Anda di halaman 1dari 18

I.

TUJUAN

Mahasiswa dapat menentukan secara kuantitatif sifat-sifat adsorpsi dari suatu bahan
adsorpsi.

II. DASAR TEORI

Adsorpsi merupakan proses akumulasi adsorbat pada permukaan adsorben yang


disebabkan oleh gaya tarik antar molekul atau suatu akibat dari medan gaya pada permukaan
padatan (adsorben) yang menarik molekul-molekul gas, uap atau cairan (Oscik, 1982).

Gaya tarik-menarik dari suatu padatan dibedakan menjadi dua jenis yaitu gaya fisika dan
gaya kimia yang masing-masing menghasilkan adsorpsi fisika (physisorption) dan adsorpsi
kimia (chemisorption). Adsorpsi fisika adalah proses intertaksi antara adsorben dengan
adsorbat yang melibatkan gaya-gaya antar molekul seperti gaya Van der Waals, sedangkan
adsorpsi kimia terjadi jika interaksi adsorben dan adsorbat melibatkan pembentukan ikatan
kimia. Dalam proses adsorpsi melibatkan berbagai macam gaya yakni gaya Van der Waals,
gaya elektrostatik, ikatan hidrogen serta ikatan kovalen (Martell and Hancock, 1996).

Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu :

a) Sifat Adsorben

b) Sifat Serapan

c) Temperatur

d) pH (Derajat Keasaman)

e) Waktu Singgung

Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari suatu fase
fluida (Saragih, 2008). Kebanyakan adsorben adalah bahan- bahan yang sangat berpori dan
adsorpsi berlangsung terutama pada dinding pori- pori atau pada letak-letak tertentu di dalam
partikel itu. Oleh karena pori-pori biasanya sangat keci lmaka luas permukaan dalam menjadi
beberapa orde besaran lebih besar
daripada permukaan luar dan bisa mencapai 2000 m/g. Pemisahan terjadi karena pe
rbedaan bobot molekul atau karena perbedaan polaritas yang menyebabkan sebagian molekul
melekat pada permukaan tersebut lebih erat daripada molekul lainnya. Adsorben yang
digunakan secara komersial dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok polardan non
polar (Saragih, 2008).

A. Adsorben Polar

Adsorben polar disebut juga hydrophilic. Jenis adsorben yang termasuk kedalam
kelompok ini adalah silika gel, alumina aktif, dan zeolit.

B. Adsorben non polar

Adsorben non polar disebut juga hydrophobic. Jenis adsorben yang termasuk kedalam
kelompok ini adalah polimer adsorben dan karbon aktif.

Karbon aktif adalah bentuk umum dari berbagai macam produk yang mengandung
karbon yang telah diaktifkan untuk meningkatkan luas permukaannya (Manes, 1998). Karbon
aktif berbentuk kristal mikro karbon grafit yang pori-porinya telah mengalami pengembangan
kemampuan untuk mengadsorpsi gas dan uap dari campuran gas dan zat-zat yang tidak larut
atau yang terdispersi dalam cairan (Roy, 1985). Berdasarkan ukuran porinya, ukuran pori
karbon aktif diklasifikasikan menjadi 3, yaitu mikropori (diameter <2 nm), mesopori
(diameter 2 – 50 nm), dan makropori (diameter >50 nm) (Baker 1997).

Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya lapisan monolayer


dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben. Namun pada adsorpsi Freundlich
situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat heterogen.Persamaan isoterm adsorpsi
Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut.

log (x/m) = log k + 1/n log c....(1),

sedangkan kurva isoterm adsorpsinya disajikan pada gambar berikut:

Gambar Kurva Adsorpsi Isoterm Freundlich


Bagi suatu sistem adsorbsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi
persatuan luas atau persatuan berat adsorben dengan konsentrasi yang teradsorpsi pada
temperatur tertentu disebut dengan isoterm adsorbsi ini dinyatakan sebagai:

x/m = k. Cn….(2)

dalam hal ini :

x = jumlah zat teradsorbsi (gram)

m = jumlah adsorben (gram)

C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan, setelah tercapai kesetimbangan adsorpsik dan
n = tetapan,

Persamaan ini mengungkapkan bahwa bila suatu proses adsorbsi menuruti isoterm
Freundlich, maka aluran log x/m terhadap log C akan merupakan garis lurus. Dari garis dapat
dievaluasi tetapan k dan n.

Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat diturunkan secara teoritis dengan


menganggap terjadinya kesetimbangan antara molekul-molekul zat yang diadsorpsi pada
permukaan adsorben dengan molekul molekul zat yang tidak teradsorpsi. Persamaan isoterm
adsorpsi Langmuir dapat dituliskan sebagai berikut :

C merupakan konsentrasi adsorbat dalam larutan, x/m adalah konsentrasi adsorbat yang
terjerap per gram adsorben, k adalah konstanta yang berhubungan dengan afinitas adsorpsi
dan (x/m)mak adalah kapasitas adsorpsi maksimum dari adsorben. Kurva isoterm adsorpsi
Langmuir dapat disajikan seperti pada Gambar
Gambar Kurva Adsorpsi Isoterm Langmuir

III. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan:

1. Erlenmeyer 250 ml (12 buah) 10. Labu takar 100 mL

2. Corong Gelas 11. Corong

3. Buret 25 ml/50 ml 12. Botol timbang

4. Statif+klem buret 13. Kertas timbang

5. Pipet volume 10 ml 14. Kertas saring

6. Beaker glass 250 ml 15. Bulb/filler

7. Pengaduk 16. Sendok tanduk

8. Botol semprot 17. Timbangan analitis

9. Timbangan kasar 18. Termometer

Bahan yang digunakan:

1. Larutan CH3COOH (0,1N; 0,2N; 0,4N; 4. Larutan asam oksalat (H2C2O4)


0,6N; 0,8N)
5. Indikator PP
2. Karbon aktif
6. Kertas saring Whattman no. 40
3. NaOH 0,5 N
IV. CARA KERJA
A. Standarisasi Larutan NaOH 0,5 N dengan Asam Oksalat 0,5 N

Pembuatan larutan NaOH dengan


penimbangan padatan NaOH secara benar

Pembuatan larutan asam oksalat 0,5 N dengan


menimbang H2C2O4.2H2O secara benar

Penentuan konsentrasi larutan NaOH


dengan larutan asam oksalat

B. Pembuatan Larutan NaOH 0,5 N


Perhitungan Skema Kerja
NaOH 0,5 N ; 4 L
Penimbangan beker gelas secara
NNaOH = M x Valensi NaOH
kasar
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑥 𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑁𝑎𝑂𝐻
=
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝑜𝐻 𝑥 1
Penimbangan 80 gram NaOH secara
0,5 = kasar dengan beker gelas
40 𝑥 4
massa NaOH = 80 gram
Pelarutan zat dalam beker glass besar
range = 72 – 88 gram
dengan akuades

Pengadukan hingga homogen

Pembilasan beker, corong dan


pengaduk dengan akuades

Pemasukan zat ke dalam botol coklat


besar

Pemberian label nama kelompok dan


tanggal pembuatan
C. Pembuatan Larutan Asam Oksalat 0,5 N
Perhitungan Skema Kerja
N  M x valensi Penimbangan H2C2O4 secara kasar
n dengan kertas timbang
N x valensi
vol
gr x valensi H2C2O4 ditimbang secara analitis
N
Mr x vol
N x Mr Zat dilarutkan dalam beker glass 100
gr 
valensi ml dengan akuades 50 ml
0 ,5 x 126, 07 x 0 ,1
gr  Pengadukan hingga homogen
2
gr  3,1518 gr
Range 10%  2 ,8366-3,4669 gr Larutan dimasukkan dalam labu takar
100 ml dengan corong

Pembilasan beker, corong dan pengaduk


dengan akuades

Penambahan akuades sampai ±1 cm dari tanda


batas dan lakukan pengeringan leher labu

Penambahan akuades hingga garis tanda lalu


homogenkan

Homogenasi
D. Proses Adsorpsi Larutan Asam Asetat / Asam Lain Pada Karbon Aktif / Adsorben
Lain

Pembuatan larutan asam asetat (0.8 N; 0.6 N; 0.4 N; 0.2 N;


0.1 N)

Pengambilan @10 ml tiap larutan

Peniitrasian dengan NaOH 0.5 N

Pengambilan @50 ml tiap larutan

Penambahan adsorben @1 gram dan lakukan pengocokan

Penutupan dengan kertas saring 10’

Penyaringan selama 1’

Pengambilan filtrat @10 ml

Penitrasian dengan NaOH 0,5 N

Penghitungan asam asetat yang teradsorpsi

Penimbangan kertas timbang absorben sisa


D. REAKSI

a. Standarisasi Larutan NaOH 0,5 N dengan Asam Oksalat 0,5 N


2NaOH (aq) + H2C2O4 (aq) → Na2C2O4 (aq) + 2H2O (l)
(merah muda)
b. Proses Adsorpsi Larutan Asam Asetat pada Karbon Aktif
CH3COOH (aq) + karbon aktif → CH3COOH- karbon aktif(aq)
NaOH (aq) + CH3COOH (aq) → CH3COONa (aq) + H2O (l)

V. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


 Pembuatan Larutan Asam Oksalat 0,5 N
𝑁
𝑀𝐻2 𝐶2 𝑂4 =
𝑉𝑎𝑙 𝑚 = 𝑛. 𝑀𝑟
0,5
= = 0,25 𝑀 = 0,025 × 126,07
𝟐
𝑛 = 𝑀×𝑉 = 3,1518 𝑔𝑟

= 0,25 × 0,1 Range = 2,8366-3,4670 gr

= 0,025 𝑚𝑜𝑙

Hasil Penimbangan Asam Oksalat 0,5N

T = 30°C ; P = 743 mmHg


Berat kertas timbang (kasar) : 0,56 gram
Berat kertas timbang + zat (kasar) : 3,71 gram
Berat zat (kasar) : 3,15 gram
Berat botol timbang (analitis) : 12,3075 gram
Berat botol timbang + zat (analitis) : 15,4511 gram
Berat zat : 3,1436 gram
𝑚 1000
𝑁= × × 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑀𝑟 𝐻2 𝐶2 𝑂4 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝐿)
3,1436 1000
𝑁= × ×2
126,07 100
= 0,4987 𝑁
 Standarisasi larutan NaOH 0,5 N dengan Asam Oksalat 0,5 N
V H2C2O4 (mL) N H2C2O4 (N) V NaOH (mL) N NaOH (N)

10,0 0,4987 11,0 0,4500

10,0 0,4987 11,0 0,4500

Rata-Rata : 0,5413 N

𝑁2 = 0,4500

- Titrasi 2
𝑁1 × 𝑉1 = 𝑁2 × 𝑉2
Perhitungan Titrasi : 0,4987 × 10,0 = 𝑁2 × 11,0
- Titrasi 1 𝑁2 = 0,4500 𝑁
𝑁1 × 𝑉1 = 𝑁2 × 𝑉2 Rata-Rata =
0,4500−0,4500
2
0,4987 × 10,0 = 𝑁2 × 11,0
= 0,4500 𝑁
 Data Hasil Titrasi Sebelum Adsorbsi
Konsentrasi V CH3COOH N CH3COOH V NaOH N NaOH Rata-Rata
(N) (mL) (N) (mL) (N) Konsentrasi

0,0945 2,1
0,1 10,0 0,4500 0,0945
0,0945 2,1

0,1710 3,8
0,2 10,0 0,4500 0,1698
0,1687 3,75

0,3375 7,5
0,4 10,0 0,4500 0,3386
0,3397 7,55

0,5467 12,15

0,5557 12,35
0,6 10,0 0,4500 0,5276
0,4995 11,1

0,5085 11,3
0,7425 16,5
0,8 10,0 0,4500 0,7425
0,7425 16,5

Contoh perhitungan :
 0,1 N
𝑁1 × 𝑉1 = 𝑁2 × 𝑉2
0,4500 × 2,1 = 𝑁2 × 10
𝑁2 = 0,0945 𝑁

 Data Hasil Titrasi Sesudah Adsorbsi


Konsentrasi V CH3COOH N CH3COOH V NaOH N NaOH Rata-Rata
(N) (mL) (N) (mL) (N) Konsentrasi

0,0652 1,45
0,1 10,0 0,4500 0,0652
0,0652 1,45

0,1485 3,3
0,2 10,0 0,4500 0,1485
0,1485 3,3

0,3240 7,2
0,4 10,0 0,4500 0,3240
0,3240 7,2

0,4500 10,0
0,6 10,0 0,4500 0,4511
0,4522 10,05

0,6907 15,35
0,8 10,0 0,4500 0,6918
0,6930 15,40

Contoh Perhitungan :
 0,1 N
𝑁1 × 𝑉1 = 𝑁2 × 𝑉2
𝑁1 × 10 = 0,4500 × 1,45
𝑁1 = 0,0652 𝑁
 Tabel Penimbangan Karbon Aktif
Konsentrasi B.Kertas B.kertas+zat Sisa (gr) B.zat masuk B.zat (gr)
(N) (gr) (gr) (gr)

0,1 0,5179 1,5180 0,5215 0,9965 1,0001

0,2 0,4859 1,4863 0,4895 0,9968 1,0004

0,4 0,5026 1,5031 0,5066 0,965 1,0005

0,6 0,5355 1,5057 0,5391 0,9966 1,0002

0,8 0,5087 1,5088 0,5130 0,9958 1,0001

Contoh Perhitungan mCH3COOH teradsorbsi :


 0,1 N
𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻
𝑚 = 𝑀𝑟𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 × (𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 ) ×
1000
0,4500
= 60 × (2,1 − 1,45) ×
1000
= 0,0175 𝑔𝑟

Contoh Perhitungan N CH3COOH teradsorbsi :


 0,1 N
𝑚 1000
𝑁= × × 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑀𝑟 𝑉 (𝑚𝐿)
0,0175 1000
= × ×1
60 50
= 0,0058 𝑁

 Tabel Kurva Adsorbsi Langmuir


Konsentrasi C Keseimbangan 𝒙 𝒄
X(g) m(g) 𝒙
(N) (N) 𝒎 𝒎

0,1 0,0175 0,9965 0,0652 0,0176 3,7102

0,2 0,0128 0,9968 0,1485 0,0128 11,6016

0,4 8,775x10−3 0,9965 0,3240 8,8058x10−3 36,7939


0,6 0,0459 0,9966 0,4511 0,0461 9,7852

0,8 0,0304 0,9958 0,6918 0,0304 22,6853

Isoterm Adsorpsi Langmuir


40 36.7939

35 y = 22.401x + 9.3859
R² = 0.1828
30

25 22.6853
C / (x/m)

20 Isoterm adsorpsi langmuir

15 11.6016
9.7852 Linear (Isoterm adsorpsi
10 langmuir)
3.7102
5

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8
C setimbang (N)

Persamaan Isoterm Langmuir :


𝑐 𝑐 1
𝑥 = 𝑏 + 𝑘. 𝑏
𝑚
1
= 22,401
𝑏
𝑏 = 0,0446
1
= 9,3859
𝑘. 𝑏
1
= 9,3859
𝑘. 0,0446
0,0446𝑘 × 9,3859 = 1
𝑘 = 2,3888
𝑐 𝑐 1
𝑥 = 0,0446 + 0,1065
𝑚
Tabel Kurva Adsorbsi Freundlich
Konsentrasi X(g) m(g) C 𝒙 𝒙 logC
𝐥𝐨𝐠
𝒎 𝒎
(N) Keseimbangan(N)

0,1 0,0175 0,9965 0,0652 0,0176 -1,7545 -1,1857

0,2 0,0128 0,9968 0,1485 0,0128 -1,8928 -0,8283

0,4 8,775x10−3 0,9965 0,3240 8,8058x10−3 -2,0552 -0,4894

0,6 0,0459 0,9966 0,4511 0,0461 -1,3363 -0,3457

0,8 0,0304 0,9958 0,6918 0,0304 -1,5171 -0,1600

Isoterm Adsorpsi Freundlich


0
-0.16
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0
-0.2
-0.3457
-0.4894 -0.4
Isoterm adsorpsi
-0.6 Freundlich
log x/m

-0.8283 Linear (Isoterm adsorpsi


-0.8 Freundlich)

y = 0.6322x + 0.48 Linear (Isoterm adsorpsi


-1
-1.1857 R² = 0.199 Freundlich)
-1.2

-1.4
log C

Persamaan Isoterm Freundlich :


𝑥 1
log = log 𝐶 + log 𝐾
𝑚 𝑛
1
= 0,6322
𝑛
𝑛 = 1,5818
log 𝐾 = 0,48
𝑘 = 100,48
𝑘 = 3,0199
𝑥 1
log = log 𝑐 + 0,48
𝑚 1,5818
C CH3COOH kesetimbangan Vs C CH3COOH teradsorpsi
Konsentrasi CH3COOH (N) C Kesetimbangan (N) C Teradsorpsi (N)

0,1 0,0652 0,0058

0,2 0,1485 4,275 x 10−3

0.4 0,3240 2,925 x 10−3

0,6 0,4511 0,0153

0,8 0,6918 0,0101

C teradsorpsi VS C kesetimbangan
0.018
0.0153
0.016
y = 0.0152x + 0.0011
0.014
R² = 0.3285
0.012
0.0101
0.01
C teradsorpsi

0.008 C teradsorpsi vs C
0.0058 kesetimbangan
0.006
Linear (C teradsorpsi vs C
kesetimbangan)
0.004

0.002
0 0
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8
-0.002

-0.004
C kesetimbangan
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan adsorpsi digunakan asam asetat sebagai adsorban dan
karbon aktif sebagai adsorben. Percobaan menggunakan variasi konsentrasi pada
asam asetat yaitu 0,1 N, 0,2 N, 0,4N, 0,6N, dan 0,8 N hal ini bertujuan untuk
melihat pengaruh tingkat adsorpsi pada perbedaan konsentrasi adsorban. Pada saat
proses adsorpsi dilakukan penutupan beaker dengan kertas saring untuk mencegah
adsorben mengadsorpsi zat lain yang berasal dari udara bebas. Waktu yang
diberikan untuk proses adsorpsi adalah 10 menit.
Agar dapat mengetahui konsentrasi asam asetat sebelum dan sesudah
adsorpsi makan dilakukan titrasi asam asetat dengan menggunakan NaOH 0,5N
yang telah di standarisasi menggunakan asam oksalat 0,5N. Setelah titrasi
diketahui bahwa volume NaOH yang digunakan untuk titrasi lebih sedikit setelah
proses adsorpsi dibandingkan dengan asam asetat sebelum adsorpsi.
Pengaruh proses adsorpsi dapat digambarkan dengan grafik Langmuir dan
Freundlich. Pada isotherm Langmuir diasumsikan bahwa tiap tempat adsorpsi
adalah ekivalen karena permukaan adsorben yang homogen dan hanya menyerap
1 molekul adsorbat. Sedangkan pada isotherm Freundlich mengasumsikan
permukaan adsorben heterogen sehingga memilikipotensi penyerapan yang
berbeda-beda.

VII. KESIMPULAN
1. Peristiwa adsorpsi asam asetat merupakan adsorpsi fisika
2. Adsorpsi dipengaruhi tingkat konsentrasi adsorbat, semakin tinggi konsentrasi
semakin tinggi adsorpsinya.
3. Karbon aktif dapat dijadkan sebagai adsorbent.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Baker,F.S, ,C.E. Miller, A.J. Repik, dan E.D, Tollens. 1997. Activated Carbon. New York:
J.Wiley

Martell, A. E. dan R.D. Hancock. 1996. Metal Complexes in Aqueose Solution. New York:
Plenum Press. .

Oscik, J. 1982. Adsorption. John Willey & Sons, Inc. New York.

Roy G.M. 1985. Activated Carbon Application in The Food and Pharmaceutical Industries.
Pensilvania: Technonic Pub.

Saragih,SA. 2008. Pembuatan dan Karekterisasi Karbon Aktif dari Batubara Riau sebagai
Adsorben. Tesis. Jakarta: Program Pascasarjana, Universitas Indonesia
LAPORAN KIMIA FISIKA
ADSORPSI

Disusun Oleh :
Kelompok D / 9
Angela Natasha (6103017034)
Caroline Chairy (6103018178)
Keynaya Mahayu P. (6103018181)

Senin, 23 September 2019


Asisten: Laurensia Maria Yulian, S.Pt., M. Biotech.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
SURABAYA
2019

Anda mungkin juga menyukai