Anda di halaman 1dari 18

A.

JUDUL PERCOBAAN
Teknik Pemisahan

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mempelajari teknik pemisahan dan pemurnian dua komponen
cairan berdasarkan perbedaan titik didihnya.
2. Mahasiswa mempelajari teknik pemisahan dan pengidentifikasian suatu
campuran berdasarkan kecepatan merambat zat.

C. LANDASAN TEORI
Destilasi merupakan metode pemisahan zat cair dari komponen
penyusunnya berdasarkan perbedaan titik didih. Pada proses destilasi sederhana,
suatu campuran dapat dipisahkan bila zat-zat penyusunnya mempunyai
perbedaan titik didih yang cukup tinggi (Yazid, 2005: 66).
Dasar pemisahan destilasi adalah perbedaan titik didih pada tekanan
tertentu. Pemisahan dengan destilasi melibatkan penguapan diferensial dari
suatu campuran cairan diikuti dengan penampungan material yang menguap
dengan cara pendinginan dan pengembunan (Soebagio dkk, 2002:24).
Teknik pemisahan merupakan suatu cara untuk memisahkan zat menjadi
komponen-komponen aslinya. Pemilihan teknik yang digunakan tergantung pada
banyak sedikitnya sampel, selektivitas metode, tingkat resolusinya dan
kepraktisan prosedurnya (Khopkar, 2008: 135).
Ketika dua cairan yang menguap atau titik didihnya berdekatan tidak dapat
dilakukan dengan destilasi sederhana. Suatu cara yang sering digunakan untuk
memperoleh hasil yang lebih baik disebut destilasi bertingkat. Destilasi
bertingkat adalah sebuah proses yang komponen-komponen penyusunnya secara
bertingkat diuapkan dan diembunkan. Campuran akan terbagi menjadi dua
bagian, yaitu destilat ialah bagian pertama yang terdiri dari uap yang
terembunkan dan mengandung lebih banyak komponen astiri (menguap)
dibandingkan cairan aslinya dan residu ialah bagian kedua yang cairannya
tertinggal atau komponennya yang sukar menguap. Bila destilat yang mula-mula
diperoleh dipanaskan lagi sampai mendidih, maka uap yang baru akan lebih
banyak lagi komponen yang lebih astiri. Hal ini dapat diulangi lagi beberapa kali
hingga akhirnya diperoleh salah satu komponen murni yang mudah menguap
(Yazid, 2005: 67-68).
Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh Michael Tswest (1906)
seorang ahli botani dari Rusia. Dalam percobaannya ia berhasil memisahkan
klorofil dan pigmen warna lain dalam ekstrak tumbuhan dengan menggunakan
serbuk kalsium karbonat yang diisikan ke dalam kolom kaca dan petroleum eter
sebagai pelarut. Proses pemisahan itu diawali dengan menempatkan larutan
cuplikan pada permukaan atas kalsium karbonat, kemudian dialirkan pelarut
petroleum eter. Hasilnya berupa pita-pita berwarna yang terlihat sepanjang
kolom sebagai hasil pemisahan komponen ekstrak tumbuhan. Dari pita-pita
tersebut muncullah istilah kromatografi yang berasal dari kata “chroma” dan
“graphein”. Dalam bahasa Yunani kedua kata tersebut berarti “warna” dan
“menulis” (Soebagio dkk, 2002: 55).
Kromatografi adalah suatu metode pemisahan berdasarkan perbedaan
kecepatan migrasi. Salah satu contoh pemisahan ini adalah kromatografi kolom
dimana campuran komponen-komponen dipisahkan berdasarkan proses adsorpsi
dalam kolom selulosa. Dalam kromatografi, salah satu fasa tetap tinggal pada
sistem, disebut fasa diam. Fasa lainnya bergerak memperlokasi melalui cela-cela
fasa diam meninggalkan sistem, disebut fasa gerak. Gerakan fasa gerak yang
melarutkan dan membawa komponen-komponen yang terkandung didalam
cuplikan dengan kecepatan migrasi yang berbeda-beda tergantung ukuran serta
bentuk molekulnya (Sudding, 2012: 37).
Tabel 1.1 Klasifikasi Metode Kromatografi

No Fasa Gerak Fasa Mekanisme Teknik Pengembangan


Diam Sampel
1. Gas Cairan Adsorpsi Kolom Elusi
Partisi Planar
2. Gas Padatan Adsorpsi Kolom Frontal
3. Cairan Cairan Partisi Kolom Pendesakan
Eksklusi Elusi
4. Cairan Padatan Penukar Kolom Elusi
ion bergradien
Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan fase
geraknya, kromatografi dapat diklasifikasikan menjadi kromatografi cair dan
kromatografi gas. Menurut pasangan faasa gerak dan fasa diamnya kromatografi
dapat diklasifikasikan menjadi: (a) kromatografi gas-padat (KGP); (b)
kromatografi gas-cair (KGC); (c) kromatografi cair-padat (KCP); dan (d)
kromatografi cair-cair (KCC).
Berdasarkan mekanisme pemisahannnya dikenal 4 macam jenis
kromatografi yaitu: (a) kromatografi adsorpsi; (b) kromatografi partisi; (c)
kromatografi penukar ion; dan (d) kromatografi eksklusi. Pada kromatografi
adsorpsi, fasa diam berupa padatan dan fasa geraknya dapat berupa cairan atau
gas. Zat terlarut diadsorpsi oleh permukaan partikel padat. Contoh jenis
kromatografi ini ialah kromatografi lapis tipis (KLT). Dalam kromatografi
partisi, zat terlarut akan terdistribusi ke dalam dua pelarut yang tidak dapat
bercampur. Fasa diam berupa cairan sedangkan fasa geraknya dapat berupa zat
cair atau gas. Contoh jenis kromatografi ini ialah kromatografi kertas (Soebagio
dkk, 2002: 56-57).
Cara partisi pelarut yang sederhana menghilangkan sebagian besar
komponen yang tak diinginkan dan, terutama jika dilanjutkan dengan uji biologi,
fraksi-fraksi yang lebih kaya akan komponen yang dicari diperoleh dengan cepat
(Hostettmann, 1995: 3).
Teknik kromatografi kertas diperkenalkan oleh Consden, Gordon dan
Martin (1944), yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam.
Kertas merupakan selulosa murni yang mempunyai afinitas besar terhadap air
ata pelarut polar lainnya. Bila air diadsorpsikan pada kertas, maka akan
membentuk lapisan tipis yang dapat dianggap analog dengan kolom. Lembaran
kertas berperan sebagai penyangga dan air bertindak sebagai fase diam yang
terserap diantara struktur pori kertas. Cairan fase bergerak yang biasanya berupa
campuran dari pelarut organik dan air, akan mengalir membawa noda cuplikan
yang didepositkan pada kertas dengan kecepatan berbeda. Senyawa-senyawa
yang dipisahkan kebanyakan bersifat sangat polar, misalnya asam-asam amino,
gula-gula atau pigmen-pigmen alam.
Terdapat tiga metode pengembangan pada kromatografi kertas, yaitu:
a. Metode penaikan (Ascending)
Kertas digantungkan sedemikian rupa sehingga bagian bawah kertas
tercelup pada pelarut yang terletak di dasar bejana. Pelarut akan naik
melalui serat-serat kertas oleh gaya kapiler menggerakkan komponen
dengan jarak yang berbeda-beda.
b. Metode penurunan (Descending)
Kertas digantung dalam bejana dengan ujung dimana aliran mulai bergerak
dicelupkan dalam palung kaca yang berisi pelarut. Pelarut akan bergerak
turun membawa komponen melalui gaya kapiler dan gaya gravitasi.
c. Metode mendatar (Radial)
Biasanya kertas dibentuk bulat yang tengahnya diberi sumbu dari benang
atau gulungan kertas. Noda ditempatkan pada pusat kerta kemudian pelarut
akan naik melalui sumbu sehingga membasahi kertas untuk kemudian
mengembang melingkar membawa komponen yang dipisahkan.
Setelah jarak noda komponen diketahui dan diberi tanda batas, harga Rf
(Retardation factor) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.
jarak yang ditempuh komponen
Rf =
jarak yang ditempuh pelarut
Nilai Rf bersifat karasteristik dan menunjukkan identitas masing-masing
komponen. Komponen yang paling mudah larut dalam pelarut harganya
mendekati satu. Sedangkan komponen yang kelarutannya rendah akan
mempunyai Rf hampir nol. Harga Rf dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti suhu, waktu pengempangan, pelarut, kertas, sifat campuranm
penjenuhan dan ukuran bejana. Nilai Rf dapat digunakan untuk identifikasi
kualitatif dari senyawa yang tidak diketahui dengan membandingkan
terhadap senyawa standar (Yazid, 2005: 205-208).
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Destilasi
1) Labu destilasi 500 ml 1 buah
2) Pendingin liebig 1 buah
3) Termometer −10 °−100 ° 1 buah
4) Sumbat gabus berlubang 1 buah
5) Alat Pemanas 1 buah
6) Statif dan Klem 1 buah
7) Slang karet 1 buah
8) Gelas kimia 1 buah
9) Baskom 1 buah
10) Kondensor 1 buah
b. Kromatografi
1) Kertas kromatografi 1 buah
2) Lidi 1 buah
3) Chamber 1 buah
4) Penjepit 2 buah
5) Mistar 1 buah
2. Bahan
a. Destilasi
1) Air teh
2) Batu didih
3) Aquades (H2O)
4) Es batu
b. Kromatografi
1) Tinta biru 1 tetes
2) Tinta merah 1 tetes
3) Tinta campuran 1 tetes
4) Aquades (H2O)

E. PROSEDUR KERJA
1. Destilasi
a. Alat dan bahan disiapkan.
b. Alat destilasi dipasang.
c. Air kotor dan beberapa butih batu didih dimasukkan ke dalam labu destilasi
500 ml.
d. Es batu dan air dimasukkan ke dalam baskom.
e. Air dengan rendaman es batu dijalankan melalui alat pendingin liebig
menggunakan kondensor.
f. Air kotor dan beberapa batu didih didalam Labu destilasi 500 ml dipanaskan
menggunakan alat pemanas.
g. Temperatul awal pada termometer dicatat.
h. Kenaikan temperatur diamati saat destilat pertama, kedua, dan ketiga menetes
pada gelas kimia 250 ml.
i. Kenaikan temperatur deestilat dicatat pada tabel hasil pengamatan sebagai
titik didih destilat.
2. Kromatografi
a. Alat dan bahan disiapkan.
b. Garis dibuat dengan pensil dengan 1 cm dari ujung bawah kertas
kromatografi.
c. Titik dibuat dengan tinta campuran di tengah garis tersebut. Dan titik lain
dibuat di sebelah kanan dan di sebelah kiri titik campuran pada jarak 2 cm.
d. Bagian atas kertas kromatografi digulung menggunakan lidi sehingga bagian
ujung kertas membentuk silinder.
e. Kertas ditempatkan dalam cember yang berisi air setinggi 1 cm menggunakan
lidi dan dijepit menggunakan penjepit, sehingga ujung kertas tercelup dalam
air. (titik dijaga sehingga tidak tercelup dalam air).
f. Air dibiarkan merambat ke bagian atas kertas. Zat warna dalam tinta akan
ikut merambat naik.
g. Jika air sudah merambat mendekati ujung atas kertas, kertas dikeluarkan an
diberi tanda batas rambatan air.
h. Kertas kromatografi dikeringkan.
i. Setelah dikeringkan, noda-noda zat warna dalam tinta diperhatikan dan diberi
tanda batas rambatan noda pada setiap warna noda.
j. Jarak batas rambat air dan jarak tiap noda zat warna diukur, dari garis pensil
pada ujung bawah kertas menggunakan penggaris.
k. Hasil pengukuran dicatat pada tabel hasil pengamatan.
l. Harga perbandingan jarak noda dan jarak air dihitung menggunakan
persamaan (Rf) = jarak noda / jarak air.
m. Harga perbandingan kedua jarak yang telah diperoleh dimasukkan pada tabel
hasi pengamatan.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Destilasi

No Yang diamati Suhu ¿)


1. Perbedaan destilat dengan cairan 28
sebelum di suling
2. Titik didih destilat 1. 91
2. 92
3. 93

2. Kromatografi

Warna tinta Warna noda Jarak noda Jarak air Rf


(cm) (cm)
Merah Merah 8 12,3 8 cm
=0,65
12,3 cm
Campuran 1. Biru 6,3 12,7 6,3 cm
=0,49
12,7 cm
4,7 cm
2. Merah 4,7 6,5 =0,72
6,5 cm
0,5 cm
=0,31
3. Kuning 0,5 1,6 1,6 cm

Biru Biru 3,5 12,5 3,5 cm


=0,28
12,5 cm
G. ANALISIS DATA
1. Tinta warna merah
Diketahui : Jarak air noda merah = 12,3 cm
Jarak noda warna merah = 8 cm
Ditanya : Rf noda merah?

Jawab :
jarak noda merah
Rf nodamerah=
jarak air noda merah
8 cm
Rf nodamerah= =0,65
12,3 cm

2. Tinta campuran
Diketahui : Jarak air noda biru = 12,7 cm
Jarak noda warna biru = 6,3 cm
Jarak air noda merah = 6,5 cm
Jarak noda warna merah = 4,7 cm
Jarak air noda kuning = 1,6 cm
Jarak noda warna kuning = 0,5 cm

Ditanya :
a. Rf noda biru?
b. Rf noda merah?
c. Rf noda kuning?
Jawab :
a. Rf noda biru
jarak noda biru
Rf =
jarak air noda biru
6,3 cm
Rf = =0,49
12,7 cm
b. Rf noda merah
jarak noda merah
Rf =
jarak air noda merah
4,7 cm
Rf = =0,72
6,5 cm
c. Rf noda kuning
jarak noda kuning
Rf =
jarak air noda kuning
0,5 cm
Rf = =0,31
1,6 cm
3. Tinta biru
Diketahui : Jarak air noda biru: 12,5 cm
Jarak noda warna biru: 3,5 cm
Ditanya : Rf noda biru?
Jawab :
jarak noda biru
Rf nodabiru=
jarak air
3,5 cm
Rf nodamerah= =0,28
12,5 cm

H. PEMBAHASAN
Teknik pemisahan merupakan suatu cara untuk memisahkan zat menjadi
komponen-komponen aslinya. Pemilihan teknik yang digunakan tergantung pada
banyak sedikitnya sampel, selektivitas metode, tingkat resolusinya dan
kepraktisan prosedurnya (Khopkar, 2008: 135).
Adapun metode teknik pemisahan yang kami lakukan pada percobaan ini yaitu
destilasi dan kromatografi.
Prinsip dasar destilasi adalah perbedaan titik didih pada tekanan tertentu.
Pemisahan dengan destilasi melibatkan penguapan diferensial dari suatu
campuran cairan diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan
cara pendinginan dan pengembunan (Soebagio dkk, 2002:24).
Prinsip kerja destilasi adalah pemanasan, penguapan dan pengembunan.
Pada percobaan kali ini, destilasi bertujuan untuk memurnikan air teh. Dimana
warna air teh yang awalnya merah kecoklatan maka setelah didestilasi akan
berubah menjadi bening. Percobaan diawali dengan memasang alat-alat destilasi.
Alat-alat tersebut yaitu labu destilasi sebagai tempat larutan yang akan didestilat
dalam percobaan ini adalah air teh, kondensor atau pendingin liebig sebagai
pendingin uap yang dihasilkan dari hasil pemanasan sehingga terjadi
pengembunan, labu erlenmeyer sebagai wadah penampung hasil destilasi, selang
masuk sebagai tempat aliran air yang masuk pada permukaan kondensor, selang
keluar sebagai tempat aliran air yang keluar, termometer untuk mengukur suhu,
alat pemanas untuk memanaskan larutan, dan bahannya batu didih digunakan
untuk mencegah letupan-letupan yang terjadi dan pendistribusi kalor agar labu
destilasi tidak pecah.
Setelah pemasangan alat destilasi dilanjutkan dengan memanaskan larutan
yang ada di dalam labu destilasi sampai mendidih. Sebelum didestilasi warna
larutan di dalam labu destilasi adalah warna merah kecoklatan. Selama
pemanasan cairan, terjadi penguapan cairan dimana uap tersebut nantinya akan
diembunkan dengan bantuan kondensor yang berfungsi sebagai pendingin uap.
Es batu diperlukan secukupnya untuk menjaga agar kondensor tetap dingin.
Cairan tersebut nantinya akan menetes ke dalam labu erlenmeyer sebagai
destilat. Seperti pada hasil pengamaatan kami pemisahan air teh yang suhu
mula-mula pada proses destilasi adalah 28°C. Kemudian mulai menetes pada
suhu 91°C. Sebelum destilat menetes air teh tersebut diuapkan, kemudian
didinginkan dan diembunkan. Jadi destilat yang dihasilkan berasal dari
penguapan cairan dan pengembunan uap tersebut.
Kromatografi adalah suatu metode pemisahan berdasarkan perbedaan
kecepatan migrasi. Salah satu contoh pemisahan ini adalah kromatografi kolom
dimana campuran komponen-komponen dipisahkan berdasarkan proses adsorpsi
dalam kolom selulosa. Dalam kromatografi, terjadi proses yang berdasarkan
perbedaan distribusi dari penyusun cuplikan antara dua fasa. Fasa diam adalah
salah satu fasa yang tetap tinggal pada sistem. Sedangkan fasa gerak adalah fasa
lainnya yang bergerak memperkolasi melalui cela-cela fasa diam meninggalan
sistem (Sudding, 2012: 37).
Pada percobaan kali ini, kromatografi yang digunakan adalah kromatografi
kertas, karena kromatografi kertas murah dan mudah digunakan serta daya
serapnya baik. Pada percobaan kromatografi kertas bertujuan untuk memisahkan
zat-zat warna pada tinta merah, tinta campuran, dan tinta biru. Prinsip dasar
kromatografi ialah pemisahan suatu campuran berdasarkan kecepatan merambat
zat, atau didasarkan atas distribusi sampel dua fasa yaitu fasa diam dan fasa
gerak. Dalam percobaan ini yang termasuk fasa gerak adalah air dan fasa diam
adalah kertas kromatografi (selulosa). Sedangkan prinsip kerja kromatografi
adalah penotolan, perambatan, dan pengidentifikasian.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, tinta warna merah tidak
menguraikan warna sehingga ini termasuk komponen penyusun aslinya. Tinta
campuran menguraikannya yaitu warna biru, merah, dan kuning. Tinta warna
biru tidak pula menguraikan sehingga dapat dikatakan bahwa tinta warna biru
termasuk komponen penyusun aslinya. Hasil Rf yang diperoleh tinta berwarna
merah = 8 cm, tinta campuran dengan warna biru = 6,3 cm, warna merah = 4,7
cm dan warna kuning = 0,5 cm, tinta warna biru= 3,5 cm. Harga Rf dari masing-
masing tinta berbeda-beda karena batas rambat air, sifat zat tinta, dan kertas
kromatografi. Sedangkan harga Rf untuk warna noda yang berbeda disebabkan
oleh kepolaran suatu larutan. Semakin besar kepolaran maka semakin cepat
rambat zat.

I. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan kita dapat menarik
kesimpulan bahwa:
a. Pada percobaan dengan teknik pemisahan dan pemurnian dua komponen
campuran berdasarkan perbedaan titik didihnya yaitu menggunakan metode
destilasi (penyulingan) diperoleh hasil bahwa air teh yang awal mulanya
berwarna merah kecoklatan menjadi bening dengan hasil titik didih awal air
pada 28 °C dan destilat keluar pada suhu 91°C .
b. Pada percobaan dengan teknik pemisahan dan pengidentifikasian suatu
campuran berdasarkan kecepatan merambat zat yaitu menggunakan metode
kromatografi dapat diketahui bahwa komponen-komponen penyusun tinta
yang kami gunakan yaitu: Tinta merah komponen penyusunnya ialah warna
merah (Rf= 0,65), tinta campuran komponen penyusunnya ialah warna biru
(Rf= 0,49), warna merah (Rf= 0,72) dan warna kuning (Rf= 0,31), tinta biru
komponen penyusunnya ialah warna biru (Rf= 0,28). Dengan demikian
merah dan biru merupakan penyusun dari tinta campuran.

2. Saran
a. Untuk praktikan diharapkan belajar sebelum praktikum agar pada saat
praktikum melakukan prosedur kerja dengan baik dan harus berhati-hati
dalam menggunakan alat-alat laboratorium, sebelum digunakan alangkah
baiknya dicuci alat-alat laboratorium dengan bersih, seperti gelas kimia,
cember, dan sebagainya.
b. Untuk asisten sebaiknya lebih memperhatikan praktikannya agar
meminimalisir terjadinya kesalahan selama percobaan dan berlangsung
dengan lancar.
c. Untuk laboran sebaiknya menyediakan alat dan bahan yang lengkap dan
kodisi baik agar praktikum berjalan baik dan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Hostettman, K M. Hostettman dan A. Marston. 1995. Cara Kromatografi


Preparatif . Bandung: Penerbit ITB Bandung.
Husain, Sudding Halimah. 2012. Pemisahan dan Pemurnian Senyawa
Biomolekul. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas


Indonesia.

Soebagio, dkk. 2002. Kimia Analitik II. Malang: IMSTEP–JICA .

Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta: C.V. Andi
Offest.
JAWABAN PERTANYAAN

1. Apa sebabnya aliran air di dalam kondensor dibuat berlawanan arah dengan
aliran destilat?
2. Apa fungsi batu didih dalam percobaan ini dan mengapa harus menggunakan
batu didih?
3. Berdasarkan pengamatan anda, apakah diantara ketiga tinta ada zat warna
yang sama. Bagaimanakah hal itu dapat terjadi?
4. Apakah tinta yang tidak dikenal dalam percobaan anda dibuat dari tinta yang
sama (merah, hijau dan biru)?
Jawab :
1. Aliran air di dalam kondensor dibuat berlawanan arah dengan aliran
destilat agar kondonser diisi penuh oleh air. Apabila air diisi searah
dengan aliran destilat, ruangan di selang kondensor tidak akan terisi penuh
karena air yang masuk bisa saja langsung keluar sebelum selang terisi
penuh.
2. Tujuan adanya batu didih dalam percobaan karena batu didih dapat
meratakan panas dan mencegah ledakan karena batu didih memiliki pori-
pori. Pada saat larutan dalam labu destilat mendidih, gelembung-
gelembung yang besar akan masuk ke dalam pori-pori tersebut dan akan
keluar dari pori-pori di sisi yang lain dan membentuk gelembung-
gelembung yang lebih kecil serta menyebar ke seluruh arah.
3. Ada, Rf yang diperoleh tinta warna merah = 8 cm, tinta campuran dengan
warna biru = 6,3 cm, warna merah = 4,7 cm dan warna kuning = 0,5 cm,
tinta warna biru= 3,5 cm. Harga Rf dari masing-masing tinta berbeda-beda
karena batas rambat air, sifat zat tinta, dan kertas kromatografi. Sedangkan
harga Rf untuk warna noda yang berbeda disebabkan oleh kepolaran suatu
larutan. Semakin besar kepolaran maka semakin cepat rambat zat. Tinta
merah komponen penyusunnya ialah warna merah (Rf= 0,65), tinta
campuran komponen penyusunnya warna biru (Rf= 0,49), warna merah
(Rf= 0,72) dan warna kuning (Rf= 0,31), tinta biru komponen
penyusunnya ialah warna biru (Rf= 0,28). Hal tersebut dapat diketahui
melalui percobaan yang telah dilakukan dengan metode pemisahan
kromatografi yaitu pada saat warna merambat naik ke atas kertas, terjadi
pemisahan dan pengidentifikasian zat warna.
4. Iya, karena dari hasil pengamatan diperoleh zat warna yang sama dengan
tinta campuran, yaitu warna campuran merupakan warna yang berasal
dari zat warna biru dan warna merah.
TUGAS SEBELUM RESPON
1. Tuliskan perbedaan destilasi sederhana, destilasi bertingkat dan destilasi
uap.
Jawab :
Destilasi sederhana digunakan untk memisahkan zat cair yang titik
didihnya rendah atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau minyak.
Hasil dari destilasi ini tidak benar-benar murni.
Destilasi bertingkat digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih
yang berdekatan.
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki
titik didih mencapai 200⁰C atau lebih. Selain itu deestilasi uap dapat
digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air disemua temperatur,
tapi dapat didestilasi dengan air.

2. Gambar rangkaian alat destilasi biasa.


Jawab :

3. Jelaskan prinsip dasar yang mendasari kromatografi?


Jawab :
Prinsip dasar yang mendasari kromatografi ada tiga, yaitu yang pertama
penotolan cuplikan. Kertas kromatografi akan diberi cuplikan yang dalam
hal ini adalah tinta. Yang kedua yaitu perambatan zat cair dan zat warna.
Zat cair yang dalam hal ini adalah air akan merambat ke atas kertas
kromatografi dan zat warna tinta juga akan ikut merambat namun lebih
lambat. Yang terakhir adalah penentuan Rf. Rf ialah nilai perbandingan
antara jarak rambat batas noda tinta dengan jarak batas rambat air.

4. Apakah yang dimaksud dengan Rf, tR dan VR ?


Jawab :
Rf adalah nilai perbandingan antara jarak batas rambat noda dengan jarak
batas rambat air.
tR (time retention) adalah waktu minimal yang diperlukanoleh campuran
fluida untuk memisah secara gravitasi didalam suatu wadah.
VR (volume retention) adalah volume fase gerak yang melewati kolom
antara titik injeksi dan puncak maksimum.

Anda mungkin juga menyukai