PERCOBAAN 2
NAMA KELOMPOK :
JURUSAN GIZI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
DASAR TEORI
Golongan 1 Ag, Pb, dan Hg adalah logam-logam yang berada sebagai nitrat
dalam asam nitrat encer. Larutan ditotolkan pada kertas dan dibiarkan kering
diudara selama satu jam. Pelarutnya terdiri dari n butil alkohol, yang dicampur
dengan 5 persen (V/V). Asam asetat glasial, yang disusul dengan air sampai
keruh. Pemisaha (elusi) dimulai dalam atmosfer yang dijenuhi pelarut selama 12-
16 jam. Potongan kertas diambil dari bejana ekstraksi, dikeringkan dalam udara,
dan kemudian disemprot dengan larutan ditizon 0,05 persen dalam kloroform.
Kromatografi pada kertas biasanya melibatkan kromatografi pembagian
atau penjerapan. Pada kromatografi pembagian senyawa terbagi dalam pelarut
alcohol yang sebagian besar tidak bercampur dengan air (misanya n-butanol) dan
dalam air. Campuran pelarut klasik yaitu n-butanol – asam asetat – air (4:1:5,
lapisan atas) (disingkat BAA), memang dirancang sebagai sarana untuk
meningkatkan kadar air lapisan n-butanol (Harbone, 1996: 10).
Pada tahap identifikasi atau penamakan noda, jika noda sudah berwarna
dapat langsung diperiksa dan ditentukan harga Rf-nya. Besaran Rf ini
(kependekan dari “rate of flow”) menyatakan derajat retensi suatu komponen
dalam fasa diam. Karena itu Rf juga disebut faktor referensi atau faktor refensi.
Harga Rf dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi jarak yang
ditempuh oleh eluen (fasa gerak) setiap komponen mempunyai harga Rf sendiri-
sendiri. dengan menggunakan zat baku, noda dapat didentifikasi (Soebagio Dkk,
2002: 83-84).
BAB 3
METODE
3.1 Alat
1. Ruang pengembang (Toples)
2. Benang
3. Jarum
4. Pipa kapiler
5. Hair dryer (pengering)
6. Penggaris
7. Gunting
3.2 Bahan
1. Larutan baku Ag+
2. Larutan baku Pb2+
3. Larutan baku Hg2+
4. Larutan CH3COOH
5. Larutan K2Cr2O7
6. Larutan KI
7. Kertas saring
3.3 Prosedur
1) Pembuatan larutan pengembang
1 Mempersiapkan ruang pengembang
2 Mengisi ruang pengembang dengan larutan asam asetat ( air 1 : 1
sebanyak 25 ml )
3 Menjenuhkan campuran larutan asam asetat dan air
4 Menutup rapat ruang pengembang
2) Cara Kerja
1 Menyiapkan kertas saring, dan dipotong 24 cm x 12 cm
2 Memberikan batas dengan pensil 2 cm dari pinggir kertas saring
3 Membagi kertas saring menjadi 6 kolom
4 Memberikan nomor 1-6 di tiap kolom. Nomor ganjil untuk larutan
sampel dan nomor genap untuk larutan standar.
5 Meneteskan sampel ke masing-masing kertas saring 3 kali pada
kolom ganjil dan mengeringkan larutan sampel dengan
menggunakan hair dryer
6 Meneteskan larutan baku Ag+ pada kolom nomor 2, Pb2+ pada
kolom nomor 4, Hg2+ pada kolom nomor 6 pada masing-masing
kertas saring.
7 Menjahit kertas saring yang berisi larutan sampel dan larutan
baku
8 Memasukkan kertas saring ke dalam chamber yang berisi 40 ml
larutan asam asetat : air = 1 : 1
9 Menjaga larutan pengembang tidak menyentuh cuplikan
10 Menutup ruang pengembang
11 Mengambil cuplikan jika larutan sudah mencapai ¾ bagian
12 Mengeringkan cuplikan
13 Menggunting setiap 2 kolom pada Ag+ --sampel, Pb2+ --sampel,
Hg2+ --sampel
14 Menyemprot dengan pereaksi pengenal K2Cr2O7 dan KI
15 Ag(I) dengan dikromat akan dihasilkan warna merah, Pb(II)
dengan KI akan dihasilkan warna kuning, Hg(II) dengan KI akan
dihasilkan warna merah
BAB 4
4.1 HASIL
4.1.1 Data pengamatan
Nama Warna Nilai Jarak Nilai
Senyawa Rf
Dikromat KI Komponen Eluen
(Kolom 1) (Kolom 3 dan 5)
Sampel Tidak Kolom 3: Merah 4,1 cm 6,5 cm 0,631
A berwarna (-) Pb
(-) Ag Kolom 5: Merah
(+) Hg
Sampel Merah Kolom 3: kuning 3,8 cm 7,9 cm 0,481
B (+) Ag pucat (-) Pb
Kolom 5: kuning
pucat (-) Hg
Sampel Tidak Kolom 3: kuning 3,6 cm 5,8 cm 0,620
C berwarna (+) Pb
(-) Ag Kolom 5: kuning
(-) Hg
a) Larutan Standar Ag
Diketahui : Jarak komponen = 3,85 cm
Jarak eluen = 7,9 cm
Ditanya : Nilai Rf
Jawab :
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
𝑅𝑓 =
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑒𝑙𝑢𝑒𝑛
3,85 𝑐𝑚
𝑅𝑓 =
7,9 𝑐𝑚
Rf = 0,487
b) Larutan Standar Pb
Diketahui : Jarak komponen = 3,5 cm
Ditanya : Nilai Rf
Jawab :
3,5 𝑐𝑚
𝑅𝑓 =
5,8 𝑐𝑚
Rf = 0,603
c) Larutan Standar Hg
Diketahui : Jarak komponen = 4,2 cm
Ditanya : Nilai Rf
Jawab :
4,2 𝑐𝑚
𝑅𝑓 =
6,5 𝑐𝑚
Rf = 0,646
Perhitungan Rf Sampel
a) Nilai Rf Sampel A
Diketahui : Jarak komponen = 4,1 cm
Ditanya : Nilai Rf
Jawab :
4,1 𝑐𝑚
𝑅𝑓 =
6,5 𝑐𝑚
Rf = 0,631
b) Nilai Rf Sampel B
Diketahui : Jarak komponen = 3,8 cm
Ditanya : Nilai Rf
Jawab :
3,8 𝑐𝑚
𝑅𝑓 =
7,9 𝑐𝑚
Rf = 0,481
c) Nilai Rf Sampel C
Diketahui : Jarak komponen = 3,6 cm
Jawab :
3,6 𝑐𝑚
𝑅𝑓 =
5,8 𝑐𝑚
Rf = 0,620
4.2 Pembahasan
kolom pada sampel dan larutan standar Ag+ , Pb2+ dan Hg2+ .
Selanjutnya pada sampel dengan larutan standar Ag+ disemprot dengan
pereaksi pengenal K2Cr2O7 , sedangkan pada sampel dengan larutan
Dari hasil analisis data nilai Rf untuk setiap ion logam berbeda, ini
karena adanya perbedaan kelarutan komponen ion-ion logam tersebut
dalam eluen sehingga menyebabkan kecepatan bergerak komponen juga
berbeda.
BAB 5
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum pemisahan ion-ion logam Pb2+, Ag+ dan Hg2+ secara
kromatografi kertas didapatkan hasil dari sampel A, B dan C diketahui bahwa
Sampel A mengandung ion Hg2+ dengan nilai Rf sampel sebesar 0,631, pada
sampel B mengandung ion Ag+ dengan nilai Rf sampel sebesar 0,481, dan pada
sampel C mengandung ion Pb2+ dengan nilai Rf sampel sebesar 0,620.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya saat praktikan
menyemprotkan reagen pada sampel secukupnya saja agar warna pada
spot yang terbentuk tidak mudah hilang dan bisa diidentifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Triwahyuni, Endang dan Erna Susilawati. 2003. Identifikasi Zat Warna Sintetis
pada Agar- agar Tidak Bernerk yang dijual di Pasar Doro Pekalongan
dengan Metode Kromatografi Kertas. Jurnal Litbang. Vol. II, NO. 1.
Semarang
LAMPIRAN