TUJUAN
Mahasiswa dapat menentukan secara kuantitatif sifat-sifat adsorpsi dari suatu bahan
adsorpsi.
Gaya tarik-menarik dari suatu padatan dibedakan menjadi dua jenis yaitu gaya fisika dan
gaya kimia yang masing-masing menghasilkan adsorpsi fisika (physisorption) dan adsorpsi
kimia (chemisorption). Adsorpsi fisika adalah proses intertaksi antara adsorben dengan
adsorbat yang melibatkan gaya-gaya antar molekul seperti gaya Van der Waals, sedangkan
adsorpsi kimia terjadi jika interaksi adsorben dan adsorbat melibatkan pembentukan ikatan
kimia. Dalam proses adsorpsi melibatkan berbagai macam gaya yakni gaya Van der Waals,
gaya elektrostatik, ikatan hidrogen serta ikatan kovalen (Martell and Hancock, 1996).
Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu :
a) Sifat Adsorben
b) Sifat Serapan
c) Temperatur
d) pH (Derajat Keasaman)
e) Waktu Singgung
Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari suatu fase
fluida (Saragih, 2008). Kebanyakan adsorben adalah bahan- bahan yang sangat berpori dan
adsorpsi berlangsung terutama pada dinding pori- pori atau pada letak-letak tertentu di dalam
partikel itu. Oleh karena pori-pori biasanya sangat keci lmaka luas permukaan dalam menjadi
beberapa orde besaran lebih besar
daripada permukaan luar dan bisa mencapai 2000 m/g. Pemisahan terjadi karena pe
rbedaan bobot molekul atau karena perbedaan polaritas yang menyebabkan sebagian molekul
melekat pada permukaan tersebut lebih erat daripada molekul lainnya. Adsorben yang
digunakan secara komersial dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok polardan non
polar (Saragih, 2008).
A. Adsorben Polar
Adsorben polar disebut juga hydrophilic. Jenis adsorben yang termasuk kedalam
kelompok ini adalah silika gel, alumina aktif, dan zeolit.
Adsorben non polar disebut juga hydrophobic. Jenis adsorben yang termasuk kedalam
kelompok ini adalah polimer adsorben dan karbon aktif.
Karbon aktif adalah bentuk umum dari berbagai macam produk yang mengandung
karbon yang telah diaktifkan untuk meningkatkan luas permukaannya (Manes, 1998). Karbon
aktif berbentuk kristal mikro karbon grafit yang pori-porinya telah mengalami pengembangan
kemampuan untuk mengadsorpsi gas dan uap dari campuran gas dan zat-zat yang tidak larut
atau yang terdispersi dalam cairan (Roy, 1985). Berdasarkan ukuran porinya, ukuran pori
karbon aktif diklasifikasikan menjadi 3, yaitu mikropori (diameter <2 nm), mesopori
(diameter 2 – 50 nm), dan makropori (diameter >50 nm) (Baker 1997).
x/m = k. Cn….(2)
C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan, setelah tercapai kesetimbangan adsorpsik dan
n = tetapan,
Persamaan ini mengungkapkan bahwa bila suatu proses adsorbsi menuruti isoterm
Freundlich, maka aluran log x/m terhadap log C akan merupakan garis lurus. Dari garis dapat
dievaluasi tetapan k dan n.
C merupakan konsentrasi adsorbat dalam larutan, x/m adalah konsentrasi adsorbat yang
terjerap per gram adsorben, k adalah konstanta yang berhubungan dengan afinitas adsorpsi
dan (x/m)mak adalah kapasitas adsorpsi maksimum dari adsorben. Kurva isoterm adsorpsi
Langmuir dapat disajikan seperti pada Gambar
Gambar Kurva Adsorpsi Isoterm Langmuir
Homogenasi
D. Proses Adsorpsi Larutan Asam Asetat / Asam Lain Pada Karbon Aktif / Adsorben
Lain
Penyaringan selama 1’
= 0,025 𝑚𝑜𝑙
Rata-Rata : 0,5413 N
𝑁2 = 0,4500
- Titrasi 2
𝑁1 × 𝑉1 = 𝑁2 × 𝑉2
Perhitungan Titrasi : 0,4987 × 10,0 = 𝑁2 × 11,0
- Titrasi 1 𝑁2 = 0,4500 𝑁
𝑁1 × 𝑉1 = 𝑁2 × 𝑉2 Rata-Rata =
0,4500−0,4500
2
0,4987 × 10,0 = 𝑁2 × 11,0
= 0,4500 𝑁
Data Hasil Titrasi Sebelum Adsorbsi
Konsentrasi V CH3COOH N CH3COOH V NaOH N NaOH Rata-Rata
(N) (mL) (N) (mL) (N) Konsentrasi
0,0945 2,1
0,1 10,0 0,4500 0,0945
0,0945 2,1
0,1710 3,8
0,2 10,0 0,4500 0,1698
0,1687 3,75
0,3375 7,5
0,4 10,0 0,4500 0,3386
0,3397 7,55
0,5467 12,15
0,5557 12,35
0,6 10,0 0,4500 0,5276
0,4995 11,1
0,5085 11,3
0,7425 16,5
0,8 10,0 0,4500 0,7425
0,7425 16,5
Contoh perhitungan :
0,1 N
𝑁1 × 𝑉1 = 𝑁2 × 𝑉2
0,4500 × 2,1 = 𝑁2 × 10
𝑁2 = 0,0945 𝑁
0,0652 1,45
0,1 10,0 0,4500 0,0652
0,0652 1,45
0,1485 3,3
0,2 10,0 0,4500 0,1485
0,1485 3,3
0,3240 7,2
0,4 10,0 0,4500 0,3240
0,3240 7,2
0,4500 10,0
0,6 10,0 0,4500 0,4511
0,4522 10,05
0,6907 15,35
0,8 10,0 0,4500 0,6918
0,6930 15,40
Contoh Perhitungan :
0,1 N
𝑁1 × 𝑉1 = 𝑁2 × 𝑉2
𝑁1 × 10 = 0,4500 × 1,45
𝑁1 = 0,0652 𝑁
Tabel Penimbangan Karbon Aktif
Konsentrasi B.Kertas B.kertas+zat Sisa (gr) B.zat masuk B.zat (gr)
(N) (gr) (gr) (gr)
35 y = 22.401x + 9.3859
R² = 0.1828
30
25 22.6853
C / (x/m)
15 11.6016
9.7852 Linear (Isoterm adsorpsi
10 langmuir)
3.7102
5
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8
C setimbang (N)
-1.4
log C
C teradsorpsi VS C kesetimbangan
0.018
0.0153
0.016
y = 0.0152x + 0.0011
0.014
R² = 0.3285
0.012
0.0101
0.01
C teradsorpsi
0.008 C teradsorpsi vs C
0.0058 kesetimbangan
0.006
Linear (C teradsorpsi vs C
kesetimbangan)
0.004
0.002
0 0
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8
-0.002
-0.004
C kesetimbangan
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan adsorpsi digunakan asam asetat sebagai adsorban dan
karbon aktif sebagai adsorben. Percobaan menggunakan variasi konsentrasi pada
asam asetat yaitu 0,1 N, 0,2 N, 0,4N, 0,6N, dan 0,8 N hal ini bertujuan untuk
melihat pengaruh tingkat adsorpsi pada perbedaan konsentrasi adsorban. Pada saat
proses adsorpsi dilakukan penutupan beaker dengan kertas saring untuk mencegah
adsorben mengadsorpsi zat lain yang berasal dari udara bebas. Waktu yang
diberikan untuk proses adsorpsi adalah 10 menit.
Agar dapat mengetahui konsentrasi asam asetat sebelum dan sesudah
adsorpsi makan dilakukan titrasi asam asetat dengan menggunakan NaOH 0,5N
yang telah di standarisasi menggunakan asam oksalat 0,5N. Setelah titrasi
diketahui bahwa volume NaOH yang digunakan untuk titrasi lebih sedikit setelah
proses adsorpsi dibandingkan dengan asam asetat sebelum adsorpsi.
Pengaruh proses adsorpsi dapat digambarkan dengan grafik Langmuir dan
Freundlich. Pada isotherm Langmuir diasumsikan bahwa tiap tempat adsorpsi
adalah ekivalen karena permukaan adsorben yang homogen dan hanya menyerap
1 molekul adsorbat. Sedangkan pada isotherm Freundlich mengasumsikan
permukaan adsorben heterogen sehingga memilikipotensi penyerapan yang
berbeda-beda.
VII. KESIMPULAN
1. Peristiwa adsorpsi asam asetat merupakan adsorpsi fisika
2. Adsorpsi dipengaruhi tingkat konsentrasi adsorbat, semakin tinggi konsentrasi
semakin tinggi adsorpsinya.
3. Karbon aktif dapat dijadkan sebagai adsorbent.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Baker,F.S, ,C.E. Miller, A.J. Repik, dan E.D, Tollens. 1997. Activated Carbon. New York:
J.Wiley
Martell, A. E. dan R.D. Hancock. 1996. Metal Complexes in Aqueose Solution. New York:
Plenum Press. .
Oscik, J. 1982. Adsorption. John Willey & Sons, Inc. New York.
Roy G.M. 1985. Activated Carbon Application in The Food and Pharmaceutical Industries.
Pensilvania: Technonic Pub.
Saragih,SA. 2008. Pembuatan dan Karekterisasi Karbon Aktif dari Batubara Riau sebagai
Adsorben. Tesis. Jakarta: Program Pascasarjana, Universitas Indonesia
LAPORAN KIMIA FISIKA
ADSORPSI
Disusun Oleh :
Kelompok D / 9
Angela Natasha (6103017034)
Caroline Chairy (6103018178)
Keynaya Mahayu P. (6103018181)