Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN ISOTREM ADSORPSI

NAMA : ANGGA ANUGRAH MAKARAWUNG


NIM : 20506007
PENDIDIKAN KIMIA A/SEM.4
MK : PRAKTIKUM KIMIA FISIK 2

A. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan isotherm adsorpsi menurut Freundlich pada proses adsorpsi asam oleh karbon
aktif

B. DASAR TEORI
Adsorpsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat lain,
sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaan tersebut. Pada proses adsorpsi
dalam larutan, jumlah zat yang teradsorpsi tergantung pada beberapa faktor:
1. Jenis adsorben
2. Jenis adsorbat atau zat yang teradsorpsi
3. Luas permukaan adsorben
4. Konsentrasi zat terlarut, dan
5. Suhu
Bagi suatu sistem adsorpsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi
persatuan luas atau persatuan berat adsorben dengan konsentrasi zat terlarut pada suhu
tertentu disebut isoterm adsorpsi. Oleh Freundlich, isoterm adsorpsi tersebut dinyatakan
sebagai berikut.
X
= k Cn................................................(1)
m

dengan:
X: jumlah zat yang teradsorpsi (gram) m:
jumlah adsorben (gram)
C: konsentrasi zat terlarut dalam larutan, setelah tercapai keseimbangan adsorpsi k
dan n: tetapan
Persamaan (1) dapat diubah menjadi:
X
log = log k + nlog C..........(2)
Persamaan ini menyatakan apabila suatu proses adsorpsi menuruti isoterm
Freundlich, maka aluran log X
terhadap log C merupakan garis lurus. Dari grafik
m
yang dibuat akan dapat ditentukan tetapan k dan n.

Log X/m α

Log k
Log C

Gambar. Kurva adsorbsi antara log C Versus Log X/m


pada isoterm adsorpsi freundlich

Pada percobaan ini, adsorben yang digunakan adalah arang. Arang merupakan zat
padat yang memiliki pori-pori sebagai hasil pembakaran bahan yang mengandung
karbon (batubara, kulit kelapa, dsb). Arang terdiri dari atom-atom karbon yang
berikatan secara kovalen membentuk struktur heksagonal datar dengan sebuah atom C
pada setiap sudutnya. Susunan kisi-kisi heksagonal datar tersebut tampak seolah-olah
seperti pelat datar yang saling bertumpuk dengan sela- sela diantaranya (Sudarman
dalam Handayani).

Gambar Karbon Aktif dan Struktur Grafit dari Karbon Aktif


Karbon aktif adalah bentuk umum dari berbagai macam produk yang mengandung
karbon yang telah diaktifkan untuk meningkatkan luas permukannya (Handayani).
Luas permukaan spesifik merupakan parameter yang menggambarkan kapasitas
adsorpsi suatu adsorben. Pada bidang katalisis, luas permukaan spesifik merupakan
gambaran banyaknya situs aktif yang ada pada permukaan katalis yang menentukan
sifat katalitiknya (Novian). Karbon aktif memiliki bentuk kristal mikro karbon jenis
grafit yang pori-porinya telah mengalami pengembangan kemampuan untuk
mengadsorpsi gas dan uap dari campuran-campuran gas dan uap dari campuran gas
dan zat-zat yang tidak larut atau terdispersi dalam cairan (Murdiyanto, 2005). Daya
serap karbon aktif sangat besar, yaitu 25-100% terhadap berat karbon aktif. Dalam satu
gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan sebesar 500-1500 m 2,
sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus
berukuran 0,01- 0,0000001 mm. Berdasarkan ukuran porinya, karbon aktif dibedakan
menjadi 3 jenis yaitu, karbon aktif mikropori (diameter < 2 nm), karbon aktif mesopori
(diameter 2-50 nm), dan karbon aktif makropori (diameter > 50 nm) (Kustanto dalam
Handayani).

Proses adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adsorpsi secara fisika dan
adsorpsi secara kimia. Pada adsorpsi secara fisika, molekul-molekul adsorbat tidak
bereaksi dengan permukaan adsorben, tetapi terikat melalui gaya van der Waals.
Proses ini merupakan suatu proses bolak-balik apabila daya tarik menarik antara zat
terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan
pelarutnya, maka zat yang terlarut akan diadsorpsi oleh permukaan adsorben. Selain
itu, adsorpsi secara fisika juga bersifat reversible terhadap pemanasan atau penurunan
tekanan. Proses adsorpsi fisika tidak melibatkan energi aktivasi. Sebaliknya, pada
adsorpsi secara kimia molekul adsorbat bereaksi dengan permukaan adsorben dan
memiliki sifat sulit untuk diregenerasi karena ada ikatan kimia yang lebih kuat dari
gaya van der Waals. Proses adsorpsi kimia melibatkan energi aktivasi
C. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
 Cawan porselen
 Erlenmeyer
 Pipet gondok dan pipet tetes
 Buret
 Statif dan klem
 Kaca aeloji
 Labu ukur
 Karet penghisP
 Botol semprot
 Stopwatch (jam tangan)

b. Bahan
 Asam asetan atau asam klorida
 Karbon aktif
 NaOH
 Aquades
 Indikator fenolftalein

D. PROSEDUR KERJA

Adsorpsi HCl 0,50 N


KARBON
diaktifkan dengan pemanasan di oven
diambil 1 g
dimasukkan ke dalam erlenmeyer
bertutup ditambahkan 100 mL larutan
HCl 0,50 N ditutup erlenmeyer
dikocok secara periodik selama 30 menit
disaring larutan dengan kertas saring diambil
10 mL filtrat
dititrasi dengan larutan standard NaOH 0,1 N dan indikator pp
HASIL
Adsorpsi HCl 0,25 N
KARBON
diaktifkan dengan pemanasan di oven
diambil 1 g
dimasukkan ke dalam erlenmeyer bertutup
ditambahkan 100 mL larutan HCl 0,25 N ditutup
erlenmeyer
dikocok secara periodik selama 30 menit
disaring larutan dengan kertas saring diambil
25 mL filtrat
dititrasi dengan larutan standard NaOH 0,1 N dan indikator pp
HASIL

Adsorpsi Asam Klorida 0,125 N

KARBON
diaktifkan dengan pemanasan di oven
diambil 1 g
dimasukkan ke dalam erlenmeyer bertutup
ditambahkan 100 mL larutan HCl 0,125 N ditutup
erlenmeyer
dikocok secara periodik selama 30 menit
disaring larutan dengan kertas saring diambil
50 mL filtrat
dititrasi dengan larutan standard NaOH 0,1 N dan indikator pp
HASIL

E. ANALISIS DATA

1. Uji Kualitatif Sampel Awal


Bahan Hasil Pengamatan
Arang (Karbon) Wujud: padatan
Warna: hitam
HCl Wujud: larutan
Warna: tidak berwarna
NaOH Wujud: larutan
Warna: tidak berwarna
Indikator pp Wujud: cairan
Warna: tidak berwarna

2. Berat Adsorben
Sampel Massa Karbon (g)
A 1
B 1
C 1

3. Pengamatan Kualitatif Saat Percobaan


Sampel dan Bahan + Karbon Setelah Disaring
A (HCl 0,356 N) Larutan sedikit hitam Larutan tidak berwarna
B (HCl 0,009 N) Larutan sedikit hitam Larutan tidak berwarna
C (0,125 N) Larutan sedikit hitam Larutan tidak berwarna

4. Analisis Titrimetri Setelah Proses Adsorpsi


[HCl]awal V HCl Skala Awal Skala Akhir V NaOH [HCl]akhir
(N) (mL) (mL) (mL) (mL) (N)
0,5 10 0,00 87,5 87,5 0, 875
0,25 25 0,00 172 172 0,688
0,125 50 0,00 182 182 0,364

F. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Pada percobaan pertama dengan judul “Isoterm Adsorpsi Freundlich” memiliki
tujuan untuk membuat kurva dan menentukan harga tetapan adsorpsi menurut
Freundlich. Kurva yang diperoleh merupakan hubungan antara log X/m terhadap log C.
Pada percobaan ini, proses adsorpsi terjadi antara larutan asam klorida dengan karbon
aktif.
Prosedur pertama yang dilakukan adalah mengaktifkan karbon dengan cara
memanaskannya di dalam oven. Karbon digunakan karena memiliki kemampuan daya
serap. Pemanasan memiliki tujuan juntuk membuka pori-pori pada permukaan karbon,
sehingga karbon dapat mengadsorpsi larutan asam klorida dengan maksimal.
Berdasarkan
teori, pemanasan dilakukan hingga timbul asap, segera sebelum karbon berubah warna
menjadi merah membara pemanasan harus dihentikan. Pemanasan yang terlalu lama
mengakibatkan karbon berubah menjadi abu dan kemampuannya untuk mengadsorpsi
hilang. Langkah ini tidak dilakukan karena karbon yang disediakan di laboratorium
Kimia Fisika Universitas Negeri Malang telah aktif, sehingga praktikan langsung
melakukan langkah kedua.
Karbon yang telah aktif diambil sebanyak kurang lebih 1 gram menggunakan neraca
analitik. Jumlah karbon yang dibutuhkan tidak banyak karena dalam satu gram karbon
memiliki luas permukaan yang cukup besar yaitu sekitar 500-1500 m 2. Semakin luas
permukaan adsorben, maka kecepatan dalam mengadsorpsi larutan menjadi cepat.

Langkah selanjutnya menyiapkan 100 mL larutan asam klorida dengan


konsentrasi yang beragam yaitu, 0,50 N; 0,25 N; 0,125 N. . Larutan tersebut
dimasukkan ke dalam 6 labu erlenmeyer yang berbeda, kemudian ditambah oleh 1
gram karbon aktif yang telah ditimbang di awal. Larutan asam klorida yang semula
tidak berwarna menunjukkan perubahan menjadi sedikit lebih hitam. Erlenmeyer
kemudian ditutup dan dilakukan pengocokan selama 30 menit melalui alat pengocok
elektrik yang disebut sebagai multi shaker. Setelah 30 menit, larutan diambil dan
disaring. Larutan yang semula sedikit hitam berubah kembali menjadi tidak berwarna.
Larutan yang telah disaring dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N dan indikator
pp yang memiliki rentang pH antara 8,3– 10,0 untuk mendeteksi titik akhir titrasi.

Ketika konsentrasi awal dan akhir telah diperoleh, maka dapat diketahui harga
dari konsentrasi HCl yang telah teradsorpsi dengan cara mengurangkan konsentrasi
awal HCl dengan konsentrasi akhir HCl (∆C). Data tersebut ∆C selanjutnya dapat
digunakan untuk menghitung jumlah zat yang teradsorpsi (X) dalam satuan gram.

Dari data-data tersebut, dapat digambar kurva hubungan antara log X/m dengan
log C, dimana log C adalah hasil logaritma dari konsentrasi akhir yang diperoleh.
Berdasarkan teori, bentuk grafik tersebut adalah linier. Setelah semua data diperoleh
nilai k dan n dapat diketahui dengan cara matematika yang biasa disebut dengan
persamaan regresi linear, karena bentuk persamaan adsorpsi Freundlich analog dengan
persamaan regresi linear.
Data-data tersebut dapat dibuat tabel sebagai berikut
[HCl] (N)
m (g) X (g) X/m Log X/m Log C
Awal Akhir
1 0,50 0,875 1,369125 1,369125 0.136 -0.057
1 0,25 0,688 1,599138 1,599138 0.203 -0.162
1 0,125 0,364 0,872589 0,872589 -0.059 -0.438

Isoterm Adsorpsi Freundluch


0.25

y = 0.6007x + 0.22490.2
R² = 0.7542
0.15
Log X/m

0.1
Log X/m
0.05 Linear (Log X/m)
0
-0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0
-0.05

-0.1
Log C

Grafik log X/m terhadap log C yang diperoleh seharusnya berupa garis lurus.
Pada proses adsorpsi asam klorida ini, penyebab masalah grafik yang tidak linier (R2 =
0,7542 harusnya mendekati 1 ~ 0,99) adalah reagen asam klorida yang digunakan.
Dari grafik dapat diperoleh nilai k dan n. Persamaan pada Isoterm Adsorpsi
Freundlich dituliskan sebagai berikut.
log X/m = log k + n log C yang analog dengan y =
a + bx
Berdasarkan grafik diperoleh nilai y =
y = 0,6007 x + 0,2249
y = 0,2249 + 0,6007 x
sehingga,
log k = a = 0,2249
k = antilog 0,2249 = -0,648

n = b = 0,6007
G. KESIMPULAN
Dari percobaan Isoterm Adsorpsi Freundlich, dapat disimpulkan hasil percobaan sebagai
berikut.
1. Kurva log X/m terhadap log C seharusnya berupa garis lurus (linier), tetapi dari
percobaan ini garis yang didapat kurang linear. Artinya, isoterm adsorpsi
Freundlich tidak cocok untuk diterapkan pada proses adsorpsi larutan HCl.
2. Harga tetapan k dalam proses adsorpsi antara asam klorida dengan karbon aktif
adalah -0,648
3. Harga tetapan n dalam proses adsorpsi antara asam klorida dengan karbon aktif
adalah 0,6007.

Anda mungkin juga menyukai