandingkan nilai Rf larutan sampel A, B,
dan C dengan Rf standar yaitu dari larutan kertas dengan menggunakan eluen fenol serta
asam amino triptofan, leusin, tirosin metionin nilai Rf nya adalah sebagai berikut.
dan glisin. Data hasil praktikum kromatografi
Tabel 1. Data hasil kromatografi dengan eluen fenol
Dalam menentukan asam amino yang leusin, metionin dan triptofan. Selanjutnya
ada pada sampel unknown digunakan selisih nilai Rf dari sampel B mendekati nilai Rf dari
Rf paling kecil yang merupakan asam amino asam amino metionin sehingga sampel B
yang dimaksud. Berdasarkan data di atas, diduga mengandung asam amino metionin.
dapat diketahui bahwa sampel A pada eluen Sampel C memiliki nilai Rf mendekati nilai Rf
fenol memiliki nilai Rf yang mendekati leusin, dari asam amino glisin sehingga sampel C
metionin, dan triptofan. Bila dilihat dari selisih diduga mengandung asam amino glisin.
antara Rf sampel A dengan Rf dari larutan Adapun data selisih Rf Sampel Unknown
leusin, metionin, dan triptofan memiliki nilai dengan Rf Standar pada Eleuen fenol sebagai
yang lebih kecil (paling mendekati) sehingga berikut.
sampel A diduga mengandung asam amino
Tabel 2.Data Selisih Rf Sampel Unknown dengan Rf Standar pada Eleuen fenol
Jarak tempuh eluen dan larutan sampel setelah dilakukan pengukuran pada masing-masing
kertas didapatkan data sebagai berikut.
Untuk mengetahui kandungan asam nilai yang lebih kecil (paling mendekati)
amino pada sampel dilakukan perhitungan sehingga sampel A diduga mengandung asam
selisih nilai Rf sampel dengan nilai Rf larutan amino triptofan, metionin dan glisin.
asam amino standar pada eluen campuran n- Selanjutnya nilai Rf dari sampel B mendekati
butanol, asam asetat glasial, dan aquades . nilai Rf dari asam amino metionin dan glisin
Dalam menentukan asam amino yang ada pada sehingga sampel B diduga mengandung asam
sampel unknown digunakan selisih Rf paling amino metionin dan glisin. Kemudian nilai Rf
kecil yang merupakan asam amino yang dari sampel C sama dengan nilai Rf dari asam
dimaksud. Berdasarkan data di atas,dapat amino triptopan dan glisin sehingga sampel C
diketahui bahwa sampel A pada eluen diduga mengandung asam amino triptopan dan
campuran n-butanol, asam asetat glasial, dan glisin. Adapun data selisih Rf Sampel
aquades memiliki nilai Rf yang mendekati Unknown dengan Rf Standar pada Eleuen
triptofan, metionin, dan glisin. Bila dilihat campuran n-butanol, asam asetat glasial, dan
dari selisih antara Rf sampel A dengan Rf dari aquades sebagai berikut.
larutan triptofan, metionin, dan glisin memiliki
Tabel 4. Data Selisih Rf Sampel Unknown dengan Rf Standar pada Eleuen n-butanol
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik Tika, I Nyoman. 2010. Penuntun Praktikum
simpulan sebagai berikut: Biokimia. Singaraja: Universitas
1. Perbandingan koefisien distribusi (Rf) dari Pendidikan Ganesha
asam amino triptofan, leusin, tirosin,
metionin dan glisin dalam eluen fenol
berturut-turut: 0,554, 0,92, 0,14, 0,89, dan
0,78. Perbandingan koefisien distribusi
(Rf) dari asam amino triptofan, leusin,
tirosin, metionin dan glisin dalam eluen n-
butanol berturut-turut: 0,59, 0,7, 0,21,
0,42 dan 0,2.