KIMIA ANALITIK 2
KROMATOGRAFI KERTAS
DISUSUN OLEH :
NAMA : JULIMAN PUTRA GULO
NIM : 20506009
PRODI : PENDIDIKAN KIIA - A
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan anugerah-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Kromatografi Kertas”.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan baik dalam penyusunan maupun dalam penulisan dan pemilihan
kata yang tepat. Oleh karena itu,dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan adanya kritikan dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan
Bab II Pembahasan
2.1 Sejarah Singkat
2.3 Eluen
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Zat-zat aktif yang ada di dalam campuran obat ini dapat kita ketahui melalui
berbagai macam proses dan cara yang bervariasi diantaranya dapat diketahui
melalui percobaan kromatografi dimana zat – zat ini dipisahkan oleh perbedaan
pengikatan ( partisi, adsorpsi, dsb) pada fase diam dan fase gerak.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
air. Air atau bagian yang lebih polar dari suatu cairan yang bertindak sebagai
suatu eluen akan berlaku sebagai fase diam. Mekanisme pemisahan yang
dominan terjadi adalh partisi. Oleh karena gaya kapiler kertas, fase gerak dapat
bergerak naik, mendatar atau menurun. Yang berlaku sebagai fase gerak
sesungguhnya adalah bagian campuran yang kurang polar.
2.3 Eluen
Eluen disebut juga pelarut, cairan pengelusi, cairan pengembang atau cairan
penghantar. Agar dapar diperoleh hasil yang dapat diulang, komposisi pelarut
yang digunakan haruslah konstan. Dalam berbagai kasus, terutama dengan
pelarut yang dapat bercampur dengan air, variasi kecil dalam kadar air cukup
mempengaruhi efisiensi pemisahan. Dengan kata lain, semua pelarut yang
dipakai haruslah sangat murni. Di bawah ini adalah pelarut yang dapat
digunakan :
6
gaya koordinasi serta mempunyai kemampuan mengikat ion cuplikan yang
hendak dipisahkan.
Kertas kromatografi terdiri dari selulosa murni denhan serabut panjang yang
dalam keadaan menggelembung bersama-sama dengan air atau pelarut yang
mengandung air merupakan fase diam atau melampaui impregnasi dengan
senyawa ipofilik dapat bertindak sebagai bahan pengembang.
Untuk kromatografi menaik, dipakai kertas yang panjangnya sekitar 20 cm .
pada kromatografi menurun, panjang kertas dapat mencapai 50 cm atau lebih.
Di sisi lain, kromatografo mendatar sirkular memerlukan kertas dengan
diameter 12 – 20 cm. dalam kromatografi kertas. Harus digunakan kertas saring
yang dijual khusus untuk maksud ini. Biasanya berbentuk pita selebar 2-5 cm,
dimana kita dapat dengan mudah mengguntingnya sesuai dengan kebutuhan.
Jenis kertas kromatografi nerneda-neda tergantung pada susunan serat
selulosa dan ketebalannya. Dilihat dari sifat selulosanya, kemurnian,
kehomogenan, kemampuan menyerap dan mekanik ketangguhan merupakan
faktor yang berpengaruh. Kapasitas dan lamanya kromatografi tergantung dari
ketebalan dan kemampuan menyerap atau kemampuan menggelembung kertas.
Antara kecepatan migrasi dan ketajaman pemisahan terdapat hubungan. Kertas
yang melewatkan dengan cepat umumnya memisahkan dengan lebih baik.
Dalam perdagangan, terdapat berbagai macam kertas kromatografi dengan sifat
tertentu. Yang berbeda adalah kecepatan migrasi, kemampuan memisahkan, dan
mekanik ketangguhan. Yang dapat dipengaruhi oleh kertas kromatografi adalah
kecepatan alir eluen, nilai Rf dan bentuk bercak zat.
Alat :
Bejana kromatografi
Rak tahan korosi
Bak pelarut
7
Batang kaca antisifon
Mikropipet
Sprayer
Bahan:
Kertas kromatografi
Reagensia
Zat uji
Pelarut (eluen)
a.Kromatografi menaik
b. Kromatografi menurun
c.Kromatografi mendatar
d. Kromatografi melingkar
2.6.1Kromatografi Menurun
Alat :
1. Bejana kromatografi
2. Bak pelarut
8
3. Gelas piala
5. Kertas Kromatografi
Cara Kerja
3. Larutan zat ditotolkan dengan jarak antar totolan minimal 1,5 cm.
Penotolan dilakukan setelah totolan sebelumnya telah kering
6. Gelas piala diletakkan di dasar bejana dan diisi air, larutan garam
jenuh, atau asam dalam air
10. Fase gerak dibiarkan turun pada kertas hingga batas yang
dikehendaki
9
dan batang kaca untuk menopang kertas serta kertas kromatografi yang
digantung pada batang kaca. Bejana kromatografi ditutup dengan gabus atau
sumbat karet yang terhubung dengan batang kaca. Bak pelarut dipasang kira-
kira 2,5 cm dari bawah dasar sumbat. Kertas kromatografi dicelupkan ke
dalam pelarut dalam bak pelarut kemudian dibiarkan menggantung bebas. Di
dasar bejana terdapat selapis pelarut yang berfungsi untuk menjenuhkan
atmosfer di dalam bejana terhadap pelarutnya. Hal ini ditujukan untuk
mencegah penguapan tidak mengganggu kesetimbangan pelarut yang
bergerak ke bawah. Gelas piala yang berisi air, larutan garam jenuh, atau
asam dalam air yang dijenuhi dengan pelarut digunakan untuk
mengendalikan banyaknya uap air dalam atmosfer. Selain itu juga dapat
menjaga kondisi temperatur cukup konstan.
10
2.6.2 Kromatografi menaik
Cara Kerja :
11
2.6.3 Kromatografi Mendatar
Cara Kerja :
Pada kromatografi mendatar, dilakukan dua kali elusi dengan arah tegak
lurus satu sama lain. Setelah elusi pertama kering, kertas kromatografi
diputar 900 dan dilakukan kembali elusi kedua. Larutan campuran akan
terpisah setelah elusi kedua. Keuntungan dari teknik ini adalah peningkatan
resolusi dan kapasitas totolan yang lebih tinggi. Seluruh daerah pada kertas
kromatografi digunakan sehingga resolusi meningkat dan dapat menentukan
terjadinya penguraian pada proses kromatografi.
12
2.6.4 Kromatografi Melingkar
Cara Kerja :
a.Teteskan larutan uji pada titik yang telah disediakan pada kertas 3,75x9,5
cm. Biarkan pelarut menguap
13
A. Larutan uji
1. Tartrazin 1%
2. Biru berlian 1%
3. Rodamin B 1%
4. Campuran ketiganya 1%
B. Larutan Uji
4. Campuran ketiganya 1%
2. Elusi (baku)
a. Teteskan larutan uji pada kertas 7,5x19 cm yang telah disiapkan. Biarkan
pelarut menguap
a. Teteskan larutan uji pada kertas 10x10 cm pada salah satu sudut kertas
pada jarak 1,25 cm dari tepi bawah/samping
14
b. Elusi dengan eluen 1 sejauh 7,5 cm
c. Setelah diangkat dan eluennya menguap, elusi lagi dengan arah tegak
lurus elusi pertama dengan eluen 2 sejauh 7,5 cm
4. Elusi sirkular
15
2.8 Cara Deteksi
16
Harga Rf adalah spesifik untuk suatu zat, karena ditentukan oleh harga
koefisien distribusi dari zat tersebut. Harga Rf dapat ditentukan dari persamaan:
a. Jenis dan mutu kertas, daya absorbsi, dan kelembaban. Jenis kertas yang ada
disesuaikan dengan kecepatan aliran pelarut yang diinginkan. Misalnya
untuk penggunaan umum dipakai kertas berjenis flow-rate medium, untuk
analisis asam amino dipakai kertas berjenis flow-rate lambat, dan untuk
elektroforesis dipakai kertas berjenis flow-rate cepat.
b. Susunan eluen, yang terdiri dari:
- Kemurnian pelarut, misalnya ada pengaruh 0,5 – 1% etanol dalam
kloroform.
- Stabilitas campuran pelarut. Susunan eluan akan berubah pada
pemakaian maupun penyimpanan, terutama pada komponen yang mudah
menguap dan kadarnya kecil; adanya alkohol dan asam dalam eluen
yang bisa menghasilkan ester.
- Temperatur dan kelembaban ruang
c. Kejenuhan yang akan berpengaruh pada uap eluen. Bila bejana tidak jenuh,
eluen akan menguap selama proses eluasi, sehingga waktu eluasi naik dan
nilai Rf naik.
d. Konsentrasi atau banyaknya zat yang akan dianalisis. Bila zat yang dianalisis
konsentrasinya terlalu kecil, maka hasil yang diperoleh seringkali tidak
akurat atau bahkan tidak dapat diidentifikasi.
e. Jarak bercak awal ke permukaan eluen.
f. Adanya zat lain dan konsentrasi dari zat lain tersebut yang dapat
mengontaminasi kondisi percobaan sehingga analisis yang diperoleh tidak
akurat. Zat lain ini antaranya dapat berupa ion-ion, seperti pada terdapatnya
klorida dalam pemisahan yang dilakukan dengan larutan-larutan nitrat.
17
g. Keasaman larutan aslinya; hal ini dapat disebabkan oleh kebutuhan akan
asam dalam kompleks yang dapat larut dalam pelarut organik, untuk
mencegah hidrolisis garam, dan lain sebagainya.
h. Waktu melakukan percobaan untuk sepotong kertas. Terkadang harga Rf
meningkat dengan bertambahnya waktu dan hal ini berbanding lurus dengan
berkurangnya laju gerak garis depan pelarut.
Karena dalam praktikum hampir semua luas harus dijaga konstan, dianjurkan
agar pada waktu melakukan kromatografi dikembangkan juga senyawa uji, dan
senyawa ini dianggap sebagai senyawa pembanding. Harga Rst adalah
perbandingan jarak tempuh senyawa yang hendak diperiksa terhadap jarak
tempuh senyawa pembanding.
Harga Rst tidak tergantung pada kondisi luar percobaan dan harganya dapat
lebih besar dari 1.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20