Larutan standar primer adalah larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan
cara menimbang.
Contoh senyawa yang dapat dipakai untuk standar primer adalah:
Arsen trioksida (As2O3) dipakai untuk membuat larutan natrium arsenit NaASO2 yang
dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium periodat NaIO4, larutan iodine I2, dan cerium
(IV) sulfat Ce(SO4)2.
Asam bensoat dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium etanolat, isopropanol atau
DMF.
Kalium bromat KBrO3 untuk menstandarisasi larutan natrium tiosulfat Na2S2O3.
Kalium hydrogen phtalat (KHP) dipakai untuk menstandarisasi larutan asam perklorat
dan asam asetat.
Natrium Karbonat dipakai untuk standarisasi larutan H2SO4, HCl dan HNO3.
Natrium klorida (NaCl) untuk menstandarisasi larutan AgNO3
Asam sulfanilik (4-aminobenzene sulfonic acid) dipakai untuk standarisasi larutan
natrium nitrit.
Larutan baku sekunder yaitu larutan dimana konsentralisinya ditentukan dengan jalan
pembekuan dengan larutan
atau secara langsung tidak dapat diketahu kadarnya dan kestabilannya
didalam proses penimbangan, pelarutan dan penyimpanan.
Grafik hubungan antara x/m dengan c maupun hubungan antara log x/m dengan
log C dari percobaan dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini,
Molekul terikat pada adsorben oleh gaya Van Molekul terikat pada adsorben oleh ikatan
der Walls kimia
Mempunyai entalpi reaksi -4 sampai -40 Mempunyai entalpi reaksi -40 sampai
kJ/mol 800kJ/mol
Adsorpsi hanya terjadi pada suhu dibawah Adsorpsi dapat terjadi pada suhu tinggi
titik didih adsorbat