KIMIA DASAR
KROMATOGRAFI
OLEH :
NAMA : WINDYSANI SIMBOLON
NIM : L1A021062
JUDUL ..................................................................................................................... 1
I. TUJUAN PERCOBAAN ...................................................................................... 1
ii
IDENTIFIKASI ZAT KIMIA
I. TUJUAN
1.1. Mahasiswa dapat membuat bercak sampel pada kertas kromatografi
dengan diameter maksimal 4 mm.
1.2. Mahasiswa dapat mengelusikan bercak sampel dalam ruang pemisah.
1.3. Mahasiswa dapat mengidentifikasikan komponen-komponen pada kertas
kromatografi.
Fase diam (Fase Stasioner) dan fase gerak mempunyai arti masing-
masing. Fase diam merupakan salah satu fase komponen yang penting di
1
2
3.2. Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk praktikum kromatografi
antara lain
➢ Eluen campuran dari HNO3 dan metanol 24:76
➢ Larutan sampel dari sistein
➢ Larutan standard Pb(NO3)2
➢ Larutan standard Hg(NO3)2
➢ Larutan standard Bi(NO3)2
➢ Larutan pewarna 0,5% KI
4
Kertas Kromatografi
Whatman No.1 uk.
15x15 cm
Hasil Rf
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Pengamatan
5
6
4.3. Pembahasan
Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang
didasarkan pada perbedaan partisi zat pada fase diam dan fase gerak. Tujuan
krematografi preparatif biasanya untuk memisahkan senyawa dalam campuran
dan kromatografi analitik digunakan untuk mengetahui perbandingan senyawa
dalam suatu campuran.kromatografi dibagi menjadi dua yaitu krematografi
preparatif dan krematografi analitik. Terdapat banyak metode pemisahan tetapi
kromatografi sendiri dikerjakan dan lebih sering dilakukan karena metode ini
dapat dilakukan dengan sederhana dan cepat yaitu hanya dengan beberapa
menit saja dan hanya menggunakan peralatan yang relatif sederhana.
Kromatografi juga merupakan suatu metode pemisahan yang
belakangan ini banyak digunakan. Dibandingkan dengan metode lain seperti
destilasi, kristalisasi, ekstraksi, pengendapan, dan lain sebagainya.
Kromatografi mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan hal yang lebih
sederhana terutama penggunaan waktu yang singkat, mempunyai kepekaan
yang tinggi, serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi. Metode ini
dapat digunakan bila metode lain tidak dapat atau sulit dilakukan misalnya
karena jumlah cuplikan yang sangat sedikit ataupun campuran yang kompleks.
Prinsip
• Adsorbsi, didasarkan pada panjang komponen dalam campuran yang
diadsorbsi pada permukaan fase diam.
7
2. Suhu , perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan
aliran.
3. Ukuran dari bejana , volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari
atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-komponen
pelarut dari kertas.
4. Kertas , pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion
dan serapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi
kecepatan aliran.ia akan juga mempengaruhi pada kesetimbangan partisi.
5. Sifat dari campuran , berbagai senyawa mengalami partisi dan antara
volume volume yang sama dari fase tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu
mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap yang lainnya hingga
harga Rfnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda
• Kehadiran noda pengganggu
• Jenis kertas saring yang digunakan
• Kesamaan kelarutan pengembang
• Suhu, jenis pelarut
• Derajat kejernihan dan uap dalam bejana pengembang
• Struktur kimia senyawa yang digunakan
Penampakan noda
• Penyemprotan kertas dengan pereaksi penimbul warna
• Menyinari kertas dengan sinar UV
• Menguapkan kertas dengan uap iodium
Cara kerja dan fungsi fungsi penambahan dan perlakuan.
Fungsi Penambahan :
- Dikeringkan setelah ditotolin cuplikan:
mencegah melebarnya diameter.
- Dikeringkan setelah eluen sampai digaris front :
menguapkan air.
- Dikeringkan setelah disemprotkan :
memperjelas bercak warna.
10
a.
Bahan yang digunakan antara lain: Eluen campuan HNO3 dan Metanol 24:76,
larutan sample dari sistein, larutan standard Pb(NO3)2, larutan standard
Hg(NO3)2, larutan standard Bi(NO3)2, dan larutan pewarna 0,5%KI. Larutan
Pb, Hg, dan Bi berfungsi untuk menguji jenis logam yang terkandung dalam
larutan sample.
b.
Pada kertas kromatografi Whatman No. 1 dengan ukuran 15x15 cm dibuat garis
start setinggi 2,5 cm dari tepi bawah dengan pensil. Di atas garis start setinggi
10 cm dibuat garis front. Tujuan tidak menggunakan bolpoin, karena tinta
bolpoin dapat luntur dan akan tercampur dengan pelarut, hal itu mengakibatkan
kegagalan identifikasi logam.
c.
Pada garis start dibuat empat buah titik dengan pensil pada jarak 3 cm dari tepi
kiri kertas dengan interval 3 cm.Diberi interval 3 cm, agar nantinya larutan
tidak tercampur satu sama lain, karena jika jarak terlalu dekat dan larutan
tercampur, identifikasi logam akan sulit dilakukan.
11
d.
Cara membuat bercak satu-persatu dengan pipet kapiler yang berbeda. Setiap
bercak ditetesi 3 kali kemudian dikeringkan dengan pengering rambut. Tujuan
diameter hanya dibuat 4 mm, agar bercak setiap sampel tidak tercampur satu
sama lain, pada akhirnya akan sulit diidentifikasi jika tercampur. Penggunaan
pipet kapiler yang berbeda, bertujuan agar tidak ada sisa larutan dalam pipet
kapiler yang sama, karena jika tercampur dapat menyebabkan kegagalan
identifikasi. Tujuan dikeringkan dengan pengering rambut, untuk mempercepat
pengeringan.
e.
Ruang pemisah ditutup dengan rapat dan eluen dibiarkan naik sampai garis
front. Eluen jangan sampai garis start, karena nantinya akan terjadi
pencampuran dengan larutan sampel.
12
g.
Setelah eluen sampai pada garis front, kertas kromatografi diangkat dan
dikeringkan dengan pengering rambut. Kertas kromatografi harus segera
diangkat saat eluen sampai pada garis front, agar tidak terjadi percampuran
yang dapat menggagalkan identifikasi. Kertas kromatografi dikeringkan dengan
pengering rambut, agar cepat proses pengeringannya.
h.
j.
Atas dasar Rf standard dan warna bercak, ditetapkan macam-macam logam dari
masing-masing bercak komponen dari sampel.
Untuk hasil percobaan dari larutan Pb(NO 3)2 didapatkan Rf 0,38; berdasarkan
referensi Pb(NO3)2 memiliki nilai Rf 0,11 dengan menghasilkan noda warna
kuning. Untuk larutan Hg(NO3)2 didapatkan Rf 0,41; berdasarkan referensi
Hg(NO3)2 memiliki nilai Rf 0,59 dengan noda berwarna jingga.
Untuk hasil percobaan larutan Bi(NO3)2 didapatkan Rf 0,3. Sedangkan untuk
larutan sampel memiliki Rf 0,4. Dalam percobaan praktikum, didapat bahwa
larutan sampel mengandung logam Hg, karena memiliki jumlah Rf yang
hampir sama, yaitu 0,41 dan 0,4.
Dalam referensi, noda pertama memiliki Rf 0,59 dan warna jingga, noda kedua
memiliki Rf 0,06 dan warna kuning. Menurut data referensi, larutan tersebut
mengandung logam Hg, karena memiliki warna dan Rf yang sama.
14
5.2 SARAN
Saat membuat bercak, harus berhati-hati agar ukuran tidak terlalu besar,
dan mengukur jarak harus teliti.
DAFTAR PUSTAKA
15