Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

‘Kromatografi’’

NAMA MAHASISWA: RADEN VICKEL DWIKO G.K.N


NPM : 20330064

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL


Jl.Moh Kahfi II Srengseng Sawah Jagakarsa Jakarta Selatan 12640
Kata Pengantar
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga Saya dapat menyusun laporan praktikum Kimia Dasar ini dengan
baik. Laporan ini berisi tentang uraian hasil riset mengenai cara pemisahan larutan dengan
cara kromatografi
Laporan ini Saya susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak
diantaranya; Ibu Erwi Putri Setyaningsih.S.Farm.,Apt selaku dosen mata kuliah Farmasi .Oleh
karena itu Saya sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah
diberikan
Dalam penyusunan laporan ini, Saya menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini masih
jauh dari kata sempurna.
Sehingga Saya selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat
untuk kelompok Saya khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.

Penyusun
I.Judul Laporan
Laporan ini memiliki judul berupa ‘’Kromatografi’’
II.Tujuan Laporan
1.Memahami dan mengenal dasar-dasar pemisahan secara kromatografi dan menentapkan Rf
2.Memisahkan dan menentukan komponen-komponen dalam berbagai sample.
III.Dasar Teori
Sejarah Kromatografi.
Kromatografi adalah alat pemisahan yang sering digunakan di semua cabang ilmu pengetahuan,dan
seringkali satu-satunya cara untuk memisahkan komponen dari campuran kompleks. Seorang Ahli
botani Rusia,yaitu Mikhail Tsvet menciptakan istilah kromatografi pada tahun 1906. Yang pertama
penggunaan analitik kromatografi adalah James dan Martin pada tahun 1952.
Karena Tsvet mengenali dan menafsirkan dengan benar proses kromatografi dan menamai
fenomena kromatografi, ia umumnya dikreditkan dengan penemuannya.Setelah mendekam terlupakan
selama bertahun-tahun, kromatografi mulai berkembang pada tahun 1940-an karena pengembangan
kromatografi partisi kolom oleh Martin dan Synge dan penemuan kromatografi kertas. Publikasi
pertama tentang Kormatografis Gas muncul di 1952. Pada akhir 1960-an, kormatografi fas, karena
pentingnya bagi industri perminyakan, dan telah berkembang menjadi teknik instrumental yang
canggih berupa instrument kromatofrafi yang pertama ada secara komersial
Sejak digunakan pada awal pertengahan 1960-an, .Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, mengambil
keuntungan dari kemajuan teoritis dan instrumental Kromatografi gas, telah memperluas wilayah
kromatografi cair menjadi sama canggihnya dan metode yang berguna. Kormatografi Cairan
Supekrtikal, pertama kali didemonstrasikan pada tahun 1962, dan akhirnya mendapatkan perhatian dari
masyarakat publik.Sedangkan pada Kromatografi modern teknik, termasuk sistem otomatis, sangat
luas digunakan dalam karakterisasi dan pengendalian kualitas bahan baku pangan dan produk pangan.
Jenis Kromatografi.
Terdapat 3 jenis utama kromatografi ,yaitu
 Kromatografi Planar (Terbagi menjadi kromatografi kertas dan KLT)
 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
 Kormatografi Gas

Dalam kromatografi, komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase,yaitu fase gerak dan fase
diam Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran serap
pada permukaan partikel-partikel atau terserap.Pada Kromatofrafi kertas naik , kertasnya
digantungkan dari ujung atas lemari sehingga tercelup di dalam solven di dasar dan solven merangkak
ke atas kertas oleh daya kapilaritas. Pada bentuk turun kertas dipasang dengan erat dalam sebuah baki
solven di bagian atas lemari dan solven bergerak ke bawah oleh daya kapiler dibantu dengan gaya
gravitasi. Setelah bagian muka solven selesai bergerak hampir sepanjang kertas, maka pita diambil,
dikeringkan dan diteliti. Dalam suatu hal yang berhasil, solut-solut dari campuran semula akan
berpindah tempat sepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda, untuk membentuk sederet noda-
noda yang terpisah. Apabila senyawa berwarna, tentu saja noda- nodanya dapat terlihat (Day &
Underwood, 1990).
Harga Rf mengukur kecepatan bergeraknya zona realtif terhadap garis depan pengembang.
Kromatogram yang dihasilkan diuraikan dan zona-zona dicirikan oleh nilai-nilai Rf. Nilai Rf
didefinisikan oleh hubungan:

Pengukuran itu dilakukan dengan mengukur jarak dari titik pemberangkatan (pusat zona
campuran awal) ke garis depan pengembang dan pusat rapatan tiap zona. Nilai Rf harus sama baik
pada descending maupun ascending. Nilai Rf akan menunjukkan identitas suatu zat yang dicari,
contohnya asam amino dan intensitas zona itu dapat digunakan sebagai ukuran konsentrasi dengan
membandingkan dengan noda-noda standar (Khopkar, 1990).

Proses pengeluaran asam mineral dari kertas desalting. Larutan ditempatkan pada kertas
dengan menggunakan mikropipet pada jarak 2–3 cm dari salah satu ujung kertas dalam bentuk
coretan garis horizontal. Setelah kertas dikeringkan, ia diletakan didalam ruangan yang sudah
dijenuhkan dengan air atau dengan pelarut yang sesuai. Terdapat tiga tehnik pelaksanaan analisis.
Pada tehnik ascending; pelarut bergerak keatas dengan gaya kapiler. Sedangkan ketiga dikenal
dengan cara radial atau kromatografi kertas sirkuler (Basset, 1994).

Kromatografi bergantung pada pembagian ulang molekul-molekul campuran antara dua fase
atau lebih. Tipe Tipe kromatografi partisi cairan dan pertukaran ion. Sistem utama yang digunakan
dalam kromatografi partisi adalah partisi gas, partisi cairan yang menggunakan alas tak bergerak
(misalnya komatografi kolom), kromatografi kertas dan lapisan tipis ( Svehla, 1979).

Distribusi dapat terjadi antara fase cair yang terserap secara stasioner dan zat alir bergerak
yang kontak secara karib dengan fase cair itu. Dalam kromatografi partisi cairan, fase cair yang
bergerak mengalir melewati fase cair stasioner yang diserapkan pada suatu pendukung, sedangkan
dalam kromatografi lapisan tipis adsorbennya disalutkan pada lempeng kaca atau lembaran plastik
(Basset, 1994).
IV.Alat dan Bahan
ALAT BAHAN
Beaker Glass Spidol
Gelas Ukur Aquades (H2O)
Kasa Benzena
Pipet Kapiler Kloroform (CHCl3)
Plat silica gel Larutan Kunyit
Aluminium Foil Dietil eter
Chamber Kromatografi Etanol (C2H5OH)
Kertas saring Sampel
Penggaris Asam Sulfat Pekat (H2SO4)
Pipet tetes Etanol (C2H5OH)
Corong Kaca

V.Prosedur Kerja
Prosedur Kerja Kromatografi Kertas
o 1.Disiapkan kertas WhatmanNo.1 ukuran 4cm x10cm kemudian diukur 1,5cm dari ujung kertas
dan ditarik garis horizontal dengan jarak pelarut sebesar7cm.
o 2.Larutan pengembang 20ml dengan komponen larutan pengembang adalah
Etanol:Aquadest:Benzenaadalah2:1:2.KomponenlarutanpengembangII adalah
kloroform:Dietileter:Aquadest adalah 2:1:2
o 3.Dimasukkanlarutanpengembangkedalam beakerglassukuran500mL
kemudianditutupdenganaluminium foiluntukmembuatlarutantersebut menjadijenuh.
o 4.Ditotolkan spidol hitam pada kertas untuk percobaan larutan pengembang;
Larutanairkunyitdenganpipakapilerpadakertasuntukpercobaanlarutan pengembangII.
o 5.Dimasukkan kertas saring yang telah ditotol kedalam beaker glass yang berisi larutan
pengembang (larutan sampel yang ditotol tidak boleh tercelup larutan pengembang).
o 6.Ditunggu larutan pengembang yang naik dari dasar kertas saring hingga sampai batas jarak
pelarut yang telah ditentukan sebelumnya.
o 7.Dikeringkan kertas saring yang basah bila larutan pengembang telah naik ke batas jarak
pelarut yang telah ditentukan.
o 8.Diukur jarak yang ditempuh oleh tiap komponen dengan menggunakan penggaris.
o 9.Dihitung nilai Rf dengan persamaan
Prosedur Kerja Kromatografi Lapis Tipis
1. Aktifkan plat KLT pada suhu pada suhu 110°C selama 30 menit.
2. SiapkanplatKLTdenganukuran4x10cmdanbuatlahbataskira-kira1,5cm dari batas bawah dan atas
plat menggunakan pensil.
3. Totolkan sampel menggunakan pipa kapiler pada garis batas bawah plat KLT
4. Masukkanplat KLT kedalam bejana pengembang berisi etanol sedalam 0,5 cm.
5. Lakukanpengamatan.
6. Angkat plat setelah cairan pengembang berjarak 15-20cm dan diamkan sejenak
7. Semprotkan H2SO4 pekat kearah plat.
8. Keringkan plat pada kompor elektrik
9. Amatinoda/bercak yang dihasilkan
10. Lakukan pengukuran untuk memperoleh nilai Rf
VI.Data Hasil Percobaan
1.Percobaan Kertas Saring

2.Percobaan KLT (Kromatografi Lapis Tipis)

VII.Analisis Data
Analisis Kromatografi Kertas
Pada tinta hitam apabila dimasukan kedalam air maka tinta akan mengalami kapilaritas pada
air kapilaritas adalah fenomena naik atau turunnya permukaan zat cair suatu zat dalam suatu medium
hal ini dapat terjadi karena setiap campuran memiliki properti yang berbeda-beda,ada yang lebih berat
dan ada yang lebih ringan ada yang lebih larut dan ada yang kurang larut .Karena perbedaan ini maka
kecepatan penaikan akan berbeda.Pada percobaan ini ,yaitu spidol berwarna kuning,orange dan pink
pada percobaan 1 dalam fase gerak berupa alkohol dan air maka akan memiliki kelarutan yang berbeda
pula,Pada pelarut berupa air dapat dilihat bahwa pink dan kuning memiliki jarak ke batas atas yang
berbeda sehingga proses elusi kedua benda tersebut akan berbeda pula dan didapatkan bahwa senyawa
tinta pink merupakan senyawa yang paling larut terhadap air dan tinta orange kurang larut terhadap air
karena jarak elusi yang sedikit,
Sedangkan pada sampel ungu dan pink maka akan berbeda pula kelarutannnya pada alkohol dan
air apabila senyawa pink dimasukan kedalam air maka akan memiliki jarak 2,2 cm dan ungu 5,5 cm
dan ini mengakibatkan ungu lebih larut didalam air .sedangkan apabila dicelupkan kepada pelarut
berupa alkohol maka ungu akan lebih tetap larut dalam alkoholnamun kelarutannya akan berkurang hal
ini dibuktikan dengan perbedaan nilai Rf dan jarak elusi ke batas atas.Sedangkan pada sampel berwarna
pink dapat dilihat bahwa senyawa pink akan lebih larut di dalam alkohol daripada di air ,hal ini juga
dapat dilihat dari nilai Rf dan Elusinya.
Sedangkan pada proses KLT dapat dilihat bahwa sampel cokelat dalam senyawa alkohol akan
didominasi oleh warna kuning karena nilai Rf kuning yang semakin mendekati 1 ,sedangkan pada
senyawa kuning air merupakan medium yang paing tepat digunakan karena kuning dapat larut didalam
air dan memiliki Rf 0,899 mendekati 1 sedangkan pada warna ungu yang apabila dimasukan ke dalam
air maka warna pink akan kurang larut sedangkan warna ungu akan lebih larut dibandingkan dengan
warna pink
VIII.Refrensi
1. Dhanarasu,Sasikumar.2012.Chromatography and Its Applications.Intech:Rijeka,Crontia
2. Ismail.Baraem dan S.Suzanne Neilsen.2010.Chapter 27 Basic Principles of
Chromatography.United States of America : University of
MinnesotaNielsen2010_FoodAnalysis_4thEd.pdf (ipb.ac.id)

3. Petrucci,Herring,Madura,dan Bissonnette.2011.General Chemistry Principles and Modern


Applications.Edisi 10
4. Tim Dosen ISTN.2018.Petunjuk Praktikum Kimia Dasar.Jakarta:Institut Sains dan Teknologi
Nasional
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
‘’Reaksi Reaksi Kimia’’

NAMA MAHASISWA: RADEN VICKEL DWIKO G.K.N


NPM : 20330064
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Jl.Moh Kahfi II Srengseng Sawah Jagakarsa Jakarta Selatan 12640
Kata Pengantar

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga Saya dapat menyusun laporan praktikum Kimia Dasar ini dengan baik.
Laporan ini berisi tentang uraian hasil riset mengenai cara reaksi kimia ini
Laporan ini Saya susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak diantaranya;
Ibu Erwi Putri Setyaningsih.S.Farm.,Apt selaku dosen mata kuliah Farmasi .Oleh karena itu Saya
sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah diberikan
Dalam penyusunan laporan ini, Saya menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini masih jauh
dari kata sempurna.
Sehingga Saya selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sekalian. Akhir kata Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat untuk kelompok Saya
khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.

Penyusun
I.Judul Laporan
Laporan ini memiliki judul Reaksi-Reaksi Kimia

II.Tujuan Laporan
Melakukan beberapa jenis reaksi untuk melihat adanya perubahan kimia

III.Dasar Teori
1.Reaksi Asam Basa
Indikator asam-basa (disebut juga Indikator pH) adalah senyawa halokromik yangditambahkan
dalam jumlah kecil ke dalam sampel, umumnya adalah larutan yang akanmemberikan warna sesuai
dengan kondisi pH larutan tersebut. Pada temperatur 25°Celsius, nilai pH untuk larutan netral adalah
7,0. Di bawah nilai tersebut larutandikatakan asam, dan di atas nilai tersebut larutan dikatakan basa.
Kebanyakan senyawaorganik yang dihasilkan makhluk hidup mudah melepaskan proton (bersifat
sebagaiasam Lewis), umumnya asam karboksilat dan amina, sehingga indikator asam-basa banyak
digunakan dalam bidang biologi dan kimia analitik.Teori Lewis yang mengatakan Asam adalah
senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas dari senyawa lainAsam merupakan salah satu
penyusun dari berbagai bahan makanan dan minuman, misalnya cuka, keju, dan buah-buahan.
MenurutArrhenius, asam adalah zat yang dalam air akan melepaskan ion H+

.Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapatmelepaskan ion
hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnyamengandung gugus OH. Dalam
keadaan murni, basa umumnya berupa kristal padat dan bersifat kaustik. Beberapa produk rumah
tangga seperti deodoran, obat maag (antacid)dan sabun serta deterjen mengandung basa.Asam bersifat
basa, berasa asam, dapat mengubah lakmus biru menjadi merah danterurai menjadi ion positif hidrogen
dan ion negatif sisa asam. Sedangkan basa berasa pahit, terasa licin, dapat mengubah lakmus merah
menjadi biru, dan terionisasi menjadiion positif logam dan ion negatif hidroksida.Suatu larutan dapat
diketahui bersifat asam atau bisa menggunakan indikator.Indikator dapat berupa alami yang berasal
dari tumbuhan maupun buatan yang berupa

2.Reaksi Pengendapan
Suatu endapan adalah suatu zat padat yang tidak larut yang dibentuk dari suatu
larutan. Reaksi pengendapan ditandai dengan pembentukan suatu endapan jika dua atau lebih
senyawa dicampur dalam larutan. Pembentukkan endapan biasanya menunjukkan
pembentukkan dari suatu senyawa baru yang tidak larut atau sebagian larut dalam pelarut
yang digunakan dalam sistem. Sebagai contoh, jika larutan Ba(NO3)2 dalam air dicampur
dengan suatu larutan K2SO4 dalam air, maka suatu endapan putih akan terbentuk.
Endapan tersebut adalah barium sulfat.
-
Garam-garam yang larut dalam larutan ditulis secara terpisah. Ion-ion K+ dan NO 3 tidak
mengendap dalam reaksi, keduanya disebut ion-ion spektator dan tidak perlu dituliskan.
3.Reaksi Kompleks

Suatu reaksi antara ion logam dan molekul atau ion yang dapat membentuk suatu
ikatan dengan memberikan sepasang elektron ke ion logam disebut suatu reaksi kompleksasi.
Zat yang dibentuk disebut ion kompleks atau disingkat kompleks. Molekul-molekul atau ion-
ion yang memberikan sepasang elektron yang dibutuhkan untuk membentuk ikatan-ikatan
disebut ligand. Jumlah atom-atom yang diikat pada ion metal adalah jumlah koordinasi
dari kompleks. Sebagai contoh, ammonia membentuk kompleks dengan ion Cu+2.
2+
Cu2+(aq) + 4NH4 (aq) Cu (NH3)4 (aq)
2+
Ion kompleks Cu(NH3)4 memiliki empat NH3 ligand dan bilangan koordinasinya
adalah empat. Seringkali kompleks yang terbentuk dalam reaksi mempunyai warna yang
berbeda dari zat-zat yang membentuknya, oleh karena itu tidak memerlukan indikator untuk
mendeteksi reaksi.

Beberapa ligand mengandung lebih dari satu atom yang dapat memberikan sepasang
elektron. Ligand tersebut dapat membungkus sendiri mengelilingi ion logam sehingga semua
atom-atom donor yang potensial dapat membentuk ikatan dengan logam. Ligand EDTA
(etilendiamintetraasetat) mempunyai dua atom nitrogen dan empat atom oksigen yang dapat
beraksi sebagai pasangan elektron donor. Dalam larutan basa semua keenam donor tersebut
dapat mengikat sebuah ion logam, maka hanya satu ligand EDTA akan berada dalam
kompleks.

4.Reaksi Oksidasi-Reduksi
Suatu reaksi oksidasi-reduksi merupakan reaksi dimana bilangan oksidasi atom-atom
dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) mengalami perubahan. Untuk menentukan bilangan
oksidasi atom-atom dalam suatu senyawaan dapat ditentukan menurut aturan-aturan berikut ini
o Bilangan oksidasi suatu atom dalam bentuk unsurnya adalah nol.
o Bilangan oksidasi suatu ion monoatomic sama dengan muatannya.
o Beberapa unsur-unsur tertentu hampir selalu mempunyai nilai yang sama. Fluor
selalu -1. Oksigen hampir selalu -2 kecuali dalam senyawaan dengan F, dalam
2-
peroksida-peroksida (O ),2 atau dalam superoksida (O2-). Hidrogen
mempunyai bilangan oksidasi +1 kecuali dalam suatu senyawaan dengan unsur
yang lebih elektropositif seperti logam alkali, dalam hal ini bilangan oksidasinya
-1.
o jumlah bilangan oksidasi dari semua atom-atom dalam suatu senyawa netral
harus nol dan dalam suatu ion harus sama dengan muatan dari ionnya.
:
Menurut aturan-aturan diatas suatu atom logam yang ikut dalam suatu reaksi kimia
untuk membentuk ion logam sudah mengalami perubahan bilangan oksidasinya. Sebagai
contoh, logam tembaga bereaksi dengan larutan perak nitrat dalam air, memberikan logam
perak dan larutan tembaga nitrat. Tembaga dan perak kedua-duanya sudah merubah bilangan
oksidasinya, maka hal ini jelas merupakan reaksi oksidasi-reduksi.
2+
Cu(s) + 2Ag(aq) Cu (aq) + 2Ag(s)
Bilangan oksidasi dari perak berkurang dari +1 dalam ion menjadi nol dalam logam perak,
maka ion perak disebut tereduksi. Bilangan oksidasi tembaga bertambah dari nol dalam
logam tembaga menjadi +2 dalam bentuk ion, maka tembaga disebut teroksidasi.
Kedua proses oksidasi dan reduksi harus selalu terjadi bersamaan dalam semua reaksi.
Namun, dalam hal mengindetifikasi suatu reaksi seperti reaksi redoks hanya perlu mengetahui
satu perubahan bilangan oksidasi. Untuk mendapatkan perubahan yang lain pasti selalu
terjadi. Untuk mendapatkan perubahan yang termudah adalah merubah suatu unsur menjadi
ion atau suatu ion menjadi unsur yang bersangkutan

IV.Alat dan Bahan


1. Reaksi Asam Basa
Alat Bahan
1. 3 buah tabung reaksi 1. NaOH 0,1 M
2. Batang pengaduk 2. KOH 0,1 M
3. Kertas lakmus 3. Mg(OH)2 0,1 M
4. HCl 0,1 M

2. Reaksi Pengendapan
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. NaCl 0,1 M
2. Batang pengaduk 2. KCl 0,1 M
3. CaCl2
4. Fenol ftalin
5. NaBr 0,1 M
6. NaI 0,1 M

3. Reaksi Pembentukan Kompleks


Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Cu(NO3)2 0,1 M
2. Ni(NO3) 0,1 M
3. CoCl2 0,1 M
4. Dapar ammonia ( NH3)
5. EDTA 0,1 M
6. Aquades
7. Dapar Asetat
4. Reaksi Oksidasi-Reduksi
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Logam Zn
2. Logam Mg
3. Logam Cu
4. HCl 6 M
5. AgNO3 0,1 M
6. Cu(NO3)2 0,1 M
7. Zn(NO3)2 0,1 M

V.Prosedur Kerja
1. Reaksi Asam Basa
- Sediakan 3 buah tabung reaksi, isilah masing-masing dengan 20 tetes 0,1 M larutan NaOH,
KOH dan Mg(OH)2.
- Basahkan ujung batang pengaduk dengan salah satu larutan dan kenakan pada lakmus
merah. Catat perubahan yang terjadi. Ulangi dengan lakmus biru.

- Tambahkan 1 tetes larutan fenol ftalein ke dalam basa. Kemudian tambahkan setetes demi
setetes 0,1 M HCl, kocok setiap penambahan satu tetes sampai warna hilang.
Hitunglah jumlah tetesan yang ditambahkan. Ujilah larutan dengan lakmus.
- Cuci batang pengaduk dengan air suling dan ulangi tahap-tahap 2 s/d 4 dengan dua larutan
basa lainnya. Catatlah bagaimana rasa larutan akhir dengan jari anda sebelum larutan tersebut
anda buang.

2. Reaksi Pengendapan
- Sediakan tiga buah tabung reaksi masing-masing diisi dengan 1 ml 0,1 M NaCl, KCl, dan
CaCl2. Tambahkan 3 tetes 0,1 M AgNO3 ke dalam setiap tabung.
- Catat apa yang terjadi dan tuliskan persamaan reaksinya.
- Dalam 3 tabung reaksi yang lain isi masing-masing dengan 0,1 M larutan NaCl, NaBr dan
Na tambahkan 0,1 M AgNO3 tetes demi tetes sampai 10 tetes. Campur setelah setiap tetes
ditambahkan.
Catat warna tiap endapan dan tuliskan persamaan reaksinya.
- 3.Reaksi Pembentukan Kompleks
- Masukkan 3 tetes 0,1 M Cu (NO3)2 ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 5 ml air
- Kemudian tambahkan 5 tetes larutan dapar ammonia. Larutan dapat ditambahkan untuk
mengatur keasaman larutan. Catat pengamatan anda.
- Tambahkan 0,1 M EDTA tetes demi tetes, kocok setiap kali penambahan. Uraikan apa
yang terjadi.
- Ke dalam tabung reaksi yang lain masukkan 5 tetes 0,1 M Ni (NO3) dan dua tetes larutan
dapar asetat. Catat warna larutan.
- Tambahkan 0,1 M EDTA tetes demi tetes dan catat pengamatan anda.
- Lakukan percobaan diatas pada larutan 0,1 M CoCl2 dengan menggunakan larutan dapar
ammonia.
- Tuliskan semua persamaan reaksi dari percobaan-percobaan di atas.

4. Reaksi Oksidasi Reduksi


- Masukkan sepotong kecil logam Zn ke dalam tabung reaksi dan logam Mg ke dalam tabung
reaksi yang lain. Tambahkan 3 ml 6 M HCl dalam tiap tabung da amati apa yang terjadi.
Awas jauhkan dari nyala api !
- Masukkan sepotong kecil logam Zn ke dalam 3 ml larutan 0,1 M AgNO 3 dan catat
pengamatan anda.
- Masukkan sepotong kecil logam Cu ke dalam 3 ml larutan 0,1 M AgNO3 dan catat
pengamatan anda.
- Masukkan sepotong kecil logam Zn ke dalam 3 ml larutan 0,1 M Cu (NO 3)2 dan sepotong
kawat Cu dalam 5 ml 0,1 M Zn (NO3)2.
- Tuliskan semua persamaan reaksi percobaan di atas
VI.Data Hasil Percobaan
1.Reaksi Asam dan Basa
Percobaa Sifat Akhir
Larutan Sifat Indikator Warna Indikator
n Larutan
Berubah Biru
Percobaan
NaOH Basa Lakmus (Lakmus Merah) Basa
I
Tetap Biru (Lakmus Biru)
Berubah Biru
KOH Basa Lakmus (Lakmus Merah) Basa
Tetap Biru (Lakmus Biru)
Berubah Biru
Mg(OH)2 Basa Lakmus (Lakmus Merah) Basa
Tetap Biru (Lakmus Biru)
Percobaan Fenol
NaOH + HCl Basa Tidak Berwarna Asam
II Ftalein
Fenol
KOH+HCl Basa Tidak Berwarna Asam
Ftalein
Mg(OH)2 + Fenol
Basa Tidak Berwarna Asam
HCl Ftalein

2.Reaksi Pengendapan
Warna
Percobaan Larutan (aq) Hasil Akhir Sifat Fisik Endapan (Bila
Ada)
Percobaan I NaCl +AgNO3 AgCl(s)+NaNO3(aq) Endapan (Solid) Putih
KCl +AgNO3 AgCl(s)+KNO3(aq) Endapan (Solid) Putih
2AgCl(s)
CaCl2+AgNO3 Endapan (Solid) Putih
+Ca(NO3)2(aq)
Percobaan II NaCl +AgNO3 AgCl(s)+NaNO3(aq) Endapan (Solid) Putih
NaBr +AgNO3 AgBr(s) +NaNO3(aq) Endapan (Solid) Keruh
Larutan
NaF+AgNO3 NaNO3(aq)+AgF(aq) -
(Aqueous)
3.Reaksi Kompleks

Larutan Warna Larutan Setelah ditetesi Warna Setelah ditetesi Warna Setelah
ammonia dapar asetat ditetesi EDTA
Cu(NO3)2 Biru Biru terang - Biru laut
CoCl2 Merah bata Toska + endapan - -
Ni(NO3) Hijau Biru muda Kuning Biru-ungu

4.Reaksi Oksidasi Reduksi

Percobaan Logam Larutan Hasil Akhir Oksidasi Reduksi


Percobaan I Magnesium (Mg) HCl MgCl2(aq)+H2(g) H2 Mg
Zink /Seng (Zn) HCl ZnCl2(aq)+H2(g) H2 Zn
Percobaan
Zink /Seng (Zn) AgNO3 Ag+Zn(NO3)2 Zn AgNO3
II
Cuprum/Tembaga
AgNO3 Cu (NO3)2 + Ag - Ag AgNO3
(Cu)
PercobaanII
Zink /Seng (Zn) Cu (NO3)2 ZnNO3)2 +Cu Zn Cu (NO3)2
I
Cuprum/Tembaga
Cu (NO3)2 CuO+NO2+O2 Cu Cu (NO3)2
(Cu)

VII.Analisis Data
1.Reaksi Asam Basa
Pada Reaksi Asam dan Basa diatas ,perlu diingat bahwa senyawa asam dicirikhaskan
dengan mempunyai atom H+ yang terikat (tidak semua molekul dengan atom H dapat disebut
sebagai asam) sebagai contoh asam adalah,NH3,HCl,H2SO4,HCN dan lain-lain sedangkan pada
basa dicirikhaskan dengan mempunyai senyawa OH- pada zat tersebut ,contoh basa adalah
KOH,NaOH,Mg(OH) dan lain lain .Apabila kita lihat pada percobaan 1 yaitu NaOH,KOH dan
Mg(OH)2 kita berasumsi bahwa semua senyawa tersebut adalah basa,namun untuk memastikan
apakah senyawa tersebut dapat dilakukan penilaian fisik,yaitu memiliki rasa pahit,dan bersifat
kaustik apabila terkena tangan.Namun disamping kedua itu kita dapat mengujinya dengan cara
mencelupkan kertas lakmus,apabila lakmus merah dicelupkan kedalam suatu basa maka akan
merubah lakmus tersebut menjadi warna biru dan apabila lakmus bagian biru dicelupkan ke
bagian basa maka lakmus akan tetap berwarna merah .selain dengan cara lakmus kita dapat
menggunakan alat pH meter,apabila ph meter menunjukan nilai diatas 7 maka dapat dipastikan
bahwa senyawa tersebut bersifat basa.dalam percobaan ini kertas lakmus merah berubah menjadi
warna biru dan kertas lakmus warna biru apabila dicelupkan ke dalam basa maka akan tetap
berwarna biru ,dapat disimpulkan bahwa ketiga senyawa tersebut bersifat basa .
Sedangkan pada percobaan II ,Yaitu NaOH,KOH dan Mg(OH)2 kita berasumsi bahwa
ketiga senyawa tersebut adalah basa,ya memang pada dasarnya ketiga larutan tadi basa dan hal
itu telah dibuktikan sebelumnya,namun pada percobaan 2 terdapat perbedaan perlakuan
praktikum dimana ketiga larutan tadi ditambahkan suatu senyawa Asam Kuat,setelah
ditambahkan asam kuat kita memiliki sebuah pertanyaan,yaitu apakah senyawa tersebut tetap
menjadi basa atau bahkan berubah menjadi suatu senyawa asam?untuk menjawab pertanyaan
tersebut kita dapat mengujinya dengan 3 cara,lakmus,pH meter dan menggunkana fenol
ftalein.Setelah menggunakan kertas lakmus berwarna merah ternyata kertas lakmus tetap
berwarna berwarna merah.sedangkan apabila dicelupkan dengan kertas lakmus berwarna biru
maka akan berubah menjadi warna merah .hal ini membuktikan bahwa larutan tersebut akan
berubah menjadi merah.untuk lebih memastikan senyawa tersebut asam atau basa kita dapat
menggunakan reagen berupa Fenol Ftalein .apabila suatu larutan dicampurkan dengan Fenol
Ftalein,apabila senyawa tersebut asam maka tidak akan terjadi perubahan warna larutan
sedangkan apabila basa maka larutan fenol ftalen yang berwarna merah muda pudar akan
berubah menjadi merah muda dengan warna yang lebih kontras.dalam percobaan ini didapatkan
bahwa larutan berubah menjadi tidak berwarna,hal ini membuktikan bahwa senyawa ini
asam.dan dapat diambil kesimpulan bahwa apabila senyawa basa ditambahkan dengan senyawa
asam maka dapat membentuk senyawa asam(tergantung konsentrasi asam/basa)

2.Reaksi Endapan
Pada percobaan I,Yaitu dengan cara mereaksikan NaCl,KCl,CaCl2 dengan AgNO3,pada ketiga
percobaan 1 ini apabila suatu Natrium Klorida direaksikan suatu perak nitrat maka akan
membentuk suatu reaksi NaCl +AgNO3 AgCl(s)+NaNO3(aq) sehingga dapat
dilihat bahwa AgCl merupakan senyawa solid dan ini menjelaskan bahwa AgCl
merupakan endapan dan berwarna putih sedangkan natrium nitrat merupakan senyawa
sampingan yang bersifat larutan.Sedangkan pada Kalium Klorida dan Perak nitrat akan
didapatkan reaksi berupa KCl +AgNO3 AgCl(s)+KNO3(aq).Apabila direaksikan
akan menghasilkan suatu endapan lagi berupa AgCl dan produk sampingan berupa
kalium nitrat dan AgCl sama seperti sebelumnya memiliki bentuk solid dan berwarna putih
sedangkan pada Kalsium Klorida apabila direaksikan dengan Perak Nitrat maka akan
menghasilkan reaksi sebagai berikut CaCl2+AgNO3 2AgCl(s)+Ca(NO3)2(aq) reaksi ini
menghasilkan kembali reaksi AgCl sehingga dapat dilihat suatu endapan berupa
endapan berwarna putih.
Sedangkan pada percobaan 2.Kita menggunakan 3 jenis sampel yang berbeda yaitu
natrium klorida,natrium bromida,dan natrium florida.ketiga sampel tersebut
direaksikan dengan perak nitrat kembali untuk menguji apakah ada suatu endapan atau tidak
.Pada percobaan natrium klorida dengan perak nitrat maka akan didapatkan reaksi
berupa NaCl +AgNO3 AgCl(s)+NaNO3(aq) dan diambil kesimpulan bahwa reaksi ini
akan kembali memberi reaksi endapan AgCl yang merupakan endapan berwarna
putih.Sedankan apabila suatu natrium klorida direaksikan dengan perak nitrat maka
akan menghasilkan reaksi berupa NaBr +AgNO3 AgBr(s) +NaNO3(aq) sehingga dapat
dilihat bahwa AgBr merupakan suatu senyawa bersifat solid dan apabila dilihat secara fisik maka
AgBr merupakan endapan berwarna abu-abu keruh dan berbeda dengan AgCl yang berwarna
putih ,Sedangkan apabila suatu Natrium Florida direaksikan dengan Perak nitrat maka akan
menghasilkan reaksi berupa NaF+AgNO3 NaNO3(aq)+AgF(aq) dan apabila kedua senyawa tersebut
direaksikan maka akan menghasilkan suatu senyawa yaitu AgF dan NaNO3 yang bersifat
aqueous artinya kedua senyawa tersebut terlarut sempurna dan tidak membentuk endapan
sehingga hasil reaksi tersebut tidak membentuk suatu endapan
3.Pembentukan Kompleks
Suatu reaksi antar ion logam dan molekul atau ion yang dapat membentuk suatu ikatan
dengan memberikan sepasang elektorn ke ion logam disebut suatu reaksi kompleksasi. Molekul
– molekul atau ion – ion yan memberikan sepasang elektron yang dibutuhkan untuk membentuk
ikatan – ikatan disebut ligand. Jumlah atom – atom yang diikat pada atom metal adalah jumlah
koordinasi dari kompleks, sebagai contoh : ammonia membentuk kompleks dengan ion Cu2+.
Ion kompleks Cu(NH3)42+ memiliki empat NH3 ligand dan bilangan koordinasinya
adalah empat. Sering kali kompleks yang terbentuk dalam reaksi mempunyai warna yang
berbeda – beda dari zat yang membentuknya, oleh karena itu tidak membutuhkan indikator untuk
mendeteksi.
Pada percobaan 3 tetes Cu(NO3)2 dengan 5 ml aquades diperoleh warna biru, kemudian
ditambahkan dengan 5 tetes ammonia menghasilkan warna biru terang dan setelah ditetesi
dengan larutan EDTA tetes demi tetes warna pun berubah menjadi warna biru laut.
Pada percobaan 3 tetes CoCl2 dengan 5 mL aquades diperoleh warna merah bata,
kemudian ditetesi dengan 5 tetes ammonia menghasilkan warna toska dan membentuk endapan.
Pada percobaan 3 tetes Ni(NO3) dengan 5 mL aquades diperoleh warna Hijau, kemudian
ditambahkan 5 tetes ammonia menghasilkan warna biru muda dan setelah ditetesi dengan larutan
EDTA menghasikan warna biru – ungu. Bila diteteskan dengan dapar asetat akan membentuk
warna kuning.
4.Oksidaksi Reduksi
Pada konsep menentukan rekasi oksidasi dan reduksi ,kita harus tau terlebih dahulu nilai
biloks masing masing senyawa ,apabila bilok menurun maka terjadi reduksi dan apabila
meningkat terjadi oksidasi.pada percobaan I Magnesium bermuatan 2+ dan setelah direaksikan
bermuatan 0 karena terdapat Cl2 yang masing masing bermuatan negatif sehingga magnesium
bersifat reduksi dan hidrogen bersifat oksidasi.Pada percobaan Zn bermuatan 2+ dengan AgNO3
maka Zn yang bermuatan 2 + akan berubah menjadi muatan 0 karena adanya Cl sehingga Zn
bersifat oksidator(reduksi) dan hidroen bersifat reduksi .Pada percobaan II apabila Zn bermuatan
2+ direaksikan dengan AgNO3 maka Zn akan bermuatan bermuatan tetap 2 pada Ag terjadi
penurunan biloks dari +2 menjadi +1 sehingga dapat disipulkan bahwa Ag mengalami reduksi
sedangkan prinsip yang sama digunakan pada Cu yaitu Cu akan tetap namun Ag akan mengalami
proses penurunan biloks karena bermuatan negatif -1 sehingga Ag mengalami reduksi dan Cu
mengalami oksidasi.Sedangkan pada prinsip yang sama digunakan pada percobaan III dengan
cara melihat masing masing nilai biloksnya

VIII.Refrensi
1. Kromatografi Kertas. 2010. http://autumninday.com/ diakses pada tanggal 25 Desember
2020.
2. Kromatografi Kertas dan Lapis Tipis. 2012. http://foodandsnack.com/ diakses pada
tanggal 25 Desember 2020
3. Tim Dosen Kimia Dasar. 2018. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. ISTN : Jakarta

4. Petrucci,Herring,Madura,dan Bissonnette.2011.General Chemistry Principles and


Modern Applications.Edisi 10

Anda mungkin juga menyukai