ANALISIS INSTRUMENTASI
Dosen Pengampu :
Oleh :
Kelompok 7
Onky Damara *** (140332605285)
Nurakhma Yuniawati (140332600586)
Qurotta Ayun (140332600933)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Februari 2017
A. Tujuan Percobaan
Mengetahui komponen utama spektrofotometer, cara mengoperasikan,
cara melakukan matching kuvet dan membuat spektrum serapan.
B. Dasar Teori
Dengan berkembangnya ilmu dan teknolofi saat ini, analisis kimia
dengan menggunakan metoda fisik dalam hal identifikasi dari berbagai selek-
tifitas fungsi polimer campuran, pemodifikasi dan aditif digunakan untuk
plastik dan elastomer. Spektroskopi infra merah, metoda pengukuran fotometer
UV, gas dan liquid kromatografi dan spektroskopi masa bersama sama dengan
dari metoda pengukuran termoanalisis (DSC-TGA) merupakan alat yang teliti
sebagai pilihan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif bahan.
Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai
bantuan dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap
sebagai suatu perluasan pemeriksaan visual yang dengan studi lebih mendalam
dari absorpsi energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan
dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih
besar.
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis
yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara
kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan
cahaya. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut
spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan
inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang
lebih berperan adalah elektron yang adapada atom ataupun molekul yang ber-
sangkutan.
Pada pekerjaan analisis yang sesungguhnya, semestinya selalu diawali
dengan melakukan matching kuvet yang memiliki tujuan untuk mengetahui
apakah kuvet yang digunakan mempunyai diameter yang sama. Hal ini perlu
dilakukan karena menurut hukum Lambert-Beer, nilai A berbanding lurus
dengan nilai b dan C. Kemudian dilakukan analisis larutan yang menghasilkan
spektrum serapan. Dari spektrum tersebut, akan diketahui panjang gelombang
dimana zat akan melakukan penyerapan maksimum.
Alat yang digunakan yaitu Spektronik-20. Alat ini memiliki prinsip
yaitu sumber cahaya akan terpancar mengenai sistem monokromator (P0)
kemudian akan mengenai kuvet yang berisi sampel kemudian fraksi cahaya (P)
akan diterima oleh detektor/ prosesor. Setelah itu detektor/ prosesor tersebut
akan memunculkan data antara lain nilai transmitansi (T) dan absorbansi (A)
yang memiliki rumusan:
P
T=
P0
P
A=log T =log
P0
D. Langkah Kerja
1. Kalibrasi
Langkah pertama yang kami lakukan yaitu petunjuk alat diikuti
untuk mengklibrasi 0%T (diukur saat kuvet dalam keadaan kosong) dan
100%T (diukur saat kuvet dalam keadaan terisi larutan) dengan meng-
gunakan aquades (blanko).
2. Matching Kuvet
Setelah alat selesai dikalibrasi, langkah selanjutnya yaitu disiapkan
6 kuvet serta disiapkan larutan CoCl 2 kedalam 5 kuvet dan 1 kuvet diisi
dengan aquades (blanko). Diatur posisi 0%T dan 100T, kemudian diukur
%T larutan CoCl2 dengan menggunakan kuvet-kuvet yang disediakan.
Kuvet yang menghasilkan %T yang sama ditandai.
3. Membuat Spektrum Serapan
Kuvet yang sama hasil dari percobaan 2 sebanyak 2 disiapkan, satu
kuvet diisi larutan aquades (blanko) dan yang satunya diisi larutan CoCl2.
Kemudian, diukur %T larutan CoCl2 mulai panjang gelombang 500-540 nm
dengan interval 5 nm (spektrofotometer jarum) dan 3 nm (spektrofotometer
digital). Kemudian dibuat spektrum serapannya pada kertas grafik (A vs )
serta ditentukan panjang gelombangnya.
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
antara lain:
Alat spektrofotometer yang digunakan yaitu Spektronik-20 (Digital dan
Jarum).
Matching kuvet dilakukan untuk mengkalibrasi antara sampel dengan
blanko sehingga didapatkan hasil yang sempurna.
Spektrum serapan dengan sampel larutan CoCl2 memiliki puncak absorbansi
(A) maksimum pada panjang gelombang () 512 nm.
Dengan Spektronik-20 (Digital) lebih mudah lebih teliti dalam pengukuran
absorbansinya (A) daripada dengan menggunakan Spektronik-20 (Jarum).
H. Daftar Pustaka
Day R dan Underwood A. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Penerjemah: Sopyan Iis. Terjemahan dari Quantitative Analysis Sixth
Edition. Jakarta: Erlangga
Tim Dosen KBK Analitik. 2017. Petunjuk Praktikum Analisis Instrumentasi.
Malang: Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
I. Jawaban Pertanyaan
p
T
p0
1. Pada rumusan kami dapat memperoleh P dan P0 eksperimen saat:
P0 = cahaya/ energi yang datang melewati blanko (aquades).
P = cahaya/ energi yang datang melewati sampel.
Keterangan:
A = Sampel (larutan CoCl2)
B = 5 kuvet berisi larutan CoCl2 dan 1 kuvet berisi larutan blanko (aquades)
C = Spektrofotometer model jarum
D = Spektrofotometer model digital