Anda di halaman 1dari 8

1.

Pengertian kromatografi kertas (KK)


2. Jenis kromatografi kertas (KK)
3. Prinsip kerja kromatografi kertas (KK)
4. Cara penggunaan kromatografi kertas (KK) + Alat dan bahan
5. Kelebihan dn kekurangan kromatografi kertas (KK)
6. Gambar-gambar

Penyelesaian :
1. Kromatografi kertas merupakan metode analitik yang digunakan untuk memisahkan
bahan kimia berwarna, terutama pigmen. Ini juga dapat digunakan untuk memisahkan
warna primer atau sekunder dalam tinta. Metode ini telah banyak digantikan dengan
kromatografi lapisan tipis, tetapi masih tetap merupakan alat pembelajaran yang baik.
Kromatografi kertas dua arah, atau dikenal juga sebagai kromatografi dua dimensi,
melibatkan penggunaan dua pelarut dan memutar posisi 90° pada saat penggantian
pelarut. Metode ini berguna untuk pemisahan campuran senyawa yang kompleks dengan
kepolaran yang hampir mirip.
2. Jenis kromatografi kertas adalah
1. Kromatografi Kertas Satu Arah
2. Kromatografi Kertas Dua Arah
3. Kromatografi kertas menurun-Pada jenis ini, pengembangan kromatogram adalah
menurun dengan membiarkan pelarut bergerak turun mengaliri kertas.
4. Kromatografi kertas menanjak-Di sini, pelarut bergerak mendaki kertas
kromatografi. Baik kromatografi kertas menurun maupun menanjak digunakan untuk
pemisahan bahan kimia organik dan anorganik.
5. Kromatografi kertas naik-turun-Merupakan gabungan kedua teknik di atas. Bagian
atas kromatografi menanjak dapat dilipat pada sebuah rol di bagian atas bejana, dan
aliran eluen akan menurun setelah melewati lipatan.
6. Kromatografi kertas radial-Disebut juga sebagai kromatografi sirkuler. Di sini,
digunakan kertas saring berbentuk lingkaran, dan sampel ditotolkan di pusat kertas.
Setelah noda mengering, kertas saring diletakkan horisontal di atas cawan petri yang
berisi pelarut, sehingga sumbu kertas tercelup ke dalam pelarut. Pelarut mengalir naik
melalui sumbu dan komponen terpisah dalam bentuk zona-zona melingkar.
7. Kromatografi kertas dua dimensi-Dalam teknnik ini, digunakan kertas berbentuk
bujur sangkar. Sampel ditotolkan di salah satu sudut dan dikembangkan dengan sudut
yang tepat sesuai arah aliran yang diinginkan.

3. Prinsip kerja kromatografi kertas adalah pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-
komponen bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada
perbedaan bercak warna. Prinsip kromatografi kertas adalah adsorbsi dan kepolaran,
dimana adsorbsi didasarkan pada panjang komponen dalam campuran yang diadsorbsi
pada permukaan fase diam dan kepolaran komponen berpengaruh karena komponen akan
larut dan terbawa oleh pelarut  jika memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan
migrasi pada fase diam dan fase gerak. Sedangkan prinsip kerja kromatografi kertas
adalah pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju
yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.

Prinsipnya didasarkan pada adsorbsi dan kepolaran, di mana adsorbsi didasarkan pada
panjang komponen dalam campuran yang diadsorbsi pada permukaan fase diam. dan
kepolaran komponen berpengaruh karena komponen akan larut dan terbawa oleh
pelarut  jika memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan
fase gerak. Dalam teknik kromatografi kertas, proses pengeluaran asam mineral dari
kertas disebut desalting. Larutan ditempatkan pada kertas dengan menggunakan
mikropipet pada jarak 2-3 cm dari salah satu ujung kertas dalam bentuk coretan garis
horizontal. Setelah kertas dikeringkan, diletakkan di ruang yang sudah dijenuhkan dengan
air atau dengan pelarut yang sesuai. Penjenuhan dapat dilakukan 24 jam sebelum analisis.
Descending adalah salah satu teknik di mana cairan dibiarkan bergerak menuruni kertas
akibat gravitasi. Pada teknik ascending, pelarut bergerak ke atas dengan gaya kapiler.
Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun ascending. Sedangkan yang ketiga
dikenal sebagai cara radial atau kromatografi kertas sirkuler. Kondisi – kondisi berikut
harus diperhatikan untuk memperoleh nilai Rf yang reprodusibel. Temperatur harus
dikendalikan dalam variasi tidak boleh lebih dari 0,5oC. Kertas harus didiamkan dahulu
paling tidak 24 jam dengan atmosfer pelarutnya, agar mencapai kesetimbangan sebelum
pengaliran pelarutnya pada kertas. Dilakukan beberapa pengerjaan yang parallel, Rfnya
tidak boleh berbeda lebih dari 0,02.

4. Peralatan Dan Bahan Dalam Kromatografi Kertas

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan teknik pemisahan
menggunakan metode kromatografi antara lain yaitu pipa kapiler, gunting, tabung gelas,
penutup tabung gelas, penggaris, pensil, pipet tetes dan beberapa alat yang lain yang
mungkin dibutuhkan. Sedangkan bahan yang diperlukan antara lain yaitu kertas whatman
atau kertas selulosa sebagai fase diam, pelarut sebagai fase gerak dan beberapa larutan
lain yang diperlukan sesuai dengan komponen campuran yang akan dipisahkan.

Hal–hal yang perlu diperhatikan :

1. Jenis Kertas
2. Kertas selulosa murni / kertas ini khusus dibuat untuk kromatografi, dapat dipergunakan
kertas whatman no. 1 dan no. 3 yang terdiri dari x-selulosa 98-99% dan B-selulosa 0,3-
1,0%.
3. Kertas selulosa yang telah dimodifikasi

 Dengan zat kimia, contoh : kertas diasetilasi dengan zat kimia untuk pemisahan steroid.
 Kertas yang di Impregnase, contoh : kertas di impregnasi dengan minyak untuk
pemisahan amina.
 Kertas yang diberi zat tambahan

1. Cara kerja Kromatografi kertas


2. Potong kertas saring 2×12 cm.
3. Tandai dengan menggunakan pensil dari tepi bawah (2 cm) dan tepi atas (1cm).
4. Totolkan tinta pada garis tepi bawah.
5. Masukkan akuades dalam gelas ukur.
6. Masukkan kertas saring ke dalam gelas ukur dengan posisi totolan tinta berada dibawah
(totolan tinta jangan sampai masuk ke dalam akuades).
7. Biarkan sampai terjadi elusi.
8. Tandai bercak dengan menggunakan pensil.
9. Ulangi cara kerja nomer 1 hingga 7 dengan menggunakan pelarut isopropyl alcohol.

Penjelasannya sebagai berikut :

Cara kerjanya cuplikan yang mengandung campuran yang akan dipisahkan diteteskan /
diletakkan pada daerah yang diberi tanda di atas sepotong kertas saring dimana ia akan
meluas membentuk noda yang bulat. Bila noda telah kering kertas dimasukkan dalam
bejana tertutup yang sesuai dengan satu ujung, dimana tetesan cuplikan ditempatkan,
tercelup dalam pelarut yang dipilih sebagai fasa gerak (jangan sampai noda tercelup
karena berarti senyawa yang akan dipisahkan akan terlarut dari kertas).

Pelarut bergerak melalui serat dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen
dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut. Bila permukaan
pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah waktu yang telah
ditentukan, kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda
dan lembaran kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa berwarna maka mereka
akan terlihat sebagai pita atau noda yang terpisah. Jika senyawa tidak berwarna harus
dideteksi dengan cara fisika dan kimia yaitu dengan menggunakan suatu pereaksi–
pereaksi yang memberikan sebuah warna terhadap beberapa atau semua dari senyawa-
senyawa. Bila daerah dari noda yang terpisah telah dideteksi, maka perlu
mengidentifikasi tiap individu dari senyawa. Metoda identifikasi yang paling mudah
adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut,
menggunakan harga Rf.

Tahapnya adalah :

1. Tahap penotolan cuplikan

Mula-mula menyiapkan kertas kromatografi dengan ukuran tertentu. Kertas yang


digunakan memiliki susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak
sebagai tempat untuk mengalirnya fase bergerak. Lalu membuat garis awal dengan jarak
2-3 cm dengan salah satu ujung kertas dengan menggunakan pensil. Selanjutnya totolkan
larutan cuplikan dengan menggunakan mikropipet atau pipa kapiler pada garis awal tadi,
kemudian keringkan. Misalkan Kita ingin mengetahui tinta mana yang digunakan untuk
menulis pesan. Dalam diagram pena diberi label 1, 2 dan 3 dan tinta pesan sebagai M.

2. Tahap pengembangan

Pada tahap ini ujung kertas kromatografi dekat garis awal yang telah berisi totolan
cuplikan dicelupkan ke dalam pelarut (pelarut untuk contoh ini misalnya etanol) yang
terdapat di dalam bejana kromatografi. Pencelupan diusahakan tidak merendam totolan
cuplikan atau garis awal. Kemudian bejananya ditutup. Biarkan pelarut merembes
melewati totolan cuplikan. Komponen-komponen cuplikan akan terbawa oleh rembesan
cuplikan. Perbedaan kelarutan komponen-komponen cuplikan dalam pelarut akan
mengakibatkan kecepatan bergerak komponen-komponen dalam kertas juga berbeda.
Perbedaan kecepatan bergerak komponen-komponen ini lebih umum disebut migrasi
deferensial. Pemisahan komponen-komponen ini terjadi karena migrasi deferensial. Hasil
pemisahan akan nampak sebagai noda-noda berwarna pada kertas dengan jarak yang
berbeda-beda dari garis awal. Noda-noda ini selanjutnya disebut sebagai kromatogram.
Perembesan pelarut dihentikan setelah pelarut hampir mencapai ujung kertas. Pekerjaan
selanjutnya adalah memberi tanda batas gerakan pelarut, dan kemudian kertas diangkat
dari cairan pengelusi untuk seterusnya dikeringkan.

3. Tahap identifikasi atau penampakan noda.

Dari contoh kromatogram yang dihasilkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang
mengandung pewarna yang sama dengan pena yang digunakan untuk membuat pesan
adalah nomor 2. Pada kasus ini, tidak dibutuhkan pengukuran nilai , karena kita dapat
melihat secara langsung perbandingan warnanya pada kertas kromatogram. Tetapi, bila
kita menguji sampel dengan menggunakan satu kertas untuk satu sampel, maka kita harus
menghitung nilai  nya.

Menghitung nilai Rf 

Rf (rate of flow) menyatakan derajad retensi suatu komponen dalam fase diam. Karena itu
Rf juga disebut faktor refensi. Rf adalah jarak tempuh relatif terhadap pelarut. Harga R f
mengukur kecepatan bergeraknya zona relatif terhadap garis depan pengembang.
Kromatografi yang dihasilkan diuraikan dan zona-zona dicirikan dengan nilai-nilai R f.
Nilai Rf didefinisikan oleh hubungan:
Pengukuran ini dilakukan dengan mengukur jarak dari titik pemberangkatan (pusat zona
campuran awal) ke garis depan pengembang dan pusat rapatan tyiap zona. Nilai R f harus
sama baik pada descending maupun ascending. Nilai R f akan menunjukkan identitas suatu
zat yang dicari. Jika ada substansi yang memiliki nilai  yang sangat serupa, maka dilakukan
pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi kertas dua arah. Pada prosesnya
menggunakan dua pelarut yang berbeda. Misalnya kita menggunakan zat warna sebagai
sampel. Prosedur yang harus dilakukan adalah:

1. Tahap pertama

Mula-mula titik tunggal campuran ditempatkan pada salah satu ujung garis dasar.
Kemudian masukkan kedalam pelarut seperti yang sebelumnya hingga pelarut mendekati
ke atas kertas.

2. Tahap kedua

Pada kromatogram, posisi depan pelarut ditandai dengan pensil sebelum kertas mengering,
diberi lebel sebagai SF1. Kemudian masukkan kedalam pelarut yang pertama, dihasilkan
titik sentral besar dalam kromatogram yaitu sebagian biru dan sebagian hijau. Dua pewarna
dalam campuran memiliki nilai  yang sudah hampir sama.

3. Tahap ketiga

Menunggu kertas kering sepenuhnya, dan kemudian memutar kertas sampai 900 dan
kemudian mengembangkan kromatografi lagi di dalam suatu pelarut yang berbeda. Bintik-
bintik akan bergerak dengan jumlah yang berbeda, hal ini menyebabkan terjadinya
perbedaan nilai. Jika kita ingin mengidentifikasi titik-titik dalam campuran maka kita harus
menghitung nilai  nya untuk disetiap tempat, dan kemudian membandingkannya dengan
nilai-nilai yang telah diukur untuk senyawa yang dikenal dengan kondisi yang sama persis.
Apabila kita mengidentifikasinya dengan zat pembanding pada kromatogram yang sama
seperti yang dilakukan diawal dengan pena, maka kita tidak bisa mengidentifikasinya.
Karena campuran yang dipisahkan pada contoh ini terpisah menjadi empat tempat yang
berbeda.

Aplikasi teknik pemisahan kromatografi kertas dalam kehidupan sehari-hari adalah:

1. Menentukan komponen yang terkandung dalam uang logam


2. Menguji apakah bahan pewarna yang digunakan dalam makanan aman atu tidak
untuk dikonsumsi.
3. Menguji tinta yang digunakan pada pemalsuan dokumen, seperti surat perjanjian,
cek dan giro.
4. Menguji apakah terdapat obat terlarang dalam urin manusia.
5. Memeriksa apakah pestisida yang terdapat dalam sayuran atau bahan-bahan masih
dalam batas aman atau tidak.
6. Mengetahui kandungan asam amino tertentu dari campuran asam amino.
7. Dapat mengidentifikasikan keberadaan suatu unsur.

5.Kromatografi kertas merupakan metode analisa kualitatif senyawa sederhana.


Kelebihan kromatografi kertas adalah sebagai berikut:
1. Tidak diperlukan peralatan yang teliti dan mahal
2. Dapat diperoleh hasil yang baik walaupun dengan peralatan dan materi yang
sederhana
3. Senyawa yang terpisah dapat dideteksi pada kertas dan diidentifikasi

Selain memiliki kelebihan-kelebihan seperti tersebut di atas, kromatografi kertas juga


memiliki kekurangan-kekurangan di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Banyaknya permasalahan menyangkut cara pemasukan fasa gerak, perambatan fasa


gerak, dan penggumpalan
2. Membutuhkan waktu lama
3. Keterbatasan parameter senyawa yang diuji

6. Gambar-gambar

Anda mungkin juga menyukai