Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

ACARA III

STOIKIOMETRI

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANGELINA

NIM : G1D019003

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MATARAM

2019
ACARA III
STOIKIMOMETRI
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Menghitung presentase endapan yang dihasilkan berdasarkan reaksi stoikiometri.
2. Waktu Praktikum
Selasa, 8 Oktober 2019.
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menggambarkan semua aspek kuantitatif
dari komposisi kimia dan reaksi kimia. Zat-zat adalah materi yang tersususn dari partikel-
partikel(atom, ion, atau molekul) dengan jenis dan perbandingan tertentu, dimana masa
molekul relatife(Mr) sama dengan jumlah massa atom relative penyusunnya()(Mulyanti,
2015: 40).
Reaksi pengendapan adalah reaksi yang terjadi di dalam suatu larutan yang dicirikan
terbentuknya endapan, yakni fasa padatan yang terpisah dari larutannya. Endapan yang
terbentuk dari suatu reaksi dalam larutan tergantung pada kelarutan zat terlarutnya.
Kelarutan zat terlarut adalah jumlah maksimum zat terlarut yang dapat larut dalam
sejumlah tertentu pelarut pada suhu spesifik untuk zat terlarut yang bersangkutan.
Kelarutan dari zat terlarut dikategorikan kedalam tiga kelompok, yaitu zat terlarut yang
sangat mudah larut, zat terlarut yang mudah larut(pertengahan), dan zat terlarut yang
sukar larut(Mulyanti, 2015: 99).
Salah satu reaksi yang umumnya berlangsung dalam larutan berair adalah reaki
pengendapan(precipitacion reaction) yang cirinya adalah terbentuknya produk yang tak
larut, atau endapan. Endapan(precipitate) adalah padatan taklarut yang terpisah dari
larutan. Reaksi pengendapan biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionik. Misalnya,
ketika larutan timbale nitrat[Pb(NO3)2] ditambahkan ke dalam larutan natrium
iodida(NaI), akan terbentuk endapan kuning timbal iodida(PbI2) (Chang,2005: 92)
Suatu reaksi dalam larutan tidak selalu dilihat dengan terbentuknya suatu endapan,
kadang-kadang yang terjadi hanya perubahan warna dan bahkan ada yang kelihatannya
tidak terjadi perubahan sama sekali. Hal ini karena reaktan dan hasil reaksi larutan dalam
air dan tidak berwarna(Brady, 2010: 53).
Pengendapan dapat terjadi jika konsentrasi senyawa melebihi kelarutan.
Pengendapan dapat terjadi dengan cepat dari larutan jenuh. Pengendapan erat kaitannya
dengan hasil kali kelarutan(Ksp). Dalam padatan, pengendapan terjadi jika konsentrasi
salah satu padatan berada di atas batas kelarutan. Pengendapan padatan sering digunakan
untuk mensintesis nanoclusters(Maftuha, 2014: 2).

C.ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

1. Alat-alat Praktikum
a. Batang pengaduk
b. Corong kaca 60 mm
c. Erlenmeyer 50 mL
d. Gelas arloji
e. Gelas kimia 100 mL
f. Kertas saring
g. Labu ukur 25 mL
h. Oven
i. Pipet tetes
j. Pipet ukur 5 mL
k. Rubber bulb
l. Tabung reaksi
m. Timbangan analitik
n. Tisu
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades(H2O(l))
b. Larutan Asam sulfat (H2SO4) 1 M
c. Larutan Kalium hidroksida (KOH) 0,47 M
d. Larutan Tembaga(I) sulfat (CuSO4) 0,3375 M
e. Larutan Timbal(II) asetat(Pb(CH3COO)2) 0,1 M

D. PRSEDUR PERCOBAAN

1. Reaksi larutan Pb asetat dan H2SO4


 + 5 Ml Pb asetat ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet ukur
 + 5 ml H2SO4 ke dalam tabung reaksi berisi larutan Pb asetat tadi
 Diamati dan dicatat warna endapan yang terjadi
 Dikocok pelan
 Diambil kertas saring lalu ditimbang dengan timbangan analitik
 Dilipat kertas saring menjadi ¼ kemudian dimasukkan ke dalam
Corong kaca
 Dituangkan campuran larutan tadi ke dalam labu takar melalui proses
Penyaringan oleh corong kaca berisi kertas saring di mulut labu takar
 Ditambahkan aquades jika masih terdapat endapan pada tabung reaksi dan disaring
kembali hingga tidak tersisa endapan
 Didiamkan beberapa menit hingga yang tersisa hanya endapan
 Diangkat dan dipindahkan kertas saring berisi endapan ke gelas arloji
 Dikeringkan dengan cara dioven kertas saring berisi endapan menggunakan
timbangan analitik
 Dicatat berat kertas saring yang berisi endapan
2. Reaksi larutan CuSO4 dan KOH
 + 5 ml larutan CuSO4 ke dalam gelas ukur menggunakan pipet tetes kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
 + 5 ml larutan KOH ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan
 Diamati dan dicatat warna endapan yang terjadi
 Dikocok pelan
 Diambil kertas saring lalu ditimbang dengan timbangan analitik

E. HASIL PENGAMATAN

No Prosedur kerja Hasil pengamatan


.
1.  5 mL Pb asetat  Warna awal bening
 5 mL H2SO4  Setelah kedua
dicampur ,warna berubah
menjadi putih susu pekat
 Ditimbang kertas saring melipat  Berat awal kertas saring
¼, lalu diletakkan di corong 1,06 gram, Terdapat
kaca dan basahi dengan aquades endapan berwarna putih
susu pekat
 Disaring  Terjadi perubahan bau
menjadi berbau asam, ketika
penyaringan dilakukan
 Kertas saring dan endapan  Berat kertas saring dan
ditimbang endapan yang telah kering
ditimbang menghasilkan
berat sebesar 1,22 gram,
sehingga dapat ditentukan
berat endapannya adalah
0,16 gram
2.  5 mL KOH  Warna awal bening
 5 mL CuSO4  Setelah kedua dicampur,
warna berubah menjadi biru
 Timbang kertas saring melipat ¼  Berat awal kertas saring
, lalu diletakkan di corong kaca 1,06 gram, terdapat endapan
dan dibasahi berwarna biru
 Kertas dan endapan ditimbang  Berat kertas saring dan
endapan yang telah kering
ditimbang dan menghasilkan
berat sebesar 1,09 gram
sehingga dapat ditentukan
berat endapannya adalah
0,03 gram

F.ANALISIS DATA

1. Persamaan Reaksi
Pb(CH3COO)2(aq) + H2SO4 → PbSO4 + 2CH3COO(aq)
CuSO4(aq) + 2KOH → K2SO4(aq) + Cu(OH)2(S)
2. Perhitungan
Diketahui : M Pb asetat = 0,1 M
M H2SO4 = 1 M
M KOH = 0,177 M
M CuSO4 = 0,3375 M
V Pb asetat = 5 x 10-3 L
V H2SO4 = 5 x 10-3 L
V KOH = 5 x 10-3 L
V CuSO4 = 5 x 10-3 L

Ditanyakan:
Berapakah persentase hasil yang diperoleh berdasarkan stoikiometrinya?
a. Tabung 1
Penyelesaiannya:
 n Pb asetat = M x V
= 0,1 x 5 x 10-3
= 0,5 x 10-3 mol
 n H2SO4 = M x V
= 1 x 5 x 10-3
= 5 x 10-3 mol
Pb(CH3COO)2(aq) + H2SO4 → PbSO4 + 2CH3COO(aq)

Mula-mula : 0,5 x 10-3 mol 5 x 10-3 mol - -

Reaksi : 0,5 x 10-3 mol 0,5 x 10-3 mol 0,5 x 10-3 mol 0,5 x 10-3 mol

Sisa : 0 4,5 x 10-3 mol 0,5 x 10-3 mol 0,5 x 10-3 mol

Massa teori PbSO4 = n x Mr

= 0,5 x 10-3 mol x 294

= 0,147 gram

Massa percobaan = (kertas saring + endapan) –(kertas saring kosong)

= 1,22 – 1,06

= 0,16 gram

massa endapan( percobaan)


% endapan PbSO4 = x 100%
massa endapan( teori)

0,16
= x 100%
0,147

= 108,84%

b. Tabung 2
Penyelesaiannya:
 n KOH =MxV
= 0,117 x 5 x 10-3 mL
= 0,585 x 10-3 mol
 n CuSO4 = M x V
= 0,3375 x 5 x 10-3 mL
= 1,6875 x 10-3 mol

CuSO4(aq) + 2KOH → Cu(OH)2(s) + K2SO4(aq)

Mula-mula :0,585 x 10-3 mol I,6875 x 10-3 mol - -

Reaksi : 0,585 x 10-3 mol 0,585 x 10-3 mol 0,585 x 10-3 mol 0,585 x 10-3 mol

Sisa : 0 1,1025 x 10-3 mol 0,585 x 10-3 mol 0,585 x 10-3 mol

Massa teori Cu(OH)2 = n x Mr

= 0,585 x 10-3 mol x 97,5

= 0,057 gram

Massa percobaaan Cu(OH)2 = (kertas saring + endapan) –(kertas saring kosong)

= 1,09 -1,06

= 0,03 gram

massa endapan( percobaan)


% endapan Cu(OH)2 = x 100%
massa endapan(teori)

0,03
= x 100%
0,057

0,03
= x 100%
0,057

= 52,631%

G. PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, kita dapat mengetahui


bagaiamana stoikiometri dalam reaksi pengendapan. Reaksi pengendapan sendiri
adalah reaksi pembentukan padatan dalam larutan atau di dalam padatan lain selama
reaksi kimia. Tujuan praktikum ini adalah untuk menghitung persentase endapan yang
dihasilkan berdasarkan reaksi stoikiometri. Dimana stoikiometri adalah ilmu yang
mempelajari kuantitas dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Reaktan adalah zat
yang berpartisipasi dalam reaksi kimia, sedangkan produk adalah zat yang diperoleh
sebagai hadil dari reaksi kimia. Ketika reaksi kimia berlangsung dalam larutan
cair,padatan yang terbentuk dalam larutan tersebut disebut endapan. Bahan kiima yang
menyebabkan adanya padatan disebut sebagai bahan pengendap.
Pada percobaan pertama stoikiometri reaksi pengendapan, yaiku pada
percobaan antara larutan Pb(CH3COO)2 1 M dengan larutan H2SO4 1M. Hasil reaksi
dari larutan tersebut adalah PbSO4(timbal sulfat) yang berwarna putih dan CH3COOH.
Pertama-tama Pb asetat sebanyak 5 mL. Dalam reaksi ini larutan putih yaitu PbSO4.
Setelah itu larutan dituangkan ke kertas saring yang telah ditimbang seberat 1,06
gram. Kertass saring yang telah berisi endapan dari larutan Pb asetat dan H2SO4
dipanaskan dengan oven selama kurang lebih 10 menit. Tujuan pemanasan ini adalah
untuk menghilangkan kandungan air atau larutan yang terdapat pada kertas saring.
Setelah kertas saring dipanaskan, kertas saring tersebut ditimbang kembali dan
didapatkan seberat 1,22 gram. Sehingga kita dapat mengetahui berat endapan yang
terbentuk dari reaksi antara larutan Pb asetat dan H2SO4 dengan mengurangi kertas
saring awal dengan kertas saring akhir yang berisi endapan dan didapatkan berat
endapan tersebut adalah 0,16 gram.
Percobaan kedua stoikiometri reaksi pengendapan adalah pencampuran antara
larutan CuSO4 dengan larutan KOH. Pertama-tama larutan CuSO4 sebanyak 5 mL
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan larutan KOH sebanyak
5 mL. Setelah itu aquades sebanyak 5 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi kedua.
Dan didapatkan endapan berwarna biru setelah larutan disaring dengan kertas saring.
Untuk mendapatkan berat endapan kita dapat mengurangi berat kertas saring dengan
endapan yang telah dioven,yaitu 1,09 gram dengan berat kertas saring akhir yaitu 1,06
gram.
H. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil praktikum untuk menghitung
Persentase endapan yang dihasilkan berdasarkan stoikiometri bahwa persentase
endapan PbSO4 yang dihasilkan reaksi antara Pb(CH3COO)2 dan H2SO4 yaitu
sebesar108,84% .Dan persentase endapan berdasarkan stoikiometri bahwa
endapan Cu(OH)2 yang dihasilkan reaksi antara CuSO4 dan KOH yaitu sebesar
52,631%.
DAFTAR PUSTAKA

Brady, J., 2010, Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid Satu, Binarupa

Aksara, Jakarta.
Chang, R., 2005, Kimia Dasar Konsep-Konsep Int edisi ketigai, Erlangga, Jakarta.
Maftuha, R., 2009, STOIKIOMETRI, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Mulyanti, S., 2015, Kimia Dasar Jilid 1, Alfabeta, Bandung.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai