Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA FISIK

PENGANTAR KROMATOGRAFI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kimia Analitik

Dosen : Drs. M Firman Solihat, M.T

Di susun Oleh Kelompok 8 :

1. Alfitra Akbar Heruadi ( 2011E2004 )


2. Elma Nurul Maulinda ( 2011E2016 )
3. Haerun Nisa Alviani ( 2011E2020 )
4. Ina Nursafina (2011E2021)

SEKOLAH TINGGI ANALIS BHAKTI ASIH BANDUNG

Jl. Padasuka Atas No.233, Padasuka, Kec. Cimenyan, Bandung, Jawa Barat 4019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulisan makalah tentang uji kualitatif ini dapat terselesaikan
dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah dengan judul “Pengantar Kromatografi” ini saya susun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kimia Analitik yang diberikan oleh bapak Drs. M Firman Solihat, M.T
Untuk itu saya menyusun makalah ini dengan harapan dapat membantu pembaca untuk
lebih memahami lagi tentang uji kualitatif ini untuk memperlancar proses pembelajaran.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan dalam
proses pembuatan makalah. Penulis berharap terbuka pada kritik dan saran sebagai bagian
dari revisi makalah kimia analitik ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk orang-
orang lain.

Wassalammualaikum.wr.wb.

Cianjur , 21 Januari 2021

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II ISI..................................................................................................................................3
A. Sejarah Kromatografi......................................................................................................3
B. Pengertian Kromatografi.................................................................................................3
C. Prinsip Dasar Kromatografi............................................................................................4
D. Jenis-jenis Kromatografi.................................................................................................5
BAB III PENUTUP..................................................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekarang ini deteksi sifat spesifik suatu senyawa menjadi sangat


penting,terutama dalam bidang farmasi, kimia, dan klinik, serta bidang lainnya. Suatu
analisis kimia seperti pengambilan cuplikan, pemisahan senyawa pengganggu, isolasi
senyawa yang dimaksudkan, pemekatan terlebih dahulu sebelum identifikasi dan
pengukuran banyak dilakukan. Banyak metode analisis seperti spektrofotometri,
manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan
waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan teknik
kromatografi.  Tanpa teknik kromatografi, sintesis senyawa murni (atau hampir
murni) akan sangat sukar, dan dalam banyak kasus, hampir tidak mungkin. Pada
umumnya sebelum suatu senyawa diidentifikasi dan dapat di ukur kadarnya,  perlu di
pisahkan dari matriknya. Oleh karna itu, pemisahan merupakan langkah penting
dalam analisis kualitatif. Suatu analisis kimia menjadi meragukan jika pengukuran
sifat tidak berhubungan dengan sifat spesifik senyawa terukur. Analisis meliputi
pengambilan cuplikan, pemisahan senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang
dimaksudkan, pemekatan terlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran.
Terdapat banyak teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan teknik yang paling
banyak di gunakan.
Berbagai metode kromatografi memberikan cara pemisahan paling kuat.
Karena pemanfaatannya yang leluasa, dipakai secara luas untuk pemisahan analitik
dan preparatif. Biasanya, kromatografi analitik dipakai pada tahap permulaan untuk
semua cuplikan, dan kromatografi preparatif hanya dilakukan jika diperlukan fraksi
murni dari campuran. Pemisahan secara kromatografi dilakukan dengan cara
mengotak-atik langsung beberapa sifat fisika umum dari molekul. Pemisahan senyawa
biasanya menggunakan beberapa teknik kromatografi. Pemilihan teknik kromatografi
sebagian besar bergantung pada sifat kelarutan senyawa yang akan dipisahkan.

1
2

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1. Bagaimana sejarah ditemukannya kromatografi?
2. Apa pengertian kromatografi?
3. Bagaimana prinsip dasar kromatografi?
4. Apa saja jenis-jenis kromatografi?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan makalah ini dibuat adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah ditemukannya kromatografi
2. Untuk mengetahui pengertian kromatografi
3. Untuk mengetahui prinsip dasar kromatografi
4. Untuk mengetahui jenis-jenis kromatografi
3
BAB II

ISI

A. Sejarah Kromatografi

Kromatografi sebagai metode pemisahan secara fisikokimia telah ditemukan


sejak awal abad ke 20 oleh seorang botanist keturunan Rusia-Italia, M.S. Tswet. Ia
memaparkan penomena pemisahan yang berdasarkan pada absorpsi pada 21 maret
1903 pada Warsaw Society of Natural Sciences, yang kemudian dia beri nama
Chromatography, merupakan transliterasi dari bahasa Yunani (greek) yang artinya
penulisan warna.
Sejarah Kromatografi berkembang, Sepuluh tahun setelahnya, L.S. Palmer di
US dan C. Dhere di Eropa secara independen mempublikasikan proses pemisahan
yang mirip dengan Tswet. Pada 1931, Lederer bersama dengan Kuhn dan Winterstein
mempublikasikan paper tentang purifikasi xantofil pada kolom absorpsi CaCO3
berdasarkan prosedur Tswet. Pada tahun 1941, A. J. P. Martin and R. L. M. Synge
dari Cambridge University menemukan kromatografi partisi, dan mendapatkan nobel
pada tahun 1952.
Kromatografi yang ditemukan oleh Tswet dalam bentuk kromatografi cair-
padat (liquid-solid chromatography) mengalami perkembangan selama lebih dari 50
tahun ke dalam bentuk kromatografi gas (gas chromatography), kromatograafi lapis
tipis (Tin Layer chromatography) dan kromatografi cair-cair (liquid-liquid
chromatography). Adalah prof. Horvath dari Yale university, mendesain instrumen
yang memiliki kolom yang kecil, yang sangat resisten terhadap aliran fase gerak,
inilah HPLC, dan nama HPLC diperkenalkan oleh Prof. Horvart pada tahun 1970
pada the Twenty-first Pittsburgh Conference in Cleveland.

B. Pengertian Kromatografi

4
5

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan


pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen
(berupa molekul) yang berada pada larutan. Atau kromatografi adalah proses
melewatkan sampel melalui suatu kolom, perbedaan kemampuan absorpsi terhadap
zat-zat yang sangat mirip mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa
yang di sebut kromatogram. Pada dasarnya, semua kromatografi menggunakan dua
fase yaitu satu fase tetap (stationary) dan yang lain fase bergerak (mobile).
Pemisahan-pemisahan tergantung pada gerakan relative dari dua fase ini. Cara-cara
kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat fase tetap, yang dapat
berupa zat padat atau zat cair. 
Jika fase tetap berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai
kromatografi serapan, jika zat cair dikenal sebagai kromatografi partisi. Karena fase
bergerak dapat berupa zat cair atau gas maka semua ada empat system kromatografi.
Prinsip pemisahan kromatografi yaitu adanya distribusi komponen-komponen dalam
fasa diam dan fasa gerak berdasarkan perbedaan sifat fisik komponen yang akan
dipisahkan.

C. Prinsip Dasar Kromatografi

Prinsip dasar kromatografi adalah jumlah zat terlarut yang berbeda pada
masing-masing komponen di waktu tertentu saat terjadi kesetimbangan antara fase
diam dan fase geraknya. Pemisahan campuran dengan metode kromatografi dapat
terjadi jika suatu molekul atau senyawa memiliki sifat yang berbeda, antara lain
sebagai berikut.
1. Memiliki kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut.
2. Memiliki sifat untuk berikatan yang berbeda satu sama lain dengan fase diamnya.
3. Memiliki sifat mudah menguap (volatil) pada suhu yang berbeda.

Senyawa-senyawa yang akan dipisahkan terlebih dahulu ditempatkan pada sistem


tertentu (seperti kolom), dimana pada sistem tersebut terdapat bagian yang diam (fase
diam, berupa padatan atau cairan) dan kemudian dialirkan melalui bagian fase gerak.
Selama proses pengaliran tersebut, akan ada interaksi antara senyawa dengan fase
diamnya, sehingga terjadi proses pelarutan, absorpsi, dan penguapan dari komponen
senyawa yang akan dipisahkan. Sifat dari komponen penyusun senyawa tersebut akan
6

menentukan apakah komponen-komponennya mampu bergerak bebas (berinteraksi


lemah) atau berinteraksi kuat di dalam fase diamnya.

Apabila semua komponen tidak dapat bergerak dalam fase diam, proses
pemisahan tidak mungkin dapat dilakukan. Jika komponen dapat bergerak, maka
proses pemisahan selanjutnya tergantung pada seberapa besar kecepatan komponen-
komponen tersebut. Selain itu juga dipengaruhi oleh perbedaan kecepatan dengan
kecepatan fase gerak yang digunakan dalam sistem tersebut. Pemilihan fase gerak
penting dilakukan dalam proses kromatografi untuk memastikan semua komponen
dapat bergerak dengan kecepatan berbeda-beda, sehingga proses pemisahan dapat
terjadi. Pada dasarnya, kromatografi merupakan migrasi diferensial, dimana
komponen-komponen sampel ditahan secara selektif oleh fase diamnya.

D. Jenis-jenis Kromatografi

1. Kromatografi kertas

Kromatografi kertas adalah kromatografi yang menggunakan kertas selulosa


murni yang mempunyai afinitas besar terhadap air atau pelarut polar
lainnya. Kromatografi kertas digunakan untuk memisahkan campuran dari
substansinya menjadi komponen-komponennya.Pelarut bergerak lambat pada
kertas, komponen-komponen  bergerak pada laju yang berbeda dan campuran
dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.

2. Kromatografi Lapis Tipis


7

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah cara pemisahan campuran senyawa


menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang digunakan.
Kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk memisahkan senyawa – senyawa
yang sifatnya hidrofobik seperti lipida – lipida dan hidrokarbon yang sukar
dikerjakan dengan kromatografi kertas. Pada cara penggunaan KLT hampir sama
dengan penggunaan Kromatografi kertas, hanya saja pada KLT fase diamnya
menggunakan plat gelas/ logam/ aluminium foil sedangkan pada kromatografi
kertas menggunakan kertas saring.

3. Kromatografi Kolom

Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai


alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Didasarkan pada
absorbsi komponen2 campuran dengan afinitas berbeda terhadap permukaan fase
diam. Absorben bertindak sebagai fase diam dan fase geraknya adalah cairan yang
mengalir membawa komponen campuran sepanjang kolom. Sampel yang
mempunyai afinitas besar terhadap absorben akan secara selektif tertahan dan
afinitasnya paling kecil akan mengikuti aliran pelarut.

4. Kromatografi Gas
8

Kromatografi gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-


komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati
suatu lapisan serapan (sorben) yang diam. Gas pembawa (biasanya menggunakan
helium, argon / nitrogen) dengan tekanan tertentun dialirkan secara konstan
melalui kolom yang berisi fase diam. Komponen sampel akan terabsorbsi oleh
fase dim dengan kecepatan berbeda.
 
5. Liquid Liquid Chromatography (LLC)

LLC adalah kromatografi pembagian dimana partisi terjadi antara fase gerak
dan fase diam yang kedua-duanya zat cair. Dalam hal ini fase diam tidak boleh
larut dalam fase gerak. Umumnya sebagai fase diam digunakan air dan sebagai
fase gerak adalah pelarut organik. Misalnya pada kromatografi kertas, sebagai fase
diam adalah air yang terserap pada serat selulosa dari kertas.

6.  Liquid Solid Chromatography (LSC)


9

LSC adalah kromatografi penyerapan. Sebagai adsorben digunakan silika gel,


alumina, penyaring molekul atau gelas berpori dipak dalam sebuah kolom
dimana komponen-komponen campuran dipisahkan dengan adanya fase gerak.
Kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis (TLC) merupakan teknik
pemisahan yang masuk golongan ini.
7. Ion-exchange chromatography

Teknik ini menggunakan zeolitas, resin organik atau anorganik sebagai


penukar ion. Senyawaan yang mempunyai ion-ion dengan afinitas yang berbeda
terhadap resin yang digunakan dapat dipisahkan. Analisa asam-asam amino
adalah yang umum dilakukan dengan cara ini. Contoh lain adalah asam-asam
nukleat dan analisis garam-garam anorganik.

8. Exclusion chromatography
10

Dalam teknik ini, gel nonionik berpori banyak dengan ukuran yang sama
digunakan untuk memisahkan campuran berdasarkan perbedaan ukuran
molekulnya (BM). Molekul-molekul yang kecil akan memasuki pori-pori dari gel
sedangkan molekul besar akan melewati sela-sela gel lebih cepat bila
dibandingkan dengan molekul yang melewati pori-porinya. Jadi urutan elusi
mula-mula adalah molekul yang lebih besar, molekul sedang, dan terakhir
molekul yang paling kecil. Bila sebagai penyaring digunakan gel yang hidrofil
(Sephadex) maka teknik ini disebut gel filtration chromatography dan bila
digunakan gel yang hidrofob (polystyrene-divinylbenzene) disebut gel
permeation chromatography.

9. HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

Teknik pemisahan HPLC memiliki banyak keunggulan dibanding dengan


kromatografi lainnya, diantaranya adalah: cepat dalam proses analisa, resolusi
yang lebih tinggi, sensitivitas detektor yang lebih tinggi, kolom yang dipakai
11

dapat digunakan kembali, ideal dan cocok untuk zat bermolekul besar dan
berionik dan mudah untuk rekoveri sampel. HPLC boleh dibilang sebagai teknik
tercanggih dalam metode kromatografi. HPLC juga menggunakan sistem
instrumen seperti pada kromatogarfi gas. Di dalam teknik ini juga digunakan
tekanan dan kecepatan yang cukup tinggi sehingga mampu dihasilkan resolusi
yang lebih baik.
Jenis kromatografi yang bermanfaat dalam analisa kualitatif dan kuantitatif
yang digunakan dalam penetapan kadar dan pengujian Farmakope Indonesia
adalah kromatografi Kolom, Kromatografi Gas, Kromatografi Kertas,
Kromatografi Lapis Tipis dan KCKT.

Teknik kromatografi yang umum digunakan dibidang farmasi yaitu


kromatografi kolom, kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, kromatografi
gas, dan high performance liquid chromatography (kromatografi cair kinerja
tinggi / KCKT).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kromatografi sebagai metode pemisahan secara fisikokimia telah ditemukan


sejak awal abad ke 20 oleh seorang botanist keturunan Rusia-Italia, M.S. Tswet. Ia
memaparkan penomena pemisahan yang berdasarkan pada absorpsi pada 21 maret
1903 pada Warsaw Society of Natural Sciences, yang kemudian dia beri nama
Chromatography, merupakan transliterasi dari bahasa Yunani (greek) yang artinya
penulisan warna.

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan


pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen
(berupa molekul) yang berada pada larutan. Atau kromatografi adalah proses
melewatkan sampel melalui suatu kolom, perbedaan kemampuan absorpsi terhadap
zat-zat yang sangat mirip mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa
yang di sebut kromatogram. Pada dasarnya, semua kromatografi menggunakan dua
fase yaitu satu fase tetap (stationary) dan yang lain fase bergerak (mobile).
Pemisahan-pemisahan tergantung pada gerakan relative dari dua fase ini. Cara-cara
kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat fase tetap, yang dapat
berupa zat padat atau zat cair. Jenis-jenis kromatografi diantaranya, yaitu :
1. Kromatografi Kertas
2. Kromatografi Lapis Tipis
3. Kromatografi Kolom
4. Kromatografi Gas
5. Liquid Liquid Chromatography (LLC)
6. Liquid Solid Chromatography (LSC)
7. Ion-Exchange Chromatography
8. Exclusion Chromatography
9. HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

12
13

Pada dasarnya, semua kromatografi menggunakan dua fase yaitu satu fase
tetap (stationary) dan yang lain fase bergerak (mobile). Pemisahan-pemisahan
tergantung pada gerakan relative dari dua fase ini. Cara-cara kromatografi dapat
digolongkan sesuai dengan sifat-sifat fase tetap, yang dapat berupa zat padat atau zat
cair.

B. Saran

Demikian makalah ini di susun, tentunya banyak kekurangan baik dalam segi
isi atau penyampaiannya. Oleh karena itu, Kami mengharap kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Kami juga berharap dengan makalah pengantar kromatografi yang telah
disajikan dalam bab pembahasan dapat dijadikan referensi ataupun tambahan
wawasan bagi pembaca sehingga dapat membedakannya dan dapat menerapkannya
secara tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Sisi Edukasi. (2018) Makalah Kromatografi.


https://contohmakalahdocx.blogspot.com/2018/05/contoh-makalah-kromatografi.html
Diakses 07 Maret 2021

Among Guru. (2020) Tehnik Kromatografi, tujuan, jenis dan prinsip kerjanya.
https://www.amongguru.com/teknik-kromatografi-tujuan-jenis-dan-prinsip-kerjanya/ Diakses
07 Maret 2021

All About Knowledge. (2017) Jenis Kromatografi.

https://yoeselynwangi.blogspot.com/2017/12/jenis-jenis-kromatografi.html Diakses 07 Maret


2021

iii

Anda mungkin juga menyukai