Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

KROMATOGRAFI

OLEH :
NAMA : WINDYSANI SIMBOLON

NIM : L1A021062

ASISTEN : WIDHA PERMATA WIRASTI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


LABORATORIUM KIMIA DASAR PURWOKERTO
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

JUDUL ..................................................................................................................... 1
I. TUJUAN PERCOBAAN ...................................................................................... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 1


III. PROSEDUR PERCOBAAN .............................................................................. 3
3.1 Alat ............................................................................................................... 3

3.2 Bahan ........................................................................................................... 3


3.3 Skema Kerja ................................................................................................. 4
V. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................5
4.1 Data Pengamatan..........................................................................................5
4.2 Data Perhitungan..........................................................................................6
4.3 Pembahasan ................................................................................................. 6
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 14
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 14
5.2 Saran .......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 15

ii
IDENTIFIKASI ZAT KIMIA

I. TUJUAN
1.1. Mahasiswa dapat membuat bercak sampel pada kertas kromatografi
dengan diameter maksimal 4 mm.
1.2. Mahasiswa dapat mengelusikan bercak sampel dalam ruang pemisah.
1.3. Mahasiswa dapat mengidentifikasikan komponen-komponen pada kertas
kromatografi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kromatografi berasal dari bahasa yunani ‘kromatos’ yang berarti


warna dan ‘graphos’ yang berarti menulis. Kromatografi adalah suatu
metode pemisahan sederhana. Kromatografi mencakup berbagai proses yang
berdasarkan pada perbedaan distribusi pada penyusunan cuplikan antar dua
fasa, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah
tertentu dan didalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas
disebabkan adanya perbedaan dalam absorbsi, partisi, kelarutan, tekanan
uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion disebut kromatografi
sehingga masing masing zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan
metode analitik (Anonim. 1995).

Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang


didasarkan pada perbedaan partisi zat pada fase diam dan fase gerak. Tujuan
krematografi preparatif biasanya untuk memisahkan senyawa dalam
campuran dan kromatografi analitik digunakan untuk mengetahui
perbandingan senyawa dalam suatu campuran.kromatografi dibagi menjadi
dua yaitu krematografi preparatif dan krematografi analitik. Terdapat
banyak metode pemisahan tetapi kromatografi sendiri dikerjakan dan lebih
sering dilakukan karena metode ini dapat dilakukan dengan sederhana dan
cepat yaitu hanya dengan beberapa menit saja dan hanya menggunakan
peralatan yang relatif sederhana (Sastroamidjojo, 1985).

Kromatografi juga merupakan suatu metode pemisahan yang


belakangan ini banyak digunakan. Dibandingkan dengan metode lain seperti
destilasi, kristalisasi, ekstraksi, pengendapan, dan lain sebagainya.
Kromatografi mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan hal yang lebih
sederhana terutama penggunaan waktu yang singkat, mempunyai kepekaan
yang tinggi, serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi. Metode
ini dapat digunakan bila metode lain tidak dapat atau sulit dilakukan
misalnya karena jumlah cuplikan yang sangat sedikit ataupun campuran
yang kompleks (Chang, 2005).

Fase diam (Fase Stasioner) dan fase gerak mempunyai arti masing-
masing. Fase diam merupakan salah satu fase komponen yang penting di
1
2

mana terjadinya perbedaan kromatografi karena adanya interaksi


dengan fase diam yang menyebabkan terjadinya perbedaan waktu retensi
(Rf) dan terpisahnya komponen-komponen dari suatu senyawa. Fase gerak
merupakan pembawa anlit dapat bersifat berinteraksi dengan analitik
tersebut. Fase gerak dapat berupa bahan cair dan berupa gas yang umumnya
dapat dipakai sebagai gas nyawa yang mudah menguap. Fase diam juga
merupakan proses yang dilalui oleh fase gerak untuk mengetahui jarak
antara noda dengan jarak pelarutnya (Basri,2003).

Kromatografi sendiri juga bisa dibedakan menjadi beberapa jenis


didasarkan pada teknik kerja yang dapat digunakan, diantaranya adalah
sebagai berikut:

1.) Kromatografi kolom merupakan metode terbaik untuk melakukan


pemisahan campuran dalam jumlah yang besar di mana fase gerak nya dapat
berupa zat cair dan fase diam nya dapat berupa zat padat.

2.) Kromatografi kertas adalah kromatografi yang merupakan teknik


suatu pemisahan di mana fase diam nya berupa zat cair. Salah satu zat padat
dapat digunakan untuk menyokong fase diam yaitu contohnya bubuk
selulosa. Kemudian dilakukan pemisah antara asam amino dan peprida.
Peprida yang merupakan hasil hidroksida protein dengan suatu cara di mana
kolom yang berisi bubuk diganti dengan lembaran-lembaran kertas dan
kemudian diletakkan dalam bejana tertutup yang berisi oleh uap penuh.
Larutan ini adalah air yang di sokong oleh molekul selulosa dari kertas
tersebut. Fase gerak ini biasanya merupakan campuran dari satu atau dari
lebih dari satu Pelarut atau beberapa organik dan air.

3.) Kromatografi gas merupakan metode kromatografi yang dinamis


untuk memisahkan dan sebagai pendeteksi senyawa senyawa yang mudah
menguap dalam suatu campuran. Pemisahan pada kromatografi gas ini
didasarkan pada.suatu senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang
mungkin terjadi antara solute dengan fase diam yang terjadi fase gerak pada
kromatografi gas ini dapat berupa gas yang akan mengetahui solute dari
ujung kolom lalu akan menghantarkan kepada detektor yang ada.

4.) Kromatografi lapis tipis merupakan suatu proses pemisahan yang


di mana terdapat fase gerak yang dapat berupa zat cair, sedangkan fase diam
nya berupa zat padat. Pada Kromatografi lapis tipis ini, berfungsi untuk
pemisahan secara kuantitatif yang cepat dan sering digunakan dengan
menggunakan mikroskop (Khopkar, 2008).
3

III. PROSEDUR PERCOBAAN


3.1. Alat
Alat-alat yang diperlukan untuk praktikum kromatografi, yaitu
ruang pemisah, pipet kapiler, pengering rambut, labu semprot, klip, dan
lain-lain.

3.2. Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk praktikum kromatografi
antara lain
➢ Eluen campuran dari HNO3 dan metanol 24:76
➢ Larutan sampel dari sistein
➢ Larutan standard Pb(NO3)2
➢ Larutan standard Hg(NO3)2
➢ Larutan standard Bi(NO3)2
➢ Larutan pewarna 0,5% KI
4

3.3. Skema Kerja

Kertas Kromatografi
Whatman No.1 uk.
15x15 cm

Dibuat garis start setinggi 2,5 cm dari tepi


bawah dengan pensil
Dibuat garis front setinggi 10 cm diatas garis start
Dibuat empat buah titik pada garis start
dengan jarak 3cm dari tepi kiri dengan interval
3 cm menggunakan pensil
Dibuat bercak berturut-turut dari larutan
standard Pb, Hg, Bi, dan larutan sampel dengan
diameter maksimal 4mm di keempat titik yang
ada ditengah garis
Dibuat bercak satu persatu dengan pipet
kapiler yang berbeda
Ditetesi 3 kali pada setiap bercak
Dikeringkan dengan pengering rambut
Dimasukkan kedalam ruang pemisah yang berisi
eluen
Dijenuhi uap eluen dengan arah eluen
naik, tinggi permukaan eluen tidak
melebihi tinggi garis start
Ditutup ruang pemisah dengan rapat dan
biarkan eluen naik sampai garis front
Diangkat setelah eluan sampai garis front
Dikeringkan kembali menggunakan pengering
rambut
Disemprot kertas yang sudah kering
dengan larutan pewarna 0,5% KI dengan
kabut halus sampai timbul warna kuning
Dihentikan penyemprotannya segera agar
warna yang timbul tidak hilang
Dikeringkan lagi dengan pengering rambut
Diukur jarak masing-masing bercak
komponen sampel dan bercak standard
Ditetapkan macam logam, diambil
kesimpulan

Hasil Rf
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Pengamatan

No. Perlakuan Pengamatan


1 Pada kertas kromatografi Whatman Terdapat 2 macam garis pada kertas
NO.1 dengan ukuran 15 x 15 cm, kromatografi, yaitu garis start dan garis
dibuat garis start setinggi 2,5 cm dari front.
tepi bawah
dengan pensil. Diatas garis start
setinggi 10 cm dibuat garis front.
2 Pada garis start dibuat empat buah Terdapat 4 buah titik telah dibuat
titik dengan pensil pada jarak 3 cm pada kertas kromatografi
dari tepi kiri kertas dengan interval
3 cm.
3 Pada keempat titik yang ada di Bercak dari larutan Pb, Hg, Bi, dan
tengah garis dibuat bercak berturut- larutan sampel dengan diameter 4 mm
turut dari larutan standar Pb, Hg, dan dan dikeringkan dengan pengering
Bi dan larutan sampel, dengan rambut telah dibuat
diameter bercak maksimal 4 mm.
Cara membuat bercak satu persatu
dengan pipet kapiler yang berbeda.
Setiap bercak ditetesi 3 kali
kemudian dikeringkan dengan
pengering
rambut.
4 Kertas kromatografi dimasukkan Kertas kromatografi dimasukkan
kedalam ruangan pemisah yang dengan cara digulung ke dalm toples
sudah berisi eluen dan dijenuhi atau ruang pemisah yang telah diberi
dengan uap eluen dengan arah eluen
elusi naik. Tinggi permukaan eluen
tidak boleh melebihi
tinggi garis start
5 Ruang pemisah ditutup dengan rapat Toples ditutup rapat dan eluen
dan eluen dibiarkan naik sampai dibiarkan naik sampai garis front.
garis font
6 Setelah eluen sampai pada garis front, Kertas kromatografi telah dikeringkan.
kertas kromatografi diangkat dan
dikeringkan dengan pengering
rambut
7 Kertas kromatografi yang sudah Kertas kromatografi disemprot
kering disemprot dengan larutan dengan larutan pewarna KI
pewarna 0,5% Kl dengan kabut yang sehingga timbul noda bercak warna
halus sampai timbul warna kuning, kuning, karena disemprot dengan
kemudian larutan pewarna.
penyemprotan dihentikan supaya
warna yang timbul tidak hilang atau
luntur.

5
6

8 Kertas Kromatografi dikeringkan lagi Kertas kromatografi dikeringkan kembali


dengan pengering rambut setelah penyemprotan 0,5%. KI.
9 Jarak masing-masing bercak Jarak masing-masing bercak telah diukur
komponen dan telah telah dihitung Rf-nya.
sampel dan bercak standard diukur dan
dihitung Rf masing-masing bercak.
10 Atas dasar Rf standard dan warna Masing-masing nilai Rf setiap bercak
bercak ditetapkan macam logam dan logam ditetapkan.
masing masing bercak komponen dari
sampel. Lalu, ditarik kesimpulannya.

4.2. Data Perhitungan


𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑅𝑓 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑓𝑟𝑜𝑛𝑡
1. Sistein
4,0
𝑅𝑓 = = 0,4
10
2. Pb(NO3)2
0,8
𝑅𝑓 = = 0,04
10
3. Hg(NO3)2
5,5
𝑅𝑓 = = 0,55
10
4. Bi(NO3)2
3,9
𝑅𝑓 = = 0,39
10

4.3. Pembahasan
Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang
didasarkan pada perbedaan partisi zat pada fase diam dan fase gerak. Tujuan
krematografi preparatif biasanya untuk memisahkan senyawa dalam campuran
dan kromatografi analitik digunakan untuk mengetahui perbandingan senyawa
dalam suatu campuran.kromatografi dibagi menjadi dua yaitu krematografi
preparatif dan krematografi analitik. Terdapat banyak metode pemisahan tetapi
kromatografi sendiri dikerjakan dan lebih sering dilakukan karena metode ini
dapat dilakukan dengan sederhana dan cepat yaitu hanya dengan beberapa
menit saja dan hanya menggunakan peralatan yang relatif sederhana.
Kromatografi juga merupakan suatu metode pemisahan yang
belakangan ini banyak digunakan. Dibandingkan dengan metode lain seperti
destilasi, kristalisasi, ekstraksi, pengendapan, dan lain sebagainya.
Kromatografi mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan hal yang lebih
sederhana terutama penggunaan waktu yang singkat, mempunyai kepekaan
yang tinggi, serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi. Metode ini
dapat digunakan bila metode lain tidak dapat atau sulit dilakukan misalnya
karena jumlah cuplikan yang sangat sedikit ataupun campuran yang kompleks.
Prinsip
• Adsorbsi, didasarkan pada panjang komponen dalam campuran yang
diadsorbsi pada permukaan fase diam.
7

• Kepolaran, berpengaruh karena komponen akan larut dan terbawa


pelarut jika memiliki kepolaran yang sama.
Prinsip teknik pemisahan dalam kromatografi didasarkan atas perbedaan
distribusi komponen-komponen dalam sampel yang dipisahkan antara fasa
gerak dan fasa diam. Distribusi molekulmolekul komponen dalam dua fasa
tersebut ditentukan oleh tetapan kesetimbangan yang dikenal dengan koefisien
𝑪𝒔
distribusi K. K= 𝑪𝒎.

Cs adalah konsentrasi molekul komponen dalam fasa diam dan Cm


adalah konsentrasi molekul komponen dalam fasa gerak atau mobil. Jika harga
K besar, berarti populasi molekul komponen dalam fase diam lebih besar
daripada fase gerak. Hal ini berarti bahwa populasi molekul komponen tertahan
lebih lama dalam fasa diam sehingga terjadi pemisahan.
Jenis-jenis kromatografi
1. Kromatografi kertas
Kromatografi kertas ini merupakan jenis kromatografi yang menggunakan fase
kertas stasioner. Kertas ini merupakan kertas dengan kandungan selulosa,
sementara fase geraknya menggunakan pelarut atau campuran pelarut yang
cocok. Kertas di sini akan bertindak sebagai fase diam yang nantinya akan
dicelupkan ke dalam pelarut atau sampel.
Selanjutnya kertas fase diam ini dicelupkan dalam pelarut yang akan diserap
oleh kekuatan dari kapiler kertas dan dipindahkan ke bagian atas atau
permukaan. Kertas kromatografi biasanya dipakai untuk memisahkan tinta,
pewarna, serta senyawa tanaman yang biasa terdapat pada makeup, klorofil,
atau zat-zat lainnya.
2. Kromatografi cair
Jenis kromatografi berikutnya ini adalah kromatografi cair yang jadi salah satu
teknik yang paling cocok saat akan memisahkan molekul atau ion yang
terkandung atau terlarut dalam suatu larutan. Saat larutan sampel akhirnya
berinteraksi dengan fase diam, maka molekul-molekul di dalam larutan akan
berinteraksi terhadap fase diam.
Pada praktiknya kemudian, terdapat perbedaan dalam penyerapan atau adsorpsi
serta partisi juga pertukaran ion dan ukurannya. Perbedaan memisahkan
komponen yang satu dengan komponen yang lain serta bagaimana itu ditandai
dalam jumlah waktu yang berbeda, menunjukkan bahwa komponen melakukan
transit melewati kolom.
Jenis-jenis kromatografi cair ini adalah kromatografi cair kinerja tinggi (High
Performance Liquid Chromatography) yang disingkat HPLC, kromatografi fase
terbalik (Reverse Phrase Chromatography) atau disingkat RPC, dan
kromatografi pertukaran ion (Ion Exchange Chromatohraphy). Jenis ini
dibedakan berdasarkan jenis komponen serta proses yang dilakukan.
8

3. Kromatografi lapis tipis


Kromatografi lapis tipis dapat disebut sebagai teknik yang memungkinkan
untuk melakukan analisa dalam proses kualitatif. Proses ini berasal dari sampel
dan akan diuji dengan cara memisahkan komponen sampel dengan berdasarkan
pada perbedaan polaritasnya. Untuk kromatografi lapis tipis ini prinsip kerjanya
adalah memisahkan sampel berdasarkan polaritas dari pelarut dan sampel yang
nantinya digunakan.
3. Kromatografi kolom
Ini adalah jenis kromatografi yang dapat dilakukan dengan kolom gelas. Pada
umumnya, jenis kromatografi kolom ini digunakan untuk melakukan
pemisahan pigmen pada tanaman. sebuah campuran dalam pigmen tersebut
kemudian ditempatkan dalam kolom gelas dengan kandungan konten alumina.
Sistein merupakan asam amino bukan esensial bagi manusia yang
memiliki atom S, sisteina menjadi sumber utama dalam sintesis senyawa-
senyawa biologis lain yang mengandung belerang. Sisteina mudah teroksidasi
oleh oksigen dan membentuk sistina). Pb(NO3)2 atau timbal nitrat (kristal dari
senyawa ini berwarna bening transparan, larut dalam air, bersifat racun dan
dapat menyebabkan kanker pada manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kromatografi
1. Pelarut, disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan
yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan-
perubahan harga Rf.
2. Suhu, perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga keceptan
aliran.
3. Ukuran dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari
atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-komponen
pelarut dari kertas. Jika bejana besar digunakan, ada tendensi perambatan lebih
lama, seperti perubahan komposisi pelarut sepanjang kertas, maka koefisien
partisi akan berubah juga. Dua faktor yaitu penguapan dan kompisisi
mempengaruhi harga Rf.
4. Kertas, pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion dan
serapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi
kecepatan aliran juga mempengaruhi kesetimbangan partisi.
5. Sifat dari campuran, berbagai senyawa mengalami partisi diantara volume-
volume yang sama dari fasa tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu
mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap lainnya hingga
terhadap harga Rf mereka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Rf
1. Pelarut , disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-
perubahan yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan
perubahan perubahan harga Rf.
9

2. Suhu , perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan
aliran.
3. Ukuran dari bejana , volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari
atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-komponen
pelarut dari kertas.
4. Kertas , pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion
dan serapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi
kecepatan aliran.ia akan juga mempengaruhi pada kesetimbangan partisi.
5. Sifat dari campuran , berbagai senyawa mengalami partisi dan antara
volume volume yang sama dari fase tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu
mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap yang lainnya hingga
harga Rfnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda
• Kehadiran noda pengganggu
• Jenis kertas saring yang digunakan
• Kesamaan kelarutan pengembang
• Suhu, jenis pelarut
• Derajat kejernihan dan uap dalam bejana pengembang
• Struktur kimia senyawa yang digunakan
Penampakan noda
• Penyemprotan kertas dengan pereaksi penimbul warna
• Menyinari kertas dengan sinar UV
• Menguapkan kertas dengan uap iodium
Cara kerja dan fungsi fungsi penambahan dan perlakuan.
Fungsi Penambahan :
- Dikeringkan setelah ditotolin cuplikan:
mencegah melebarnya diameter.
- Dikeringkan setelah eluen sampai digaris front :
menguapkan air.
- Dikeringkan setelah disemprotkan :
memperjelas bercak warna.
10

a.

Bahan yang digunakan antara lain: Eluen campuan HNO3 dan Metanol 24:76,
larutan sample dari sistein, larutan standard Pb(NO3)2, larutan standard
Hg(NO3)2, larutan standard Bi(NO3)2, dan larutan pewarna 0,5%KI. Larutan
Pb, Hg, dan Bi berfungsi untuk menguji jenis logam yang terkandung dalam
larutan sample.
b.

Pada kertas kromatografi Whatman No. 1 dengan ukuran 15x15 cm dibuat garis
start setinggi 2,5 cm dari tepi bawah dengan pensil. Di atas garis start setinggi
10 cm dibuat garis front. Tujuan tidak menggunakan bolpoin, karena tinta
bolpoin dapat luntur dan akan tercampur dengan pelarut, hal itu mengakibatkan
kegagalan identifikasi logam.
c.

Pada garis start dibuat empat buah titik dengan pensil pada jarak 3 cm dari tepi
kiri kertas dengan interval 3 cm.Diberi interval 3 cm, agar nantinya larutan
tidak tercampur satu sama lain, karena jika jarak terlalu dekat dan larutan
tercampur, identifikasi logam akan sulit dilakukan.
11

d.

Cara membuat bercak satu-persatu dengan pipet kapiler yang berbeda. Setiap
bercak ditetesi 3 kali kemudian dikeringkan dengan pengering rambut. Tujuan
diameter hanya dibuat 4 mm, agar bercak setiap sampel tidak tercampur satu
sama lain, pada akhirnya akan sulit diidentifikasi jika tercampur. Penggunaan
pipet kapiler yang berbeda, bertujuan agar tidak ada sisa larutan dalam pipet
kapiler yang sama, karena jika tercampur dapat menyebabkan kegagalan
identifikasi. Tujuan dikeringkan dengan pengering rambut, untuk mempercepat
pengeringan.
e.

Kertas kromatografi dimasukkan ke dalam ruang pemisah yang sudah berisi


eluen dan dijenuhi uap eluen dengan arah elusi naik. Tinggi permukaan eluen
tidak boleh melebihi tinggi garis start. Kertas diberdirikan, tidak disenderkan
sepenuhnya pada dinding toples, karena eluen dapat merembes ke kertas
kromatografi.
f.

Ruang pemisah ditutup dengan rapat dan eluen dibiarkan naik sampai garis
front. Eluen jangan sampai garis start, karena nantinya akan terjadi
pencampuran dengan larutan sampel.
12

g.

Setelah eluen sampai pada garis front, kertas kromatografi diangkat dan
dikeringkan dengan pengering rambut. Kertas kromatografi harus segera
diangkat saat eluen sampai pada garis front, agar tidak terjadi percampuran
yang dapat menggagalkan identifikasi. Kertas kromatografi dikeringkan dengan
pengering rambut, agar cepat proses pengeringannya.
h.

Kertas kromatografi yang sudah kering disemprot dengan larutan pewarna


0,5%KI dengan kabut yang halus sampai timbul warna kuning, kemudian
penyemprotan dihentikan supaya warna yang timbul tidak hilang atau luntur.
Tujuan penambahan KI, agar nampak noda kuning, untuk identifikasi jenis
logam yang terkandung.
i.

Kertas kromatografi dikeringkan lagi dengan pengering rambut. Pengeringan


tidak menggunakan api, karena dapat membakar kertas. Kertas juga tidak
diangin-anginkan, karena pengeringan tidak akan rata. Penggunaan pengering
rambut, agar pengeringan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
13

j.

Jarak masing-masing bercak komponen sampel dan bercak standard diukur. Rf


masing-masing bercak dihitung.
k.

Atas dasar Rf standard dan warna bercak, ditetapkan macam-macam logam dari
masing-masing bercak komponen dari sampel.
Untuk hasil percobaan dari larutan Pb(NO 3)2 didapatkan Rf 0,38; berdasarkan
referensi Pb(NO3)2 memiliki nilai Rf 0,11 dengan menghasilkan noda warna
kuning. Untuk larutan Hg(NO3)2 didapatkan Rf 0,41; berdasarkan referensi
Hg(NO3)2 memiliki nilai Rf 0,59 dengan noda berwarna jingga.
Untuk hasil percobaan larutan Bi(NO3)2 didapatkan Rf 0,3. Sedangkan untuk
larutan sampel memiliki Rf 0,4. Dalam percobaan praktikum, didapat bahwa
larutan sampel mengandung logam Hg, karena memiliki jumlah Rf yang
hampir sama, yaitu 0,41 dan 0,4.
Dalam referensi, noda pertama memiliki Rf 0,59 dan warna jingga, noda kedua
memiliki Rf 0,06 dan warna kuning. Menurut data referensi, larutan tersebut
mengandung logam Hg, karena memiliki warna dan Rf yang sama.
14

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 KESIMPULAN
a. Bercak sampel dibuat diameter 4 mm, agar tidak terlalu besar dan
agar tidak tercampur antara satu larutan dengan larutan lain.
b. Eluen yang berada didalam ruang pemisah ditutup secara rapat, agar
tidak terjadi penguapan.
c. Sampel pada kertas kromatografi mengandung logam Hg.

5.2 SARAN
Saat membuat bercak, harus berhati-hati agar ukuran tidak terlalu besar,
dan mengukur jarak harus teliti.
DAFTAR PUSTAKA

Staf Departemen Kimia. 2019. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas

Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Yulia, Reiza Fitri. 2013. Laporan Praktikum Krematografi. Institut Agama

Islam Negeri Syekh Nurjati, Cirebon.

15

Anda mungkin juga menyukai