Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR III

KROMATOGRAFI

OLEH :

NAMA : JEJEN JERIANSYAH


NIM : L1C021054
ASISTEN : ANISA RAHMASARI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
LABORATORIUM KIMIA DASAR

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO
2021
i

DAFTAR ISI
KROMATOGRAFI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………i
I. TUJUAN……………………………………………………………....... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………....…...1
III. METODOLOGI PENELITIAN…………………………….………....3
3.1.Alat………………………………………………………………........3
3.2.Bahan………………………………………………………………... 3
3.3.Prosedur Percobaan…………………………………….……...…....3
3.4.Skema Kerja Bahan………………………………………………....4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………...…….…
4.1.Data Pengamatan…………………………………………….……...
4.2.Data Perhitungan……………………………………………………
4.3.Pembahasan…………………………………………………….........
V. KESIMPULAN……………………………………………………........
5.1.Kesimpulan…………………………………………………….….....
5.2.Saran……………………………………………………….….……...
VI. Daftar Pustaka…………………………………………..…….………. 5
KROMATOGRAFI

I. TUJUAN
1. Membuat bercak sampel pada kertas kromatografi dengan diameter
maksimal 4 mm.
2. Mengelusikan bercak sampel dalam ruang pemisah.
3. Mengidentifikasikan komponen – komponen pada kertas kromatografi.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Istilah kromatografi berasal dari kata latin chroma berarti warna dan
graphien berarti menulis. Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh
Michael Tsweet ( 1903 ) seorang ahli botani dari Rusia. Michael Tsweet dalam
percobaannya ia berhasil memisahkan klorofil dan pigmen – pigmen warna lain
dalam ekstrak tumbuhan dengan menggunakan serbuk kalsium karbonat yang
diisikan ke dalam kolom kaca dan petroleum eter sebagai pelarut. Proses
pemisahan itu diawali dengan menempatkan larutan cuplikan pada permukaan
atas kalsium karbonat, kemudian dialirkan pelarut petroleum eter. Hasilnya
berupa pita – pita berwarna yang terlihat sepanjang kolom sebagai hasil
pemisahan komponen – komponen dalam ekstrak tumbuhan ( Alimin, 2007,
hal: 73 ).

Kromatografi merupakan salah satu teknik pemisahan dengan dua fase


yang memiliki perlakuan masing – masing sebagai stasioner dan bergerak.
Secara sederhana pemisahan kromatografi memiliki dasar yang sama dengan
sifat kemagnetan besi. Fase stasioner sebagai magent dan fase bergerak
sebagai besi. Dalam proses pemisahannya dirancang sedemikian rupa agar
evisiensi mendekati 100%. Secara analisa, teknik pemisahan ini berguna untuk
memisahkan sampel yang memiliki interval densitas yang sangat dekat (
Hambali, 2007 ).

Dalam kromatografi, komponen – komponen terdistribusi dalam dua fase


yaitu fase gerak dan fase. Tranfer massa antara fase gerak dan fase diam terjadi
apabila molekul – molekul campuran serap pada permukaan partikel – partikel
atau terserap. Pada kromatografi kertas naik, kertasnya digantungkan dari
ujung atas lemari sehingga tercelum di dalam solven di dasar dan solven
merangkak ke atas kertas oleh daya kapilaritas. Pada bentuk turunan, kertas
dipasang dengan erat dalam sebuah baki solven dibagian atas lemari dan
solven bergerak ke bawah oleh daya kapilaritas dibantu dengan gaya gravitasi.
Setelah bagian muka solven selesai bergerak hanpir sepanjang kertas, maka
pita diambil, dikeringkan, dan diteliti. Dalam suatu hal yang berhasil, solute –

1
solute dari campuran semula akan dipindah tempat sepanjang kertas dengan
kecepatan yang berbeda untuk membentuk sederet noda – noda yang terpisah.
Apabila senyawa berwarna, tentu saja noda – nodanya dapat terlihat. Distribusi
dapat terjadi antara fase cair yang terserap secara stasioner dan zat alir
bergerak yang kontak secara karib dengan fase cair. Dalam kromatografi
partisi cairan, fase cairan yang bererak mengalir melewati fase cair stasioner
yang diserapkan pada suatu pendukung, sedangkan dala kromatografi lapisan
tipis adsorbennya disalutkan pada lempeng kaca atau lembaran plastic
(Kromatografi kertas, 2010 ).

Teknik kromatografi kertas yaitu proses pengeluaran asam mineral dari


kertas disebut desalting. Larutan ditempatkan pada kertas dengan
menggunakan mikropipet pada jarak 2 – 3 cm dari salah satu ujung kertas
dalam bentuk coretan garis horizontal.Setelah kertas dikeringkan, diletakkan
diruang yang sudah dijenuhkan dengan air atau dengan pelarut yangs esuai.
Penjenuhan dapat dilakukan 24 jam sebelum analisis. Descending adalah salah
satu teknik dimana cairan dibiarka bergerak menuruni kertas akibat gravitasi
Pada teknik ascending, pelarut bergerak ke atas dengan gaya kapiler. Nilai Rf
harus sama baik pada descending maupun ascending. Sedangkan yang ketiga
dikenal sebagai cara radial atau kromatografi kertas sirkuler. Kondisi – kondisi
berikut harus diperhatikan untuk memperoleh nilai Rf yang reprodusibel.
Temperatur harus dikendalikan dalam variasi tidak boleh lebih dari 0,5 derajat
celcius. Kertas harus didiamkan dahulu paling tidak 24 jam dengan atmosfer
pelarutnya, agar mencapai kesetimbangan sebelum pengaliran pelaritnya pada
kertas. Dilakukan beberapa pengerjaan yang parallel, Rfnya tidak boleh
berbeda lebih dari 0,02 ( Khopkar, 2008,hal : 163 ).

Susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai


tempat untuk mengalirnya fase gerak. Berbagai macam kertas yang secara
komersial tersedia adalah whatman 1, 2, 31 dan 3 MM, kertas asam asetil,
kertas kieselgurh, kertas silikon dan kertas penukar ion juga digunakan.
Tersedia juga kertas selulosa murni, kertas selulosa yang dimodifikasi dan
kertas serat kaca. Zat - zat hidrofobik dapat dipisahkan pada kedua jenis kertas
terakhir ini. Kertas asam asetil atau kertas silikon dapat digunakan untuk zat -
zat hidrofobik, sedangkan untuk reagent yang korosif, kertas serat kaca dapat
digunakan. Pertimbangan untuk memilih kertas adalah tingkat dan
kesempurnaan pemisahan, difusivitas pembentukan spot, efek tailing dan
pembentukan komet serta laju pergerakan pelarut terutama untuk teknik
descending (Khopkar, 1990).

2
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah ruang pemisah, pipet
kapiler, pengering rambut, labu semprot, klip, dan lain – lain.

3.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah elven, methanol,
sampel, Pb(NO₃)₂, Hg(NO₃)₂, Bi(NO₃)₂, dan pewarna.

3.3. Prosedur Percobaan


1. Kertas kromatografi whatman dengan ukuran 15 x 15 dibuat garis start
setinggi 2,5 cm dari tepi dengan pensil. Dibuat garis front dari atas
garis start setinggi 10 cm.
2. Pada garis start dibuat empat titik dengan pensil pada jarak 3 cm dari
tepi kertas dengan interval 3 cm.
3. Pada keempat titik yang ada ditengah garis dibuat bercak berturut –
turut dari larutan standar Pb, Hg, Bi, dan larutan sampel, dengan
diameter bercak maksimal 4 mm. Dibuat bercak satu persatu dengan
pipet kapiler yang berbeda. Setiap bercak ditetesi3 kali kemudian
dikeringkan.
4. Kertas kromatografi dimasukan ke dalam ruang pemisah yang sudah
berisi eluen dan dijenuhi dengan uap eluen dengan arah elusi naik.
Tinggi permukaan eluen tidak boleh melebihin tinggi garis start.
5. Ruang pemisah ditutu dengan rapat dan biarkan eluen naik sampai
garis front.
6. Setelah eluen sampai pada garis front, kertas kromatografi diangkat
dan dikeringkan menggunakan pengering rambut.
7. Kertas kromatografi yang sudah kering disemprot dengan larutan
pewarna 0,5 % KI dengan kabut yang halus sampai timbul warna
kuning, kemudian penyemprotan segera dihentikan supaya warna
yang timbul tidak hilang atau luntur.
8. Kertas kromatografi dikeringkan kembali dengan pengering rambut.
9. Jarak masing – masing bercak komponen sempel dan bercak standard
di ukur.
10. Atas dasar Rf standard dan warna bercak tetapkan macam logam dan
masing – masing bercak komponen dari sampel. Kesimpulan apa yang
dapat ditarik.

3
3.4. Skema Kerja Bahan

Kertas Kromatografi Whatman

Dibuat garis start setinggi 2,5 cm dengan pensil


pada kertas kromatografi whatman yang
berukuran 15 x 15.
Dibuat garis front dari atas start setinggi 10 cm.
Dibuat empat titik dengan jarak 3 cm pada garis
start dari tepi kertas dengan interval 3 cm.
Dibuat bercak dari larutan Pb, Hg, Bi pada
empat titik yang ada di tengah garis dengan
diameter maksimal 4 mm.
Dibuat bercak satu persatu dengan pipet kapiler
yang berbeda.
Ditetesi 3 kali pada bercak lalu dikeringkan.
Dimasukan kerta kromatografi ke dalam ruang
pemisah yang berisi eluen. Tinggi permukaan
tidak boleh melebihi garis start.
Ditutup dengan rapat ruang pemisah dan eluen
dibiarkan naik sampai garis front.
Kertas kromatografi diangkat dan dikeringkan
dengan pengering rambut.
Disemprot dengan larutan pewarna 0,5 % KI.
Dikeringkan lagi dengan pengering rambut.
Diukur jarak masing – masing bercak
komponen sampel dan bercak standard.
Ditetapkan macam logam dan masing –
masing bercak komponen dari sampel. -
Ditarik kesimpulan.

Hasil Percobaan

4
DAFTAR PUSTAKA

Khopkar, SM. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press, 2008.

Kromatografi Kertas, 2010. “ http://autumninday.com/”diakses pada tanggal 27


Mei 2012.
Kromatografi Kertas dan Lapis Tipis. 2012. http://foodandsnack.com/diakses
pada tanggal 27 Mei 2012.

Anda mungkin juga menyukai