Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR 1

KROMATOGRAFI

DISUSUN OLEH :

NAMA : IPAK AZIZAH

NIM : B1A020092

KELOMPOK : C1

HARI/TANGGAL : 16 DEESEMBER 2020

ASISTEN : FARKHATUN NISAK

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

PURWOKERTO

2020
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI.........................................................................................................i
KROMATOGRAFI.................................................................................................1
I. TUJUAN...........................................................................................................1
II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................1
III. METODOLOGI PERCOBAAN....................................................................4
3.1 ALAT..........................................................................................................4
3.2 BAHAN......................................................................................................4
3.3 CARA KERJA............................................................................................4
3.4 SKEMA KERJA.........................................................................................5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................6
4.1 DATA PENGAMATAN............................................................................6
4.2 PEMBAHASAN.........................................................................................6
V. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................13
5.1 KESIMPULAN.........................................................................................13
5.2 SARAN.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................ii

i
KROMATOGRAFI

I. TUJUAN
Dengan adanya praktikum ini bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi adanya logam Hg, Pb, dan Bi dalam larutan sampel


2. Mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas

II. TINJAUAN PUSTAKA

Teknik pemisahan yang berhubungan dengan perbedaan dalam distribusi


kesetimbangan komponen suatu sampel antara dua fase yang berbeda (fasa gerak
dan fasa diam) merupakan suatu teknik kromatografi. Komponen sampel hanya
dapat bergerak dalam fasa gerak. Laju migrasi merupakan fungsi dari sebaran
tembang, titik kesetimbangan dapat dinyatakn dengan koefisien distribusi (K) :

jumlah bahan terlarut ( analit ) per unit volume fase diam


K=
jumlahbahan terlarut ( analit ) per unit volume fase gerak

As
Kₐ =
Am

Jika koefisien distribusi sampel saling berlainan maka pemisahan antar senyawa
dapat terjadi. Komponen yang memiliki nilai K yang lebih besar akan lebih
lambat terpisah dibandingkan dengan komponen yang memiliki nilai K yang kecil
(Adam, Rurini, dan Akham,2008)

Fasa diam dan fasa gerak memiliki penjelasannya masing-masing. Fasa


diam merupakan salah satu fasa yang penting, perbedaan kromatografi disebabkan
oleh adanya suatu interaksi dengan fasa diam yang akan menyebabkan terjadinya
pemisahan waktu referensi (Rf) dan komponen senyawa. Fase gerak adalah
pembawa anlite yang dapat berinteraksi dengan analitik tersebut. Fasa diam dapat
berbentuk zat padat atau zat cair. sedangkan fasa gerak dapat berbentuk cair atau
gas, dan umumnya dapat digunakan sebagai gas kehidupan yang mudah menguap.
Fasa diam merupakan proses yang dilalui oleh fasa gerak untuk menentukan jarak
antara pewarnaan dengan pelarut (Basri,2003)

Kromatografi secara prakteknya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis


atau tipe, yang disebut dengan real kromatografi, yaitu :

1
2

1. Kromatografi lapis tipis (thin layer chromatography, TLC)


2. Kromatografi kolom (column chromatography)
3. Kromatografi gas (gass chromatography, GC)
4. Kromatografi cair kinerja tinggi (high performance liquid
chromatography, HLPC)
5. Kromatografi kertas (paper chromatography)

(Maria, 2017)

Kromatografi lapis tipis adalah salah satu metode kromatografi yang


paling sederhana dan paling banyak digunakan. Kromatografi lapis tipis
menggunakan alat dan bahan yang cukup sederhana, yaitu bejana tertutup yang
berisi pelarut dan lempeng KLT. Ujung fasa diam (Lempeng KLT) diberikan
alikuot kecil untuk membuat zona awal. Kemudian ujung fasa diam dikeringkan,
ujung fasa diam yang terdapat pada zona awal dicelupkan ke dalam fasa gerak di
dalam bejana tertutup. Campuran komponen-komponen sampel akan bergerak dan
berpindah dengan kecepatan yang berbeda selama pergerakan fasa diam. Ketika
fasa gerak telah bergerak sampai pada jarak yang diinginkan, maka fasa diam
diambil, fasa gerak yang terjebak pada lempeng dikeringkan dan zona yang
dihasilkan dideteksi secara langsung atau di bawah sinar ultraviolet (Lestyo,
2011)

Kromatografi kolom merupakan salah satu metode dengan menggunakan


fasa diam (missal ; silica gel, alumina, karbon aktif, dll.) dan fasa gerak (missal :
aseton, etanol, dll.). Zat cair sebagai fasa gerak akan membawa sampel senyawa
yang mengaliri fasa diam, sehingga berinteraksi dalam bentuk adsorpsi senyawa
tersebut. Hasil yang diperoleh adalah fraksi senyawa (eluat) yang terdapat di dasar
kolom. Untuk mendapatkan hasil yang tepat dan sempurna, perlu dilakukan
pemilihan fasa gerak dan fasa diam yang tepat dan sesuai. Sesuaikan pemilihan
fasa gerak dan diam dengan dua factor, yaitu factor polaritas dan factor kelarutan
(Rubiyanto, )

Kromatografi gas adalah salah satu metode kromatografi di mana sampel


diuapkan dan disisipkan di atas kolom kromatografi. Walaupun hanya ada sedikit
pembahasan dari kromatografi gas, namun kromatografi gas telah banyak
digunakan, terutama dalam indsutri minyak dan gas. Analisis dimulai dengan
memasukkan sampel ke dalam injector yang telah diisi fasa gerak. Sebelum
masuk ke dalam kolom, sampel dicampur dengan fasa gerak di injector dan
diuapkan. Uap kemudian memasuki fasa diam dan berinteraksi dengan fasa diam,
3

saat bermigrasi dengan fasa gerak sampai ke titik detector. Setiap analit individu
akan dideteksi oleh detector, yang akan direkam hasilnya di computer dan
menghasilkan kromatogram (Harris, 2010)

Kromatografi cair kinerja tinggi adalah metode yang dikkembangan dari


kromatografi cair kolom. Kromatografi cair kolom menggunakan kolom kapur
untuk memisahkan pigmen yang membutuhkan waktu analisis yang cukup
panjang. Ilmuwan percaya bahwa efisiensi kolom kromatografi cair dapat
ditingkatkan dengan cara mereduksi partikel tetap, sehingga tidak membutuhkan
waktu proses yang cukup lama. Hasil perkembangan dari kromatografi cair ini
merupakan kromatografi cair kinerja tinggi. Dengan bantuan pompa fasa gerak
pada pencelupan air, sampel mengalir melalui kolom kromatografi ke detector. Di
dalam kolom, komponen campuran akan dipisahkan. Semua komponen yang
keluar dari kolom kromatografi akan dideteksi oleh detector dan kemudian
direkam dalam bentuk kromatogram (Meri dan Dachriyanus, 2017)

Kromatografi kertas termasuk kromatografi cair. Fasa diamnya berupa


lapisan tipis air yang berasal dari serapan udara oleh kertas saring dan fasa
geraknya berupa cairan. Pemisahan kromtaografi kertas dilakukan dengan
campuran larutan, atau sampel yang akan dipisahkan diteteskan pada area yang
ditanda pada selembar kertas saring hingga membentuk noda melingkar. Setelah
noda mongering, taruh kertas pada fasa gerak yang terdapat di dalam wadah
tertutup. Fasa gerak akan menembus serat kertas saring dan memindahkan
komponen campuran. Ketika permukaan pelarut telah berpindah dengan jarak
tertentu, keluarkan kertas dari wadah. Identifikasi umumnya menggunakan
kedudukan noda terhadap permukaan pelarut yang dikenal dengan nilai Rf

jarak noda dari titik awal


Rf =
jarak yang ditempuh pelarut darititik awal

(Maria, 2017)
4
III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 ALAT
Alat yang digunakan pada praktikum kromatografi ini adalah ruang
pemisah, pipet kapiler, pengering rambut, labu semprot, klip, dan lain-lain.

3.2 BAHAN
Bahan yang digunakan pada praktikum kromatografi ini adalah eluen
campuran dari HNO₃ dan methanol 24:76, larutan sampel dari sistein, larutan
standar Pb(NO₃)₂, larutan standar Hg(NO₃)₂, larutan standar Bi(NO₃)₂, dan
larutan perwarna 0,5% KI.

3.3 CARA KERJA


Berikut merupaka cara kerja pada praktikum keromatografi ini :

1. Pada kertas kromatografi Whatman no. 1 dengan ukuran 15 × 15 cm


diberi garis start setinggi 2,5 cm dari tepi bawah dan diberi garis front di
atas garis start setinggi 10 cm.
2. Dibuatkan empat buah titik pada garis start dengan jarak 3 cm dari tepi kiri
kertas dengan interval 3 cm.
3. Dibuatkan bercak dari larutan standar Pb, Hg, Bi, dan larutan sampel
dengan diameter maksimal 4 mm pada keempat titik yang ada di tengah
garis. Setiap bercak ditetesi sebanyak 3 kali kemudian keringkan.
4. Kertas kromatografi kemudian dimasukkan ke dalam ruang pemisah yang
sudah diisi dengan eluen dan dijenuhi dengan uap eluen dengan arah elusi
naik. Tinggi permukaan eluen tidak boleh melebihin tinggi garis start.
5. Ruang pemisah kemudian ditutup dengan rapat dan eluen dibiarkan naik
sampai garis front.
6. Kertas kromatografi diangkat dan dikeringkan ketika eluen telah sampai
pada garis front.
7. Kertas kromatografi disemprotkan dengan larutan perwarna 0,5% KI
dengan kabut yang halus sampai timbul warna kuning.

5
6

3.4 SKEMA KERJA

Kertas kromatografi Whatman no. 1

Diberi garis start setinggi 2,5 cm dari tepi bawah dan diberi garis
front di atas garis start setinggi 10 cm

Dibuat empat buah titik pada garis start dengan jarak 3 cm dari tepi
kiri kertas

Dibuat bercak dari larutan Pb, Hg, Bi, dan larutan sampel dengan
diameter maksimal 4 mm pada keempat titik yang ada di tengah

Kertas kromatografi dimasukkan ke dalam ruang pemisah yang


sudah diisi dengan eluen

Ruang pemisah ditutup dengan rapat

Eluen dibiarkan naik sampai garis front

Kertas kromatografi diangkat dan dikeringkat saat eluen telah


sampai di garis front

Kertas kromatografi disemprotkan dengan larutan perwarna 0,5% KI


sampai timbul warna

Hasil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 DATA PENGAMATAN

Perlakuan Pengamatan
Diberi garis start setinggi 2,5 cm dari Garis dibuat
tepi bawah dan diberi garis front di atas
garis start setinggi 10 cm
Dibuat empat buah titik pada garis start Titik dibuat dengan jarak 3 cm dari tepi
dengan jarak 3 cm dari tepi kiri kertas kiri kertas
Dibuat bercak dari larutan Pb, Hg, Bi, Keempat titik telah diteteskan larutan
dan larutan sampel dengan diameter standar Pb, Hg, dan Bi, dan larutan
maksimal 4 mm pada tengah-tengah di sampel dengan diameter maksimal 4
keempat titik mm
Kertas kromatografi dimasukkan ke Kertas kromatografi dimasukkan ke
dalam ruang pemisah yang sudah diisi dalam ruang pemisah
dengan eluen dan tinggi permukaan
tidak boleh melebihi tinggi garis start
Ruang pemisah ditutup dengan rapat Ruang pemisah telah ditutup dengan
rapat
Setelah eluen naik dan mencapai garis Kertas kromatografi telah diangkat dan
front, kertas kromatografi diangkat dan telah dikeringkan
dikeringkan
Kertas kromatografi disemprotkan Kertas kromatografi disemprotkan
dengan larutan perwarna 0,5% KI larutan perwarna kemudian dikeringkan
sampai timbul warna kembali

4.2 PEMBAHASAN

Teknik pemisahan yang berhubungan dengan perbedaan dalam distribusi


kesetimbangan komponen suatu sampel antara dua fase yang berbeda (fasa gerak
dan fasa diam) merupakan suatu teknik kromatografi. Komponen sampel hanya
dapat bergerak dalam fasa gerak. Laju migrasi merupakan fungsi dari sebaran
tembang, titik kesetimbangan dapat dinyatakn dengan koefisien distribusi (K) :

jumlah bahan terlarut ( analit ) per unit volume fase diam


K=
jumlahbahan terlarut ( analit ) per unit volume fase gerak

7
8

As
Kₐ =
Am

(Adam, Rurini, dan Akham,2008)

Kromatografi kertas termasuk kromatografi cair. Fasa diamnya berupa


lapisan tipis air yang berasal dari serapan udara oleh kertas saring dan fasa
geraknya berupa cairan. Pemisahan kromtaografi kertas dilakukan dengan
campuran larutan, atau sampel yang akan dipisahkan diteteskan pada area yang
ditanda pada selembar kertas saring hingga membentuk noda melingkar. Setelah
noda mongering, taruh kertas pada fasa gerak yang terdapat di dalam wadah
tertutup. Fasa gerak akan menembus serat kertas saring dan memindahkan
komponen campuran. Ketika permukaan pelarut telah berpindah dengan jarak
tertentu, keluarkan kertas dari wadah. Identifikasi umumnya menggunakan
kedudukan noda terhadap permukaan pelarut yang dikenal dengan nilai Rf

jarak noda dari titik awal


Rf =
jarak yang ditempuh pelarut darititik awal

(Maria, 2017)

Factor-faktor yang mempengaruhi hasil Rf, yaitu pelarut, polaritas fasa


diam, tebal, dan kerataan permukaan fasa diam, polaritas fasa gerak, kejenuhan
bejana kromatografi, jumlah sampel yang digunakan, suhu, dan kesetimbangan
(Sastrohamidjo, 1991)

Logam timbal (Pb) adalah kelompok unsur utama dalam golongan karbon
dan termasuk logam berat yang secara alami terdapat di kerak bumi. Timbal dapat
digunakan untuk melapisi logam, sehingga tidak mudah berkarat. Timbal sendiri
disebut dengan timah hitam. Logam timbal diperoleh melalui proses geologi, dan
timbal terkonsentrasi pada endapan logam. Biasanya timbal dikombinasikan
dengan Zn, Cu, dan As. Timbal memiliki sifat kimia, yaitu memiliki titik leleh
yang rendah, mudah dibentuk, dan memiliki sifat kimia yang aktif (Pangabean,
2020:20)

Merkuri atau air raksa, yang artinya berasal dari Bahasa latin yaitu
hydrogyrum (Hg), berarti perak cair. Nomor atom merkuri adalah 80, berat atom
200,6 g/mol, berat jenis 13,6 g/cm3, dan titik didih 357⁰C. Merkuri adalah satu-
satunya logam dengan bentuk berupa larutan/cair, pada suhu kamar 25⁰C dan
pada suhu 0⁰C merkuri masih berbentuk cair, merkuri sangat mudah menguap dan
membeku pada suhu -38,87⁰C. Dalam fase cair, merkuri memiliki warna putih
keperakan sedangkan pada fase padat, merkuri memiliki warna abu-abu. Merkuri
9

yang digunakan untuk tujuan komersial biasanya dibentuk dari bijih cinnabar,
yang dimurnikan melalui proses oksidasi (Handayanto dkk, 2017)

Bismuth (Bi) merupakan salah satu dari unsur logam dengan nomor atom
83. Bismuth terletak di antara Pb dan Po pada periode 6 dalam table periodic
unsur. Bismuth merupakan logam dengan berat atom sebesar 208,98, sebagai
logam berat bismuth merupakan logam yang memiliki tingkat berbahaya yang
rendah dibandingkan dengan Pb dan Po. Bismuth merupaka logam yang memiliki
radioaktif lemah, dengan waktu peluruhan kira-kira 19 ×1019 tahun yang
merupakan satu miliar kali perkiraan usia alam semesta. Bismuth memiliki
karakteristik khas, seperti diamagnetisme yang kuat, konduktivitas termal yang
rendah, serta sebagian logam bismuth merupakan logam non-toksik (Zhou dkk,
2018)

Percobaan praktikum dilakukan dengan membuat garis start pada kertas


kromatografi Whatman no. 1 dengan ukuran 15 × 15 cm, gari setinggi 2,5 cm dari
tepi bawah dan diberi garis front di atas garis start setinggi 10 cm. garis dibuat
dengan menggunakan pensil, agar garis tidak tercampur dengan eluen. Membuat
empat buah titik pada garis start dengan jarak 3 cm dari tepi kiri kertas dengan
interval 3 cm, empat buah titik berguna sebagai tempat untuk meneteskan larutan
standar Pb, Hg, Bi, dan larutan sampel. Buatlah bercak di dalam lingkaran dari
larutan standar Pb, Hg, Bi, dan larutan sampel dengan diameter bercak 4 mm.
Masukkan kertas kromatografi ke dalam ruang pemisah yang sudah berisi eluen.
Ruang pemisah kemudian ditutup dengan rapat dan eluen dibiarkan naik sampai
menyentuh garis fron. Saat eluen sudah sampai di garis front, kertas kromatografi
diangkat dan dikeringkan dengan pengering rambut lalu disemprot dengan larutan
perwarna 0,5% KI, setelah itu ukur jarak noda dari titik awal. Kemudian cari nilai
Rf dengan rumus Rf
10

Gambar 4.2.1

Pembuatan garis start dan garis front pada kertas Whatman no.1

Gambar 4.2.2

Kertas kromatografi dicelupkan ke ruang pemisah

Gambar 4.2.3

Kertas dikeluarkan dari ruang pemisah lalu dikeringkan


11

Gambar 4.2.4

Kertas kromatografi disemprot larutan perwarna

Gambar 4.2.5

Bercak noda hasil dari kromatografi kertas

Reaksi-reaksi larutan terjadi setelah penyemprotan larutan perwarna KI :

Pb(NO₃)₂ +¿ 2KI → 2KNO₃ +¿ Pbl₂ (Hasil larutan berwarna kuning)

Hg(NO₃)₂ +¿ 2KI → KNO₃ +¿ Hgl₂ (Hasil larutan berwarna kuning)

Bi(NO₃)₂ +¿ 2KI → Bil₂ +¿ 2KNO₃ (Hasil larutan berwarna kuning)


12

Kertas kromatografi yang sudah disemprotkan warna akan muncul noda


dari hasil proses kromatografi kertas. Jarak noda dari titik awal, lalu cari nilai Rf

Jenis larutan Jarak (cm) Rf


Pb 4,0 cm 0,4 cm
Hg - -
Bi 3,8 cm 0,38 cm
Larutan sampel 3,7 cm 0,37 cm

nilai Rf dari Hg, Pb, Bi, dan larutan sampel :

1. Larutan Pb

jarak noda dari titik awal


Rf =
jarak yang ditempuh pelarut darititik awal

4,0 cm
Rf = = 0,4 cm
10 cm

2. Larutan Hg

jarak noda dari titik awal


Rf =
jarak yang ditempuh pelarut darititik awal

0 cm
Rf = = 0 cm
10 cm

3. Larutan Bi

jarak noda dari titik awal


Rf =
jarak yang ditempuh pelarut darititik awal

3,8 cm
Rf = = 0,38 cm
10 cm

4. Larutan sampel
13

jarak noda dari titik awal


Rf =
jarak yang ditempuh pelarut darititik awal

3,7 cm
Rf = = 0,37 cm
10 cm

Berdasarkan hasil referensi yang saya baca, hasil percobaan praktikum


saya berbeda. Hasil Rf dari larutan Hg, Pb, dan Bi yang saya baca dari
referensi adalah 0,59; 0,11; dan 0,5. Pada referensi yang baca, pelarut
warna yang digunakan bukanlah larutan KI tetapi larutan K₂CrO₄
sehingga hasil noda yang ditimbulkan menjadi lebih jelas. Adanya
perbedaan hasil nilai Rf ini bisa disebabkan karena adanya perbedaan
suhu, ukuran bejana, tipe kertas saring, dan kesalahan pada perhitungan
(Triyana, 2010)
14
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum yang sudah dilakukan :

1. Harga Rf dari ion Pb, Hg, dan Bi yaitu 0,4; 0; dan 0,38 dengan bercak
noda berwarna kuning.
2. Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan
perbedaan kecepatan rambatan komponen dalam medium
3. Kromatografi kertas memiliki nilai Rf dengan perhitungan :
jarak noda dari titik awal
Rf =
jarak yang ditempuh pelarut darititik awal

4. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi nilai Rf

5.2 SARAN
Praktikan lebih baik memperhatikan dan lebih berhati-hati saat
menotolkan larutan di dalam empat titik, agar hasilnya totolan tidak terlalu besar
dan lebih teliti dalam mengukur jarak noda dari titik awal noda

15
DAFTAR PUSTAKA

Adam, W., Rurini, R., Akhmad, S. 2008. Kimia Analitik. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan : Jakarta.

Aloisia, Maria. 2017. Ekstraksi dan Real Kromatografi. Deepublish Publisher :


Yogyakarta

Basri, S. 2003. Kamus Kimia. Kineka Cipta : Jakarta

Handayanto, Eko dkk. 2017. Fitoremediasi dan Phytomining Logam Berat


Pencemar Tanah. UB Press ; Malang

Pangabean, Damayani. 2020. Mengenal Linchens Sebagai Bioindikator


Pencemaran. Yayasan Kita Menulis

Rubiyanto, Dwiarso. Metode Kromatografi

Susanti, Meri, dan Dachriyanus. 2017. Keromatografi Cair Kinerja Tingkat


Tinggi. Universitas Andalas : Padang

Triyana, Nunung. 2010. Kromatografi Kertas. 1-11 : 5. Makassar

Wulandari, Lestyo. 2011. Kromatografi Lpais Tipis. PT. Taman Kampus Presindo
: Jember

Harris, G.D., 2010. Quantitative Chemical Analytical Jilid 8. W.H. Freeman and
Company

Zhou, ying dkk. 2018. Bismuth. IntechOpen : London

ii

Anda mungkin juga menyukai