Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR DASAR PEMISAHAN KIMIA


PERCOBAAN IV
“KROMATOGRAFI KERTAS”

OLEH :

NAMA : FITRA
NIM : A1L120044
KELOMPOK : III
ASISTEN PEMBIMBING : RAY ARDIANSYAH

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh Asisten Pembimbing


Dasar Dasar Pemisahan Kimia dengan judul percobaan III “Kromatografi Kertas”
yang dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis / 12 Mei 2022
Waktu : 13.00 WITA - Selesai
Tempat : Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

Kendari, Mei 2022


Menyetujui,
Asisten pembimbing

Ray Ardiansyah
ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan kromatografi kertas yang bertujuan untuk


mengetahui dan memahami teknik pemisahan dengan metode krmatografi kertas,
dapat melakukan pemisahan logam logam Fe2+, Cu2+, Mn2+ dan Ni2+ atau protein/
kerbohidrat dalam campuran larutan dengan teknik kromatografi kertas, dan dapat
menentukan komponen komponen yang dipisahkan dengan teknik kromatografi
kertas dan mengidentifikasi unsur yang dipisahkan berdasarkan nilai RF masing
masing. Prinsip percobaannya didasarkan pada percobaan migrasi analit dalam dua
fase yaitu fase diam dan fase gerak, dimana analit yang menyukai fase gerak maka
laju alirnya (RF) akan besar, dan bila analit menyukai fase diam maka laju alirnya
(RF) akan kecil (like dissolve like). Metode yang digunakan pada percobaan ini
adalah metode kromatografi kertas. Hasil yang diperoleh berbeda beda karena
Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula.

Kata Kunci: kromatografi kertas, fase diam dan fase gerak.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kromatografi kertas adalah teknik dimana terdapat pemisahan komponen


dari campuran yang tercapai dengan elusi fase gerak yang membawa sampel
dalam kertas. Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari
substansinya menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi
bekerja berdasarkan prinsip yang sama.
Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau
cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak
mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran
bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang
berbeda pula. Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang
sangat seragam. Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.
Karbohidrat adalah Polihidroksi aldehida dan Polihidroksi keton atau zat-
zat yang bila dihidrolisis akan menghasilkan derivat senyawa-senyawa tersebut.
Suatu kharbohidrat tergolong aldehida (CHO), jika oksigen karbonil berikantan
dengan suatu atom karbon terminal dan suatu keton (C = O) jika oksigen
karbonil berikatan dengan suatu karbon internal.
Glukosa adalah salah satu gula monosakarida dan salah satu karbohidrat
penting yang biasa digunakan sebagai sumber tenaga bagi tumbuhan dan hewan.
juga merupakan salah satu hasil utama fotosintesis. Glukosa sering disebut juga
dengan dekstrosa , d-glukosa ataupun gula buah
Fruktosa adalah salah satu dari tiga monosakarida yang paling umum; dua
lainnya adalah glukosa dan galaktosa. Monosakarida adalah jenis karbohidrat
yang paling mendasar. Mereka disebut gula sederhana sebagai lawan dari bentuk
yang lebih kompleks seperti oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida dapat
bergabung, untuk membentuk karbohidrat kompleks melalui ikatan glikosidik. Ini
adalah senyawa organik. Rumus kimia Fruktosa adalah C6H12O6. Massa molar
fruktosa adalah 180,16 g / mol. Titik lebur adalah 103 ° C. Ini bersifat kristal,
larut dalam air, dan rasanya manis.
Laktosa adalah disakarida yang menghasilkan D-glukosa dan D-galaktosa
pada hidrolisis. Kedua monosakarida dihubungkan melalui kelompok aldehida D-
galaktosa; dengan demikian, bagian aldehida dari laktosa berada pada residu
glukosa. Laktosa ada dalam dua bentuk isomer, alfa dan beta, hanya berbeda
dalam konfigurasi substituen pada atom karbon nomor satu dari residu glukosa.

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:


1. Dapat mengetahui dan memamhami teknik pemisahan dengan metode
kromatografi kertas.
2. Dapat melakukan pemisahan logam logam Fe2+, Cu2+, Mn2+ dan Ni2+ atau
protein/ kerbohidrat dalam campuran larutan dengan teknik kromatografi
kertas.
3. Dapat menentukan komponen komponen yang dipisahkan dengan teknik
kromatografi kertas dan mengidentifikasi unsur yang dipisahkan
berdasarkan nilai RF masing masing.

1.3 Prinsip Dasar Percobaan

Prinsip dari percobaan ini yaitu didasarkan pada percobaan migrasi analit
dalam dua fase yaitu fase diam dan fase gerak, dimana analit yang menyukai fase
gerak maka laju alirnya (RF) akan besar, dan bila analit menyukai fase diam maka
laju alirnya (RF) akan kecil (like dissolve like).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kromatografi

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan


distribusi dari komponen-komponen dalam fasa gerak dan fasa diam. Fasa gerak
dapat berupa gas atau cairan, sedangkan fasa diam dapat berupa cairan atau padatan.
Fasa gerak berupa gas disebut kromatografi gas (Gas Chromatography). Kegunaan
dari gas chromatography adalah untuk identifikasi semua jenis senyawa organik yang
mudah menguap dan juga dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif
senyawa dalam suatu campuran. Analisis kuantitatif dengan gas chromatography
menggunakan metode standar internal. Metode ini digunakan karena terdapat
ketidakpastian yang disebabkan injeksi sampel dan kecepatan aliran. Metode ini
seringkali digunakan untuk sampel yang tidak sesuai atau tidak mungkin diinjeksi
langsung pada gas chromatography (Hidayat dalam Rizalina, 2018).

2.2 Prinsip Kromatografi

Prinsip pemisahan kromtografi yaitu adanya distribusi komponen


komponen dalam fase gerak berdasarkan perbedaan sifat fisik komponen yang
akan dipisahkan. Kromatografi dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan
kuantitatif. Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fase yaitu
fase diam (stasioner) dan fase bergerak (mobile). Persyaratan utama kromatografi
adalah ada fase diam dan fase gerak. Fase diam tidak boleh bereaksi dengan fase
gerak. Komponen sampel harus larut dalam fase gerak dan berinteraksi dengan
fase diam. Fase gerak harus bisa mengalir melewati fase diam (Ardianingsih,
2009).

2.3 Kromatografi Kertas

Pemisahan campuran memiliki banyak metode, salah satunya untuk


mengetahui komponen warna tinta digunakan metode pemisahan secara
kromatografi. Pemisahan secara kromatografi memiliki banyak metode, salah
satunya adalah kromatografi kertas. Kromatografi kertas merupakan metode
pemisahan sederhana yang digunakan untuk memisahkan komponen pigmen zat
warna (Rosalina, 2018).

2.4 Mekanisme Pemisahan Kromatografi Kertas

Dalam kromatografi fase gerak bergerak membawa komponen komponen


melewati fase diam. Komponen komponen selanjutnya berinteraksi dengan fase
diam, sementara fase gerak terus berjalan melalui fase diam. Dalam hal ini terjadi
perbedaan interaksi dari komponen dengan fase gerak dan fase diam. Kemampuan
fase gerak membawa komponen individu pada jarak tertentu terhadap fase diam,
tergantung pada afinitas komponen terhadap dua fse tersebut. Bila interaksi
komponen lebih besar terhadap fase gerak, maka komponen akan berjalan lebih
jauh dari komponen lain yang afinitasnya lebih lemah.
Mekanisme pemisahan yang terjadi dalam kromatografi kertas terdiri dari:
a. Pristiwa kapilaritas yaitu pergerakan cairan diantara ruang dalam material
berpori oleh adanya gaya adesi, kohesi dan tegangan permukaan. Dalam
kromatografi kertas, cairan dapat naik keatas karena gaya kapilaritas lebih
besar dari pada gaya gravitasi yang menahannya.
b. Solublitas yaitu suatu derajat/ ukuran dimana suatu zat (solut) dapat terlarut
dalam pelarut (solven). Solut dapat terlarut dalam solven karena kesamaaan
sifat (like dissolves like). Hal ini memungkinkan solut akan dapat berpisah
menggunakan kombinasi solven.
Pemisahan dalam kromatografi kertas terjadi oleh perbedaan kelarutan
solut dalam solven dan perbedaan afinitas solut terhadap fase diam dan fase gerak
(Rubiyanto, 2017).

2.5 karbohidrat

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen, dan oksigen yang


terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O.
Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida aldehid dan keton atau turunan
mereka. Nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa
dari golongan ini mempunyai rumus empiris yang menunjukkan bahwa senyawa
tersebut adalah karbon “hidrat” ddan memiliki nisbah 1:2:1 untuk C, H, dan O.
Perbandingan jumlah atom H dan O adalah 2:1 seperti pada molekul air. Pada
senyawa yang termasuk karbohidat terdapat gugus fungsi yaitu gugus –OH,
gugus aldehid, atau gugus keton (Poedjiadi dalam Fitri, 2020).

2.6 Glukosa

Glukosa ialah monomer dari karbohidrat. Glukosa dapat disintesis oleh


tumbuhan hijau semasa proses fotosintesis. Glukosa termasuk monosakarida
yang mmpunyai rumus umum C6H12O6 yang disebut sebagai dekstrosa atau gula
anggur. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri
pangan (Edahwati, 2010).

2.7 Asam Asetat

Asam sulfat adalah asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan, yang merupakan salah satu produk utama
industri kimia yang memiliki banyak kegunaan dalam berbagai proses yaitu
pelarut, pereaksi, suasana asam, pengawetan, dan lain- lain. Ciri-ciri asam sulfat
antara lain cair, bening, tidak berbau (Listyorini, 2018).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Dasar Dasar Pemisahan Kimia dengan judul percobaan


“Kromatografi kertas” dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Mei 2022 pukul 13.00
WITA - Selesai bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu pendidikan, universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang di gunakan adalah Chamber, kertas saring whatman, silinder


kaca, pipet volume, penotol (pipa kapiler diameter 0,3 mm), sprayer, mistar,
pensil, ginting dan benang.

3.2.2 Bahan

Bahan yang di gunakan adalah FeCl3, AgNO3, campuran yang mengandung


karbohidrat (glukosa, fruktosa dan laktosa), eluen (aseton – air) dan sampel daun
pandan, aseton dan HCl.

3.3 Prosedur Kerja

Langkah langkah yang dilakkukan pada percobaan ini adalah diawali


dengan menyiapkan bejana kromatografi (chamber) isi dengan fase gerak (eluen)
sampai ketinggian 0,5 cm dari dasar wadah, kemudian disiapkan kertas saring
dengan ukuran 7,5 x 15 cm dua lembar setelah itu dibuat garis batas (secara
melintang) dengan pensil sekitar 1,5 cm dari pinggir atas kertas kemudian diukur
melintang (buat titik) 1,5 cm dari tepi kiri dan 1,5 cm dari tepi kanan kertas. Jarak
antara dua titik dibagi dua, lalu ditengah kertas diberi tanda untuk batas penotolan
larutan sampel yang akan dipisahkan dengan larutan standar. Kemudian disiapkan
pipa kapiler yang bersih untuk penotolan sampel lalu lakukan penotolan sampel
dan standar pada kertas yang telah diberi batas pada masing masing bagian.
Setelah penotolan dan kertasnya sudah kering kertas saring diikaat ujungnya
dengan benang dan dimasukkan kedalam wadah kromatografi untuk di elusi.
Setelah kering kertas dimasukkan lagi kedalam wadah kedua yang berisi larutan
ammoniak 6 M dan diamati warna warna yang muncul. Jika belum muncul noda
keringkan dalam oven 100 derajat celsius selama 20 menit. Kemudian di ukur
jarak setiap warna dari garis bawah kertas. Lalu hitung Rf dari masing masing
komponen yang terpisah.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


Tabel 1. Untuk Pemisahan Ion Logam
N Perlakuan Hasil
o
1 keras whatman dipotong dengan ukuran kertas whatman ukuran 7,5
7,5 x 3 cm sebanyak 2 lembar x 3 cm
2 kertas dilubangi dan dikaitkan dengan kertas whatman ukuran 7,5
benang. x 3 cm
3 ditotolkan Ag+, Fe2+, Cu2+, dan campuran kertas whatman dan sampel
keduanya
4 dicelupkan kedalam chamber yang berisi fase gerak (eluen) : aseton
aseton dan aquades dengan perbandingan dan aquades (9:1) mencapai
9:1 garis batas
5 dispray dengan H2SO4 10% Tidak muncul warna
6 jarak sampel Ag+= 0 cm
Cu2+= 0 cm
Fe2+ = 0 cm
7 jarak eluen 5,5 cm

Tabel 2. Untuk Pemisahan Karbohidrat


N Perlakuan Hasil
o
1 keras whatman dipotong dengan ukuran kertas whatman ukuran 7,5
7,5 x 3 cm sebanyak 2 lembar x 3 cm
2 kertas dilubangi dan dikaitkan dengan kertas whatman ukuran 7,5
benang. x 3 cm
3 ditotolkan sukrosa, maltosa, dan campuran kertas whatman dan sampel
keduanya
4 dicelupkan kedalam chamber yang berisi fase gerak (eluen) : aseton
aseton dan aquades dengan perbandingan dan aquades (9:1) mencapai
9:1 garis batas
5 dispray dengan H2SO4 10% Laktosa berwarna merah
kebiruan dan fruktosa dan
glukosa tidak muncul warna
6 jarak sampel sukrosa = 0 cm
glukosa = 0 cm
laktosa = 4,7 cm
7 jarak eluen 5,5 cm
4.2 Pembahasan

Pemisahan secara kromatografi memiliki banyak metode, salah satunya


adalah kromatografi kertas. Kromatografi kertas merupakan metode pemisahan
sederhana yang digunakan untuk memisahkan komponen pigmen zat warna
(Vina, 2018). Percobaan pertama yaitu untuk pemisahan ion logam. Pada
percobaan ini digunakan kertas saring whatman sebagai fase diam. Digunakan
kertas saring whatman karena pori porinya besar sehingga perembesan noda
menjadi teratur dan cepat. Kertas tersebut dipotong hingga berbentuk persegi
panjang dengan ukuran 7,5 x 3 cm. Pada masing-masing kertas wattman yang
sudah dipotong di beri batas bawah dan batas atas sepanjang 1,5 cm menggunakan
pensil. Tujuan pemberian batas bawah adalah agar antara totolan warna dan
pelarut memiliki jarak sehingga totolan tidak langsung berinteraksi dengan pelarut
sedangkan jarak atas digunakan sebagai batas penyerapan eluen. Jarak pun
digambar menggunakan pensil, karena pensil tidak berinteraksi dengan pelarut
tidak seperti pen dan spidol. Kemudian kertas dilubangi dan dikaitkan dengan
benang. Tujuan dari pemberian lubang ini agar kertas whatman tidak mudah
bergeser didalam bejana kromatografi (chamber). Sampel yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu Ag+, Fe2+, Cu2+. Selanjutnya ditotolkan Ag+, Fe2+, Cu2+, dan
campuran keduanya pada kertas whatman. Jarak antara sampel diberi jarak
tersebut agar tidak terjadi reaksi antara sampel pertama dan kedua karena jarak
yang terlalu dekat serta agar lebih mudah di amati. Totolan tidak boleh terlalu
banyak tetapi hanya sekali totolan tiap sampel, hal ini bertujuan agar komponen
warna yang akan dideteksi tidak meluap. Setelah ditotolkan tunggu terlebih
dahulu hingga totolan tersebut kering.
Aseton dan aquades digunakan sebagai fase gerak (eluen) dalam
percobaan ini dengan perbandingan 9 : 1. Totolan dari sampel diusahakan tidak
tercelup pada pelarut karena jika hal tersebut terjadi dapat menyebabkan senyawa
yang dipisahkan akan terlarut, akibatnya sampel rusak dan tidak bisa diidentifikasi
dan dihindari kertas menyentuh dinding chamber karena akan mempengaruhi
perambatan dari noda. Selanjutnya kedua larutan tersebut di homogenkan dan
dijenuhkan dalam gelas beaker yang ditutup dengan gelas arloji selama 5-7 menit.
Tujuan penjenuhan adalah untuk menjadikan eluen memenuhi chamber dan
fungsinya sebagai fasa gerak dalam kromatografi berjalan dengan baik. Jika eluen
tidak memenuhi chamber, maka distribusi daripada fasa diam tidak akan dapat
berjalan sehingga kromatografi gagal dan hasil yang diperoleh tidak teliti. Setelah
kering, dicelupkan kedalam chamber yang berisi aseton dan aquades dengan
perbandingan 9:1 sampai mencapai garis batas. Dilakukan pengulangan satu kali
dengan cara yang sama dan diamati pergerakan bercak masing-masing sampel
Selanjutnya disprey dengan H2SO4 10% bertujuan untuk membuat penampakan
noda semakin jelas. Jarak antar sampel 0 cm dan jarak eluen yaitu 5,5 cm.
Percobaan kedua yaitu untuk pemisahan karbohidrat. Sampel yang
digunakan dalam percobaan ini yaitu sukrosa, glukosa, laktosa. Selanjutnya
ditotolkan sukrosa, glukosa, laktosa dan campuran keduanya pada kertas
whatman. Setelah kering, sampel dicelupkan kedalam chamber yang berisi aseton
dan aquades dengan perbandingan 9:1 sampai mencapai garis batas. . Dilakukan
pengulangan satu kali dengan cara yang sama dan diamati pergerakan bercak
masing-masing sampel. Selanjutnya disprey dengan H2SO4 10% . Laktosa
berwarna merah kebiruan dan fruktosa dan glukosa tidak muncul warna .
Diperoleh jarak antar sampel yaitu sukrosa = 0 cm, glukosa = 0 cm dan laktosa =
4,7 cm dan jarak eluen yaitu 5,5 cm.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan kromatograafi kertas adalah


Pada kertas saring wattman yang pertama untuk pemisahan ion logam, jarak noda
tidak ada dikarenakan kesalahan praktikkan dalam melakukan praktikum yaitu
dengan memanaskan kedalam oven hingga hangus. Sedangkan pada kertas saring
wattman yang kedua hanya analit laktosa yang bergerak hingga mencapai jarak
4,7 cm dari eluen yang bergerak hingga batas atas yaitu 5,5 cm. Dari hasil
tersebut dapat dihitung nilai Rf nya sebesar 0,85 cm.

5.2 Saran

Saran yang dapat diajukan pada percobaan kali ini yaitu untuk percobaan
selanjutnya dapat digunakan sampel yang berbeda, alat dan bahan dilaboratorium
di lengkapi serta lebih teliti saat praktikum berlangsung agar memperoleh data
yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Ardianingsih, R. 2009. Penggunaan Hight Performance Liquid Chromatografi


Dalam Proses Analisa Deteksi Ion. Jurnal Berita Dirgantara. 10(1)

Edahwati, L. 2010. Perpindahan Massa Karbohidrat Menjadi Glukosa Dari Buah


Kersen Dengan Proses Hidrolisis. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik. 10(1)

Fitri, A, S dan Yolla, A, N, F. 2020. Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat.


Jurnal Sainteks. 17(1)

Listyorini, R., Eko, S, M., dan Rima, S, A. 2018. Pengaruh Konsentrasi Asam
Sulfat Dan Lama Perendaman Terhadap Kuat Lentur Kayu Kelapa
Implementasi Pada Mata Kuliah Ilmu Bahan Bangunan. Ijcee. 4(1)

Rizalina, H., Edy, E., Sri, M., Bowo, N., dan Suparno. 2018. Optimasi
Penentuan Kadar Metanol dalam Darah Menggunakan Gas
Chromatography. Indonesian Journal of Chemistry Science. 7(3)

Rosalina, V., Tasvira, E., dan Lisa, T. 2018. Pengembangan Animasi Berbasis
Simulasi Molekul pada Metode Kromatografi. Jurnal Inovasi Pendidikan
Kimia. 2(1)

Rubiyanto, D. 2017. Metode kromatografi. Yogyakarta: Deeppublish


LAMPIRAN

1. Prosedur Kerja
a) Untuk Pemisahan Ion Logam

Kertas saring Whatman

Dipotong dengan ukuran 7,5 x 3 cm dua lembar


Dibuat garis dengan melintang dengan pensil sekitar 1,5 cm
dari pinggir bawah dan atas
Dibuat titik 1,5 cm dari tepi kiri dan kanan kertas. Jarak 2 titik
dibagi dua lalu ditengah kertas di beri tanda untuk batas
penotolan
Sampel ditotolkan pada titik-titik yang telah dibuat. Sampel
berupa Fe2+, Ag+, Cu2+ dan campuran keduanya.

Diikat ujung kertas dengan benang.


Dimasukkan ke dalam chamber yang berisi eluen (aseton +
Sampel dielusi
aquades 9:1) untuk proses elusi.

Kertas dikeluarkan saat fasa gerak mencapai garis batas pada


kertas.
Dikeringkan pada suhu kamar.
Disemprotkan H2SO4 10% menggunakan sprayer pada kertas.

Diamati noda yang muncul.


Diukur jarak tiap noda.
Diukur jarak gerak pelarut.
Dihitung Rf masing-masing
Agkomponen.
+
= 0 cm
Cu2+ = 0 cm
b) Untuk Pemisahan Karbohidrat

Kertas saring Whatman

- Dipotong dengan ukuran 7,5 x 3 cm dua lembar


- Dibuat garis dengan melintang dengan pensil sekitar 0,5 cm
dari pinggir bawah dan atas
- Dibuat titik 1,5 cm dari tepi kiri dan kanan kertas. Jarak 2
titik dibagi dua lalu ditengah kertas di beri tanda untuk
batas penotolan
- Sampel ditotolkan pada titik-titik yang telah dibuat. Sampel
berupa sukrosa, glukosa, fruktosa dan campuran keduanya.
- Diikat ujung kertas dengan benang.
- Dimasukkan ke dalam chamber yang berisi eluen (aseton +
aquades 9:1) untuk proses elusi.

Sampel dielusi

- Kertas dikeluarkan saat fasa gerak mencapai garis batas


pada kertas.
- Dikeringkan pada suhu kamar.
- Disemprotkan H2SO4 10% menggunakan sprayer pada
kertas.
- Diamati noda yang muncul.
- Diukur jarak tiap noda.
- Diukur jarak gerak pelarut.
- Dihitung Rf masing-masing komponen.

Laktosa = 4,7 cm
Glukosa = 0 cm
Fruktosa = 0 cm
2. Analisis Data
a). Untuk Pemisahan Karbohidrat

 Jarak Laktosa = 4,7 cm


 Jarak eluen/gerak pelarut = 5,5 cm
Dimana:
jarak gerak zat terlarut
Rf = , sehingga
jarak gerak pelarut
4,7
Rf Laktosa= =0,85
5,5

Anda mungkin juga menyukai